Uraikan perbedaan proses pengolahan limbah organik dan limbah anorganik

Hello, guys! Ketika elo mendengar kata limbah, apa sih yang terlintas di benak elo pertama kali? Well, pastinya elo semua akan berpikir tentang aromanyanya yang tidak sedap, kan? Nah, sebenarnya ada lho, teknik pengolahan limbah yang dapat dilakukan agar sisa limbah tersebut dapat dimanfaatkan. Pasalnya kalau didiamkan saja, selain menimbulkan bau, limbah juga dapat menjadi sarang penyakit, lho!

Nah, ngomong-ngomong tentang limbah, elo tahu nggak sih kalau sampah organik ternyata bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif? Yap, kita dapat membuat biogas yang berguna sebagai pengganti gas LPG. Nah, kalau elo ingin tahu manfaat dan teknik pengolahan limbah lainnya, yuk baca sampai habis!

Pengolahan Limbah Organik 

Pengolahan limbah organik dapat dilakukan dengan cara mengolah limbah tersebut menjadi kompos, biogas, serta memanfaatkan makhluk hidup pemakan sampah organik. 

1. Membuat Kompos

Kompos [Dok. Freepik]

Salah satu cara mudah mengolah limbah organik adalah dengan membuat kompos. Selain karena mudah dibuat, kompos juga diketahui mampu menutrisi tanah, lho! Sebut saja karbon dan nitrogen yang baik untuk tanah sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman.

Terdapat dua jenis sampah organik yang dapat dijadikan sebagai kompos yaitu sampah coklat dan sampah hijau. 

Sampah coklat merupakan sampah organik yang bersifat kering, contohnya daun kering, ranting, dan lembah kertas. Sementara itu, sampah hijau merupakan sampah basah yang mengandung banyak nitrogen. Contoh sampah hijau yaitu sisa makanan, sisa sayur, dan kotoran ternak. 

Seperti yang eloketahui, biogas merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti gas LPG. Bahkan, biogas dinilai lebih aman dan hemat dibandingkan gas LPG. Kandungan biogas antara lain CH4, CO2, N2, H2, H2s, dan O2.

3. Memanfaatkan Makhluk Hidup

Pengolahan limbah organik selanjutnya yaitu dengan memanfaatkan makhluk hidup nih, guys! So, menurut elo hewan apa saja nih, yang dapat membantu kita dalam mengolah sampah organik?

Kalau elo menjawab lalat, yap itu benar sekali! Tapi, lalat yang dimaksud di sini bukan lalat yang sering elo lihat di rumah, ya! Melainkan, jenis lalat black soldier fly [BSF].

Baca Juga: Klasifikasi Tumbuhan Angiospermae – Materi Biologi Kelas 10

Pengolahan Limbah Anorganik 

Jika tadi sudah membahas cara mengolah limbah organik, maka sekarang kita akan membahas tentang pengolahan limbah anorganik. Contoh limbah anorganik antara lain bekas kaleng, pecahan kaca, plastik, dan lainnya. 

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengolah limbah anorganik antara lain dengan sanitary landfill, insinerasi, prinsip 3R, dan bioremediasi. Yuk, pahami satu-persatu!

1. Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah usaha pemusnahan sampah dengan cara mengisolasi sampah di dalam tanah hingga terjadi degradasi fisik, kimiawi, maupun biologi. Salah satu contoh sanitary landfill yakni tempat pembuangan akhir [TPA] Bantar Gebang di Bekasi.

2. Insinerasi

Pengolahan limbah anorganik selanjutnya yakni dengan cara insinerasi. Nah, insinerasi sendiri merupakan proses pembakaran sampah padat menjadi abu, gas, dan energi panas. 

3. Prinsip 3R

Prinsip 3R [Dok. Freepik]

Well, elo semua pasti sudah sering mendengar istilah 3R, kan? Yap, prinsip 3R [reduce, reuse, dan recycle] merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah sampah anorganik nih, guys!

  • Reduce: meminimalisir limbah atau penggunaan energi. 
  • Reuse: menggunakan kembali sesuatu sebelum dibuang.
  • Recycle: mendaur ulang limbah menjadi barang berguna kembali. 

Masih penasaran dengan materi pengolahan limbah? Kamu juga bisa belajar lewat penjelasan tutor cukup dengan klik gambar di bawah ini, ya!

Terakhir, elo bisa mengolah sampah anorganik dengan cara bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses penghilangan zat kontaminan dengan bantuan makhluk hidup seperti bakteri, archaea, fungi, dan tumbuhan.

Nah, sudah paham kan, soal cara mengolah limbah. Sekarang, pahami juga cara mengetahui lingkungan mengalami pencemaran atau tidak melalui bioindikator. 

Bioindikator adalah suatu organisme yang bisa menunjukkan kualitas lingkungan. Contoh bioindikator antara lain Xanthoria sp, cacing tanah, dan eceng gondok. 

Bioindikator sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya nih, guys! Kelebihan bioindikator yaitu bisa memprediksi efek zat pencemar terhadap makhluk hidup. Sementara itu, kekurangan bioindikator yakni bisa juga berubah karena faktor selain zat pencemar seperti parasit, predasi, atau penyakit. 

Baca Juga: Ciri dan Klasifikasi Hewan Amfibi – Materi Biologi Kelas 10

Restorasi Lingkungan

Apa itu Restorasi Lingkungan? [Dok. Pixabay]

Well, sekarang elo semua sudah tahu kan bagaimana cara mengolah limbah dan cara mengetahui suatu lingkungan tercemar atau tidak. Tapi, kalau ditanya cara memulihkan lingkungan yang sudah rusak, kira-kira elo mau jawab apa nih?

Jadi, restorasi lingkungan merupakan usaha manusia untuk membantu pemulihan lingkungan dari kerusakan. 

Meskipun lingkungan sebenarnya bisa memulihkan diri sendiri, tetapi dengan adanya restorasi lingkungan dapat mempercepat pemulihan lingkungan. Misalnya dengan melakukan pengawasan dan pemeliharaan lingkungan sehingga tidak ada gangguan pada proses pemulihan.

Contoh Soal Pengolahan Limbah

  1. Selain sebagai cara memusnahkan sampah anorganik, insinerasi juga memiliki manfaat lain yaitu …

A. Menyediakan sumber energi alternatif yaitu energi panas

B. Mengurangi emisi gas karbon dioksida

C. Mengurangi proses penipisan lapisan ozon

D. Menghasilkan pupuk yang bisa menyuburkan tanah

E. Menghasilkan bioetanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif

Jawaban dan Pembahasan:

Di dalam proses insinerasi terdapat proses pembakaran dalam suhu yang sangat tinggi. Pembakaran ini menghasilkan energi panas yang bisa jadi energi alternatif. Maka jawaban yang tepat adalah A. menyediakan sumber energi alternatif yaitu energi panas

Baca Juga: Pencemaran Lingkungan – 8 Jenis Polusi yang Perlu Diketahui

Yeay, selesai juga nih, pembahasan kita mengenai pengolahan limbah. Well, kalau elo ingin tahu lebih detail lagi mengenai materi hari ini. Elo bisa kunjungi aplikasi Zenius, ya!

Nah, sekarang coba sebutkan jenis limbah apa yang sering elo temui dan apakah elo pernah mencoba mengolahnya?

limbah organik [kanan] dan limbah anorganik [kiri].
Apa perbedaan limbah organik dan anorganik? - Limbah menjadi permasalahan serius bagi berbagai kalangan. Pengolahan yang tidak baik menyebabkan limbah tidak terurai dengan cepat dan sempurna padahal limbah terus ada sepanjang waktu. Agar limbah dapat terolah dengan baik, hal pertama yang perlu diketahui adalah perbedaan limbah organik dan anorganik. Keduanya memiliki cara pengolahan yang berbeda.

Pengolahan limbah adalah hal penting yang wajib diketahui semua masyarakat. Sebelum mengolah, terlebih dulu dilakukan pemisahan. Pemerintah sudah banyak menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk membuang limbah organik dan anorganik [lihat disini: Contoh Limbah Organik].

Sayangnya, masyarakat yang belum paham menganggap keduanya sama saja. Berikut merupakan perbedaan mendasar limbah organik dan anorganik yang harus diketahui agar proses pengolahan limbah dapat berjalan lancar.

1. Asal Limbah

Sesuai namanya, limbah organik berasal dari sesuatu yang bersifat organik. Limbah organik berasal dari makhluk hidup mulai dari manusia, hewan, sampai tumbuhan. Segala hal yang terlepas dari makhluk hidup dan menjadi limbah disebut dengan limbah organik. Hal ini berbeda dengan limbah anorganik. Limbah anorganik berasal dari segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan di luar hasil buangan makhluk hidup. Umumnya, limbah anorganik merupakan kumpulan senyawa kimia sintesis.

Baca juga: Cara Menanggulangi Pencemaran Air

2. Kemudahan Dekomposisi

Setiap limbah melalui proses dekomposisi atau peruraian. Peruraian limbah melibatkan mikroorganisme seperti bakteri. Perbedaan limbah organik dan anorganik dapat dilihat dari proses dekomposisinya. Limbah organik yang berasal dari makhluk hidup lebih mudah untuk diurai oleh mikroorganisme, sedangkan limbah anorganik sulit terurai. Akibatnya, proses dekomposisi limbah anorganik membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan limbah organik. Berdasarkan proses dekomposisi tersebut, limbah anorganik menjadi masalah yang lebih besar terkait proses pengolahannya.

3. Senyawa Penyusunnya


Limbah organik adalah limbah yang memiliki senyawa utama berupa karbon [C]. Unsur C tidak hanya ditemui di limbah organik padat dan cair, tetapi juga di limbah gas. Limbah anorganik adalah limbah yang senyawa utamanya tidak memiliki unsur karbon [lihat : Skema Daur Karbon]. Perbedaan ini tidak bisa dilihat secara langsung dan orang awam akan sedikit kesulitan.

4. Contoh Limbahnya

Contoh limbah akan memudahkan dalam melihat perbedaan antara limbah organik dan anorganik. Dengan mengetahui contoh, maka diharapkan masyarakat lebih memahami perbedaan keduanya. Berikut contoh masing-masing limbah organik dan anorganik.

Limbah OrganikLimbah Anorganik
Sisa makanan [sayur, lauk, nasi, dan buah] Plastik [botol, kresek, sedotan]
Kulit telur Kain
Daun kering Kaleng dan bahan logam lain
Kulit pohon Perangkat elektronik
Kotoran manusia dan hewan baik padat maupun cair Kaca [gelas, piring, dan sebagainya]


5. Pengolahan Limbah Pemisahan limbah organik dan anorganik adalah hal yang penting sebelum dilakukan pengolahan. Adanya pemisahan akan mempermudah proses pengolahan yang akan dilakukan. Limbah organik biasanya tidak bisa digunakan kembali kecuali mengubah bentuknya. Oleh karena itu, pengolahan limbah organik dilakukan dengan mempercepat proses peruraiannya dan melibatkan mikroorganisme. Contohnya adalah mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos. Pengolahan limbah anorganik tidak melibatkan mikroorganisme. Limbah anorganik diolah dengan mendaur ulang menjadi produk lain yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu panjang. Perbedaan limbah organik dan anorganik menjadi ilmu yang harus diketahui dan dipahami oleh semua orang karena penerapannya tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Semakin banyak yang memahami tentang perbedaan keduanya, maka proses pengolahan limbah dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Apabila tidak diolah dengan baik, limbah akan menumpuk dan berdampak pada lingkungan.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề