Seorang khalifah kedua yang sangat terkenal dengan ketegasan sikap dan keberaniannya adalah

Ketegasan Umar Bin Khattab – dikenal memiliki sikap pemberani dan tegas, Maka tak heran apabila ketegasan dan keberaniannya ini sering dijadikan motivasi oleh umat muslim. Sebagai seorang pejuang, beliau selalu tegas, berani dan tidak mudah menyerah. Sehingga hal ini perlu kita jadikan panutan. Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi khulafaur rasyidin. Umar adalah khalifah kedua yang meneruskan perjuangan Rasulullah setelah Abu Bakar ash-Shiddiq. Umar menjadi khulafaur rasyidin selama 10 tahun pada 634-644 Masehi atau tahun 13-23 Hijriah.

Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab Ibn Nufail Ibn Abd al-‘Uzza Ibn Riyah Ibn Qurth Ibn Razah Ibn ‘Adiy Ibn Lu’aiy al-Qurasyiy al-‘adawiy. Usia Umar RA lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad Shalaullah Alaihi Wa sallam karena Umar lahir tiga belas tahun setelah tahun Gajah [tahun Kelahiran Nabi Muhammad]. Nabi Muhammad SAW memberikan julukan Umar bin Khattab dengan sebutan Al-Faruq yang artinya pembeda. Umar mampu membenakan kebenaran dan kebatilan. Gelar Umar bin Khattab lainnya adalah Amirul Mukminin yang berarti pemimpin orang-orang beriman. Umar bin Khattab terkenal sebagai sosok yang keras dan pemberani. Bahkan sebelum masuk Islam, Umar sangat menentang Nabi Muhammad. Dia ditakuti kaum Muslimin karena kerap menyiksa pengikut Rasulullah.

Karena Ketegasan Umar Bin Khattab yang dikenal sebagai orang keras, disegani dan ditakuti di kalangan kaum Quraisy itu masuk Islam setelah mendengar bacaan Surat Thaha. Masuknya Umar bin Khattab al-‘Adi al-Quraisy menjadi pemeluk Islam adalah jawaban Allah atas doa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebab di awal kenabiannya, Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah memperkuat Islam dengan Abu Jahal atau Umar bin Khattab.

Setelah Umar masuk Islam, Umar menyarankan Rasulullah agar tak lagi menyiarkan Islam dengan sembunyi-sembunyi. Rasulullah dan para sahabat mulai berdakwah dengan terang-terangan. Pengikut Nabi Muhammad pun semakin berkembang. Umar juga orang yang paling terdepan membela dan melindungi Nabi Muhammad. Umar selalu setia berada di sisi Rasulullah. Dia ikut dalam setiap peperangan. Umar bahkan disebut sebagai sahabat utama Nabi Muhammad setelah Abu Bakar.

Sumber :

//www.cnnindonesia.com/

//www.orami.co.id/

Jakarta -

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab menjadi Khalifah setelah Rasulullah SAW wafat. Abu Bakar menjadi khalifah pertama selama kurang lebih 2 tahun yakni dari tahun 632-634 M atau tahun ke 11 hingga 13 Hijriah. Sementara Umar menjadi khalifah dari tahun 634 sampai 644 Masehi atau 13 sampai 23 tahun Hijriah.

Di masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, penyebaran Islam diperluas hingga keluar dari jazirah Arab yakni wilayah Irak dan Suriah. Pun begitu di masa Umar bin Khattab, wilayah Islam kian diperluas hingga ke Libya, Persia, Irak, Armenia, Khurasan, Nisabur, Azerbaijan, Basra, Syria, Yordania, dan Baitul Maqdis di Yerusalem.

Meski menjadi Khalifah dengan daerah yang berhasil ditaklukkan sangat luas, namun Abu Bakar dan Umar bin Khattab hidup dalam kesederhanaan. Keduanya tidak tinggal di istana megah dan berpakaian mewah. Bahkan Abu Bakar yang semasa mudanya kaya raya, saat meninggal tak meninggalkan sepeserpun harta. Semua hartanya sudah disedekahkan untuk perjuangan Islam.

Hingga Aisyah bingung dengan kain apa nanti mengkafani Abu Bakar jika wafat. Aisyah istri Rasulullah SAW sempat menanyakan hal itu kepada sang ayah.

"Dengan baju yang biasa aku pakai saat makmum shalat bersama Rasulullah," jawab Abu Bakar.

Aisyah tahu, baju itu sudah usang. Maka dia pun menawarkan untuk membeli kain kafan baru. Namun Abu Bakar menolaknya. Menurut Abu Bakar, orang yang hidup lebih berhak menggunakan barang yang baru ketimbang orang yang meninggal.

Pada Senin 21 Jumadilakhir tahun ke-13 hijrah atau 22 Agustus 634 Masehi, Abu Bakar Ash Shiddiq wafat. Atas permintaanya, Abu Bakar dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW. Adalah Umar bin Khatab bersama dengan Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah dan Abdur-Rahman bin Abu Bakar yang memakamkan jenazah Abu Bakar. Sang 'raja' itu dimakankan dengan kain kafan lusuh bekas baju yang biasa dia pakai makmum sholat bersama Nabi Muhammad SAW.

Setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab menggantikannya sebagai khalifah. Sama seperti Abu Bakar, Umar juga hidup sederhana saat memimpin umat Islam, meski wilayah kekuasaannya kian luas.

Kesederhanaan Khalifah Umar ini sempat membuat warga Yerusalem terkecoh. Pada tahun 637 Masehi, saat pasukan Muslim berhasil menaklukkan Baitul Maqdis, Umar bin Khattab diundang ke Yerusalem. Dari Madinah, Umar hanya ditemani oleh seorang pembantunya. Mereka berdua mengendarai seekor unta secara bergantian.

Saat memasuki Yerusalem giliran Umar yang kebagian jatah memegang tali kekang Unta, sementara sang pembantu naik di punggung Unta. "Wahai Amirul Mukminin, biarlah saya yang memegang tali Unta, Tuan seharusnya yang naik di punggung Unta," kata sang pembantu seperti dikutip dari buku, The Khalifah karya Abdul Latip Talib.

Namun, Umar menolak karena sesuai kesepakatan mereka berdua, kebetulan saat masuk wilayah Yerusalem giliran sang pembantu yang naik di punggung unta. Warga Yerusalem pun mengira bahwa yang berada di atas unta tersebut adalah Khalifah Umar bin Khattab, sementara laki-laki berbaju tambalan yang menarik unta itu adalah pembantunya.

Padahal justru laki-laki berbaju tambalan itulah Khalifah Umar bin Khattab. Kesederhanaan juga ditanamkan Umar kepada pasukan Islam waktu itu. Maka ketika dia melihat tentara Islam mengenakan baju dan mewah saat berhasil merebut kembali Baitul Maqdis, Umar sempat marah.

"Aku lihat kalian telah berubah karena telah terpengaruh kemewahan. Aku berhentikan kalian karena karena bermewah-mewah dengan pakaian. Sesungguhnya, untuk mencapai keberhasilan hanya bisa dilakukan dengan mengikuti sunah Rasulullah," kata Umar kepada pasukannya.

Namun rupanya pasukan Umar mempunyai alasan menggunakan pakaian tersebut saat itu. "Kami memakai pakaian ini karena dapat menahan tikaman senjata musuh. Karena itulah kami selalu memakainya," kata mereka kepada Khalifah Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab pun tak jadi marah. Dia mengizinkan pasukannya tetap menggunakan pakaian tersebut. Namun sang Amirul Mukminin yang mendapat julukan Al Faruq dari Rasulullah SAW itu tetap milih menjadi khalifah yang sederhana. Hingga wafatnya pada 27 Dzulhijjah tahun 23 hijriyah atau 644 Masehi, Umar tak menumpuk harta kekayaan.

Selama menjadi khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab tak pernah duduk di singgasana megah sebagaimana raja yang daerah kekuasaannya begitu luas. Mereka ibarat, dua raja tanpa singgasana.

[erd/erd]

Ilustrasi julukan Umar bin Khattab selama hidupnya. Sumber: Unsplash

Umar bin Khattab merupakan sahabat Rasulullah SAW sekaligus sosok yang diangkat menjadi khalifah ke-2 pada masa Khulafaur Rasyidin. Dalam sejarah Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Berkat dikaruniai kepribadian yang unggul tersebut, maka ada banyak julukan Umar bin Khattab yang disematkan pada dirinya semasa hidup.

Dilansir dari buku Umar bin Khattb Ra, Abdul Syukur al-Azizi [2021: 23], sosok khalifah kedua umat islam tersebut termasuk sahabat Rasulullah SAW yang memiliki banyak julukan baik yang berasal dari Rasulullah SAW ataupun dari kaum muslimin lainnya.

Adapun nama julukan Umar bin Khattab semasa hidupnya ialah sebagai berikut:

Al Faruq adalah gelar atau julukan Umar bin Khattab yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Beliau dijuluki Al Faruq yang berarti “sang Pembeda” karena dianggap sebagai orang cerdas yang mampu membedakan mana yang hak [kebenaran] dan mana yang bathil [keburukan].

Disebutkan dalam sejarah, pada saat itu Umar bin Khattab adalah sosok yang sangat cerdas dan teliti sehingga beliau dapat memedakan mana orang-orang beriman dan mana yang termasuk orang kafir.

Di samping itu, julukan Al Faruq yang disematkan pada Umar bin Khattab juga disebutkan merujuk kepada peran Umar bin Khattab sebagai penjaga bagi Rasulullah SAW sekaligus pencerai berai orang-orang kafir. Pasalnya selain mampu membedakan kebenaran dan kebathilan, Umar bin Khattab juga berupaya menjaga kebenaran tersebut dan melindungi Rasulullah SAW dari hal-hal bathil.

Ilustrasi julukan Umar bin Khattab selama hidupnya sebagai Abu Faiz karena kecerdasannya. Sumber: Pixabay

Julukan Umar bin Khattab lainnya ialah Abu Faiz. Ia diberikan gelar tersebut karena memiliki ilmu dan kecerdasan serta wawasan yang luas. Bahkan ia juga terkenal sangat cerdas dalam hal diplomasi.

Sebelum memeluk Islam, Umar bin Khattab dijuluki sebagai assadullah atau singa padang pasir berkat keberanian dan ketangkasannya. Tak hanya itu, kemampuannya menggunakan pedang bagai kilat berhasil menjadikannya sosok yang disegani oleh penduduk Makkah. Bahkan ketika beliau menjadi seorang muslim, keberanian dan ketangkasannya dalam membela islam juga banyak ditakuti oleh orang-orang kafir.

Abu Hafsh juga merupakan panggilan yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada Umar bin Khattab dalam berbagai kesempatan. Arti Abu Hafsh ialah “anak singa”. Julukan ini diberikan karena Umar bin Khattab adalah sosok yang kuat dan cepat. Namun ada pula pendapat yang menyebut bahwa Abu Hafsh memiliki arti Umar bin Khattab sebagai ayah dari Hafsh, dan hal tersebut adalah sebuah panggilan bukan sebagai julukan.

Saat menjabat sebagai khalifah ke-2 di masa Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khattab menggunakan istilah lain dalam menyebutkan kata khalifah/pemimpin.

Dikisahkan terdapat dua delegasi pejabat dari Iraq yang menemui Amr bin Ash ra, dan meminta dipertemukan dengan Amirul Mukminin. Pada saat itupula Amr bin Ash ra berkata bahwa sebutan tersebut sangat cocok untuk Umar bin Khattab.

Setelah mendapati pendapat tersebut, maka Umar bin Khattab mengunakan julukan tersebut dalam urusan diplomasi khususnya saat menuliskan tertanda dalam surat-surat pemerintahan. Adapun arti Amirul Mukminin ialah pemimpin orang-orang beriman.

Itulah 5 julukan Umar bin Khattab yang melekat erat pada sosoknya yang berani, cerdas dan memimpin dengan baik. Semoga ulasan tersebut dapat menambah wawasan umat muslim terkait sosok sahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khattab. [HAI]

Page 2

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề