Sebutkan perbedaan pendekatan PANDANGAN Klasik, Keynes dan pendekatan masa kini

Hukum Bisnis: Hukum Kepailitan dan PKPU - Definisi [Bagian 2]

BPPK

Untuk Publik - setahun yang lalu

- 5.0 [7] 0

Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi perbedaan ekonomi klasik dan modern

KOMPAS.com - Terjadinya perubahan dalam ekonomi dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain teknologi dan struktur.

Perubahan ini terus terjadi dari tahun ke tahun dan akhirnya menghasilkan buah pemikiran yang berdampak pada kehidupan serta kegiatan ekonomi.

Contoh buah pemikiran tersebut ialah ekonomi klasik dan ekonomi modern. Dua jenis pemikiran ini sama-sama berfokus pada kegiatan ekonomi. Hanya saja penerapan dan fokus permasalahan ekonomi klasik dan modern berbeda.

Ekonomi klasik

Dilansir dari Investopedia, ekonomi klasik atau classical economic merupakan sebuah aliran pemikiran ekonomi yang dominan digunakan pada sekitar abad ke-18 dan ke-19.

Ekonomi klasik dipelopori oleh Adam Smith. Kemudian teori ini dikembangkan oleh beberapa ahli lainnya, seperti David Ricardo, Thomas Malthus dan Anne Robert. Teori pandangan klasik disebut juga sebagai aliran modern pertama.

Baca juga: Perbedaan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Hermanto Dwiatmoko dalam buku Peran Transportasi Perkeretaapian: Dalam Pembangunan Nasional melalui Analisis Input-Output [2018], teori ini berfokus pada penjelasan soal nilai, harga, penawaran, permintaan serta distribusi.

Ekonomi klasik menekankan pada kekuatan pasar. Sehingga dalam pelaksanaannya, menolak adanya campur tangan pemerintah.

Selain itu, ekonomi klasik juga memiliki tujuan utama yaitu kemakmuran, artinya semua barang atau jasa tersedia sesuai dengan kemampuan.

Ekonomi modern

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemdikbud], ekonomi modern merupakan aliran pemikiran ekonomi yang tingkatannya sudah lebih kompleks. Karena permasalahnya pun juga semakin rumit, sehingga dibutuhkan pemecahan masalah yang lebih mendalam.

Pada awal kemunculannya, aliran pemikiran ini hadir karena perkembangan zaman dan teknologi. Sehingga akhirnya ditemui keterbatasan sumber daya produksi dan akibatnya memengaruhi kebutuhan hidup masyarakat.

Baca juga: Ideologi Komunisme: Definisi, Ciri, Sistem Ekonomi, dan Contoh Penerapan

Perbedaan ekonomi klasik dan modern

Antara ekonomi klasik dan modern memang berbeda. Karena permasalahan yang harus dihadapi pun juga berbeda dan semakin kompleks. Berikut beberapa perbedaan antara ekonomi klasik dengan modern:

Ekonomi klasik Ekonomi modern
Ekonomi klasik bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Ekonomi modern betujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks, seperti keterbatasan sumber daya.
Permasalahan ekonomi klasik berfokus pada proses produksi, distribusi dan konsumsi. Permasalahan ekonomi modern berfokus pada what [barang apa dan jumlah berapa yang akan diproduksi], how [bagaimana cara produksinya] dan for whom [untuk siapa barang diproduksi].
Sifat permasalahan yang dihadapi ekonomi klasik lebih sederhana, yakni hanya produksi, distribusi, dan konsumsi. Sifat permasalahan yang dihadapi ekonomi modern jauh lebih kompleks, karena mencakup bagaimana cara memperoleh sumber daya produksi.
Sudut pandang permasalahan ekonomi klasik dilihat secara lebih sederhana. Sudut pandang permasalahan ekonomi modern dilihat lebih mendalam dan menyeluruh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

5. Sebuah restaurant "Coffee Shop" mempunyai kapasitas normal produksi Nasi Campur sebesar 32.000 porsi per bulan. biaya variable produksi Nasi goreng … per porsi terdiri dari bahan baku Rp. 3.000, upah langsung Rp. 1.500, over head pabrik Rp. 1.000, total biaya produksi variable nasi goreng per porsi Rp. 5.500, * Biaya overhead pabrik tetap Rp. 7.000.000, per bulan. Biaya operasi variable Rp. 7.150.000, dan Biaya operasi tetap Rp. 8.450.000, per bulan. * Data-data lain seperti data produksi, penjualan, dan persediaan adalah sebagai berikut a. Persediaan awal 8.000 = b. Porsi yang diproduksi c. Porsi yang dijual d. Persediaan akhir 5.000 e. Harga jual per porsi Rp.25.000 Pajak penghasilan adalah Rp. 9.500.000 Accessibility: Investigate - 30.000 35.000 JAK - * Pertanyaannya Hitunglah laporan laba/rugi Restaurant "Coffee Shop" tersebut diatas dengan metode Variable Costing dan Full costing!​

1 Akad dan Produk Bank Syariah di setiap negara berbeda-beda, Sebutkan dan jelaskan bagaimana akad Bank Syariah di Indonesia!2 Jika terjadi kebangkrut … an bank, bagaimana cara Bank Indonesia dan BPK dalam pengawasan bank tersebut ?3 Bagaimana prinsip operasional dan kerangka strategis Bank Pembangunan Islam atau yang biasadikenal dengan IDB?Terpercaya !!Hubungi 0813-5764-5073 Harga sangat terjangkau !!!

Akad dan Produk Bank Syariah di setiap negara berbeda-beda, Sebutkan dan jelaskan bagaimana akad Bank Syariah di Indonesia! 20 2 Jika terjadi kebangkr … utan bank, bagaimana cara Bank Indonesia dan BPK dalam pengawasan bank tersebut ? 40 3 Bagaimana prinsip operasional dan kerangka strategis Bank Pembangunan Islam atau yang biasa dikenal dengan IDB?​

Apa hubungan antara Bauran Kebijakan Bank Sentral terhadap ITF?

Jelaskan bagaimana cara memasukkan pertimbangan SSK ke dalam kerangka kerja moneter berdasarkan ITF

Mengapa "bunga [interest]" bisa berbahaya? Minta jawabanya kak

Mengapa "bunga [interest]" bisa berbahaya? Minta jawabanya kak

apa peran pemerintah dalam pencapaian tujuan jangka panjang untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

Apa yang d maksud dengan budaya dan berikan contohnya

Diperlukan beberapa kebijakan pada kecenderungan arus modal yang masuk lebih kecil dibanding arus modal yang keluar [net resourse transfers] yang nega … tif. Sebutjan

Ajaib.co.id – Pandangan ekonomi ada berbagai macam perspektif. Beberapa yang popupler adalah teori Keynes dan klasik. Lalu, apa perbedaan dari dua pandangan ini?

Berbicara tentang ekonomi tentu tak lepas dari pandangan atau teori-teori yang memengaruhinya. Fenomena-fenomena ekonomi yang meliputi inflasi, tingkat harga, tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, Produksi Domestik Bruto [PDB], dan perubahan di tingkat pengangguran tentunya memunculkan beberapa teori yang berbeda-beda dari para ekonom.

Ada dua teori yang terkenal dan sering menjadi perdebatan dalam ilmu ekonomi, teori tersebut adalah teori Keynes dan klasik. Perbedaan kedua teori tersebut turut memengaruhi kebijakan pemerintah suatu negara. Satu sisi percaya pemerintah harus memainkan peran aktif dalam mengendalikan ekonomi, sementara yang lain berpikir ekonomi lebih baik dibiarkan untuk bekerja dengan sendirinya.

Untuk lebih jelasnya berikut beberapa poin yang menjelaskan tentang perbedaan teori Keynes dan klasik.

Pandangan Terhadap Ekonomi

Teori Keynes merupakan teori yang dipelopori oleh John Maynard Keynes, teori ini percaya bahwa kapitalisme adalah sistem yang baik, tetapi terkadang dibutuhkan bantuan.

Ketika kondisi ekonomi sedang baik, masyarakat bekerja, kemudian menghasilkan uang dan membelanjakannya untuk hal-hal yang mereka inginkan. Pengeluaran tersebut merangsang ekonomi, dan semuanya berjalan lancar.

Tetapi ketika ekonomi menurun, semuanya akan berubah. Bisnis mulai banyak yang tutup dan banyak karyawan yang dipecat. Banyak orang tidak punya uang untuk dibelanjakan, dan mereka hanya bisa bertahan dengan apa yang tersisa. Ketika orang-orang berhenti belanja, tentu perekonomian akan kehilangan momentumnya dan kondisinya semakin jauh ke bawah.

Sedangkan dalam teori klasik perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Mereka percaya bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri, berapapun jumlah dan jenis barang yang diproduksi pasar akan mampu menyerapnya, teroi ini yang disebut dengan hukum Say.

Pandangan Tentang Intervensi Pemerintah

Keynesian [pendukung teori Keynes] mengatakan bahwa intervensi pemerintah sangat wajar dan diperlukan. Jika masyarakat tidak belanja, maka pemerintah harus turun tangan dan mengeluarkan kebijakan yang dapat merangsang belanja masyarakat.

Pemerintah harus menjalankan defisit fiskal dengan meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak. Pemerintah dapat meluncurkan beberapa proyek, seperti proyek infrastruktur. Proyek-proyek tersebut tidak hanya akan menuntut lebih banyak tenaga kerja tetapi juga lebih banyak barang dan jasa dari sektor swasta.

Pajak yang lebih rendah juga meningkatkan pendapatan konsumen. Masyarakat juga dapat menghabiskan lebih banyak uang untuk barang dan jasa, karena mereka membayar pajak yang lebih rendah.

Keduanya akan menghasilkan peningkatan permintaan yang tinggi dan merangsang laju perekonomian. Prospek permintaan yang lebih baik mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi. Mereka pada akhirnya memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.

Jika permintaan konsumen bertahan, perusahaan memesan barang modal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Seringkali, mereka juga menaikkan harga jual untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Sebagai hasilnya, peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga mengurangi pengangguran dan menyebabkan inflasi merangkak naik.

Teori klasik justru sebaliknya menginginkan perekonomian yang berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Adam Smith pelopor teori klasik menyebut pandangan ini Laissez Faire yang berasal dari bahasa Perancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat di abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan.

Laissez Faire berkembang selama awal dan pertengahan abad ke-19. Secara umum, istilah ini dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian.

Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas, baik dalam ruang lingkup domestik maupun internasional.

Pandangan Pada Pasar Bebas dan Harga

Keynesian percaya harga harus lebih terpaku pada satu kisaran, dan pemerintah harus berusaha menjaga stabilitas harga tersebut. Mereka ingin melihat pemerintah memengaruhi masyarakat dan perusahaan untuk menjaga harga dalam kisaran yang ditentukan.

Di sisi lain, teori ekonomi klasik berpandangan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri tanpa campur tangan seseorang atau pemerintah. Setiap orang bebas mengejar kepentingannya sendiri di pasar yang bebas dan terbuka untuk semua kompetisi.

Ketika seseorang melakukan pekerjaannya, mereka dibayar dan menggunakan upahnya untuk membeli produk lain. Intinya, pekerja menciptakan permintaan mereka sendiri akan barang dan jasa.

Pandangan Terhadap Pengangguran dan Inflasi

Keynesian menyukai keterlibatan pemerintah dan lebih peduli tentang jumlah orang yang memiliki pekerjaan daripada inflasi. Mereka melihat peran pekerja dengan kemampuan yang dimilikinya dapat berkontribusi dalam masyarakat. Keynesian tidak khawatir tentang biaya barang atau daya beli mata uang.

Sebaliknya walaupun ekonom klasik memiliki beberapa kekhawatiran tentang pengangguran, tetapi mereka lebih khawatir pada inflasi harga. Mereka melihat inflasi sebagai ancaman terbesar bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Teori klasik percaya ekonomi akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan sendirinya tanpa campur tangan pemerintah. Mereka justru berpikir pengangguran dihasilkan dari campur tangan pemerintah di pasar bebas atau adanya monopoli dalam suatu industri.

Pandangan Pada Pertumbuhan Ekonomi Masa Depan

Perbedaan utama antara teori Keynes dan teori klasik adalah bagaimana memprediksi dan memperlakukan pertumbuhan ekonomi di masa depan. Keynesian fokus pada masalah jangka pendek. Mereka melihat masalah-masalah ini sebagai kekhawatiran mendesak yang harus dihadapi pemerintah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Teori klasik lebih fokus pada hasil jangka panjang dengan membiarkan pasar bebas menyesuaikan diri dengan masalah jangka pendek. Mereka percaya masalah jangka pendek hanyalah goncangan sementara yang pada akhirnya akan diselesaikan oleh pasar bebas dengan sendirinya.

Kedua teori ini telah memberi berpengaruh banyak pada suatu negara, dalam mengambil kebijakan ekonominya. Keduanya memilki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jadi menurut kamu teori Keynes atau teori klasik yang diterapkan dalam perekonomian Indonesia?

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề