Sebutkan 3 contoh Pelanggaran HAM di Dunia Internasional

Hak Asasi Manusia [HAM] adalah hak dasar atau hak pokok milik manusia sejak lahir, sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. HAM merupakan hak dasar yang melekat dan sifatnya universal. Jadi, HAM bisa berlaku dimana saja, untuk siapa saja, dan kapan saja.

Hak Asasi Manusia dibagi menjadi 3 yaitu hak dasar [hak pokok], hak manusia sejak lahir, dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 1 angka 1 UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yakni seperangkat hak setiap individu.  Hak ini wajib dihormati, dilindungi oleh negara, hukum, dan perlindungan harkat martabat manusia.

Pasal diatas juga membahas kasus pelanggaran yang diakibatkan karena seseorang, kelompok, termasuk aparat negara. Pelanggaran HAM ini bisa terjadi karena sengaja atau tidak sengaja, secara hukum bermaksud untuk membatasi peran hak pada individu atau kelompok. 

Baca Juga

Pelanggaran HAM sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, contoh kasusnya yaitu pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pengeroyokan, sampai pelecehan. Berdasarkan bentuk pelanggaran HAM dibagi menjadi dua yaitu diskriminasi dan penyiksaan.

Berdasarkan Bentuk

Diskriminasi adalah suatu pembatasan, pengucilan, dan pelecehan atas dasar perbedaan agama, suku, ras, etnis, kelompok, golongan, jenis kelamin, dan keyakinan. Diskriminasi termasuk bentuk pelanggaran HAM karena pengurangan atau penghapusan kebebasan dasar kehidupan individu atau kelompok.

Penyiksaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sengaja oleh kelompok atau seseorang. Penyiksaan ini menimbulkan rasa sakit, penderitaan, dan trauma seseorang secara jasmani dan rohani.

Advertising

Advertising

Pelanggaran HAM berat sampai mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan, perampokan, perbudakan, penganiayaan, dan penyanderaan. Menurut UU RI Nomor 26 Tahun 2000, memuat tentang pengadilan HAM ada dua pelanggaran HAM berat yaitu genosida dan kejahatan kemanusiaan.

Genosida adalah perbuatan untuk memusnahkan atau menghancurkan kelompok etnis, bangsa, ras, dan kelompok agama. Genosida bisa mengakibatkan fisik dan mental pada para korban.

Sedangkan kejahatan kemanusiaan adalah serangan yang ditujukan pada masyarakat sipil. Contoh kejahatan kemanusiaan yaitu perbudakan, pemusnahan, pengusiran paksa, dan perampasan kemerdekaan yang melanggar hukum internasional.

Kasus pelanggaran HAM ini tidak mengancam keselamatan seseorang. Tetapi kasus ini masuk kategori berbahaya. Contoh kasus pelanggaran HAM ringan yaitu pencemaran lingkungan, pemakaian bahan berbahaya untuk makanan atau minuman, pemukulan, pencemaran nama baik, dan menahan kebebasan berekspresi.

Kasus Pelanggaran Ham di Indonesia

Kasus ini terjadi karena manusia memiliki dua sisi baik sementara yang lain memiliki sisi jahat. Keinginan jahat ini membuat manusia melakukan pelanggaran HAM.

Pelanggaran HAM bisa juga terjadi karena interaksi aparat pemerintah dan masyarakat sendiri. Contoh kasus pelanggaran HAM biasa yaitu kasus pencemaran i Laut Timor dan kasus pembakaran hutan di Jambi dan Riau. Berikut contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. mengutip dari situs kemdikbud.go.id.

Kerusuhan Tanjung Priok [1984]

Kasus pelanggaran ini terjadi pada 12 September 1984, mengakibatkan 24 orang tewas, 36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Dalam peristiwa ini terjadi kerusuhan antara aparat dan warga sekitar.

Penculikan aktivis politik [1998]

Tahun 1998 terjadi penculikan dan hilangnya beberapa aktivitas. Menurut catatan dari Kontra ada 23 orang terdiri dari 1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, sedangkan 13 orang lain dinyatakan hilang.

Peristiwa Trisakti dan Semanggi [1998 dan 1999]

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998, menewaskan 4 mahasiswa Trisakti dan puluhan lainnya luka-luka. Tragedi Trisakti Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999.

Kasus Terbunuh Marsinah [1994]

Marsinah adalah aktivitas hak-hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia menjadi korban pelanggaran HAM yang kini para pelaku belum ditemukan.

Kasus Munir [2004]

Munir Said Thalib adalah aktivis HAM pada zaman orde baru. Munir melakukan pembelaan pada orang-orang yang tertindas. Namun tahun 2004, Munir ditemukan meninggal dunia dalam pesawat menuju ke Amsterdam. Dari hasil autopsi forensik Belanda, menemukan racun arsenik dalam jasad Munir.

Kasus Bom Bali [2002]

Kasus Bom Bali terjadi di tahun 2002 dan 2005. Peristiwa tersebut dilakukan oleh teroris yang memakan banyak jiwa dari masyarakat Indonesia dan negara asing.

Kasus Dayak dan Madura [2000]

Konflik terjadi karena bentrokan antara suku Dayak dan Madura sehingga terjadi pertikaian etnis. Pertikaian ini membuat banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

Selain kasus besar diatas, ada kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Contoh kasus pelanggaran HAM di lingkungan keluarga

  1. Orang tua yang menyiksa, menganiaya, dan membunuh anak sendiri
  2. Orang tua yang memaksa keinginan anaknya seperti dipaksa menikah, bekerja, dan memilih sekolah
  3. Anak yang melawan dan menganiaya orang tua atau keluarga
  4. Anggota keluarga yang menyiksa asisten rumah tangga seenaknya

Contoh Kasus Pelanggaran HAM di sekolah

  1. Pelajar menghina pelajar lain
  2. Adanya kasus siswa menganiaya siswa lain
  3. Guru memberi hukuman keterlaluan pada siswanya secara fisik seperti menendang, mencubit, dan dijewer
  4. Tawuran pelajar antar sekolah yang menewaskan korban

Contoh pelanggaran HAM di masyarakat

  1. Pertikaian antar kelompok, geng, atau suku karena terjadi konflik sosial
  2. Masyarakat main hakim sendiri pada pencuri
  3. Masyarakat merusak fasilitas umum karena kecewa dengan kebijakan pemerintah

Baca Juga

Mengutip dari Modul Pembelajaran PPKN Kelas XI, ada 2 faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya pelanggaran HAM.

Faktor Internal berasal dari diri pelaku pelanggar HAM. Faktor internal ini dilatarbelakangi oleh sikap egois, rendahnya kesadaran HAM, dan sikap tidak toleran.

Pelanggar HAM biasanya memiliki sikap egois yang semaunya sendiri sehingga mengabaikan kewajibannya. Pelaku memakai segala cara supaya haknya terpenuhi sampai melanggar hak orang lain. Selain itu pelanggar HAM akan berbuat seendaknya dan melakukan penyimpangan. Sikap tidak toleran ini menyebabkan diskriminasi pada orang lain.

Faktor ini berada di luar manusia namun mengubah individu atau kelompok melakukan pelanggaran HAM. Faktor ini disebabkan oleh penyalahgunaan kekuasaan, tidak tegasnya aparat penegak hukum, penyalahgunaan teknologi, kesenjangan sosial dan ekonomi tinggi.

Pelanggaran HAM adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau aparat negara atau kelalaian hukum yang secara sengaja atau tidak sengaja menyebabkan berkurangnya, tercabutnya, atau terhalanginya hak orang lain.

Di Indonesia dan di dunia, pelanggaran HAM banyak terjadi.

Contoh kasus pelanggaran HAM akan dibahas pada paragraf berikutnya.

Contoh Kasus Pelanggaran HAM Internasional

Di dunia internasional, kasus pelanggaran HAM banyak sekali terjadi.

Kasus-kasus tersebut terjadi sejak zaman perang dunia hingga zaman modern sekarang ini.

Berikut ini contoh kasus pelanggaran HAM Internasional.

1. Kasus muslim Rohingya di Myanmar

Muslim Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Mereka sudah tinggal di tempat itu sejak nenek moyang mereka.

Namun, pada tahun 2015, Pemerintah Myanmar, mengusir mereka dan membantai mereka yang tidak mau pindah.

Mereka diberantas haknya karena mereka adalah kaum minoritas dan dianggap tidak memiliki kewarganegaraan.

Pada tahun pertama, sebanyak 80.000 warga Rohingya kehilangan tempat tinggal, 1200 warga hilang, dan 650 orang tewas.

Menurut laporan Reuters, sebanyak 700.000 warga etnis Rohingnya melarikan diri dari serangan militer Myanmar selama pelanggaran HAM yang berlangsung dari tahun 2016 hingga 2017.

2. Kasus pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Israel adalah negara bentukan orang Yahudi yang mengungsi di Palestina.

Pada awalnya, orang-orang Yahudi tersebut hidup rukun berdampingan dengan orang Palestina.

Namun, lama-kelamaan mereka malah membentuk negara dan mengakui tanah Palestina yang mereka tinggali sebagai kekuasaan mereka.

Kini, Israel telah mencaplok wilayah kekuasaan Palestina serta mengusir warganya hingga negara ini menjadi negara kecil dan mudah ditindas.

Militer Israel juga rajin melakukan serangan militer kepada warga Palestina.

Banyak warga sipil dan bahkan relawan yang menjadi korban serangan tersebut.

Israel juga mengadakan blokade, sehingga warga Palestina memiliki akses yang sangat terbatas.

Mereka hanya bisa mengakses makanan dan obat-obatan, itu saja dalam jumlah terbatas.

Akses keluar masuk Palestina juga diperketat oleh militer Israel.

3. Kekejaman Hitler di Jerman

Pada zaman rezim Adolf Hitler, warga Yahudi yang tinggal di Jerman merasakan kehidupan yang mencekam.

Mereka diusir dan dibantai secara besar-besaran oleh pemimpin Nazi ini.

Pembantaian ini dikenal dengan nama holokaus dan menewaskan sekitar 6 juta orang Yahudi.

Pembantaian massal ini terjadi pada era perang dunia ke dua.

Orang yahudi Eropa yang tinggal di Jerman atau wilayah kekuasaannya akan dibawa ke kamp konsentrasi.

Di sana, mereka disiksa atau diperintah melakukan kerja paksa hingga akhirnya meninggal.

Sebagian lainnya di bawa ke kamp pemusnahan dimana mereka dimasukkan ke dalam kamar gas hingga tewas.

4. Kekejaman Husni Mubarak di Mesir

Husni Mubarak adalah diktator Mesir yang berkuasa selama 30 tahun, yaitu sejak 1981 sampai 2011.

Ia didesak mundur oleh para pendemo di Kairo.

Para pendemo ini kemudian ditembaki oleh pasukan pengikut Mubarak hingga ratusan demonstran tewas.

Mubarak juga terkenal otoriter dan kejam…

Selama masa kepemimpinannya, banyak terjadi kasus penyiksaan dan penculikan yang dibuat-buat oleh polisi.

Target polisi tersebut adalah orang-orang oposisi.

Selain itu, banyak tahanan yang mengalami perlakuan kejam.

Sehingga, dilaporkan bahwa, dari tahun 2000 hingga 2009, ada 125 kasus penyiksaan yang berakibat tewasnya tahanan.

5. Pelanggaran HAM Uni Soviet terhadap Afghanistan

Pada tahun 1979 hingga 1990, Uni Soviet yang kini pecah menjadi Rusia dan negara lainnya melakukan intervensi terhadap Afghanistan.

Pada awalnya, 85 ribu tentara Uni Soviet datang ke negara ini untuk membantu pemerintah mengatasi pergolakan yang sedang terjadi dan mereka berniat menciptakan perdamaian.

Akan tetapi, alasan ini ternyata hanya kedok belaka.

Mereka malah memecah Afghanistan menjadi beberapa negara bagian.

Tentara Soviet juga menyerang siapa saja yang dianggap mencurigakan serta menghalangi tujuan mereka.

Akibatnya, banyak warga Afghanistan yang tewas.

6. Pelanggaran HAM di Suriah di bawah kepemimpinan Bashar Al Assad

Bassar Al Ashad adalah pemimpin Suriah.

Ia memimpin negara ini sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya yang telah meninggal.

Rezim pemerintahannya merupakan sebuah rezim yang kejam.

Banyak kebijakan presiden ini yang ditentang oleh warga melalui demonstrasi.

Bashar Al Assad dan pengikutnya yang tidak terima didemo, akhirnya menyerang para demonstran.

Alhasil, kerusuhan terjadi dan puluhan warga sipil tewas ditembak pasukan militer.

Selama rezim ini, ada banyak sekali kekejaman yang terjadi.

Penyiksaan, pemerkosaan wanita Yazidi, dan penyerangan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap pemberontak.

Hingga kini perang saudara di Suriah masih berlangsung dan mengakibatkan 500 ribu orang tewas dan 11 juta orang mengungsi.

7. Pembantaian muslim Bosnia

Pada tahun 1992 hingga 1995, sebuah perang sipil terjadi antara Bosnia dan Serbia.

Perang ini terjadi setelah negara Yugoslavia pecah menjadi negara-negara kecil.

Dalam perang ini, 800 muslim Bosnia yang tinggal di Sebrenica dibantai.

8. Kekejaman Rezim Apartheid

Rezim apartheid atau kulit putih berkuasa di Afrika Selatan setelah perang Dunia II.

Dalam kekuasaan rezim ini, ras kulit hitam atau berwarna dipisahkan dalam berbagai segi kehidupan.

Warga kulit putih yang sebenarnya warga minoritas menguasai 80% wilayah Afrika Selatan.

Sisanya, yang dikenal dengan sebutan homeland, diperuntukkan bagi warga kulit hitam.

Salah satu contoh politik apartheid ini adalah pemisahan fasilitas publik.

Rumah sakit, objek wisata, sekolah, dan fasilitas lain yang digunakan oleh warga kulit putih tidak boleh digunakan oleh warga kulit hitam.

Warga asli Afrika Selatan juga harus memiliki izin jika ingin meninggalkan homeland.

Karena tindakan diskriminasi yang sangat tidak manusiawi ini, warga kulit hitam melakukan protes.

Namun sayangnya, protes ini hanya berujung pada tewasnya 500 sampai 1000 warga kulit hitam.

Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Meski Indonesia adalah negara yang relatif kecil, namun ada cukup banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi.

Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

1. Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998.

Dalam tragedi ini terjadi peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti.

Pada tahun 1998, terjadi krisis moneter yang berakibat ke banyak sektor.

Keadaan ini mengundang aksi protes mahasiswa.

Pada tanggal tersebut mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan longmarch menuju gedung MPR/DPR untuk kemudian melakukan demo.

Namun, sebelum sampai di gedung tersebut, aksi ini ditentang oleh polisi.

Setelah kedua pihak berunding, disepakati bahwa Polisi dan mahasiswa sama-sama mundur.

Saat mahasiswa mundur kembali ke kampus mereka, terjadi sebuah provokasi yang menyebabkan beberapa mahasiswa terpancing.

Akhirnya kerusuhan pun terjadi, polisi melakukan penembakan sehingga empat mahasiswa tewas dan beberapa luka-luka.

2. Pembunuhan Munir

Munir Said Thalib adalah seorang aktivis HAM.

Ia telah banyak melakukan pembelaan hukum pada orang-orang tertindas.

Salah satunya adalah menjadi pembela keluarga korban penculikan paksa yang terjadi pada tahun 1997 dan 1998.

Munir juga merupakan pengkritik pemerintah yang berkuasa saat itu.

Di tahun 2004, Munir ditemukan tewas dalam pesawat yang menuju Amsterdam.

Hasil autopsi yang dilakukan oleh tim forensik Belanda menemukan adanya senyawa arsenik dalam jasad Munir.

Hasil ini mengindikasikan bahwa aktivis HAM ini sengaja diracun oleh pihak tertentu yang bermaksud menyingkirkannya.

3. Peristiwa Tanjung Priok

Peristiwa Tanjung Priok terjadi pada 12 September 1984.

Berdasarkan hitungan resmi, peristiwa ini menyebabkan 24 orang tewas serta 54 orang terluka.

Akan tetapi, menurut perkiraan, ada lebih dari lebih dari 100 warga Tanjung Priok yang tewas, hilang, ataupun terluka.

Peristiwa ini diawali dengan kedatangan anggota Bintara ke Masjid As Saadah yang berlokasi di Tanjung Priok.

Ia memerintahkan pengurus masjid tersebut untuk melepas spanduk yang berbau kritik pemerintah.

Pihak masjid menolaknya dan anggota Bintara ini melepas atribut-atribut tersebut dengan cara masuk ke masjid tanpa melepas alas kaki.

Tindakan tersebut sangat tidak sopan dan menyulut kemarahan pengurus masjid beserta warga.

Mereka membakar motor dan menyerang anggota Bintara tersebut.

Pengurus masjid dan warga yang menyerangnya kemudian ditangkap.

Dua hari setelah penangkapan tersebut, warga muslim Tanjung Priok melakukan aksi protes untuk membebaskan kawan mereka.

Aksi ini dilakukan oleh ribuan orang namun tidak berhasil.

Kerusuhan pun terjadi dan pihak militer menembaki demonstran.

Selain korban tewas dan luka, kerusuhan ini juga mengakibatkan banyak orang ditahan.

4. Pembunuhan Marsinah

Marsinah adalah seorang buruh pabrik di Jawa Timur dan juga aktivis pada zaman Orde Baru.

Pada tahun 1993, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan surat edaran yang berisi agar perusahaan di Jawa Timur menaikkan upah buruh sebesar 20% dari gaji pokok.

Akan tetapi PT tempat Marsinah bekerja, PT Catur Putra Surya, tidak terlalu setuju dengan himbauan ini.

Akibatnya, Marsinah dan kawan-kawannya mogok kerja dan melakukan demonstrasi pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993.

Selain demonstrasi, Marsinah beserta 13 perwakilan buruh juga melakukan perundingan dengan pihak pabrik.

Pada tanggal 5 Mei, siang harinya, 13 teman Marsinah ditangkap Kodim Sidoarjo karena tuduhan menghasut para buruh agar tidak masuk kerja dan mengadakan rapat gelap.

Mereka dipaksa untuk mengundurkan diri. Marsinah kemudian datang ke Kodim untuk menanyakan dimana rekan-rekannya.

Malamnya, Marsinah menghilang.

Teman-temannya tidak ada yang tahu keberadaannya.

Mereka mencarinya selama tiga hari namun tidak menemukannya.

Marsinah baru ditemukan pada 8 Mei 1993 dalam keadaan meninggal.

Hasil autopsi menyebutkan bahwa Marsinah mengalami penyiksaan berat.

5. Pelanggaran HAM di Aceh

Pada tahun 1990 hingga 1998 terjadi pemberontakan rakyat Aceh.

Salah satu sebabnya adalah karena mereka tidak puas dengan pemerintah sehingga ingin memisahkan diri.

Oleh karenanya, pemerintah Indonesia mengadakan operasi militer di provinsi ini.

Akibat dari operasi militer ini, ada beberapa kasus pelanggaran HAM yang terjadi.

Operasi ini tidak hanya menewaskan pemberontak namun juga warga sipil.

Banyak warga Aceh yang meninggal akibat operasi ini.

Menurut catatan, ada sekitar 9 ribu hingga 12 ribu korban jiwa yang jatuh dalam operasi militer yang berlangsung selama 8 tahun ini.

6. Bom Bali

Bom Bali adalah aksi terorisme yang mengakibatkan ratusan korban tewas dan luka-luka.

Aksi terorisme ini dilakukan oleh kelompok teroris Solo dan Serang.

Beberapa pelakunya adalah Imam Samudra, Amrozi, dan Dulmatin.

Ada dua peristiwa bom Bali yang terjadi.

Yang pertama adalah pada tanggal 12 Oktober 2002.

Pada saat itu, bom meledak di Kuta.

Bom ini menyebabkan 202 orang tewas dan 209 luka-luka.

Sebagian besar korban tersebut adalah wisatawan asing.

Yang ke-dua terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005.

Ada tiga bom yang meledak pada malam itu, 1 di Kuta dan 2 di Jimbaran.

Bom ini menewaskan 23 orang, 4 diantaranya adalah wisatawan asing dan 3 adalah teroris.

7. Pembantaian Rawagede

Kampung Rawagede terletak di Karawang.

Pada agresi militer pertama, tepatnya 9 Desember 1947, terjadi pembantaian di kampung ini yang dilakukan oleh Belanda.

Pembantaian Rawagede menewaskan 431 penduduk.

Kurang lebih setahun kemudian, Belanda kembali menyerang kampung ini tanpa alasan.

Sebanyak 35 warga Rawagede tewas akibat serangan ini.

Pengadilan HAM Internasional baru memproses kasus ini berpuluh-puluh tahun kemudian.

Pada September 2011, pengadilan memutuskan bahwa pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab serta memberikan kompensasi kepada keluarga korban pembantaian ini.

8. Penculikan aktivis 97/98

Pada tahun 1997 dan 1998, Indonesia mengalami pergolakan yang cukup hebat.

Ketidakpuasan terhadap pemerintah membuat banyak aktivis semakin vokal menyuarakan penolakan pada pemerintah.

Keadaan genting menjelang pemilu 97 dan menjelang Sidang MPR 98 ini berbuntut penghilangan orang secara paksa.

Sebanyak 23 aktivis hilang pada periode tersebut. Sembilan diantara mereka dilepaskan kembali.

Satu korban ditemukan tewas.

Dan 13 korban hilang, lainnya tidak pernah kembali hingga kini.

Penculikan yang dilakukan oleh aparat negara ini terjadi di Solo, Lampung, dan paling banyak di Jakarta.

9. Tragedi Semanggi

Tragedi semanggi terjadi dua kali, yaitu Tragedi Semanggi I dan Tragedi Semanggi II.

Tragedi Semanggi I terjadi pada November 1998.

Masa transisi pemerintahan dari Orde Baru ke Reformasi mengakibatkan banyak kekacauan.

Alhasil, demo besar-besaran pun terjadi. tragedi ini menyebabkan 17 orang tewas.

Tragedi Semanggi II terjadi pada September 1999.

Aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa mengakibatkan reaksi keras militer yang berjaga.

Bentrok massa dan aparat ini menyebabkan satu mahasiswa tewas di Jakarta, 2 mahasiswa tewas di Lampung, dan satu tewas di Palembang.

10. Pembantaian Santa Cruz

Pembantaian Santa Cruz terjadi di Dili, Timor Timur, pada tanggal 12 November 1991.

Tragedi ini diawali dengan rencana kedatangan anggota parlemen Portugal dan 12 wartawan.

Akan tetapi, pemerintah Indonesia keberatan dengan kedatangan salah satu perwakilan wartawan yang berkebangsaan Australia.

Wartawan ini dicurigai mendukung kemerdekaan Timor Leste.

Mahasiswa yang mengetahui pembatalan ini pun merasa sangat kecewa.

Buntut kekecewaan ini adalah terjadinya konfrontasi antara pihak pro integrasi dan pihak pro kemerdekaan pada tanggal 28 Oktober 1991.

Konfrontasi ini menyebabkan dua orang tewas, Sebastiao Gomes dari pro kemerdekaan dan Afonso Henriques dari pro integrasi.

Mahasiswa menjadi semakin marah, mereka pun mengadakan aksi protes saat proses pemakaman Gomes.

Ketika jenazah Gomes dibawa ke tempat pemakaman, militer Indonesia menembaki para pelayat dan pendemo.

Akibat serangan ini, 271 orang tewas, 250 orang menghilang, dan 382 orang terluka.

Contoh kaus pelanggaran HAM di atas membuktikan bahwa pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi di negara mana saja, entah itu negara besar ataupun kecil.

Contoh-contoh tersebut juga membuktikan bahwa kekuasaan menjadi salah satu penyebabnya.

Pergolakan politik, konflik etnis, dan penguasa diktator dapat menyulut terjadinya pelanggaran HAM.

Originally posted 2020-01-03 13:35:55.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề