Skip to content
- Uji Instrument
- 1. Uji Validitas
- 2. Uji Reliabilitas
- Reference
Uji Instrument
Instrumen adalah alat pengukur yang merupakan faktor penting dalam menghimpun data yang diharapkan. Alat ukur tersebut tentunya perlu diuji apakah memang layak digunakan. Analoginya seperti ini, apakah layak menggunakan alat ukur penggaris untuk mengukur panjang stadion sepak bola ?
Dalam ranah metode penelitian, untuk melihat baik tidaknya alat ukur, dapat diketahui menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Perbandingan keduanya dapat dilihat di tabel berikut ini
1. Uji Validitas
Validitas menguji apakah alat ukur memang mengukur apa yang semestinya diukur. Analoginya seperti : apakah valid menggunakan timbangan berat badan untuk mengukur tinggi manusia?
Instrument dapat dikatakan memiliki skor yang tidak valid karena
- Kurang baiknya desain penelitian
- Partisipan lelah, stress, dan tidak mengerti pertanyaan yang ada di instrument
- Ketidakmampuan untuk memprediksi manfaat dari skor
- Kurangnya desain pertanyaan atau ukuran variabel
- Informasi itu bentuk dan kegunaannya kecil
Statistik uji yang digunakan dalam uji validitas adalah Korelasi product moment. Korelasi ini pada dasarnya merupakan korelasi sederhana antara masing-masing item terhadap total itemnya. Berikut merupakan formula-nya
\[ r_{hitung} = r_{x,y} = \frac{\sum [X-\bar{X}] [Y-\bar{Y}]}{\sum [X-\bar{X}]^2 \sum [Y-\bar{Y}]^2} \]
Jika \[ r_{hitung} > r_{tabel} \] maka dapat dikatakan bahwa instrument valid. Nilai r tabel dapat dilihat disini.
2. Uji Reliabilitas
Pada dasarnya reliabilitas mengukur kehandalan/konsistensi instrument. Menguji apakah alat ukur bisa digunakan oleh orang lain juga di waktu yang lain juga. Analoginya adalah apakah timbangan berat badan memberikan hasil yang konsisten untuk menimbang bayi yang lain dan juga di waktu yang lain.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan item tidak reliabel adalah
- Pertanyaan di dalam instrument ambigu dan tidak jelas
- Prosedur kerja tidak memiliki standar yang jelas
- Narasumber sedang tidak konsentrasi, lelah, cemas, misinterprestasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan.
Statistik uji yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah Croncbach’s Alpha. Berikut merupakan
formula-nya
\[ \alpha=\left[\frac{k}{k-1}\right]\left[1-\frac{\sum s_{i}^2}{s_{t}^2}\right]\]
\[ s_{t}^2 = \frac{\sum x^2 – \frac{[\sum x]^2}{n}}{n-1} \]
Jika \[ Croncbach’s Alpha > 0.6 \] maka dapat dikatakan bahwa instrument reliabel.
Reference
- Indrawan, R & Yaniawati, P. 2014. Metode Penelitan. Refika Aditama : Bandung
Post navigation
Related posts
Uji validitas dan reliabilitas merupakan suatu hal yang sangat familiar pada penelitian. Sehingga, bagi para peneliti sangat wajib untuk mengetahui serta memahami kedua hal tersebut.
Pasalnya, kedua hal tersebut akan sangat berguna pada saat melakukan penelitian untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel.
Berikut ini terdapat beberapa informasi tentang validitas dan juga reliabilitas.
1. Uji Validitas
Menurut Zainal Arifin, validitas merupakan derajat kelayakan instrumen yang berfungsi sebagai alat ukur sesuatu yang akan diukur.
Sedangkan menurut Sukardi, validitas merupakan sebuah uji yang digunakan untuk mengetahui tentang kelayakan hal-hal yang diukur.
Validitas menurut Saifuddin Anwar merupakan hal yang mengacu pada tingkatan akurasi suatu tes dalam melaksanakan fungsinya sebagai alat ukur.
Dari ketiga pendapat yang diutarakan oleh para ahli, dapat diketahui bahwa validitas merupakan ketepatan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui instrument tersebut telah menjalankan fungsi pengukuran.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah sebuah uji yang digunakan untuk mengukur konsistensi dari serangkaian pengukuran.
Reliabilitas akan menunjukkan seberapa besar tingkat akurasi dan seberapa besar alat ukur tersebut dapat dipercaya serta diandalkan dalam proses pengukuran.
Jenis-Jenis Uji Validitas
1. Validitas Internal
Jenis validitas yang pertama adalah validitas internal yang merupakan sebuah bentuk kesesuaian instrumen.
Hal tersebut berasal dari perkembangan kontruksi yang tersusun dari bentuk hingga tata bahasa penggunaannya.
Validitas jenis internal terdiri dari dua macam, yakni validitas konstruk dan isi, penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Validitas Konstruk
Validitas internal jenis konstruk merupakan validitas yang merujuk pada asumsi bahwa alat ukur yang digunakan akan mengandung definisi operasional yang tepat dan berasal dari suatu konsep teoritis yang dapat diamati dan diukur.
b. Validitas Isi
Validitas isi merupakan suatu instrumen yang memiliki keseimbangan atau kesesuaian isi dalam proses pengukuran suatu objek yang diukur.
Penentuan suatu alat ukur yang akan digunakan harus memiliki validitas isi, hal tersebut biasanya dapat didasari dengan penilaian yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya.
Sedangkan, faktor-faktor yang dapat memengaruhi validitas internal ini antara lain adalah kematangan, peristiwa sewaktu-waktu, ujian, pilihan yang berbeda, menguapnya sampel penelitian, regresi statistik dan juga pengukuran yang tidak stabil.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal biasanya juga disebut dengan validitas empiris, validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik yakni analisis korelasi.
Hal tersebut disebabkan validitas jenis ini bertujuan untuk mencari hubungan antara poin/skor tes dengan suatu kriteria tertentu.
Kriteria tersebutlah yang digunakan sebagai tolak ukur pada hal-hal di luar tes yang bersangkutan.
Validitas eksternal atau empiris terdiri dari tiga macam, yaitu validitas prediktif, validitas konkuren, dan validitas sejenis dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Validitas Prediktif
Validitas eksternal jenis prediktif merupakan validitas yang digunakan untuk mengukur suatu hal dengan kriteria standar, seperti meramalkan prestasi belajar peserta didik di masa yang akan datang.
b. Validitas Konkuren
Validitas konkuren merupakan salah satu jenis empiris yang digunakan untuk mengukur hal-hal dengan kriteria standar yang berlainan.
c. Validitas Sejenis
Sedangkan, validitas sejenis merupakan validitas yang digunakan untuk mengukur hal-hal dengan kriteria standar yang sejenis.
Sama halnya dengan validitas internal, validitas jenis empiris juga memiliki beberapa faktor yang memengaruhi validitasnya, antara lain latar penelitian buatan, pengaruh placebo-home thorne, ujian, pilihan yang bias, kontaminasi serta campur tangan treatment sebelumnya.
Jenis-Jenis Uji Reliabilitas
1. Koefisien Stabilitas
Jenis reliabilitas koefisien stabilitas merupakan reliabilitas yang menggunakan teknik tes dan juga re-tes, yakni memberikan tes kepada kelompok individu.
Tes tersebut akan diadakan secara berulang kepada kelompok tersebut, tetapi pada waktu yang digunakan berbeda.
Untuk mendapatkan hasilnya adalah dengan mengkorelasikan tes pertama dengan tes kedua, sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan koefisien stabilitas.
2. Koefisien Konsistensi Internal
Reliabilitas jenis ini didapat dengan cara mengkorelasikan dua jenis tes yang berbeda pada suatu kelompok.
Namun, skor yang diambil bukanlah skor yang sama, melainkan skor genap untuk tes pertama dan skor ganjil untuk tes kedua.
3. Koefisien Ekuivalen
Koefisien ekuivalen merupakan reliabilitas yang mengorelasikan dua buah tes yang bersifat paralel pada suatu kelompok dalam waktu yang sama, dengan menggunakan metode equivalence forms method.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Uji validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Pasalnya, dalam penelitian hasil yang didapatkan harus valid dan juga reliable. Tak hanya hasilnya saja, proses untuk mendapatkan hasilnya pun sama.