Serat alam yang dapat diolah dari kerajinan industri menjadi produk bahan kosmetik adalah

    Bahan serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Menurut kamus bahasa Indonesia, serat adalah suatu material yang perbandingan panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul penyusunnya terorientasi, terutama kearah panjang. Serat kapas misalnya memiliki perbandingan panjang dan lebar mulai dari 500 [1 sampai dengan 1000].

    Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur–sayuran, buah–buahan dan tekstil. sayuran dan buah–buahan merupakan makanan berserat tinggi yang sangat baik bagi system pencernaan makanan. Serat sebagai bahan baku tekstil adalah serat–serat yang digunakan untuk aplikasi tekstil. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan kain, serat memegang peranan penting. Sifat serat akan mempengaruhi sifat benang atau kain yang dihasilkan, baik dari pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia. Bahan baku tekstil ini merupakan bahan pembuat pakaian dan kebutuhan lain.

    Bahan serat alam dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bukti sejarah mencatat bahwa bahan serat alam sudah dipergunakan sejak tahun 2640 SM. Negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam adalah Cina. Cina sejak dahulu sudah menghasilkan serat sutera. Cina sangat tertarik dengan serat sutera yang dihasilkan dari ulat, bahan ini diolah menjadi benang untuk kebutuhan produk tekstil. Selain serat sutera, bahan serat alam lainnya berupa kapas. Pada tahun 1540 SM telah berdiri industri kapas di India.

    Dalam perkembangannya, bahan serat alam digunakan di berbagai negara lainnya, seperti serat flax yang pertama digunakan di Swiss pada tahun 10000 SM dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 1000 SM. Selama ribuan tahun, serat flax, wol, sutera dan kapas telah melayani kebutuhan manusia paling banyak sepanjang masa. Pada awal abad ke–20 mulai diperkenalkan serat buatan. Hingga saat ini telah bermacam–macam jenis serat buatan diproduksi.

    Produksi bahan serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan stabil. Namun persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi bahan serat buatan yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan ketersediaan bahan serat alam sangat terbatas. Untuk memproduksi bahan serat alam juga dibutuhkan iklim yang mendukung.

    Kondisi musim kemarau ataupun musim penghujan dapat mempengaruhi produksi bahan serat alam. Sifat bahan serat alam ada yang tahan akan iklim kemarau maupun kondisi musim penghujan. Meskipun bahan serat alam pada umumnya memiliki karakteristik yang sehat, tetapi dari sisi jumlah, sifat, bentuk dan ukurannya tentu mengalami hambatan. Jika bahan serat alam ini diproduksi terus-menerus akan mempengaruhi harga pasar. Semakin langka ketersediaan bahan serat alam,maka semakin mahal juga ongkos produksinya. Hal ini akan meningkatkan harga jual produk di pasar.

B. Jenis Dan Karakteristik Bahan Serat.

    Bahan serat alam berasal dari alam. Limbah serat alam mudah diurai dalam tanah. bahan serat alam yang dimaksud adalah bahan organic yang tidak diolah kembali melalui proses dan penambahan bahan kimiawi sehingga keasliannya tetap terjaga dan diutamakan. Bahan serat alam dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral. Dalam hal ini, kita akan mempelajari dan focus pada bahan dari tumbuhan dan hewan saja.

1. Serat Dari Tumbuhan

    Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan bagian–bagian tumbuhan. Tidak semua tumbuhan memiliki kandungan yang dapat diolah menjadi serat alam. Hal ini disebabkan serat yang diinginkan sebagai bahan baku produk tekstil memiliki persyaratan. Diantara persyaratan tersebut adalah kuat, tahan lama, bentuknya tetap [tidak susut], permukaan yang halus ataupun bertekstur sesuai persyaratan produk.

Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi empat sebagai berikut :  

a. Serat dari Biji

    Tumbuhan memiliki biji yang beraneka ragam. Beberapa biji telah memenuhi persyaratan untuk diolah sebagai bahan serat. Contohnya biji dari pohon kapas dan kapuk. Meskipun begitu, saat ini kapas dan kapuk sudah jarang dipergunakan untuk bahan baku produk tekstil. Hal ini disebabkan peminat kapas dan kapuk sudah mulai berkurang. Kapas lebih banyak dipergunakan orang sebagai bahan kosmetik dibandingkan untuk produk tekstil ataupun kerajinan lainnya.

b. Serat dari Batang

    Setiap tumbuhan memiliki batang. Struktur batang yang dihasilkan tumbuhan tentunya tidak sama satu dengan lainnya. Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium. Contohnya batang pohon anggrek, melinjo / ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf dan sun.

c. Serat dari Daun

    Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat dari daunnya tidaklah banyak. Namun,banyak orang emanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku produk tekstil. Contohnya serat daun mending [purun tikus], daun nanas, daun pandan berduri, daun eceng gondok, daun abaka, daun sisal dan daun henequen.

d. Serat berasal dari Buah

    Tumbuhan yang memiliki buah sangat banyak dan beragam. namun yang menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak. Buah yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah kelapa. Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buah. sabut tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan serat.

    Sabut buah kelapa memiliki banyak manfaat. semua jenis sabut, mulai dari sabut yang memiliki serat panjang, serat pendek, hingga debus abut dapat dimanfaatkan semuanya. Namun yang dipergunakan sebagai serat hanyalah yang memiliki potongan–potongan panjang. Selanjutnya, serat ini diolah kembali menjadi bahan baku.

2. Serat Dari Hewan

    Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara–negara Eropa. serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus. Sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang–orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini. bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu. Bulu hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil diantaranya staple dan filament. Di bawah ini dijelaskan penggolongannya.

a. Serat dari Stapel

    Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol. Contohnya domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci dan vicuna. Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.

b. Serat dari Filamen

    Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong. Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.

    Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah pada permukaan seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap dan kemuluran atau elastisitas. Bahan tekstil dari selulosa [kapas] memiliki beberapa karakteristik seperti bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar.

    Sementara serat sutra mempunyai ciri–ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap sinar matahari daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, mudah terbakar, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, serta mudah dihancurkan. Serat wol mempunyai ciri–ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi dan merupakan penahan panas yang bail, tahan terhadap jamur dan bakteri.

    Berdasarkan karakteristik tersebut, kita dapat melakukan perawatan pada bahan serat alam lebih maksimal. Hal ini dilakukan agar kualitas bahan serat tetap terjaga dan tahan lama.

3. Serat Buatan dari Selulosa

    Selulosa ada yang berasal dari selulosa dinding sel serat kapas pendek yang disebut linter atau dari kayu pinus. Ada tiga jenis serat selulosa buatan, yakni rayon, asetat, dan triasetat.

4. Serat Buatan Non-selulosa

1] Serat Polimer

2] Nilon

3] Polyester

4] Spandeks

5] Akrilik

5. Serat Protein

    Protein dari produk-produk seperti jagung dan susu diproses secara kimia dan diubah menjadi serat titik namun, serat tersebut tidak sukses secara komersial.

6. Serat Karet

    Zat pembentuk saat ini terdiri atas karet alami dan sintetis. Karet diperlakukan dan diproduksi dalam pelayanan sehingga penampangnya bisa bulat atau persegi dan permukaannya memanjang relatif mulus.

7. Serat Metalik 

    Metalik terdiri dari logam, logam berlapis plastik, plastik berlapis logam atau inti yang benar-benar tertutup oleh logam. Serat ini biasanya diproduksi dalam lajur aplikasi serat metalik berupa benang hias dalam pakaian dan barang perabotan rumah. 

8. Serat Mineral

    Berbagai mineral telah diproduksi ke dalam serat gelas keramik, dan grafit yang memiliki sifat tertentu untuk kegunaan tertentu seperti kaca. Meskipun keras dan tidak fleksibel, kaca dapat dibuat menjadi serat tekstil transparan halus yang memiliki tampilan dan nuansa sutera.

C. Pengolahan Bahan Serat

    Sebelum membuat produk kerajinan, tentunya perajin harus melakukan proses pengolahan terhadap bahan tekstil. Proses pengolahan masing–masing bahan tekstil secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Langkah – langkahnya sebagai berikut :

1. Pemintalan Benang

    Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang di sebut pemintalan.

2. Penggulungan Benang

    Benang yang sudah dipintal akan digulung menggunakan alat penggulung benang.

3. Pencelupan Warna

    Benang di proses dengan pencelupan untuk memperoleh warna yang kuat. Selanjutnya benang dikeringkan.

4. Penenunan Benang Menjadi Kain

    Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan menjadi kain.

    Benang yang telah menjadi bahan baku dapat digunakan untuk membuat macrame dan tapestri, sedangkan kain dapat digunakan untuk membuat kain ikat celup.

D. Proses Produksi Kerajinan Bahan Serat

    Teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Dengan demikian, penggunaan teknik dasar menjadi tepat sasaran.

    Adapun teknik–teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang dapat digunakan untuk memproduksi kerajinan ikat celup, macramé, dan tapestry sebagai berikut:

a. Menenun

  Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestry. Menenun menggunakan alat spanram atau bingkai yang direntangkan benang – benang berfungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan.

b. Menjahit

    Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan – bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan [Manual] atau mesin jahit. dalam pembuatan kain ikat celup diperlukan teknik menjahit untuk merintang warna.

c. Mengikat

    Mengikat adalah teknik menyatukan dua benang / lebih membentuk ikatan yang diinginkan. Mengikat dapat pula diartikan menyatuka helaian kain yang satu dengan lainnya mennggunakan alat pengikat untuk membentuk pola tertentu. Ikatan ini dapat berupa simpul ataupun pola warna.

E. Produk Dan Proses Kerajinan Bahan Serat

    Dalam pembuatan produk kerajinan perlu memahami dahulu seperti apa membuat karya yang berkualitas, maka dalam proses penciptaannya harus mengacu pada persyaratan. Adapun syarat – syarat perancangan benda kerajinan sebagai berikut :

1. Kegunaan [Utility]

    Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah sayur.

2. Kenyamanan [Comfortable]

    Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.

3. Keluwesan [Flexibility]

    Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.

4. Keamanan [Safety]

    Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh piring dari serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat pelapis/pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.

5. Keindahan [Aestetic]

    Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih disbanding beda yang biasa–biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya dari bentuk, hiasan atau ornament dan bahan bakunya.

    Karya yang baik dihasilkan dari proses perancangan yang baik pula. Oleh sebab itu, proses perancangan karya kerajinan harus memperhatikan hal–hal seperti berikut ini:

  • Tentukan bahan dan jenis kerajinan.
  • Penggalian ide dari berbagai sumber.
  • Buat beberapa sketsa karya.
  • Tentukan sebuah karya terbaik.
  • Kumpulkan bahan dan alat.
  • Pembuatan karya kerajinan.
  • Evaluasi karya.
  • Revisi karya.

    Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam berupa hutan yang tersebar di seluruh Nusantara. Selama ini hasil hutan non-kayu yang berasal dari tanaman dan bersifat dapat diperbaharui belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari para pemangku kepentingan di sektor kehutanan. Padahal, tanaman non-kayu seperti daun dan rumput–rumputan memberikan kontribusi ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. 

    Selain tanaman kayu dan non-kayu, terdapat bahan serat alam yang dihasilkan dari hewan. Produk kerajinan yang dihasilkan dari bahan serat tumbuhan dan hewan sangat banyak dan mudah didapat. Namun ada pula serat buatan yang dihasilkan dari berbagai bahan campuran, yang juga menghasilkan produk kerajinan yang kreatif seperti kain.

1. Produk Kerajinan Serat Tumbuhan

    Daun yang digunakan sebagai produk kerajinan di sebut dengan serat alam. Serat alam yang biasa digunakan diantaranya daun eceng gondok, daun pandan, daun jagung, daun pisang atau pelepah pisang, daun kelapa/janur, daun lontar, daun pandan dan daun pohon gebang. Selain daun, ada juga akar, biji dan batang.

    Eceng gondok termasuk jenis tanaman yang biasa tumbuh di air. Eceng gondok termasuk jenis tanaman pengganggu. Namun bagi warga daerah tertentu seperti di Kulon Progo, Yogyakarta, eceng gondok menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Daerah ini menjadi sentra kerajinan tangan dari eceng gondok. Selain eceng gondok, masih banyak lagi produk kerajinan dari bahan serat alam ini sudah sudah digeluti oleh perajin di beberapa daerah.

a. Bahan Serat Tumbuhan

    Di bawah ini merupakan bahan serat alam dari tumbuhan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan. Pengolahan yang dilakukan cukup sederhana, yaitu dikeringkan secara alami dengan sinar matahari langsung.

1. Serat Pelepah Pisang.

2. Serat Daun Pandan.

3. Serat Eceng Gondok.

    Bahan–bahan serat alam dapat menghasilkan produk kerajinan tangan yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja dan tempat lampu. Teknikpembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat dengan cara dianyam. Namun, ada juga yang menggunakan teknik tempelatau jahit. Sedangkan proses persiapan pembatan bahan baku yang digunakan biasanya dengan cara dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari langsung. Untuk menghindari jamur, bahan serat alam harus direndam dahulu dalam waktu tertentu dengan larutan natrium benzoate atau zat pengawet lainnya sehingga bahan serat alam dapat tahan lama tanpa jamur.

b. Alat Produksi Kerajinan Serat Tumbuhan

    Alat yang digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat alam cukup banyak. Peralatan digunakan sesuai kebutuhan. Peralatan di bawah ini hanya sebagian saja dari aneka peralatan yang dapat digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan daun atau serat alam. Peralatan yang dapat digunakan untuk mengolah daun atau serat alam, diantaranya:

  • Gunting.
  • Cutter.
  • Pisau.
  • Lem Tembak.
  • Jarum Jahit.

    Ada pula peralatan berat yang diperlukan dalampembuatan kerajinan tertentu, seperti mesin jahit, mesin tenun,mesin pemisah sabut kelapa dan aneka mesin lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan bahan serat alam.

c. Produk Kerajinan dari Serat Tumbuhan

    Pembuatan produk kerajinan bahan serat tumbuhan, baik yang dibuat sebagai bahan baku tekstil ataupun yang dibuat sebagai fungsional memiliki prosedur yang berbeda. Bahan serat alamyang berasal dari serat/sabut kelapa dapat diproduksi sebagai keset atau bahkan sebagai isi bantal. Bahan serat alam dari daun/pelepah pisang, pandan atau eceng gondok dapat diproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan yang memiliki fungsi pakai dan juga fungsi hias dengan menggunakan teknik anyam.

2. Produk Kerajinan Serat Hewan

    Serat hewan yang biasa dibuat untuk bahan dasar kerajinan adalah bulu domba, serat ulat sutra, bulu biri–biri dan kulit hewan. 

    Bulu domba memiliki ketebalan yang cukup untuk dibuat kerajinan fesyen seperti syal, baju hangat, kaos kaki, rompi, topi, sepatu dan tas. Ada pula yang dibuat menjadi sarung bantal kursi dan taplak. Daerah penghasil bulu domba sebagai produk kerajinan diantaranya Tapos Indramayu. Perajin daerah ini menyulap bulu domba menjadi hiasan yang menarik dan kreatif. Masih banyak lagi produk kerajinan dari bahan serat hewan ini sudah digeluti oleh perajin di beberapa daerah, melihat semakin variatifnya minat masyarakat.

a. Bahan Serat Hewan

    Di bawah ini merupakan bahan serat dari hewan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan. Pengolahan yang dilakukan cukup sederhana yaitu dikeringkan secara alami dengan sinar matahari langsung.

1. Serat wol dari bulu domba.

2. Serat sutra dari kepompong ulat sutera.

3. Serat dari bulu alpaca.

    Bahan–bahan serat hewan dapat diolah dengan berbagai cara dan dilakukan dengan beberapa tahap pengolahan seperti pencukuran, pembersihan dengan cara pencucian, pengeringan dan kemudian dipintal. Hasil dari pemintalan diperoleh benang yang dapat dijadikan sejumlah produk yang bernilai jualtinggi. Produk yang dihasilkan dari bulu domba sering diolah dengan teknik tenun. Serat bulu domba atau wol memiliki kelebihan diantaranya berat, hangat dan halus. Oleh sebab itu, bahan serat ini cocok dimanfaatkan sebagai produk fesyen.

b. Alat Produksi Kerajinan Serat Hewan

    Alat yang digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat alam cukup banyak. Peralatan digunakan sesuai kebutuhan. Peralatan di bawah ini hanya sebagian saja dari aneka peralatan yang dapat digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat hewan. Peralatan yang dapat digunakan untuk mengolah daun atau serat alam, diantaranya :

1. Gunting.

2. Alat pencukur bulu.

3. Baskom.

4. Jarum jahit

    Ada pula peralatan berat yang diperlukan dalam pembuatan kerajinan tertentu, seperti alat pintal dan alat penggulung benang. Alat tersebut dapat dibuat dalam bentuk tradisional.

c. Produk Kerajinan Dari Serat Hewan

    Mesin yang dapat digunakan untuk mengolah serat hewan adalah:

1. Mesin pemintalan.

2. Mesin penggulung benang hasil pemintalan.

    Pembuatan produk kerajinan bahan serat hewan, baik yang dibuat sebagai bahan baku tekstil ataupun yang dibuat sebagai fungsional memiliki prosedur yang berbeda. Bahan serat hewan dari sutra dapat diproduksi menjadi kain sutra. Sedangkan kain sutra sendiri masih dapat diolah kembali menjadi berbagai produk kerajinan lainnya, misalnya batik, kain ikat celup, busana dan syal. Bahan serat hewan dapat diproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan yang memiliki fungsi pakai dan fungsi hias dengan menggunakan teknik jahit, tenun dan rajut.  

F. Kemasan Produk Kerajinan Bahan Serat

    Penyajian sebuah produk kerajinan disebut juga dengan kemasan. Kemasan telah menjadi bagian penting dari sebuah karya. Saat ini kemasan sebuah produk turut menentukan apakah produk tersebut layak dikatakan memiliki kualitas lebih atau biasa saja. Bentuk kemasan sangat membantu sebuah produsen mengenalkan produk. Bentuk kemasan sangat membantu para perajin atau produsen mengenalkan dan mendekatkan produk kepada konsumennya. Hanya dalam beberapa detik saja sebuah kemasan dapat merubah cara pikir seseorang dari tidak tertarik menjadi tertarik terhadap sebuah produk.

    Dilihat dari fungsinya, kemasan memiliki empat fungsi utama, yaitu:

1. Menjual produk.

2. Melindungi produk.

3. Memudahkan penggunaan produk.

4. Memperindah penampilan produk.

    Keempat fungsi tersebut penting diperhatikan agar dapat meningkatkan daya jual produk. Kemasan sebagai pelengkap produk dengan tujuan agar produk terlihat lebih menarik. Bahan dasar dari kemasan itu sendiri sangat bervariasi, seperti logam, plastic, kayu, serat alam, kardus, kaca dan mika. Pilihan bahan kemasan harus disesuaikan dengan jenis produk kerajinan yang akan dikemas. Penting untuk dipahami bahwa produk yang diperuntukkan dijual, maka kemasan harus lebih berguna untuk melindungi keamanan karya dari kerusakan, sedangkan jika untuk dipamerkan maka kemasan lebih berfungsi sebagai penunjang produk utama.

G. Contoh Proyek Kerajinan Bahan Serat

    Mari kita pelajari prosedur pembuatan kerajinan dari serat kayu di bawah ini. Perhatikan langkah – langkah pembuatannya.

Membuat Kerajinan Rompi Serat Kayu.

a] Perencanaan

1. Mengidentifikasi Kebutuhan.

a. Ilustrasi

    Dalam memperingati ulang tahun SMP bangsa sejahtera, panitia menyelenggarakan lomba cipta kostum rompi bagi para siswa didiknya. Reza ingin sekali ikut lomba tersebut guna memperoleh pengalaman mendesain busana. Selanjutnya Reza mencoba merancangnya dengan menggunakan bahan serat alam. Reza beranggapan bahwa bahan tersebut tidak akan dicoba oleh orang lain.

b. Ide/Gagasan

    Reza akan membuat rompi dari serat kulit kayu melinjo yang dimodifikasi dengan cara dipadukan dengan bahan lain seperti kulit dan manik–manik. rompi yang dibuat Reza dijahit dengan tangan dan menggunakan aksen lukisan dengan motif Papua. Reza terinspirasi dari pertunjukkan tari daerah Papua saat berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah [TMII] Jakarta.

2. Menentukan bahan dan fungsi produk kerajinan modifikasi dari bahan alam, yaitu serat kayu melinjo.

3. Menggali ide dari berbagai sumber [majalah, surat kabar, internet, survey pasar]

4. Membuat sketsa karya dan menentukan karya terbaik dari sketsa.

b] Pelaksanaan

1. Menyiapkan Bahan dan Alat.

a. Bahan: Serat kulit kayu, kulit hewan tersamak, cat akrilik, rumbai.

b. Alat: Pensil, gunting, pisau kertas, lem [putih/kuning], jarum dan benang.

2. Membuat Karya Kerajinan.

a. Buat pola rompi yang diinginkan sesuai rancangan menggunakan kertas Koran. Ukuran pola dapat diukur sesuai badan kita. Namun dapat pula menggunakan baju / rompi yang sudah ada dan dibuat polanya dari kertas Koran.

b. Ambil serat kulit kayu dari pohon melinjo yang siappaki. Ukur sesuai dengan pola yang sudah dibuat dengan cara menjiplak dengan pola kertas. Guntinglah serat kulit kayu sesuai pola kertas.

c. Jahit bagian depan dengan bagian belakang satu persatu, dimulai dari bagian pundak, berlanjut ke bagian tepi badan kanan dan kiri. Proses penjahitan dapat dilakukan dengan tangan menggunakan tusuk tikam jejak atau jelujur dapat pula dengan menggunakan mesin jahit.  

d. Tempelkan rumbai pada serat kulit kayu. Rumbai dapat menggunakan kulit tersamak yang lebih lunak agar terlihat lentur. Buat tempelan kulit tersamak sesuai rancangan menggunakan lem agar kuat. Jika diinginkan rumbai dapat dijahit sekali lagi agar lebih kuat.

e. Lukis bagian depan rompi dengan cat akrilik agar lebih menarik menggunakan motif ragam hias Papua.

c. Evaluasi

    Lakukan evaluasi dengan menguji karya. Ingatlah selalu keselamatan kerja, terutama dalam menggunakan jarum atau mesin jahit.

Sumber: Prakarya Kelas VII

Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud 

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề