Sebutkan dan jelaskan beberapa nilai budaya Jepang 4 saja yang mendorong Jepang menjadi negara maju

Ahmad Haidir 12/06/2021 22:46 WIB

Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki tingkat kedisiplinan serta produktivitas kerja yang tinggi. Beberapa prinsip kerja bisa jadi contoh.

IDXChannel– Sebagai salah satu negara maju dari Benua Asia, bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki tingkat kedisiplinan serta produktivitas kerja yang tinggi.

Etos kerja orang Jepang ini telah ditanamkan dan diturunkan dari generasi ke generasi melalui sistem pendidikan yang diterapkan dalam dunia kerja, bahkan dalam kehidupan sehari.

Lalu apa yang membuat bangsa Jepang, yang juga terkenal dengan karakteristiknya sebagai workaholic alias gila kerja tersebut, memiliki etos kerja yang luar biasa? Ternyata ada beberapa prinsip dasar yang mengakar pada budaya mereka yang tentu bisa kita contoh dan terapkan jika ingin memiliki etos kerja seperti orang Jepang.

Ini dia beberapa prinsip kerja orang Jepang yang mengakar dari budaya mereka dirangkum oleh MNC Portal Indonesia berikut ini :

1.      Prinsip Hou-Ren-Sou

Hou-Ren-Sou atau dibaca Horenso adalah budaya kerja bangsa Jepang dalam berkomunikasi dan berdiskusi. Adapun prinsip Horenso ini merupakan singkatan dari tiga konsep yaitu Houkoku yang berarti melaporkan, Renraku yang bermakna menginformasikan, dan Soudan yang berarti konsultasi atau pra-konsultasi.

BACA JUGA:
Sudah Divaksin Tapi Masih Terpapar Covid-19, Ini Kata Kemenkes

Houkoku : Dalam budaya kerja orang Jepang, karyawan harus selalu melaporkan hasil kerjanya kepada atasan. Karena dengan melaporkan itulah seorang atasan akan dapat memberikan masukan berupa kritik dana tau saran kepada bawahannya, sehingga bawahan nantinya dapat menyelesaikan tugas seperti yang diharapkan.

Seorang atasan juga menilai proses dan hasil pekerjaan yang telah diberikan kepada bawahann melalui Houkoku. Setiap bawahan yang sedang bertugas harus mampu memberikan laporan setiap perkembangan aktivitas kerjanya yang dibuat berdasarkan data-data yang akurat dan jelas.

Renraku : Merupakan konsep yang berarti menginformasikan.Menginformasikan disini adalah masing-masing pihak, baik atasan maupun bawahan, benar-benar menyampaikan fakta dan informasi yang ada terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

Dengan adanya keterbukaan informasi dan komunikasi yang terjalin, diharapkan proses pekerjaan dapat berjalan lebih mudah karena bersifat kolaboratif.

Soudan : Konsep Soudan artinya mengkonsultasikan, yaitu proses konsultasi atau diskusi antara atasan dan bawahan.

Dalam dunia kerja, ada kalanya kondisi di lapangan jauh berbeda dengan kondisi yang diperkirakan.Pada saat itulah diperlukan proses Soudan, dimana karyawan dalam hal ini terutama bawahan akan bisa menerima pendapat, masukan, petunjuk dan saran dari atasan terkait proses penyelesaian masalah yang sedang dihadapi ataupun dalam sebuah proses pengambilan keputusan.

2.      Prinsip Kaizen

Merupakan salah satu budaya serta prinsip yang paling dipegang teguh oleh bangsa Jepang. Prinsip kaizen adalah prinsip terkait tepat waktu serta efektivitas, dalam hal ini adalah optimalisasi biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Hal itu mendorong bangsa Jepang untuk berkomitmen tinggi pada pekerjaan dan diselesaikan sesuai jadwal, karena jika tidak mengikuti jadwal, penyelesaian pekerjaan menjadi lambat yang akan menimbulkan berbagai kerugian.

Selain itu penerapan prinsip Kaizen ini tidak hanya terbatas persoalan kerjaan, namun sudah mendarah-daging di kehidupan sehari-hari bangsa Jepang. Orang Jepang terkenal sangat memperhatikan dan menghargai waktu. Semisal dalam hal janji untuk bertemu, sudah menjadi hal yang biasa bahwa orang Jepang bisa datang dan telah berada di lokasi pertemuan 10 bahkan sampai 30 menit sebelum waktu yang ditentukan.

Namun bagaimana jika seseorang mengalami keterlambatan? Karena kedisiplinan orang Jepang, yang harus dan perlu dilakukan adalah sesegera mungkin meminta maaf dan tidak perlu menjelaskan alasan mengapa sampai terlambat, apalagi sampai menceritakan berbagai alasan

3.      Prinsip Keishan

Salah satu prinsip dan budaya kerja orang Jepang yang sangat perlu untuk ditiru. Prinsip Keishan ini mengajarkan tentang untuk terus belajar dan berusaha, caranya adalah dengan senantiasa mengedepankan nilai-nilai seperti kreatif, inovatif dan produktif. Jangan pernah remehkan hal sekecil apapun, karena bisa jadi kita akan mendapatkan pembelajaran berharga melalui hal tersebut.


4.      Prinsip Bushido

Dari beberapa prinsip dan budaya kerja orang Jepang seperti yang telah disebutkan di atas, prinsip Bushido lah yang menjadi fundamental prinsip dari etos kerja bangsa Jepang.

Bushido juga memiliki arti ‘ksatria’. Adapun Bushido adalah prinsip tentang semangat kerja keras serta loyalitas yang didasarkan pada budaya samurai.

Untuk diketahui, seorang samurai sangat loyal dan total terhadap tanggungjawabnya. Bahkan ia rela untuk melakukan bunuh diri atau yang terkenal dengan sebutan hara-kiri ketika merasa telah gagal menunaikan tanggungjawabnya untuk menjaga kehormatan dirinya. Prinsip ini telah diwariskan secara turun-temurun. Maka tak perlu heran jikalau masyarakat Jepang terkenal dengan totalitasnya dalam bekerja.

Dari keempat prinsip tersebut, semuanya saling berkesinambungan dan harus senantiasa dipegang teguh jikalau kita ingin memiliki etos kerja selayaknya bangsa Jepang. Yuk bisa yuk!

[IND] 

Diperbarui 19 Agu 2022 - Dibaca 13 mnt

Kamu mungkin melihat bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat dengan etos kerja baik dan penuh etika.

Bahkan, hal tersebut sering kita lihat di restoran-restoran Jepang di Indonesia. Mengucapkan salam dan bahasa tubuh hormat lainnya merupakan kebiasaan yang sangat ditekankan oleh bisnis dengan budaya Jepang.

Ada 5 etos kerja dan prinsip masyarakat Jepang yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu kaizen, bushido, meishi kokan, keishan, dan ganbatte.

Sebelum masuk ke pembahasan mereka satu per satu, Glints ingin bertanya dulu, nih.

Nah, masing-masing dari pilihan itu merupakan adab alias kebiasaan kerja mereka. Ini dia penjelasan lengkapnya.

1. Kaizen

Dalam konteks bisnis dan produktivitas, Kaizen artinya adalah ‘pengembangan dan perbaikan yang terus menerus’. Tidak dalam pekerjaan saja, kaizen juga bisa diterapkan di kehidupan pribadi kamu. One Small Step Can Change Your Life: The Kaizen Way adalah bacaan yang menarik tentang prinsip ini.

Apa hal yang bisa dipelajari?

Secara umum, ada 6 langkah dasar dari ‘kaizen’, yaitu:

  • Standardize: Buat sebuah standar proses untuk setiap aktivitas yang terorganisir dan bisa diulang secara rutin
  • Measure: Ukur proses tersebut dengan data numerik seperti jumlah jam yang dibutuhkan, dsb.
  • Compare: Bandingkan hasil pengukuran dengan ketentuan standar
  • Innovate: Cari metode baru yang lebih baik dan efisien untuk mencapai hal yang sama atau bahkan lebih
  • Standardize: Ciptakan standar proses yang baru lagi dari metode yang sudah lebih efisian tersebut
  • Repeat: Ulang dari langkah 1 dan mulai kembali

Bagaimana cara menerapkannya?

  • Identifikasi di mana saja waktu dan energi kamu ‘terbuang’. Kalau ada sebuah project yang mendesak namun belum sempat kamu kerjakan dengan maksimal, mungkin kamu harus memangkas beberapa hal lain yang kurang mendesak. Atau, kalau kamu melakukan sebuah tugas yang repetitif, coba ukur waktu yang dibutuhkan dengan tools misalnya Pomodoro Timer.
  • Lakukan langkah-langkah kecil supaya bisa lebih efektif dan efisien. Misalnya, selama ini kamu merasa kamu tidak pernah mendapatkan waktu makan siang yang layak karena harus bekerja di jam tersebut. Identifikasi hal-hal yang dapat menghambat pekerjaan kamu selama ini. Mungkin mengurangi membaca artikel dan video online sambil bekerja? Atau datang ke kantor 10-15 menit lebih cepat.
  • Evaluasi dan perbaiki terus menerus. Cek kembali langkah-langkah kecil tersebut. Apakah sudah mencapai objektif yang kamu inginkan? Apa yang bisa lebih ditingkatkan.
  • Komitmen dengan waktu. Terlepas seberapa sering kamu melakukan evaluasi, yang terpenting dari kaizen adalah ketepatan waktu.

Baca Juga: Dapatkan Motivasi untuk Bekerja Keras dengan 6 Cara ini!

2. Bushido

Singkat kata, bushido adalah prinsip-prinsip dan etos kerja ala seorang kesatria.

Walaupun identik dengan dunia kesatria dan perang,  prinsip ini juga masih relevan di dunia modern.

Buat kamu yang ingin tahu lebih lanjut, buku The Art of War karya Sun Tzu cocok buat kamu. Sun Tzu juga memiliki edisi khusus bagi para pembaca wanita, yaitu Women and the Art of War: Sun Tzu’s Strategies for Winning without Confrontation

Apa hal yang bisa dipelajari?

Bushido memiliki serangkaian nilai-nilai inti, yaitu:

  • Kennin, yaitu kegigihan atau ketekunan
  • Shinnen, yaitu keyakinan akan diri sendiri
  • Shincho, yaitu kepedulian dan kebijaksanaan
  • Seigi, yaitu keadilan dan kebenaran
  • Sessei, yaitu kesederhanaan dan keseimbangan
  • Jizen, yaitu perbuataan baik dan amal
  • Kibo, yaitu harapan dan optimisme

Bagaimana cara menerapkannya?

  • Menghargai orang tua dan rekan kerja. Menghargai keluarga dan orang tua adalah hal yang vital sebagai seorang ‘ksatria’. Menurut prinsip Bushido, seseorang tergolong buruk apabila tidak menghargai orangtua mereka, terlepas kecerdasan dan keberhasilan yang mereka raih. Respek juga penting dalam dunia kerja. So, walaupun sibuk kerja, jangan lupain orangtua, ya!
  • Setia pada janji dan pekerjaan. Kalau kamu sudah berjanji akan menyelesaikan hal A pada tanggal X, pastikan kamu menyelesaikan hal tersebut sesuai perkataan kamu. Kesetiaan adalah salah satu nilai bushido yang dapat diterapkan di kehidupan pribadi dan profesional.
  • Bijak dalam menggunakan uang. Bushido menekankan pentingnya keseimbangan antara tabungan dan pengeluaran. Jadi, kamu bisa mulai belajar untuk memilah-milah mana yang keinginan dan kebutuhan. Walaupun begitu, bushido juga menekankan bahwa keengganan untuk menggunakan uang ketika dibutuhkan adalah sebuah tindakan yang buruk, Jadi, tetap bijak dalam manajemen keuangan kamu ya!
  • Optimis dalam segala sesuatu. Konon, seorang samurai sejati sering diasosiasikan dengan kepercayaan diri yang absolut, sebuah optimisme bahwa mereka bisa mencapai apapun yang mereka mau.

3. Meishi Kokan

Kalau kamu meeting dengan orang Jepang, umumnya meeting tersebut akan dimulai dengan ritual bertukar kartu nama yang umumnya disebut meishi kokan.

Idealnya, kamu harus menerima kartu nama tersebut dengan kedua tangan, membaca informasinya dengan seksama, mengulangi informasi yang tertera di dalamnya sebagai bentuk konfirmasi, lalu meletakkan kartu nama tersebut ke dalam dompet kartu nama atau di atas meja sehingga kartu nama tersebut bisa jadi acuan ketika kamu dan mitra bisnis Jepang kamu sedang berbincang-bincang.

Jangan sekali-kali meletakkan kartu nama tersebut ke dalam kantong, ya!

Apa hal yang bisa dipelajari?

Bertukar kartu nama di awal menandakan bahwa kita menghargai hubungan profesional yang baru saja terbentuk dan akan terus menghargai hubungan tersebut ke depannya.

Sebuah pekerjaan atau bisnis membutuhkan banyak tenaga, waktu, dan etos kerja agar bisa berhasil. Menghargai kartu nama rekan bisnis kamu sama saja dengan menghormati sepenuhnya etos kerja dan hasil pekerjaan mereka untuk mencapai titik mereka berada sekarang ini.

Bagaimana cara menerapkannya?

Kamu tidak perlu meniru sepenuhnya ritual ini dalam konteks masyarakat Indonesia. Tapi, paling tidak, kamu bisa mencoba untuk menerima dan mencerna informasi dalam kartu nama tersebut terlebih dahulu. Hindari terburu-buru memasukkan kartu nama tersebut ke dalam kantong mana saja di pakaian kamu apalagi kalau kartu namanya sampai terlipat. Siap?

4. Keishan

Serupa dengan kaizen, prinsip ini menekankan pentingnya perubahan dan peningkatan yang konsisten dalam bekerja. Namun, fokus dari keishan adalah pada kreativitas, daya inovasi, dan produktivitas. Buku Originals karya Adam Grant mengajarkan banyak tentang berpikir out of the box.

Apa hal yang bisa dipelajari?

Keishan mencoba mengajarkan kepada kita supaya tidak pernah berhenti belajar sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang unik, kreatif, dan bermanfaat. Etos kerja ini pastinya bermanfaat bagi kamu yang masih kuliah maupun sudah kerja.

Bagaimana cara menerapkannya?

  • Lakukan daily stand up meeting. Kamu bisa mencoba untuk mengadakan meeting harian dengan tim kamu dan menjabarkan apa saja yang ingin dicapai pada hari tersebut. Lebih uniknya, kamu dapat mencoba melakukan meeting ini sambil berdiri dan dengan durasi yang singkat. Jenis meeting seperti ini harapannya dapat membuat kamu lebih fokus dan terlibat.
  • Jangan berhenti mencari inspirasi. Setiap kali kamu menemukan sesuatu yang menurut kamu dapat menjadi solusi dan pengembangan bagi pekerjaan kamu, kamu bisa mencoba untuk menyimpannya di sekitar meja kerja kamu. Ada artikel bagus? Simpan tautannya, cetak artikelnya, dan letakkan di sekitar ruangan kerja kamu. Ada sebuah video yang menurut kamu bagus? Simpan tautannya, tonton videonya, dan bagikan kepada orang lain apa yang kamu dapatkan dari video tersebut. Kesannya sederhana, bukan?
  • Cari rekan yang memiliki pemikiran serupa. Inovasi jarang muncul begitu saja. Kamu mungkin membutuhkan orang-orang dengan semangat yang sama untuk dapat menjadi kreatif dalam apa yang kamu kerjakan. Kalian bisa saling bertukar ide dan inspirasi, berbagi artikel dan video bermanfaat, hingga pergi ke kursus tertentu untuk mempelajari skill baru bersama-sama. Kamu bisa membaca cara meningkatkan kemampuan berpikir kreatif lainnya di sini.

5. Ganbatte

Buat kamu yang sering menonton acara TV Jepang, mungkin istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga kamu. Secara harafiah, ganbatte berarti ‘tetap semangat’ atau ‘lakukan yang terbaik’.

Apa hal yang bisa dipelajari?

Masyarakat Jepang dikenal dengan semangatnya yang tak kunjung padam dalam menghadapi tantangan apapun dalam kehidupan mereka. Semangat ini tertanam dari sejak mereka kecil hingga mereka dewasa.

Saat masih di bangku sekolah, jam sekolah yang panjang dan tugas-tugas yang menantang sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Belum lagi berbagai jenis tes yang harus mereka lewati dan kompetisi-kompetisi yang harus mereka lewati baik di dalam maupun luar sekolah. Di dunia kerja, semangat ini terus kentara dan tidak jarang masyarakat Jepang malu apabila pulang dari kantor lebih cepat daripada rekan kerja lainnya.

Bagaimana cara menerapkannya?

Buku Grit karya Angela Duckworth mengajarkan banyak hal mengenai semangat, kegigihan, ketekunan, dan passion dalam apa yang kita lakukan.

  • Kejar sesuatu hingga titik darah penghabisan. Kerja keras selalu mengalahkan talenta. Kalau kamu ingin tahu dan terampil dalam suatu hal, luangkan waktu untuk mempelajarinya. Latihan, latihan, dan latihan terus menerus. Mulai dengan project kecil.
  • Miliki mimpi yang besar dan target skala kecil. Misalnya, kamu ingin memiliki penghasilan sendiri dan tidak merepotkan orang tua kamu secara finansial. Apa langkah yang harus diambil? Kamu mungkin harus menyelesaikan kuliah dengan baik, mencari pekerjaan sampingan sebagai tambahan uang bulanan selama kuliah, dan mencari pekerjaan yang baik. Intinya adalah SMART goals.

Baca Juga: 10 Buku Motivasi yang Perlu Kamu Baca di Awal Karier

Itulah lima etos kerja Jepang yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan pribadi dan profesionalmu.

Namun, kamu tidak perlu terlalu terpatok pada lima etos kerja di atas. Pasalnya, etos kerja dibangun atas dasar kemauan diri sendiri.

Nah, kamu bisa mempelajari hal itu di kelas online Glints ExpertClass.

Pada bagian Personal Development, ada banyak kelas yang membahas seputar etos kerja dan pengembangan diri.

Semua kelasnya dipandu oleh para pakar berpengalaman. Jadi, ilmu yang dibagikan sudah tentu berguna dalam kehidupanmu sehari-hari.

Tunggu apa lagi? Daftarkan dirimu sebelum kuotanya habis, ya!

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề