Zat antioksidan yang sering digunakan pada pengolahan daging dan buah adalah brainly

Pengawet makanan adalah segala bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk menjaga kesegaran dan mutunya. Bahan pengawet makanan tersebut sebetulnya termasuk dalam bahan tambahan pangan atau BTP. Beberapa BTP aman dikonsumsi, terutama jika penggunaannya dalam batas aman yang dianjurkan. Akan tetapi, Anda tetap harus waspada dengan sejumlah jenis pengawet makanan tertentu yang berbahaya bagi tubuh.

Kenapa makanan perlu diawetkan?

Semua makhluk hidup pastinya butuh makanan untuk tumbuh dan berkembang serta bertahan hidup. Disamping itu, makanan juga penting sebagai sumber energi tubuh untuk beraktivitas serta membangun jaringan tubuh yang rusak. Akan tetapi, makanan bisa menjadi media penyebaran penyakit. Terutama pangan yang telah rusak, yaitu makanan dan minuman yang tercemar dengan:

  • cemaran fisik, seperti kuku, rambut, pecahan gelas, kotoran lalat, dan kulit telur;
  • mikroorganisme biologis, yaitu bakteri, virus maupun jamur; serta
  • zat kimia yang beracun.

Pada dasarnya, bahan pangan bersifat mudah rusak atau perishable. Penyebab utama kerusakan ini adalah kadar air yang terkandung di dalamnya. Makin tinggi kadar airnya, akan makin besar pula kemungkinan bahan tersebut jadi rusak.

Bahan pangan yang telah rusak sebaiknya jangan Anda konsumsi, sekecil apapun jumlahnya. Biasanya, makanan yang tercemar tersebut mengalami perubahan warna, rasa, bau, serta tekstur.

Dari pengetahuan inilah muncul upaya pengawetan makanan guna memperpanjang daya simpannya. Hal tersebut dilakukan dengan menurunkan kadar air makanan melalui proses pengeringan, pemberian senyawa pengikat air, dan membunuh mikroba perusak pangan. Contoh bahan pengawet makanan adalah natrium klorida alias garam, gula atau sukrosa, serta cuka.

Pertanyaannya adalah, apakah proses pengawetan dan bahan pengawet yang ditambahkan ini aman untuk dikonsumsi?

Mengenal macam-macam pengawet makanan

Dilansir dari Peraturan Kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013, beberapa jenis bahan pengawet makanan yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan adalah:

1. Asam sorbat dan garamnya [Sorbic acid and its salts]

Bahan ini sering digunakan untuk mengawetkan wine, keju, roti, kue, serta daging. Zat asam sorbat terbilang efektif dalam mencegah pertumbuhan jamur pada makanan.

2. Asam benzoat dan garamnya [Benzoic acid and its salts]

Natrium benzoat adalah bentuk asam benzoat yang paling banyak digunakan. Senyawa ini dipakai untuk menghambat pembusukan pada makanan asam seperti soda, jus lemon kemasan, saus salad, kecap, dan bumbu lainnya.

3. Sulfit atau sulfur dioksida

BTP pengawet satu ini dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada daging, buah-buahan, jus buah, sayur, sirup, wine, dan selai. Selain itu, sulfit pun mampu membantu mempertahankan warna makanan. Sulfit memiliki nama lain, yakni potassium bisulfite dan metabisulfite.

4. Nitrit dan nitrat

Secara alami, keduanya dapat Anda temukan pada sayur. Tubuh pun bisa memproduksinya sendiri. Nitrit dan nitrat berguna untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya, menambah rasa asin pada makanan, serta memberi warna merah pada daging. Makanya, kedua bahan ini sering ditambahkan ke dalam daging olahan, seperti sosis dan ham.

5. Nisin

Nisin sendiri merupakan bahan pengawet buatan yang dihasilkan dari bakteri asam laktat bernama Lactococcus lactis. Nisin dikatakan mampu melawan berbagai jenis bakteri gram positif dan spora. Pengawet makanan tersebut banyak digunakan pada produk maknan kalengan, susu, keju, yogurt, roti, makanan kaleng, daging, ikan, saus salad, serta minuman beralkohol.

Selain kelima bahan di atas, sejumlah zat di bawah ini pun diizinkan untuk ditambahkan ke dalam makanan, antara lain:

  • Etil para-hidroksibenzoat [Ethyl para-hydroxybenzoate]
  • Metil para-hidroksibenzoat [Methyl para-hydroxybenzoate]
  • Asam propionat dan garamnya [Propionic acid and its salts]
  • Lisozim hidroklorida [Lysozyme hydrochloride]

Jenis pengawet makanan yang sebaiknya dihindari

Prinsipnya, bahan-bahan yang sudah disebutkan di atas aman digunakan jika mengikuti batasan yang dianjurkan BPOM. Ini berarti, penggunaan bahan pengawet yang melebihi batas aman dinilai berbahaya bagi kesehatan. Lain halnya dengan jenis pengawet di bawah ini yang memang dilarang untuk ditambahkan ke dalam makanan.

1. Asam borat [boraks]

Biasa digunakan sebagai antijamur kayu, pembasmi kecoa, antiseptik, salep kulit, bahan deterjen, sabun, cat, desinfektan, pestisida, serta keramik. Boraks sering ditambahkan ke dalam bakso, mi basah, kerupuk, dan pangsit. Tujuannya adalah menambahkan kekenyalan. Padahal, boraks bersifat toksik atau beracun terhadap semua sel.

Jika bahan ini tertelan, apalagi dalam jumlah banyak, akan berdampak negatif terhadap saraf, ginjal dan hati. Gejala yang bisa timbul adalah tidak enak badan [malaise], mual, sakit perut hebat, perdarahan pada saluran cerna, muntah darah, diare, demam, dan sakit kepala.

Dalam jangka panjang, konsumsi boraks juga bisa meningkatkan risiko kanker, mengganggu sistem reproduksi dan hormon, serta fungsi sistem kekebalan tubuh.

2. Formalin

Merupakan larutan tak berwarna dan berbau tajam, formalin bersifat antimikroba. Tidak heran jika formalin banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembersih lantai dan pakaian, pembasmi serangga, pupuk dan parfum, pengawet produk kosmetik serta mayat. Banyak pedagang nakal yang suka menambahkan formalin pada ikan segar, ayam potong, mi basah dan tahu.

Senyawa kimia ini dapat menyebabkan efek akut berupa reaksi alergi dan iritasi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, sakit perut dan pusing. Formalin pun bersifat karsinogenik yang meningkatkan kemungkinan penyakit kanker.

Tidak hanya formalin dan boraks, jenis pengawet makanan berbahaya lain yang juga bersifat karsinogenik, meliputi:

  • Kalium bromat
  • Dietilpirokarbonat
  • Dulsin

Karena hampir semua makanan olahan yang dikemas memiliki bahan pengawet, Anda perlu pintar-pintar memilih produk. Sebelum membelinya, bacalah dulu komposisi bahan dan jenis pengawet makanan yang tertera pada label kemasan. Makanan yang berpengawet terkadang belum tentu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Untuk memastikan kebutuhan nutrisi harian terpenuhi, coba konsumsi multivitamin BLACKMORES VITAMIN D3 1000 IU [Rp198.085] yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh Kamu.

Ingin mengetahui informasi kesehatan terpercaya? Daftarkan email anda di Ngovee. Untuk mendapatkan suplemen dan vitamin spesial buat anda, unduh aplikasi Jovee. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store. Dapatkan vitamin terbaik hanya dari Jovee.

Diet dan Nutrisi

dr. Dyah Novita Anggraini, 16 Feb 2019

Ketahui berbagai jenis pengawet makanan yang di dalamnya menggunakan bahan kimia dan bisa membahayakan kesehatan.

Industri makanan saat ini sudah berkembang pesat, sehingga banyak jenis makanan yang diperkenalkan kepada masyarakat lewat berbagai platform. Meski demikian, Anda harus tetap waspada terhadap bahan pengawet makanan tersebut, yang mungkin saja mengandung bahan kimia berbahaya.

Seputar pengawet makanan

Makanan sehat sebenarnya adalah makanan yang tidak mengandung bahan yang dapat merugikan tubuh ketika dikonsumsi. Sayangnya, untuk memperkaya mutu dari makanan, biasanya produsen menambahkan bahan tertentu.

Tak jarang, bahan yang ditambahkan tersebut kerap menggunakan bahan kimia dan mungkin dapat menimbulkan masalah kesehatan. Bahan ini pun ditambahkan secara sengaja bukan untuk menambah citarasa, warna, tekstur dan penampilan dari makanan, tetapi untuk membuat makanan lebih tahan lama ketika disimpan.

Di antara beragam pewarna, pengawet, penyedap rasa, pemucat, pengental, dan antioksidan, bahan pengawet termasuk yang paling sering digunakan untuk meningkatkan mutu makanan sekaligus memperpanjang umur makanan, sehingga terhindar dari pertumbuhan kuman penyebab penyakit.

Pengawet makanan sendiri ditambahkan dalam makanan dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa bentuk teknik penambahan bahan pengawet dalam makanan:

  1. Pencampuran. Untuk bahan makanan berbentuk cairan atau setengah cair.
  2. Pencelupan. Diberikan kepada bahan makanan berbentuk padat.
  3. Penyemprotan. Dapat ditambahkan dalam makanan padat yang membutuhkan konsentrasi bahan pengawet cukup tinggi karena makanan mudah rusak.
  4. Pengasapan. Teknik ini digunakan untuk bahan makanan yang dikeringkan.

Selain tekniknya, jika pembuat makanan ingin menambahkan bahan pengawet harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

  1. Kualitas tidak berubah
  2. Mudah dilarutkan
  3. Aman dalam dosis pemakaian
  4. Aktivitasnya tidak menghambat enzim pencernaan
  5. Meningkatkan umur penyimpanan makanan

Meski terdapat bahan pengawet makanan yang dianggap aman, Anda tetap perlu waspada saat akan membeli produk makanan. Selain itu, ketahui tingkat keamanan bahan pengawet yang digunakan dalam makanan tersebut.

Beragam jenis bahan pengawet makanan

Bahan pengawet bisa terbuat dari bahan alami maupun kimia. Nah, berikut ini adalah beberapa jenis bahan pengawet kimiawi yang perlu Anda ketahui beserta tingkat keamanannya jika dikonsumsi: 

Merupakan bahan kimia makanan yang sering digunakan untuk mengawetkan buah-buahan, digunakan pada kecap dalam botol, margarin, saos tomat dan minuman ringan. Asam benzoat memiliki kandungan antibakteri, sehingga makanan yang diberikan bahan ini akan terlindung dari perkembangan bakteri.

Asam sitrat merupakan jenis bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi manusia. Biasanya bahan ini digunakan untuk menambah rasa asam pada makanan dan untuk mencegah perkembangan jamur serta bakteri penyebab penyakit di dalam makanan.

Sulfur dioksida sering digunakan untuk mengawetkan sari buah, buah kering ataupun sirup. Bahan kimia ini aman digunakan dengan syarat diberikan sesuai takarannya.

Jenis bahan kimia ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan biasa diberikan pada bahan makanan seperti roti dan kue yang terbuat dari tepung.

Bahan kimia ini banyak digunakan karena tidak berbau, tidak berasa dan tidak menimbulkan efek samping untuk kesehatan. Manfaatnya untuk mencegah perkembangan jamur dan bakteri di dalam makanan.

Karena sifatnya antiseptik, boraks dapat membunuh kuman di dalam makanan. Meski kerap digunakan sebagai pengawet makanan seperti bakso dan mi, sebenarnya boraks tidak aman ditambahkan pada makanan karena efeknya sangat berbahaya bagi tubuh.

Bahan kimia ini memang dapat digunakan sebagai pengawet, namun bukan untuk makanan. Penggunaan formalin dalam makanan dapat menyebabkan keracunan. Dan jika digunakan dalam takaran yang berlebihan dapat memicu muntah darah, kejang ataupun kencing darah.

Meksipun beberapa bahan kimia di atas aman digunakan untuk mengawetkan makanan, namun Anda tetap harus bijak menggunakannya dengan memperhatikan dosis dan aturan pakai agar tetap aman dikonsumsi.

Beberapa gejala yang sering terjadi akibat penggunaan bahan pengawet makanan yang berlebihan adalah muntah, sakit kepala, diare atau muncul gejala alergi seperti gatal, kemerahan di kulit dan bengkak di beberapa area tubuh.

Karena beberapa bahan pengawet makanan dari bahan kimia juga berbahaya bila dikonsumsi, ada baiknya Anda lebih berhati-hati sebelum membeli produk makanan berpengawet. Agar lebih aman, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung pengawet, dan beralihlah kepada makanan sehat seperti sayur dan buah.

[NP/ RVS]

Artikel Terkait

Lihat Semua

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề