Suku bangsa yang berasal dari daerah provinsi kalimantan barat yaitu

Jakarta -

Indonesia terkenal sebagai negara dengan ratusan suku bangsa, budaya, bahasa, adat, dan kebiasaan. Ratusan suku ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di pedalaman hutan Kalimantan dengan suku Dayak.

Suku Dayak berasal dari pulau Kalimantan, dan terdiri dari berbagai etnis suku. Masing-masing suku ini mempunyai kebiasaan, adat, dialek, budaya, serta wilayahnya sendiri.

Suku Dayak adalah nama yang diberi penjajah kepada penghuni pedalaman pulau Borneo yang tinggal di pulau Kalimantan. Kalimantan sendiri terbagi menjadi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

Di Kalimantan, ada 5 atau 7 suku asli, yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau, dan Tidung. Menurut sensus Badan Pusat Statistik [BPS] Republik Indonesia 2010, suku bangsa yang ada di kalimantan dibagi menjadi tiga, yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia, dan suku asal Kalimantan lainnya [non Dayak dan non Banjar].

Dulu, masyarakat Dayak memiliki budaya maritim atau bahari. Makanya, hampir semua nama sebutan orang Dayak memiliki suatu arti yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai. Biasanya dapat ditemukan di nama-nama rumpun atau nama kekeluargaannya.

Meski ada beberapa suku adat yang tinggal di pulau Kalimantan, yang paling mendominasi adalah suku Dayak. Suku Dayak berasal dari semua lima provinsi di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Lalu, dari mana asal daerah suku Dayak? Orang dayak adalah penduduk asli pulau Kalimantan. Dayak menjadi istilah umum untuk 200 sub kelompok lebih etnis suku yang umumnya tinggal di sungai atau pegunungan pedalaman bagian selatan dan tengah pulau Kalimantan.

Tak hanya di pulau Kalimantan bagian Indonesia, suku Dayak juga dapat ditemukan di pulau Kalimantan bagian Malaysia dan Brunei. Suku Dayak sendiri memiliki 6 rumpun yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum- Ngaju, dan Rumpun Punan.

Rumpun Dayak Punan adalah suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan. Sedangkan rumpun Dayak lainnya merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak Punan dengan kelompok Proto Melayu, moyang Dayak yang berasal dari Yunan, Tiongkok.

Keenam rumpun tadi terbagi lagi ke dalam 405 sub-etnis, yang meskipun berjumlah ratusan, tetapi tetap memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri ini biasanya menjadi faktor penentu bagi suatu sub-suku di Kalimantan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak.

Ciri-cirinya seperti memiliki rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, sumpit, mandau, beliung atau kapak Dayak, mata pencaharian, dan seni tari. Di kecamatan-kecamatan Kalimantan yang menjadi wilayah adat Dayak, mereka dipimpin seorang Kepala Adat yang dapat memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda.

Dalam kesehariannya, orang Dayak berkomunikasi menggunakan bahasa Dayak yang termasuk ke dalam kategori bahasa Austronesia di Asia. Mereka awalnya memiliki keyakinan tradisional yaitu Kaharingan, namun mulai banyak yang masuk Islam sejak abad ke-19 dan banyak juga yang memilih agama Kristen.

Wah, menarik ya? Apakah detikers berminat mengunjungi perkampungan suku Dayak asli yang berasal dari Pulau Kalimantan?

[pal/pal]

Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Berbagai sumber menyebutkan terdapat ratusan suku bangsa di Indonesia. Suku-suku tersebut menyebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap-tiap suku memiliki karakteristik tertentu. Meskipun suku bangsa beraneka ragam dan berbeda ciri, tetapi mereka tetap satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia. Sama halnya dengan di Provinsi Kalimantan Barat yang juga memiliki bermacam-macam suku bangsa. Ada suku bangsa yang sejak lama tinggal di Kalimantan Barat dan ada pula yang datang kemudian.


Suku Bangsa Kalimantan Barat

Penduduk Provinsi Kalimantan Barat ada bermacam-macam suku bangsa. Suku bangsa yang mayoritas [jumlahnya besar] terdiri atas suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa [Cina]. Proporsi ketiga suku tersebut sekitar 90% dari total jumlah penduduk. Suku bangsa yang telah lama tinggal di Kalimantan Barat adalah suku Dayak. Suku Dayak diperkirakan berasal dari daerah Yunan, Cina Selatan. Mereka bermigrasi ke Kalimantan sekitar tahun 3000-1500 SM. Suku Dayak digolongkan ke dalam kelompok protomelayu karena mereka bermigrasi pada gelombang pertama. Orang Dayak berkulit cerah atau kuning. Mereka umumnya tinggal di daerah pedalaman. Suku Dayak mempunyai banyak anak suku atau subsuku. Di antara subsuku tersebut terdapat suku-suku yang menjadi induk bagi lainnya. Mereka adalah Subsuku Ngaju, Daya Opu, Kayan, Toan, Tomantus, Iban, Marat, Punan, dan Ot Danum. Selain ketiga suku bangsa [Dayak, Melayu, dan Tionghoa] mayoritas di atas, terdapat suku-suku yang lain, misalnya Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, dan Batak. Suku-suku ini jumlahnya di bawah 10%.

Suku Ngaju tersebar di Kalimantan Barat bagian tenggara. Umumnya mereka bermukim di sepanjang Sungai Kapuas. Mata pencaharian suku ini bercocok tanam padi di ladang. Sebagian lagi masih berburu dan menangkap ikan di sungai. Mereka mendirikan rumah sejajar dengan sungai. Kebanyakan orang Ngaju berdiam dalam rumah-rumah panjang. Dalam satu rumah dihuni oleh beberapa keluarga inti yang masih mempunyai hubungan kekerabatan. Suku Ngaju menganut prinsip kekerabatan ambilineal, karena keturunan tidak hanya dikaitkan dengan cikal bakal pihak ayah, tetapi juga dari pihak ibu. Menurut suku Ngaju, perkawinan yang ideal adalah gadis dan bujang yang saudara sepupu derajat kedua [hajenan] atau sepupu dari kakek yang bersaudara.

Suku Ot Danum

Suku Ot Danum menghuni daerah sepanjang Sungai Malawi, Silat, dan Meateh, Kabupaten Kapuas Hulu. Orang Ot Danum mendirikan permukiman di dekat pinggir sungai-sungai besar. Setiap kampung setidaknya mempunyai sebuah betang [rumah panjang]. Sebuah rumah betang dihuni oleh beberapa keluarga batih yang banyaknya sampai sekitar 50 keluarga. Orang Ot Danum rata-rata bermata pencaharian sebagai peladang berpindah. Mereka biasanya menanam padi. Mata pencaharian lainnya adalah mengumpulkan hasil hutan, mendulang emas. menangkap ikan, dan berburu binatang liar.

Hubungan orang Ot Danum berdasarkan pada prinsip ambilineal, yaitu sebagian masyarakat menghitung garis keturunan dari ayah dan sebagian lainnya dari ibu. Sebuah desa secara formal dipimpin oleh seorang pembekal yang bertindak sebagai pemimpin administrasi [kepala desa dan seorang penghulu] dan sebagai kepala adat. Jabatan penghulu ini sering pula dijabat rangkap oleh seorang tokoh yang kemudian bergelar patih. Kepercayaan asli orang Ot Danum adalah kaharingan. Sekarang ini kebanyakan suku Ot Danum mulai memeluk agama Kristen.

Orang Iban sebagian besar mendiami hulu Sungai Kapuas sampai ke dalam wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Mata pencaharian pokok mereka bercocok tanam di ladang. Mereka menanam padi, ubi-ubian, sayur, dan buah-buahan. Sebagian lagi masih menyandarkan diri dengan meramu hasil hutan. Seperti suku-suku lainnya, orang Iban berdiam di sepanjang sungai di dalam rumah-rumah Betang. Rumah betang dihuni beberapa keluarga inti yang masih mempunyai hubungan kekerabatan.

Suku Melayu di Kalimantan Barat diperkirakan berasal dari daerah Sumatra Selatan. Akan tetapi, ada sumber lain yang menyatakan bahwa suku Melayu ini berasal dari Malaysia dan Sumatra Timur. Mereka bermigrasi ke Kalimantan diperkirakan sekitar abad ke-15. Orang-orang Melayu ini merupakan masyarakat yang beragama Islam. Mereka inilah yang kemudian mendirikan kesultanan-kesultanan di daerah pesisir. Kesultanan-kesultanan suku Melayu cukup banyak. Kesultanan yang besar adalah Kesultanan Sambas dan Kesultanan Kadriah di Pontianak. Dalam perkembangannya suku Melayu dapat berbaur dengan suku-suku yang telah lama tinggal di Kalimantan Barat yaitu Dayak.

Suku Melayu Kalimantan Barat

Ketika suku Dayak ada yang memeluk agama Islam, mereka ini kemudian disebut pula sebagai suku Melayu. Di kalangan orang Dayak mereka ini dikenal dengan sebutan sangonan [Simpang Hulu], sangenan [Kapuas Hulu], miyagak [Sungai Laur] nyape [Tayap], nyagak [Tumbang Titi], dan Laut [Kab. Pontianak].

Suku Tionghoa [Cina] merupakan suku bangsa asing yang berasal dari Tiongkok atau negara RRC [Republik Rakyat Cina]. Sudah sejak abad ke-3 pelaut Cina telah berlayar ke Indonesia untuk berdagang. Rute pelayaran menyusuri Pantai Asia Timur dan pulangnya melalui Kalimantan Barat serta Filipina dengan mempergunakan angin musim. Pada abad ke-7, hubungan Tiongkok dengan Kalimantan Barat sering terjadi. Kemudian orang-orang Tionghoa mulai datang dan menetap di Sambas dan Mempawah. Mereka ini bekerja di tambang-tambang emas.

Gadis Tionghoa sedang Bersembahyang di Klenteng

Tahun 1463 Laksamana Cheng Ho dari Yunan, atas perintah Kaisar Cheng Tsu [kaisar keempat Dinasti Ming] selama tujuh kali memimpin ekspedisi pelayaran ke Nan Yang. Beberapa anak buahnya ada yang kemudian menetap di Kalimantan Barat dan membaur dengan penduduk setempat. Mereka membawa ajaran Islam yang mereka anut.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề