Tuliskan 5 potensi bahaya yang dapat terjadi di bengkel sepeda motor

Ada alasan mengapa suatu tempat kerja perlu memiliki sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja [K3]. Setiap saat, selalu ada kemungkinan terjadi kecelakaan di lokasi kerja. Jenis-jenis kecelakaan kerja yang sering terjadi beragam, selain perusaahan, Anda juga wajib mengetahuinya agar dapat lebih berhati-hati dalam bekerja. Meskipun kecelakaan kerja dapat terjadi tiba-tiba, jika Anda dapat melakukan sikap antisipasi, maka kemungkinan terjadinya pun akan berkurang.

Jenis-jenis kecelakaan kerja

Berikut ini jenis-jenis kecelakaan kerja yang paling umum terjadi di lingkungan perusahaan:

1. Terjatuh atau terpeleset

Jenis-jenis kecelakaan kerja yang paling umum terjadi adalah terjatuh atau terpeleset. Entah itu di perkantoran atau pabrik, selalu ada area tidak rata atau licin yang menyebabkan pegawai berisiko terjatuh. Selain itu, risiko terjatuh juga cukup besar di area kerja yang mengharuskan bekerja dari ketinggian seperti terjatuh dari tangga.

Untuk itu, jika Anda bekerja di daerah yang licin dan rawan terpeleset, gunakanlah alas kaki yang permukaannya cukup kesat.

2. Cedera otot

Kecelakaan kerja yang juga umum dialami saat Anda bekerja adalah cedera otot. Biasanya, ini kerap terjadi di lingkungan kerja yang mengharuskan membawa beban cukup berat. Cedera otot paling sering terjadi di area punggung dan juga leher.

Untuk menghindari hal ini, ada baiknya Anda mencari tahu bagaimana teknik mengangkat barang berat. Anda bisa bertanya pada rekan sekerja dan juga kepada tim K3 di tempat Anda bekerja.

3. Tertimpa objek

Bukan hanya di lingkungan kerja dengan konsep pabrik saja, kecelakaan kerja berupa tertimpa objek bisa terjadi di manapun. Bahkan, objek yang jatuh dari bagian atas lemari bisa menyebabkan cedera apabila terjadi tanpa ada antisipasi sebelumnya. Untuk itu, penting menyediakan tempat penyimpanan yang memadai serta cara penyusunan yang tidak membahayakan.

Saat melewati lorong atau tempat penyimpanan barang, pastikan tumpukan barang yang berpotensi menimpa Anda sudah berada dalam posisi yang benar dan aman. Hal ini akan mengurangi risiko Anda tertimpa.

4. Cedera karena gerakan repetitif

Bagi Anda yang banyak menghabiskan waktu di depan komputer, waspadai juga risiko cedera karena gerakan repetitif. Istilahnya adalah repetitive strain injuries. Ini adalah cedera persendian karena kesalahan gerak atau ketegangan otot yang terjadi terus menerus atau dalam jangka panjang.

Untuk menghindarinya, Anda harus mengetahui posisi duduk yang benar saat seharian berada di depan laptop atau komputer. Pastikan pula perlengkapan pendukung seperti meja atau kursi bersifat ergonomis. Melakukan peregangan otot secara berkala juga dapat membantu.

5. Luka gores

Perlengkapan yang umum ada di area kerja seperti pemotong kertas bisa menyebabkan luka gores yang tidak disangka. Bahkan ada istilah luka gores karena terkena bagian pinggir kertas atau paper cut. Jika kecelakaan kerja semacam ini kerap terjadi, sebaiknya sosialisasikan cara aman pengoperasian alat seperti pemotong kertas dan lainnya.

6. Menghirup gas beracun

Bagi Anda yang bekerja di lingkungan dengan zat kimia berbahaya bahkan beracun juga rentan mengalami kecelakaan kerja. Mulai dari mengalami reaksi alergi di kulit atau mata, hingga keluhan medis seperti fibrosis paru akibat terlalu sering menghirup gas beracun.

Agar meminimalisir risiko kecelakaan kerja, pastikan Anda menggunakan semua perlengkapan yang diwajibkan. Apalagi jika Anda berada di area berbahaya tersebut dalam jangka waktu yang lama

7. Terpapar suara bising

Kesehatan telinga menjadi taruhan bagi pekerja yang setiap harinya harus terpapar suara bising. Istilah bagi kondisi ini adalah industrial deafness jika tidak dilakukan penanganan yang tepat. Selain harus mengenakan alat pelindung telinga, pekerja juga harus mencari jeda untuk berada di tempat lebih sepi di tiap interval waktu tertentu.

Pentingnya tindakan preventif

Selain ketujuh jenis-jenis kecelakaan kerja di atas, ada banyak lagi jenis kecelakaan yang lebih spesifik bergantung pada lingkungan kerja masing-masing. Jika dirunut, pekerjaan yang paling banyak berisiko cedera adalah:

  • Polisi dan pemadam kebakaran
  • Transportasi dan ekspedisi
  • Pabrik atau manufaktur
  • Instalasi
  • Konstruksi

Tidak ada yang pernah tahu kapan suatu kecelakaan kerja dapat terjadi. Namun yang pasti, Anda wajib mengikuti protokol keamanan bekerja untuk melindungi diri sendiri dan mengurangi risiko kecelaakaan tersebut.

Pastikan pula untuk tak pernah absen mengenakan alat pelindung jika diperlukan. Instruksi dalam mengoperasikan perkakas berbahaya seperti alat berat juga harus dipahami betul.

Selain antisipasi kecelakaan kerja, lingkungan tempat bekerja juga harus punya sistem keselamatan darurat seperti alarm dan titik kumpul aman apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam atau kebakaran.

Klikdokter.com, Jakarta Menghabiskan waktu di tempat kerja telah menjadi rutinitas sebagian besar orang dewasa. Meski tujuannya untuk memenuhi tanggung jawab, Anda tetap harus waspada akan adanya bahaya kerja.

Bahaya kerja yang dimaksud di sini adalah keadaan dalam lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan penyakit.

1 dari 2

Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja yang Harus Diwaspadai

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para pekerja, yang tertuang dalam Undang-Undang [UU] Pasal 86, UU No. 13 Tahun 2003. Aturan tersebut menjelaskan tentang betapa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja [K3].

Terlepas dari aturan tersebut, risiko bahaya kerja tidak akan bisa dihalau sepenuhnya.

Maka dari itu, Anda wajib bersikap waspada di segala kondisi agar kesehatan selalu terjaga apa pun jenis pekerjaannya.

Artikel Lainnya: Bahayanya Tetap Kerja Saat Penyakit Tipes

Lantas, apa saja jenis-jenis bahaya kerja yang berpotensi menimbulkan penyakit? Berikut beberapa di antaranya:

1. Bahaya Kerja Kimiawi

Bahan kimia bisa berbahaya dan beracun bagi tubuh manusia, apalagi jika terpapar dalam jumlah banyak. Zat tersebut bisa masuk ke tubuh melalui hidung, kulit, mata, mulut; dalam bentuk gas, uap, dan aerosol.

Anda yang bekerja di dalam laboratorium punya risiko terpapar berbagai macam bahan kimia beracun atau bersifat korosif.

Selain itu, orang yang bekerja di pabrik dan pertambangan juga berisiko terpapar asap dan debu kimiawi sehingga menimbulkan gangguan pernapasan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan kerja Anda.

Alat yang harus digunakan mungkin saja berbeda dan memiliki spesifikasi khusus, yang sudah disesuaikan dengan bidang pekerjaan masing-masing.

2. Bahaya Kerja Fisik

Jenis bahaya kerja fisik dapat berupa bising, vibrasi, suhu lingkungan yang ekstrem, dan radiasi.

Bising secara konstan yang dirasakan oleh pekerja bangunan bisa menimbulkan ketulian.

Vibrasi atau getaran akibat penggunaan mesin atau alat dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri otot, mual, hingga gangguan pembuluh darah.

Sedangkan untuk suhu lingkungan dan radiasi sinar-X atau gamma, paparannya dapat merusak ikatan kimia di jaringan tubuh apabila terpapar dalam jumlah besar.

Artikel Lainnya: Terlalu Sibuk Kerja? Awas, Ini Dampaknya bagi Tubuh

3. Bahaya Kerja Ergonomi

Ergonomi adalah bidang studi yang berhubungan dengan mendesain peralatan, mesin, proses, dan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan serta keterbatasan pengguna.

Gerakan berulang atau posisi yang menetap selama melakukan pekerjaan tersebut dapat menimbulkan keluhan pegal linu, nyeri sendi, sakit pinggang, atau masalah lain yang lebih parah lagi

4. Bahaya Kerja Biologi

Tenaga kesehatan merupakan pekerjaan yang paling terancam dari bahaya kerja biologi.

Penyakit akibat bakteri dan virus, seperti tuberkulosis, hepatitis B dan C, serta HIV/AIDS rentan menular ke tenaga kesehatan.

Risiko serupa juga dimiliki oleh orang-orang yang bekerja dengan hewan. Mereka berisiko terpapar penyakit rabies, dan antraks.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan bahaya kerja tersebut adalah vaksinasi.

Meskipun terkena, tubuh sudah memiliki imunitas sehingga gejala yang timbul umumnya tidak terlalu parah.

Artikel Lainnya: Awas, 8 Pekerjaan Ini Rentan Tingkatkan Risiko Kanker!

5. Bahaya Kerja Psikologis

Gangguan psikologis juga bisa terjadi pada para pekerja. Hal yang paling sering menyebabkannya adalah stres akibat perubahan jenis pekerjaan, jadwal, tingkat tanggung jawab, dan perasaan tidak cocok dengan atasan atau rekan kerja.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya mengatur waktu dengan baik. Siapkan juga porsi waktu untuk beristirahat dan refreshing sehingga Anda tetap produktif dalam bekerja dan terhindar dari risiko gangguan kesehatan mental.

Setiap pekerjaan memiliki risiko kesehatan, yang juga disebut bahaya kerja. Oleh karena itu, aturlah waktu dan diri sedemikian rupa agar tempat Anda mencari nafkah tidak malah menjadi sumber penyakit.

Baca Juga

  • Mengapa Anda Harus Menunda Pekerjaan Saat Sakit?
  • Stres karena Pekerjaan? Jangan Sungkan Ungkapkan pada Atasan
  • Konsumsi Vitamin Ini, Jika Anda Sering Bekerja Malam Hari

Jika ada yang ingin ditanyakan seputar bahaya kerja atau masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter menggunakan layanan LiveChat 24 jam.

Anda juga bisa mengunduh aplikasi Klikdokter untuk mengetahui berita kesehatan lainnya.

[NB/AYU]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề