Tuliskan 5 orang pejuang muda yang kalian kagumi atau yang akan dijadikan suriteladan yang baik

Lihat Foto

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI

Pengunjung mengamati benda peninggalan RA Kartini di Museum Kartini Jepara, Jawa Tengah, Senin [15/5/2017]. Museum ini berisi berbagai benda peninggalan RA Kartini semasa kecil hingga remaja.

KOMPAS.com - Banyak perempuan-perempuan Indonesia yang turut membela negara dan melawan penjajah. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan kebebasan.

Bahkan tak sedikit perempuan yang berjuang agar tidak lagi dipandang sebelah mata. Kompas.com merangkum sosok empat Pahlawan Nasional perempuan namanya terus dikenang:

Cut Nyak Dien

Disadur dari buku 100 Great Women [2010] karya Fenita Agustina, Cut Nyak Dien lahir di Lampung, tahun 1848. Lahir dikeluarga bangsawan, Cut Nyak Dien hidup sederhana.

Kisah keberaniannya dalam mempertahankan kebebasan rakyat Aceh dari penjajahan Belanda, terkenal hingga ke pelosok negeri.

Dengan memimpin pasukan pejuang Aceh melawan Belanda, dirinya dikenal sebagai "Ratu Jihad" dari Aceh. Pada tanggal 8 April 1873 perang Aceh pertama dimulai. Sebagai putri Aceh yang taat beragama, dia sangat marah melihat tempat ibadahnya dibakar Belanda.

Baca juga: Lahirkan Banyak Pahlawan Nasional, Gowa Jadi Suri Teladan Daerah Lain

Bersama dengan suaminya, Teuku Ibrahim Lamnga, ia bertarung di garis depan. Tragis, pada tanggal 29 Juni 1874 Cut Nyak Dien harus merelakan suaminya tewas saat bertempur.

Tak pantang menyerah, Cut Nyak Dien tetap melanjutkan perlawanannya. Pada tahun 1880 Cut Nyak Dien dipersunting oleh Teuku Umar dan berjuang bersama melawan penjajah Belanda.

Namun pada tanggal 11 Februaru 1899, Teuku Umar tewas dalam pertempuran melawan Belanda di Meulaboh. Cut Nyak Dien saat itu sudah mulai renta dan sering sakit-sakitan.

Cut Nyak Dien akhirnya ditangkap Belanda dan dibawa ke Banda Aceh. Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien meninggal dunia karena usia dan dimakamkan di Sumedang, Jawa barat.

Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 2 Mei 1964.

Rep: hri Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Makkah,  Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah bertepatan 20 April 570 M, lahirlah seorang manusia agung. Empat puluh tahun kemudian, bayi dari pasangan Abdullah dan Siti Aminah yang diberi nama Muhammad itu menerima wahyu dan menjadi Nabi pembawa risalah Islam. Muhammad SAW menjadi Rasul terakhir penutup rangkaian nabi-nabi dan rasul-rasul Allah di muka bumi.  Ia adalah salah seorang nabi yang tertinggi di antara lima rasul yang termasuk ke dalam golongan ulul azmi [mereka yang memiliki keteguhan hati]. Sejak muda Muhammad dikenal sebagai sosok yang berkepribadian mulia.  Menginjak usia 20 tahun, Muhammad sudah mendirikan Hilful-Fudul, sebuah lembaga yang bertujuan membantu orang miskin dan orang teraniaya.  Melalui lembaga yang didirikannya itu, sifat-sifat kepemimpinannya sudah mulai tampak. Namanya semakin dikenal sebagai orang terpercaya. Selain beraktivitas di Hilful Fudul, Muhammad pun aktif berniaga membantu pamannya. Tak heran jika relasi dagangnya semakin luas. Kejujurannya segera tersiar dari mulut ke mulut. Sehingga, ia mendapat gelar al-Amin yang berarti orang yang terpercaya. Pada usia 25 tahun, Muhammad dipercaya seorang saudagar kaya raya bernama  Khadijah binti Khuwailid untuk berniaga ke Suriah. Berkat kejujurannya dalam berdagang, pencapaiannya dari hasil berniaga itu melebihi perkiraan. Khadijah yang telah lama menjanda itu akhirnya menaruh kekaguman kepada Muhammad. Muhammad dan Khadijah akhirnya menikah. Pernikahan yang penuh kebahagiaan dan rasa cinta itu dikaruniai enam anak, dua putra dan empat putri bernama al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum dan Fatimah. Kedua putranya meninggal semasa masih kecil. Jiwa keadilan dan kemanusiaan yang tumbuh dalam diri Muhammad semakin di kenal masyarakat dari waktu ke waktu. Ketika terjadi sebuah persoalan penting yang tak menemui jalan keluar, Muhammad selalu menjadi solusi. Ketika berusia 35 tahun, ia sudah dipercaya untuk mengangkat Hajar Aswad atau batu hitam pada Ka'bah ke tempatnya semula. ''Itu dia al-Amin, orang yang terpercaya. Kami rela menerima keputusannya,'' ungkap penduduk Makkah, saat mereka berselisih tentang siapa yang berhak mengangkat Hajar Aswad ke tempatnya, saat Ka'bah diperbaiki karena terkena banjir. Dengan penuh keadilan, Muhammad mengajak seluruh kepala suku untuk mengangkat Hajar Aswad. Menjelang usia 40 tahun, Muhammad sering memisahkan diri dari keramaian untuk mencari jalan keluar agar masyarakat  tak lagi menyembah berhala. Ia sering mengasingkan diri ke Gua Hira yang berjarak 6 kilometer di sbelah timur laut kota Makkah.  Di sebuah gua yang sempit dan gelap, ia bertafakur dan beribadah menurut agama Ibrahim AS. Pada 17 Ramadhan bertepatan 6 Agustus 611, ia melihat cahaya terang-benderang memenuhi ruang gua itu. Muhammad menerima wahyu lewat perantara Malaikat Jibril. ''Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu yang mencipatakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajar [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.'' [QS: al-Alaq: 1-5]. Setelah menerima wahyu yang keempat, yakni surah al-Muddasir ayat 1-7, Nabi Muhammad mulai berdakwah. Ia memulai dakwah dari keluarga sendiri secara diam-diam. Setelah sejumlah orang beriman kepada ajaran yang dibawa Muhammad, lalu turun perintah Allah SWT agar dakwah dilakukan secara terang-terangan. Berbagai tantangan, hambatan, tekanan dan siksaan dihadapi Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah Islam.  Hingga akhirnya,  ajaran Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia.  Nabi Muhammad SAW adalah manusia mulia yang menjadi teladan bagi seluruh umat hingga akhir zaman. ''Sesungguhnya telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.'' [QS: al-Ahzab: 21]. Nabi Muhammad Saw di utus ke dunia tak hanya untuk mengubah keyakinan dari paganisme ke tauhid. Rasulullah SAW, sebagai seorang nabi juga pantas disebut sebagai pejuang kemanusiaan. Dengan gigih, Rasulullah SAW mengubah sitem, pranata, hukum, melahirkan kesejahteraan serta menghapus penindasan. Ajaran yang dibawanya secara tegas menentang tirani yang sudah berakar dalam budaya pra-Islam.  Rasulullah berhasil meruntuhkan tirani tersebut dalam waktu kurang dari seperempat abad masa kenabiannya. Nabi Muhammad SAW juga dikenal sebagai seorang negarawan teragung sepanjang sejarah manusia. Ia telah memberi sumbangan penting kepada filsafat politik lewat konsep musyawarah. Rasulullah SAW mengembangkan bentuk pemerintahan yang menerapkan prinsip Musyawarah di semua tingkatan, jauh dari praktik politik autokrat atau aristokrat. Dalam menjalankan kekuasaan, Nabi Muhammad SAW selalu mengukuhkan sistem yang menjamin kebaikan, keadilan, kejujuran dan kesalehan bagi semua kalangan, tanpa memandang warna kulit, keyakinan, mapun ras.

Ia juga mewariskan prinsip tata administrasi pemerintahan. Semua orang yang memiliki kemampuan dan kecakapan memiliki kesempatan untuk menduduki jabatan dan mengemban amanah. Peringatan Maulid Nabi 1431 H ini hendaknya dijadikan momentum untuk meneladani semua akhlak Rasulullah dan menjadikannya idola dan panutan. N Ensiklopedi Islam/Ensiklopedi Muhammad

  • maulid nabi muhammad
  • peringatan maulid nabi
  • maulid nabi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Selasa, 11 Juli 2017 Oleh : admin

Sabtu mendatang tanggal 10 November akan kita peringati sebagai hari pahlawan. Apakah pahlawan kita yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengharapkan diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia ? Tentu jawabannya TIDAK. Akan tetapi sebagai generasi penerus bangsa tentunya kita harus dapat melaksanakan harapan para pahlawan kita dengan mengisi kemerdekaan yang sudah mereka rebut dengan susah payah dengan mengorbankan harta, benda, bahkan jiwa raganya.

Sewaktu saya SD, saya masih ingat dengan guru saya yang mengajar pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa [PSPB] yang mungkin diantara pembaca tidak tahu mata pelajaran tersebut. Dari penjelasan Beliau yang masih ku ingat adalah, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat jasa para pahlawannya”.

Tapi menurut saya, dalam situasi republik ini yang kacau balau, peringatan hari pahlawan merupakan momentum yang baik untuk meneladani pahlawan kita dan mengaplikasikannya kedalam sikap dan perilaku kita di dalam mengisi kemerdekaan ini, antara lain :

1. Semangat Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi.

Dewasa ini sangat sedikit dari putra putri komponen anak bangsa yang memiliki semangat nasionalisme, bahkan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia sudah tidak ada lagi karena sedikitnya prestasi bangsa ini dimata dunia internasional. Di tingkat pemerintahanpun rasa nasionalismenya juga menurun terbukti dengan alasan ekonomi global dan untuk go publik menjadikan perusahaan milik pemerintah yang notabene untuk mensejahterakan rakyatnya dijual ke investor asing.

2. Persatuan dan Kesatuan.

Kalau dilihat sekarang rasa persatuan dan kesatuan sudah dibilang tidak ada lagi. Dari segi pemerintahan banyak kebijakan yang lebih mengutamakan golongannya saja dan tidak memperhatikan apakah kebijakan tersebut akan merugikan pihak lain. Begitu juga adanya gesekan di masyarakat seperti perkelahian pelajar maupun tawuran antar kampung sering sekali terjadi.

3. Kebersamaan dan Tanggung jawab.

Sekarang ini rasa kebersamaan juga apalagi tanggung jawab bisa dikatakan nyaris tidak ada. Sebagai contoh lihat saja suatu pemerintahan daerah banyak diantara mereka antara gubernur, bupati, maupun walikota dengan wakilnya tidak sejalan. Di samping itu juga diantara mereka kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

4. Cinta Tanah Air.

Kepedulian terhadap bumi pertiwi kita Indonesia Juga luntur, sebagai contoh orang yang mempunyai potensi demi kemajuan bangsa ini lebih memilih berkarir di luar negeri dengan alasan kurangnya perhatian pemerintah dan kecilnya gaji yang diperoleh.

5. Rela berkorban tanpa pamrih.

Terlebih lagi semangat rela berkorban yang dicontohkan para pahlawan yang rela berkorban apa saja bahkan nyawanya, sekarang boro-boro berkorban tapi justru yang dipikirkan bagaimana bisa dapat untung. Contohnya sangat banyak…..

Oleh karena itu mari kita sama-sama merenung dan bertindak sesuai dengan kapasitas kita masing-masing dalam mengisi kemerdekaan ini dengan meneladani para pahlawan kita. Bravo Indonesia…

sumber : //www.kompasiana.com/ibnufajar75/55193403a33311d515b65952/apa-yang-harus-kita-teladani-dari-para-pahlawan

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề