Tuliskan kritik yang disampaikan dalam teks anekdot dosen yang juga menjadi pejabat

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

Cerita “Dosen yang Menjadi Pejabat” dan cerita “Surat Cinta Tukang Buah kepada Tukang Sayur” dibandingkan menggunakan tiga aspek, yaitu isi, fungsi komunikasi, dan kritik atau makna tersirat. Berdasarkan fungsi komunikasi, cerita “Dosen yang Menjadi Pejabat” menyampaikan kritik atau sindiran secara halus, sedangkan cerita “Surat Cinta Tukang Buah kepada Tukang Sayur” hanya bersifat menghibur tanpa menyampaikan kritik atau sindiran.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.

Contoh 1


Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.

Tono: "Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri."

Udin: "Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton."

Tono: "Ya, Udin tahu sebabnya."

Udin: "Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri."

Tono: "Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat."

Udin: "Loh, apa hubungannya."

Tono: "Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain."

Udin: "???"

Sumber: //radiosuaradogiyafm,blogspot.co.id dengan penyesuaian


Contoh 2


Cara Keledai Membaca Buku

    Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

    Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

    Dua minggu kemudian ia kernbali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

    Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

    Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya", kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. la kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban, "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

    Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik halaman buku itu".

    "Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya". Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.

Sumber: //blogger-apik1.blogspot.co.id [dengan penyesuaian]


Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam ankedot tersebut?

Di pelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami tentang perbedaan humor dan anekdot yang berdasarkan fungsinya. Humor hanya berfungsi sebagai pembuat orang lucu dan tertawa sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat yang berupa kritik.

Kritik dalam anekdot diungkapkan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Tujuannya untuk menghindari konflik dari pihak yang disindir. Maka dari itu, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.

Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat

  1. Kursi
  2. Takut kursinya diambil orang

Makna idiomatis

  1. Jabatan
  2. Takut jabatannya direbut orang lain

Menurut identifikasi kata dan klausa idiomatis di atas bisa diambil kesimpulan bahwa kritik yang disampaikan ditujukan untuk para pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan.

BACA:  Contoh Teks Eksplanasi Tentang Peristiwa Alam

Tugas 1
Bacalah kembali teks anekdot yang telah kamu identifikasi sebelumnya, kemudian analisislah kritik/ sindiran yang ada di dalamnya dengan menggunakan tabel berikut.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat

  1. Keledai
  2. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?

Makna idiomatis

    1. Bodoh
    2. Kalau kita membuka buka buku tetapi tidak paham isinya, berarti kita sama bodohnya dengan keledai

Kegiatan 3
Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami bahwa anekdot berisi sindiran yang disampaikan dengan cara yang humor. Dalam kegiatan pembelajaran ini kamu akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang disampaikan melalui anekdot.

Meskipun makna tersirat anekdot adalah sindiran dan kritikan, tetapi hanya lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.

BACA:  Menemukan Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks Ceramah

Sekarang mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga pejabat berikut ini.

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.” Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.” Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.” Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.” Udin : “Loh, apa hubungannya.” Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”

Teks anekdot di atas berisi tentang para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Selain itu, tujuan yang disampaikan juga menyindir para pejabat bahwa jabatan itu ada masanya.

BACA:  Menemukan Unsur-Unsur Pembentuk Puisi

Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.

Tugas 1
Bacalah kembali anekdot-anekdot di atas, kemudian tentukan makna tersiratnya dengan menggunakan tabel berikut ini.

Judul Anekdot

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Kritikan/ Sindiran

Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru

Makna Tersirat

Menanyakan sebuah informasi,, sebaiknya juga dikonfirmasi terlebih dahulu. Karena belum tentu informasi yang kita dapat dan kita asumsikan sendiri itu benar. Jadi dalam teks ini,, penulis menyampaikan pesan untuk berhati-hati memilah informasi dan mengkonfirmasinya terlebih dahulu agar informasi yang kita dapat,, bisa dipertanggungjawabkan karena sudah terbukti.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề