Ucapan dan perbuatan seorang rasul pasti benar karena rasul memiliki sifat

Mengetahui sifat mustahil Rasul merupakan salah satu bentuk keimanan kita kepada Rasul. Iman kepada Rasul merupakan bagian dari rukun iman dalam Islam. Iman tidak hanya ditunjukkan kepada Allah, tetapi setiap muslim diwajibkan mempercayai atau mengimani sifat wajib Rasul maupun sifat mustahilnya.

Kenapa Rasul wajib diimani? Karena Rasul-lah yang menerima wahyu dari Allah. Tanpa Rasul, kita tidak akan pernah tahu apa ketentuan Allah yang ingin diberlakukan kepada umat manusia. Kita sebagai manusia biasa tugasnya adalah pasrah dan mengimani saja.

Misal, kalau kita tidak mengimani bahwa Rasul adalah amanah, maka kita sama saja menganggap bahwa Rasul pernah membawa berita bohong dari Allah. Dan itu merupakan pengandaian yang sangat berbahaya.

Maka dari itu, sangat penting mengetahui sifat-sifat Rasul, baik sifat wajibnya, mustahilnya, maupun sifat jaiznya.

Sebagai Rasul Allah atau utusan Allah, mereka memiliki tiga pembagian sifat. Yang pertama adalah sifat mustahil, yang kedua adalah sifat mustahil, dan yang ketiga adalah sifat jaiz. Berikut penjelasannya:

Berikut adalah sifat wajib dan mustahil bagi rasul.

1. Sifat wajib

Sifat wajib bagi Rasul adalah sifat yang melekat pada diri Rasul, serta  menjadi pembenaran mutlak bahwa Rasul memang memiliki sifat-sifat tersebut yang sama sekali tidak boleh diingkari apa lagi diragukan kebenarannya.

Sifat wajib Rasul sendiri ada 4, yaitu Al-Amanah, Al-Fatanah, As-Siddiq, dan At-Tablig. Berikut penjelasannya:

a. Al-Amanah

Rasul bersifat Al-Amanah artinya selalu dapat dipercaya. Tidak mungkin seorang Rasul tidak amanah, jika hal itu terjadi, maka tidak menutup kemungkinan bahwa Rasul pernah melakukan dusta dalam menyampaikan wahyu Allah Swt. Dan hal semacam itu tidaklah mungkin atau muhal terjadi.

Amanah juga bisa diartikan “maksum” atau terjaga, baik secara lahir maupun batin. Seorang Rasul terjaga dari melakukan dosa kecil maupun dosa besar. Selain itu, seorang Rasul juga terjaga dari perbuatan makruh maupun khilaf aula, baik saat masih belum menjadi Rasul maupun sesudah menjadi Rasul.

b. Al-Fatanah

Rasul memiliki sifat Al-Fatanah yang maksudnya adalah Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Kecerdasan ini merupakan bagian dari keistimewaan seorang Rasul. Pada zaman dahulu, sifat cerdas Rasul ini digunakan untuk mendesak musuh-musuhnya serta meruntuhkan berbagai argumentasi yang bertentangan atau berlawanan dengan ajarannya.

Bayangkan, jika seorang Rasul tidak memiliki sifat fatanah [cerdas], niscaya mereka tidak akan mampu menegakkan hujjah [dasar hukum] terhadap para musuhnya. Padahal, salah satu tugas Rasul adalah membuat hujjah untuk seluruh umat manusia, demi memperbaiki umat manusia di seluruh dunia.

c. As-Siddiq

Rasul memiliki sifat As-Siddiq yang artinya adalah benar atau jujur. Jadi, segala sesuatu yang diucapkan Rasul adalah kejujuran atau kebenaran semata. Kejujuran ini mencakup segala aspek, baik kejujuran dalam pengakuannya sebagai Rasul maupun kejujuran mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan wahyu yang disampaikan dari Allah Swt.

Jadi, mereka mustahil jika mendustakan Allah Swt. Dan andaikata mereka tidak jujur, pasti mukjizat dari Allah membenarkan bahwa kejujuran atas pengakuannya sebagai Rasul merupakan kebohongan pula. Namun tetap saja, pengandaian seperti ini sifatnya mustahil [tidak akan pernah ada].

d. At-Tablig

Rasul memiliki sifat At-Tablig yang artinya adalah selalu menyampaikan wahyu atau risalah dari Allah Swt. Sebagai utusan Allah Swt., rasul diperintahkan untuk menyampaikan wahyu atau risalah untuk disampaikan kepada makhluk.

Andaikata para Rasul korupsi [menyimpan] sedikit salah satu wahyu Allah, niscaya para Rasul juga memerintahkan kita untuk berbuat khitman [menyimpan]. Dan pengandaian seperti itu lagi-lagi merupakan hal yang mustahil.

Sebab, menyimpan suatu ilmu bukanlah tindakan yang benar, dan bagi siapa saja yang menyimpan ilmunya akan dilaknat oleh Allah Swt. Begitu juga dengan Rasul. Apabila ia menerima wahyu dari Allah, berarti ia telah mendapatkan ilmu baru yang wajib untuk disampaikan kepada umat manusia.

2. Sifat Mustahil

Sifat mustahil bagi Rasul adalah sifat-sifat yang tidak mungkin melekat pada diri Rasul. Dan wajib bagi kita mengimani bahwa Rasul tidak mungkin memiliki sifat-sifat mustahilnya. Sifat-sifat ini merupakan lawanan atau lawan kata dari sifat wajib Rasul. Sifat mustahil Rasul yaitu, Al-Baladah, Al-Khianah, Al-Kizzib, dan Al-Kitmaan.

a. Al-Baladah

Sifat mustahil Rasul yang pertama adalah Al-Baladah atau bodoh [tidak cerdas]. Tidak mungkin seorang Rasul memiliki kapasitas pemikiran yang rendah [bodoh]. Sebab, jika benar seorang Rasul bodoh, niscaya tidak akan mampu baginya menampung firman-firman Allah, serta tak mampu pula baginya membuat sebuah hujjah atau pijakan hukum dalam mengatur umat manusia.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 199 bahwa kita diperintahkan untuk tidak mempedulikan orang-orang yang bodoh. Berarti, jika Rasul bodoh, maka Allah sendirilah yang memerintahkan kita untuk mengabaikannya. Dan pengandaian semacam itu sangatlah mustahil.

b. Al-Khianah

Sifat mustahil Rasul yang kedua adalah Al-Khianah yang artinya khianat. Sifat ini mustahil dimiliki oleh Rasul karena ia pasti akan selalu menyampaikan amanat yang diberikan Allah kepada para makhluknya. 

Namanya saja “Rasul”, seorang utusan, sudah pasti Allah-lah yang memilih sekaligus yang mengutusnya. Jadi, apabila seorang Rasul berkhianat, maka hal tersebut merupakan pengandaian yang salah.

c. Al-Kizzib

Sifat mustahil Rasul yang ketiga adalah Al-Kizzib yang  artinya dusta [bohong]. Tidak mungkin seorang Rasul berbohong, entah sekecil apapun kebohongan itu. Seperti yang telah kami jelaskan di atas bahwa Rasul memiliki sifat “maksum” yang artinya adalah terjaga. Rasul diciptakan dengan keadaan terjaga dari perbuatan dosa besar maupun kecil 

d. Al-Kitman

Sifat mustahil Rasul yang terakhir adalah Al-Kitman yang artinya adalah menyembunyikan kebenaran. Rasul mustahil memiliki sifat ini apapun yang keluar dari mulut Rasul adalah kebenaran semata. Sebagaimana potongan firman Allah dalam QS. An-Najm yang berbunyi, “Ucapannya tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.

Dan firman-Nya dalam surat yang sama, “Dan tiadalah yang diucapkannya itu [Al-Qur’an] menurut kemauan hawa nafsunya. Dari firman Allah di atas sudah jelas bahwa Rasul hanya mengeluarkan kebenaran, bukan mengeluarkan kebohongan atas kemauan hawa nafsunya.

3. Sifat Jaiz

Sifat Jaiz Rasul hanya satu, yaitu Al-Ardhul yang artinya adalah Rasul memiliki sifat sebagaimana normalnya manusia. Rasul bisa saja mengantuk, tidur, lapar, haus, dan sakit. Rasul juga menikah, memiliki keluarga, dan buang hajat layaknya manusia.

Itulah pembahasan mengenai Sifat Mustahil Bagi Rasul dan Artinya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A'lam

Kapanlagi.com - Rasul adalah orang terpilih yang mendapat tugas dari Allah SWT untuk memberi petunjuk dan memperbaiki segenap manusia. Sebagai manusia terpilih, Rasul punya sifat wajib terpuji. Sebagai umat muslim, kalian tentu perlu mengetahui arti sidiq, amanah, tabligh, fathonah sebagai sifat wajibnya.

Dengan mengetahui arti sidiq dan sifat wajib rasul lain, diharapkan kalian bisa meniru atau meneladaninya. Terlebih, tugas rasul begitu mulia, yakni sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia.

Selain mengetahui arti sidiq dan sifat wajib lainnya, ada pula informasi mengenai sifat mustahil rasul yang juga perlu kalian ketahui. Nah, agar lebih jelas dalam memahaminya, silakan simak informasi mengenai sifat-sifat rasul berikut ini.

 

Ilustrasi [Credit: Unsplash]

1. Arti Sidiq

Arti sidiq adalah jujur. As-sidiq sebagai sifat wajib rasul berarti selalu benar. Rasul tak mungkin berbohong kepada Allah maupun kepada orang lain.

Sebagai seorang rasul, bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Kejujuran ini juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada ayahnya yang menyembah berhala. Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan sesembahan tersebut. Al-Quran pun merekam peristiwa tersebut:

"Dan ceritakanlah [Muhammad] kisah Ibrahim di dalam kitab [Alquran], sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi." [QS Maryam: 41].

Ilustrasi [Credit: Unsplash]

Selain arti sidiq, kalian juga perlu mengetahui arti dari sifat wajib rasul lainnya. Penjelasan tersebut akan kalian dapat dalam informasi berikut ini.

2. Amanah

Arti amanah adalah terpercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul, sebab jika tidak tugas-tugasnya yang sangat berat tak mungkin terlaksana.

Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:

"Ketika saudara mereka [Nuh] berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan [yang diutus] kepadamu."

3. Tabligh

Arti Tabligh adalah menyampaikan. Rasul harus menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat. Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan [apa yang diperintahkan itu] berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari [gangguan] manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". [QS. Al-Maidah: 67]

Ali juga menegaskan dengan berkata:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Alquran."

4. Fathonah

Arti fathonah adalah cerdas. Rasul merupakan manusia pilihan yang memiliki kecerdasan tinggi. Kecerdasan tersebut dibutuhkan untuk menjalankan tugas dari Allah SWT. Beliau menyampaikan ribuan ayat Al-Quran, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah, dan dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin. Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah pun punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi.

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Arti Fathonah adalah cerdas. Tentu bukan tanpa alasan mengapa dari sekian banyak sifat, cerdas menjadi salah satu sifat wajib bagi Nabi dan Rasul. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Nabi dan Rasul membutuhkan sifat fathonah untuk menghafal wahyu yang diberikan Allah SWT.

Tak sampai di situ, dengan kecerdasan yang dimiliki, Nabi dan Rasul juga mampu menemukan cara penyampaian yang tepat kepada umatnya. Di samping itu, ternyata sifat fathonah juga masih punya manfaat lainnya. Bahkan, tak saja untuk zaman Nabi dan Rasul, sifat fathonah juga bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini.

Pasalnya, dengan fathonah atau kecerdasan, seseorang bisa solusi paling efektif untuk setiap masalah yang dihadapi di segala aspek. Mulai dari masalah dalam lingkup pribadi, sosial, pekerjaan, dan sebagainya.

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Setiap muslim wajib meneladani sifat fathonah dan sifat wajib Nabi dan Rasul lainnya. Selain melalui contoh yang dicontohkan Nabi dan Rasul, kita juga bisa belajar arti fathonah melalui orang-orang sekitar.

Ya, sebab bisa jadi ada saudara muslim kita yang sudah mencontoh sifat fathonah Nabi dan Rasul. Untuk itu, selain memahami arti fathonah, penting juga untuk tahu ciri-ciri muslim yang fathonah. Berikut ciri-ciri muslim yang mempunyai sifat fathonah.

1. Merupakan seorang yang pandai dalam memberikan nasihat baik. Tak saja baik, muslim yang fathonah juga pandai dalam penyampaian sehingga tidak akan menyinggung perasaan orang lain.

2. Seorang muslim yang fathonah juga mampu menyampaikan berita atau kabar kebaikan. Dia bisa memfilter mana yang pantas disampaikan dan tidak.

3. Muslim yang fathonah cenderung cerdas dalam bertutur kata dan berkomunikasi. Biasanya, kemampuan ini akan dimanfaatkan untuk mengajak kebaikan dengan beramar ma'ruf nahi munkar.

4. Arti fathonah adalah cerdas, itu artinya seorang muslim harus cerdas dalam menyampaikan amanat yang diberikan.

5. Fathonah atau cerdas dalam konteks muslim ternyata juga mencakup pandai dalam beribadah. Maksudnya, seorang muslim harus mengerjakan suatu amalan dengan memprioritaskan ibadah maupun amalan yang paling utama.

6. Seorang muslim yang fathonah juga harus cerdas dalam dalam bersosialisasi. Pasalnya, kehidupan sehari-hari seorang muslim tidak lepas dari silahturahim. Sehingga setiap masalah baik yang muncul di lingkungan masyarakat maupun keluarga harus bisa diatasi dengan cara cerdas.

Ilustrasi [Credit: Unsplash]

Selain arti fathonah, setiap muslim juga perlu tahu cara menumbuhkan sifat fathonah. Sebab, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya fathonah jadi sifat wajib Nabi dan Rasul yang berguna di kehidupan saat ini.

Arti fathonah adalah cerdas, sehingga cara menumbuhkan sifat wajib Nabi dan Rasul tersebut adalah dengan memperbanyak ilmu. Pasalnya, seperti kata pepatah semakin banyak seseorang tahu, semakin seseorang tersebut merasa bodoh. Dengan begitu, seorang muslim akan lebih tergerak untuk memperbanyak ilmu.

Sebab, seperti yang kita tahu dalam agama Islam, menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban. Hal tersebut seperti yang terkandung dalam hadis yang berbunyi:

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" [HR. Ibnu Majah no. 224]

Namun tetap harus dipahami bahwa kecerdasan atau fathonah tak saja mengenai ilmu yang didapat dari belajar. Kecerdasan dalam sifat fathonah juga meliputi kecerdasan dalam bersosial dan memetik hikmah dari setiap kejadian. Hal tersebut sebagaimana yang terkandung dalam Alquran surat Al-Baqarah: 269, yang bunyinya:

"Allah menganugerahkan al-hikmah [pemahaman yang dalam tentang Alquran dan sunnah] kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakal [ulul albab] yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah." [Q.S. Al-Baqarah: 269]

Dengan memupuk sifat fathonah, seorang muslim juga akan semakin teguh pada keimanannya.

Ilustrasi [Credit: Unsplash]

Ash shidqu atau memiliki arti benar adalah sebuah sikap yang menunjukkan kenyataannya, baik berupa perkataan, sikap, ataupun perbuatan. Dalam bahasa, istilah lain Shiddiq artinya adalah jujur. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda,

"Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga." [HR. Bukhari]

Memiliki sikap Shiddiq juga baik untuk diri sendiri. Salah satunya yaitu, jiwa yang tenang. Manakala manusia bisa berlaku benar atau jujur dalam hidupnya, niscaya dia akan memperoleh ketenangan jiwa yang didambakannya itu. Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda,

"Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwamu dan kamu tidak suka bila hal itu diketahui orang lain." [HR. Ahmad]

Selain itu, keutamaan arti Shiddiq yang lainnya juga menjadi sebuah sumber keselamatan. Ya, salah satu usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan keselamatan dalam hidup ini adalah berlaku jujur, dalam hadist lainnya, Rasulullah saw. bersabda,

"Kamu harus berkata benar, karena sesungguhnya ia bersama kebajikan dan keduanya adalah dalam surga." [HR. Ahmad, Bukhari, dan Ibnu Majah]

Kemudian, berlaku benar atau jujur, akan membuat kita terhindar dari kemunafikan dan dijauhkan dari kelompok orang-orang munafik. Ini merupakan salah satu ciri orang munafik yakni berdusta. Rasulullah SAW bersabda,

"Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata dusta, bila berjanji mangkir, dan bila dipercaya khianat." [HR. Bukhari dan Muslim]

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Ternyata sifat Shiddiq ini juga memiliki jenisnya loh KLovers. Ya, hal ini juga perlu KLovers ketahui. Bukan hanya tahu Shiddiq artinya saja, namun juga jenisnya. Dan berikut ini jenis-jenis Shiddiq dalam Islam:

1. Shiddiq artinya dalam perkataan, yang memiliki arti menegakkan lisan di atas perkataan seperti tegaknya bulir pada tangkainya.

2. Shiddiq artinya dalam perbuatan, yang memiliki makna yaitu menegakkan amal pada perintah dan mengikuti sunnah, layaknya kepala yang tegak di atas jasad.

3. Shiddiq artinya dalam keadaan, yang memiliki makna yaitu menegakkan amal hati dan anggota tubuh pada keikhlasan. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, "Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [QS. Al-Ahzab:24].

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Dan yang terakhir yaitu, ciri-ciri dari sifat Shiddiq. Ya, muslim yang memiliki sikap Shiddiq memiliki ciri-cirinya loh. Dan berikut ini ciri-ciri dari muslim yang memiliki sikap Shiddiq tersebut:

1. Mengikuti jejak keutamaan para Nabi yang mencakup perbuatan.

2. Mempunyai komitmen kuat terhadap Islam.

3. Mempunyai keimanan kepada Allah dan Rasulullah SAW, mendirikan salat, menepati janji, serta menunaikan zakat.

4. Tidak ragu berjihad dengan harta dan jiwa.

5. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.

6. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.

7. Ketegasan dan kemantapan hati.

8. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.

Ilustrasi [Credit: Pixabay]

Setelah mengetahui Shiddiq artinya dan sifat wajib rasul lainnya, kalian juga perlu menyimak penjelasan tentang sifat mustahil atau sifat yang tak mungkin dimiliki oleh rasul berikut ini.

1. Kidzib

Arti Kidzib adalah bohong atau dusta. Rasul jelas tak akan melakukan perbuatan dusta karena beliau harus menyampaikan kebenaran, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Hal tersebut terdapat dalam Firman Allah, berikut ini:

"Kawanmu [Muhammad] tidak sesat dan tidak [pula] keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu [Alquran] menurut keinginannya. Tidak lain [Alquran itu] adalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya]". [QS. An-Najm: 2-4]

2. Khianat

Arti khianat adalah bertentangan atau mengingkari janji. Rasul tak mungkin punya sifat semacam ini, tak mungkin berkhianat pada perintah Allah SWT. Hal tersebut juga terdapat dalam firman Allah berikut ini:

"Kawanmu [Muhammad] tidak sesat dan tidak [pula] keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu [Alquran] menurut keinginannya. Tidak lain [Alquran itu] adalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya]". [QS. An-Najm: 2-4].

3. Al Kitman

Arti Al kitman adalah menyembunyikan rahasia. Sebagai orang yang menyampaikan ajaran baik, Rasul tak mungkin menyembunyikan kebenaran ajaran. Selain itu, Rasul juga benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari sifat tersebut. Hal ini pun dijelaskan dalam Alquran yang berbunyi:

"Katakanlah [Muhammad], Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak [pula] mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat.

Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan[nya]." [QS Al-A'am: 50].

4. Al Baladah

Arti Al Baladah adalah bodoh. Hal ini berkebalikan dengan sifat wajib fathonah. Meski saat dipilih oleh Allah Rasul merupakan orang yang tak bisa membaca dan menulis, tapi Rasulullah merupakan orang yang dianugerahi kemampuan untuk menyampaikan wahyu. Beliau juga seseorang yang adil dan bijaksana sehingga bisa menjalankan tugasnya dalam berdakwah dengan baik.

KLovers, itulah penjelasan mengenai Shiddiq artinya beserta sifat wajib rasul lainnya yang penuh teladan. Lengkap dengan penjelasan mengenai sifat mustahil yang tak mungkin dimiliki rasul.

Yuk, simak juga

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề