Sikap rakyat Maluku terhadap orang-orang Portugis yang menyerang adalah

Monopoli rempah yang dilakukan bangsa Barat membuat rakyat Maluku melakukan perlawanan. [unsplash/K15Photos]

adjar.id – Adjarian, penjajahan Portugis membuat adanya perlawanan rakyat Maluku.

Maluku merupakan salah satu pulau di Nusantara yang memiliki sumber kekayaan rempah-rempah sehingga menjadi incaran bagi bangsa Barat.

Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 SMA edisi revisi 2017 terdapat satu soal dalam Latih Uji Kompetensi di halaman 101.

Pada soal Latih Uji Kompetensi tersebut, kita diminta untuk menceritakan mengenai perlawanan rakyat maluku terhadap dominasi Portugis.

Baca Juga: Pengaruh Sistem Tanam Paksa pada Masa Penjajahan

Maka dari itu, agar bisa menjadi sumber referensi bagi Adjarian, kali ini kita akan menjawab soal tersebut yang juga menjadi materi sejarah kelas 11 SMA.

Portugis menjadi negara Eropa pertama yang berhasil berlayar sampai ke Maluku, tepatnya pada tahun 1521 M.

Awalnya hubungan Portugas dan rakyat Maluku berawal baik, akan tetapi lama kelamaan portugis ingin menguasai Maluku untuk menguasai rempah-rempah.

Yuk, kita simak penjelasan mengenai perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis berikut ini!

Page 2

Monopoli rempah yang dilakukan bangsa Barat membuat rakyat Maluku melakukan perlawanan. [unsplash/K15Photos]

Awal Kedatangan Portugis

Portugis berhasil masuk ke kepulauan Maluku pada tahun 1521 M, yang di mana pusat aktivitasnya berada di Ternate.

Kemudian orang-orang spanyol memasuki kepulauan Maluku yang memusatkan kedudukannya di Tidore.

Persaingan Portugis dan Spanyol terus memuncak, di mana bangsa-bangsa Eropa ingin menguasai perdagangan di Maluku.

Pada tahun 1929 terjadi peran antara Tidore melawan Portugis, penyebabkan karena kapal-kapal Portugis menambaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkeh di Tidore.

Baca Juga: Sejarah Masuknya Portugis ke Indonesia, Materi Sejarah Kelas 11 SMA

Perang kemudian terjadi antara Todore melawan Portugis, di mana Portugis mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan.

Portugis akhirnya bisa mendapat kemenangan sehingga Portugis semakin sombong dan berlaku kasar terhadap rakyat Maluku.

Kemudian, upaya monopoli semakin dilakukan oleh Portugis, sehingga muncul sering terjadi perlawanan yang dilakukan rakyat Maluku.

O iya, persaingan antara Portugis dan Spanyol berakhir dengan adanya Perjanjian Tordesillas, sebagai perjanjian perdamaian antara Portugis dan Spanyol.

Page 3

Monopoli rempah yang dilakukan bangsa Barat membuat rakyat Maluku melakukan perlawanan. [unsplash/K15Photos]

Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Portugis

Adanya kesewenang-wenangan Portugis yang semakin memuncak, membuat rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1565.

Perlawanan rakyat Maluku dilakukan oleh rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Khaerun atau Hairun.

Sultan Khaerun sendiri menyerukan agar seluruh rakyat dari Jawa sampai Papua untuk angkat senjata melawan kolonial Portugis.

Portugis mulai kewalahan dan menawarkan perundingan terhadap Sultan Kaerun, akhirnya karena pertimbangan kemanusiaan, Sultan Kaerun menerima ajakan Portugis.

Pada tahun 1570, perundingan dilaksanakan di Benteng Sao Paolo, akan tetapi, hak ini hanyalah tipu muslihat dari Portugis saja, Adjarian.

Baca Juga: Jawab Soal yang Dimaksud Pelayaran Hongi dan Praktiknya oleh VOC

Nah, saat perundingan terjadi, Sultan Kaerudin kemudian di tangkap dan nyawanya hilang.

Hal ini membuat perilaku Portugis tidak mengenal perikemanusiaan, di mana demi keuntungan ekonomi, portugis telah merusak sendi-sendi kehidupan.

Akhirnya perjuangan dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah, di mana semangat rakyat Maluku semakin berkobar setelah mengetahui Portugis tidak mengenal nilai-nilai kemanusiaan.

Nah, itulah tadi perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis yang bisa menjadi sumber referensi Adjarian dalam menjawab soal Latih Uji Kompetensi di halaman 101.

Tonton juga video berikut ini, yuk!

Jakarta -

Perlawanan rakyat Maluku pada penjajahan tercatat sebagai salah satu perlawanan terhebat di negeri ini. Kawasan ini selalu menjadi incaran negara asing karena kekayaan rempah-rempah. Dua negara pernah mencoba menguasai kawasan ini, Portugis lalu kemudian Belanda.

Selain Maluku, perlawanan juga terjadi di beberapa daerah, seperti Jawa, Sumatera Barat, dan Aceh. Bentuk perlawanan tersebut dilakukan untuk mengusir penjajah dari Nusantara. Berikut ringkasan perjuangan perlawanan rakyat Maluku pada VOC Belanda yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Latar Belakang

Latar belakang perlawanan rakyat Maluku mengusir bangsa Belanda karena adanya praktik monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Belanda melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi terutama rempah- rempah kepada VOC.

Kompeni juga melangsungkan sistem pelayaran Hongi [hongitochten]. Dengan cara itu, para birokrat Kompeni dapat menginspeksi satu per satu pulau-pulau di Maluku yang bertujuan menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah. Kompeni juga punya hak ekstirpasi, yaitu hak memusnahkan pohon pala dan cengkeh jika harganya turun.

2. Perlawanan

Perlawanan rakyat Maluku muncul pada tahun 1635 di bawah pimpinan Kakiali, Kapitan Hitu. Saat Kakiali tewas terbunuh, perjuangannya dilanjutkan Kapitan Tulukabessy. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Sampai akhir abad ke-18 tak terdengar lagi perlawanan pada VOC.

Baru kemudian muncul nama Sultan Jamaluddin, dan Sultan Nuku dari Tidore. Namun VOC dengan cepat bisa memadamkan perlawanan itu. Lalu pada 1817 muncul tokoh dari di Pulau Saparua bernama Pattimura. Dalam aksi Pattimura itu, Benteng Duurstede berhasil dihancurkan oleh rakyat Maluku. Bahkan, Residen Belanda Van den Bergh terbunuh dalam peristiwa tersebut.

Tak sampai di situ, Belanda terus membawa pasukan dari Ambon hingga Jawa demi mengalahkan rakyat Maluku. Peristiwa ini menjalar ke kota lainnya di Maluku, seperti Ambon, Seram, dan pulau lainnya agar rakyat Maluku mundur.

Rakyat Maluku pun mundur karena kekurangan pasokan makanan. Demi menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Thomas Mattulessia atau Patimurra menyerahkan diri dan dihukum mati.

3. Tokoh Perlawanan Rakyat Maluku

Ada dua tokoh yang terlibat dalam perlawanan tersebut, yakni Patimurra sebagai pemimpin perlawanan pertama dan pejuang perempuan Khristina Martha Tiahahu.

Khristina Martha Tiahahu diketahui menggantikan kepemimpinan Pattimura yang menyerahkan diri demi rakyat. Sayang, perjuangannya harus berhenti ketika ia dibawa ke pengasingan di Jawa dan meninggal dunia.

Kolonial pun semakin menerapkan kebijakan yang berat terhadap rakyat Maluku, terutama rakyat Saparua setelah perlawanan rakyat Maluku. Monopoli rempah-rempah kembali diberlakukan.

[pay/pal]

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Portugis mengawali kedatangannya ke Nusantara pada tahun 1511 di Malaka. Kemudian, bangsa Portugis melanjutkan perjalanan ke Maluku. Tujuan utamanya menguasai daerah penghasil rempah-rempah disana. Sikap Portugis yang memaksakan sistem monopoli perdagangan mendapat perlawanan dari rakyat Maluku. Kedudukan Portugis juga semakin mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Hairun.

Dengan demikian, penyebab terjadinya perlawanan terhadap bangsa Portugis adalah sikap mereka yang memaksakan  monopoli perdagangan rempah-rempah.

Rakyat Ternate akhirnya berhasil mengusir Portugis dari Maluku dibawah kepemimpinan Sultan Baabullah. Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis dari Ternate karena mendapat dukungan dari seluruh rakyat Maluku. Perlawanan ini dilakukan dengan menyerang pos-pos perdagangan dan pertananan Portugis di Maluku. Setelah berhasil mengusir Portugis, Sultan Baabullah menyatakan dirinya sebagai penguasa seluruh Maluku bahkan mendapat pengakuan kekuasaan sampai daerah Mindanao, Sangihe, dan Nusa Tenggara.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề