Artikel ini tentang kritik sejarah secara umum. Untuk untuk kritik sejarah sebagai salah satu metode penafsiran Alkitab, lihat Kritik Sejarah [Alkitab]. Kritik sejarah adalah sebuah metode tafsir yang mempertimbangkan faktor historis dari suatu teks untuk dapat menggali maknanya secara lebih mendalam.
Dalam ilmu sejarah, kritik dilakukan untuk mencari kebenaran suatu sumber sejarah. Terdapat dua jenis kritik sejarah, yaitu:
Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kritik_sejarah&oldid=21047999"
Shutterstock/Triff
Ilustrasi sejarah, pelajaran sejarah
KOMPAS.com - Sebagai sebuah ilmu, sejarah memiliki metode penelitian agar dapat dipertanggunjawabkan dan diukur kebenarannya.
Dalam buku Metodologi Sejarah [2007] karya Helius Sjamsudin, metode merupakan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan obyek [bahan-bahan] yang diteliti.
Dalam Historian’s Handbook : A Key to Study and Writing of History [1964] karya Wood Gray, berikut tahapan-tahapan dalam metode penelitian sejarah :
Pemilihan topik adalah tahap pertama dalam penelitian sejarah. Dalam pemilihan topik, peneliti harus memperhatikan aspek, berikut:
- Orisinalitas
- Kemanfaatan
- Rencana durasi penelitian
- Ketersediaan sumber dan data sejarah
Baca juga: Sejarah sebagai Seni
Heuristik secara harfiah berasal bahasa Yunani “heurishein” yang artinya memperoleh atau mendapat. Heuristik merupakan tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan seluruh sumber yang berkaitan dengan topik penelitian.
Kritik merupakan tahapan untuk menguji kebenaran [validitas] dari sumber sejarah. Kritik dibagi menjadi dua, yaitu:
- Kritik ekstern merupakan kegiatan untuk menguji autentisitas [keaslian] sumber. Kritik ekstern cenderung menguji keaslian sumber sejarah dari bentuk fisiknya.
- Kritik intern adalah tahap dalam penelitian sejarah yang bertujuan untuk menguji kredibilitas dan realibilitas dari sumber sejarah. Dalam tahap ini, peneliti melakukan kritik secara kritis terhadap konten dan substansi isi dari sumber sejarah.
Baca juga: Sejarah sebagai Ilmu
Interpretasi adalah tahap penafsiran data dan fakta sejarah yang telah diperoleh. Interpretasi fakta sejarah harus dilakukan dengan obyektif.
Dalam buku Metodologi Sejarah [1994] karya Kuntowijoyo, interpretasi sejarah dibagi menjadi 2 macam yaitu, interpretasi analisis dan interpretasi sintesis.
Historiografi merupakan cara penulisan atau pelaporan penelitian sejarah dengan merangkai fakta-fakta menjadi kisah sejarah berdasarkan data-data yang telah dianalisa.
Dalam tahap historiografi, peneliti menuliskan hasil pemahaman dan interpretasi atas fakta-fakta sejarah dalam bentuk analisis naratif deskriptif yang menarik, logis dan dapat dipertanggunjawabkan.
Baca juga: Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ilustrasi kritik internal dan eksternal pada sumber sejarah
KOMPAS.com - Kritik sumber sejarah sering juga disebut proses verifikasi. Sering digunakan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah.
Dalam penelitian sejarah, tahapan ini sangat penting dilakukan, demi meminimalisasi kesalahpahaman. Sebab penelitian sejarah membutuhkan sumber yang valid atau berdasarkan fakta.
Menurut Sumargono dalam buku Metodologi Penelitian Sejarah [2021], kritik sumber sejarah adalah upaya mendapatkan kredibilitas sumber.
Verifikasi atau kritik sumber sejarah merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah, di mana peneliti menguji dan melakukan verifikasi terhadap sumber atau data sejarah.
Ada dua jenis kritik sumber sejarah, yakni kritik internal serta eksternal.
Berikut pemaparannya:
Kritik internal
Proses pengujian terhadap kredibilitas sumber sejarah disebut kritik internal.
Baca juga: Tujuan Peneliti Sejarah Melakukan Verifikasi atau Kritik Sumber
Dikutip dari buku Pengantar Metode Penelitian [2016] oleh Maryam B. Gainau, kritik internal merupakan penilaian keakuratan pada sumber atau materi sejarah.
Kritik ini ditujukan untuk melihat serta menyelidiki isi dari bahan dan dokumen sejarah. Misalnya melihat apakah pernyataan yang dibuat bersifat historis atau tidak, serta apakah isinya sesuai dengan sejarah atau tidak.
Pada dasarnya, kritik internal mencakup isi, bahasa yang digunakan, tata bahasa, situasi penulisan dokumen, gaya penulisan, ide, dan lain-lain.
Kritik eksternal
Jenis kritik sumber sejarah ini berkaitan dengan keaslian bahan yang digunakan dalam sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, atau naskah.
Dilansir dari buku Metode Penelitian Sistem 3x Baca [2019] karangan Tarjo, kritik eksternal dilakukan dengan kritis untuk memeriksa keaslian data sejarah.
Kritik eksternal meliputi keadaan "luar" dari sumbernya, seperti bahan pembuatan dokumen, proses identifikasi tulisan tangan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Metode Penelitian Sejarah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya
Kritik merupakan tahapan untuk menguji kebenaran [validitas] dari sumber sejarah. Kritik dibagi menjadi dua, yaitu:
- Kritik ekstern merupakan kegiatan untuk menguji autentisitas [keaslian] sumber. Kritik ekstern cenderung menguji keaslian sumber sejarah dari bentuk fisiknya.
- Kritik intern adalah tahap dalam penelitian sejarah yang bertujuan untuk menguji kredibilitas dan realibilitas dari sumber sejarah. Dalam tahap ini, peneliti melakukan kritik secara kritis terhadap konten dan substansi isi dari sumber sejarah.
Dengan demikian, kritik merupakan tahapan untuk menguji kebenaran [validitas] dari sumber sejarah karena sebagai sebuah ilmu, sejarah memiliki metode penelitian agar dapat dipertanggung jawabkan dan diukur kebenarannya. Salah satu metode penelitian tersebut adalah dengan melakukan kritik baik ekstern maupun intern.
Aspek-aspek yang dikaji dalam kritik ekstern adalah :
Peneliti sejarah ataupun sejarawan dianjurkan untuk mencermati tanggal yang tertera pada suatu dokumen yang berguna untuk menilai keaslian dokumen tersebut. Jika suatu dokumen tidak menuliskannya, maka dapat ditelesuri berdasarkan cara terminus post quem [pertanggalan paling awal] dan terminus ante quem [pertanggalan paling akhir].
Pembuat sumber atau bahan pembuatan sumber dapat kita ketahui dari sumber itu sendiri atau dapat dilakukan dengan ilmu bantu seperti filologi, yaitu ilmu yang khusus mengkaji teks dan naskah secara terperinci.
Peneliti perlu membuktikan keaslian sumber, seperti kertas, tinta, gaya tulisan, dan gaya bahasa.