Sektor usaha di Indonesia yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor

Lihat Foto

THINKSTOCKS/ASKOLD ROMANOV

Ilustrasi pekerja

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia paling banyak diserap di sektor usaha jasa. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, selama 2017, sebanyak 52.633 tenaga kerja asing bekerja di sektor jasa. Adapun sektor jasa yang paling banyak mempekerjakan tenaga kerja asing yakni di kategori perdagangan. Jumlahnya sekitar 21.509 tenaga kerja asing.

Posisi terbanyak kedua di bidang konstruksi yang menyerap 11.727 tenaga kerja asing.

Pekerja asing yang bekerja di bidang pariwisata menempati posisi tiga terbesar, yakni sebanyak 4632 orang. Adapun TKA di bidang jasa pendidikan sebanyak 4348 orang.

Baca juga: Tenaga Kerja Asing Bertambah, Pekerja Asal China Paling BanyakTotal tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia selama 2017 sebesar 85.974 orang. Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar 80.375 TKA. Dari data yang dihimpun Kementerian Ketenagakerjaan sejak 2007, sektor jasa selalu paling banyak menyerap tenaga asing. Jumlahnya pun terus bertambah dari tahun ke tahun. Sementara itu, sektor usaha kedua yang banyak ditempati tenaga kerja asing yakni sektor industri. Pada 2017, sebanyak 30.625 TKA dipekerjakan di sektor tersebut. Sektor ketiga di mana TKA bekerja yakni di bidang pertanian dan maritim pada 2017 sebanyak 2.716. Jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan dua sektor lainnya.

Sementara TKA yang palig banyak bekerja di Indonesia berasal dari China. Disusul dengan negara Malaysia sebanyak 4.603 orang, Filipina sebanyak 3.174 orang, 2.603 orang dari Australia, 2.526 dari Amerika Serikat, 2.016 dari Inggris, dan 1.915 dari Singapura.

Sementara 15.035 TKA lainnya berasal dari negara-negara di luar yang sudah disebutkan.

Halaman berikutnya daftar sektor jasa yang ditempati TKA

Berikut daftar sektor jasa yang ditempati tenaga kerja asing:

1. Perhubungan udara sebanyak 979 orang,2. Teknologi informasi sebanyak 952 orang, 3. Ketenagaan sebanyak 798 orang,4. Pertambangan umum sebanyak 753 orang,5. Penunjang pertambangan sebanyak 733 orang.6. Moneter atau Bappepam sebanyak 608 orang,7. Pekerjaan umum sebanyak 542 orang,8. Jasa non konstruksi sebanyak 451 orang,9. Kelistrikan sebanyak 431 orang,10. Jasa sosial sebanyak 388 orang, 11. Real estate sebanyak 383 orang, 12. Perhubungan atau postel sebanyak 370 orang, 13. Pada kegiatan badan internasional sebanyak 285 orang, 14. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sebanyak 260 orang, 15. Jasa industri untuk pekerjaan khusus sebanyak 257 orang, 16. Bidang perhubungan sebanyak 243 orang, 17. Pelayanan kesehatan sebanyak 187 orang, 18. Jasa periklanan sebanyak 179 orang, 19. Pengelolaan limbah sebanyak 168 orang. 20. Lembaga kerjasama sebanyak 156 orang, 21. Jasa lainnya sebanyak 151 orang,22. Kantor berita sebanyak 148 orang,23. Pergudangan dan jasa penunjang angkutan sebanyak 125 orang,24. Jasa telekomunikasi sebanyak 124 orang,25. Sektor keuangan non bank serta sektor Migas masing-masing sebanyak 117 orang,26. Jasa Penunjang Industri Kapal sebanyak 116 oramg,27. Jasa penempatan tenaga kerja Indonesia dalam negeri sebanyak 102 orang, 28. Jasa penunjang jasa keuangan sebanyak 99 orang,29. Jasa Multimedia sebanyak 98 orang, dan

30. Kesehatan sebesar 97 orang.

Kompas TV

Tujuh orang ditangkap karena dokumen keimigrasianya tidak diperpanjang selama setahun terakhir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Diunggah pada : 7 September 2021 21:03:12 133

Jatim Newsroom - Ada 3 sektor ekonomi yang menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.Hal ini dikatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo saat membuka pelatihan berbasis kompetensi  sebanyak  6 paket di BLK Surabaya, Selasa [7/9/2021].

Ketiga sektor tersebut, kata Himawan,  menunjukkan peningkatan kinerja, kemudian penyerapan tenaga kerja dari penanaman modal asing [PMA] dan penanaman modal dalam negeri [PMDN] masih terus tumbuh.

Lebih lanjut Himawan mengatakan, untuk menghadapi situasi yang terjadi, pemerintah memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia [SDM] melalui pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kemampuan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, sehingga tidak hanya siap kerja tapi juga siap berubah dari sistem lama yang lebih banyak menggunakan fisik ke teknologi digital dan menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru, lebih bermanfaat, serta lebih efisien dan cepat.

UPT Balai Latihan Kerja Surabaya merupakan unit pelaksana teknis bidang pelatihan yang melaksanakan vocational training untuk menjawab tantangan yang ada. Melalui program link and match antara dunia pelatihan dengan kebutuhan industri. Hal ini untuk memastikan agar kompetensi yang dimiliki SDM Jatim sudah sesuai dengan kebutuhan industri berbasis teknologi digital, seperti halnya revolusi industri 4.0.

 UPT BLK Surabaya dibawah Disnakertrans Jatim melaksanakan program pelatihan berbasis kompetensi. Dalam rangka mensukseskan agenda reformasi birokrasi melalui revitalisasi, reorientasi dan rebranding [3R] dilakukan dengan meningkatkan akses dan mutu pelatihan kerja bagi para pencari kerja dan tenaga kerja. Diharapkan dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang dapat bersaing di dunia kerja baik secara nasional maupun internasional.

Dunia global dihadapkan beragam tantangan bagi generasi milenial, ditambah dengan kondisi ketidakpastian dari penyebaran virus covid-19. Salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan yang bakal berubah dengan cepat dan tidak dapat diprediksi.Pandemi covid-19 membuat perkembangan teknologi terjadi semakin cepat. 

Peralihan model kerja dari luring berubah menjadi daring karena masyarakat harus tetap berada di rumah untuk menjaga diri agar tidak tertular virus, termasuk ketika bekerja. Pekerjaan lama, karakternya rutin, sederhana dan transaksional yang bisa digantikan teknologi dengan mudah. 

Sedangkan pekerjaan baru yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan perubahan karakter menyesuaikan dengan cara teknologi tersebut bekerja."Namun, tentu saja emerging jobs butuh skills, knowledge dan behavior yang baru agar kita tetap bisa eksis dan menjadi sukses di dunia yang baru. Jadi ini tantangan yang besar untuk kita semua," jelas Himawan.

Sektor ketenagakerjaan Indonesia berangsur pulih, sinyal pemulihan ini muncul seiring dengan langkah pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 mulai dari penggelontoran stimulus hingga relaksasi pajak dan restrukturisasi kredit. 

Penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pelatihan ini menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. [her/n]

Badan Pusat Statistik [BPS] mencatat ada 135,61 juta penduduk bekerja pada Februari 2022. Mayoritasnya atau 29,96% terserap di sektor pertanian.

Sektor perdagangan menempati urutan kedua, dengan jumlah penduduk bekerja yang terserap mencapai 19,03%.

Kemudian sektor industri menyerap penduduk bekerja sebanyak 13,77%, akomodasi dan makanan-minuman 7,11%, serta lapangan usaha konstruksi 6,04%.

Sektor jasa pendidikan menyerap 4,89%, jasa lainnya 4,34%, lalu sektor transportasi dan pergudangan 4,21%.

Diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan yang menyerap 3,42%, jasa kesehatan 1,76%, jasa perusahaan 1,43%, pertambangan 1,17%, dan jasa keuangan 1,11%.

Adapun sektor pengadaan listrik dan gas memiliki serapan penduduk bekerja paling sedikit, yakni hanya 0,23%.

[Baca: 11 Juta Penduduk Usia Kerja Masih Terkena Dampak Pandemi]

Sejumlah pengunjung antre masuk ke bursa kerja Mega Career Expo 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta [2/7]. Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Badan Pusat Statistik [BPS] mengungkapkan, pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap sektor ketenagakerjaan. Kepala BPS Suhariyanto mencatat terdapat kenaikan pengangguran sebanyak 2,67 juta orang menjadi 9,77 juta orang per Agustus 2020 dibanding periode sama pada tahun 2019.

Meski demikian, ia menjelaskan terdapat tiga sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Pertama yaitu sektor pertanian sebanyak 29,76 persen, lalu perdagangan sebesar 19,23 persen, dan 13,61 persen di industri pengolahan.

"Bahwa ada tiga sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, yaitu pertanian 29,76 persen, perdagangan dan industri pengolahan," katanya melalui rilis BPS secara virtual, Kamis [5/11].

Suhariyanto bilang, di tengah situasi pandemi terdapat pergeseran demand di sektor pertanian dan perdagangan yang signifikan. Masing-masing sebesar 2,23 persen dan 0,46 persen.

"Kemudian juga untuk perdagangan eceran 0,48 persen jasa lainnya tipis demikian jasa kesehatan dan informasi komunikasi," imbuhnya.

Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa

Secara rinci per Agustus 2020 terdapat penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang, lalu penambahan angkatan kerja sebesar 2,36 juta orang, dan penduduk bekerja sebanyak 128,45 juta orang.

"Pengangguran masih didominasi di perkotaan atau sebesar 8,98 persen dibanding pedesaan 4,71 persen," katanya.

Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề