1 2 tanda dirinya berhati cantik untuk melengkapi larik pertama pada gurindam tersebut adalah

1 2 tanda dirinya berhati cantik untuk melengkapi larik pertama pada gurindam tersebut adalah

Gurindam ialah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang artinya adalah mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah / perjanjian dan yang baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh:

  • Barang siapa tiada memegang agama,
  • Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
  • Barang siapa mengenal yang empat,
  • Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
  • Gendang gendut tali kecapi
  • Kenyang perut senang hati

Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji, saudara dari sepupu Raja Ali yang menjadi raja muda di Riau (1844-1857). Gurindam 12 pasal karya Raja Ali Haji yang terkenal adalah berjudul “Gurindam Dua Belas”

Ciri-Ciri Gurindam

Pada tiap baris bersajak A-A, B-B, dan seterusnya.

Gurindam hanya terdiri dari dua baris, tidak lebih pada tiap baitnya. Selain itu juga jumlah kata per baris hanya sekitar 10 kata saja.

Gurindam berisi nasehat hidup

Pada tiap baris gurindam memiliki hubungan sebab-akibat.

Baris kedua berupa isi.

Sama seperti beberapa jenis karya sastra pada umumnya yang sudah dikategorikan berdasarkan ciri khas, begitu juga dengan gurindam. Menurut baris yang dimiliki terdapat dua jenis atau bentuk dari gurindam. Jenis gurindam akan dipaparkan seperti pada penjelasan dibawah ini.

Jenis-Jenis Gurindam

Gurindam Berangkai,

adalah bentuk gurindam yang ditandai dengan kata yang sama pada baris pertama tiap baitnya. Contoh :

Lakukan saja yang menurutmu benar

Lakukan saja yang menurutmu pantas

Hidup hanya bergantung hati

Hidup hanya sesaat dan kemudian mati

Gurindam Berkait,

 adalah gurindam yang ditandai dengan adanya keterkaitan antara bait pertama dengan bait-bait seterusnya. Contoh :

Siapa tak ingin sesat dunia akhirat

Maka cepatlah taubat sebelum terlambat

Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat

Maka didapatlah itu yang namanya selamat

Baca Juga : Pantun Bahasa Indonesia

Pengarang gurindam yang karyanya sangat dikenang sekali hingga saat ini bernama Raja Ali Haji dengan karya yang berjudul Gurindam Dua Belas. Konon Raja Ali Haji masih mempunyai hubungan persaudaraan dengan Raja Ali, Raja muda yang memimpin wilayah Riau sekitar pada tahun 1844 hingga 1857. Berikut ini ialah bunyi Gurindam Dua belas yang melegenda itu.

(1) Barang siapa hendak bertanya

Maka tanyalah pada ahlinya

(2) Barang siapa mencari ilmu

Maka carilah ke para guru

(3) Jika belajar besungguh-sungguh

Keberhasilan akan kau rengkuh

(4) Jika berilmu janganlah angkuh

Nanti dirimu akan terjatuh

(5) Jikalau engkau belajar kitab

Maka haruslah taati adab

(6) Ketika engkau tengah belajar

Haruslah tekun dan juga sabar

(7) Barang siapa tidak berilmu

Bagaikan kursi tidak bertumpu

(8) Belajar untuk raih faedah

Bukan sekadar raih ijazah

(9) Mencari ilmu wajib hukumnya

Baik si kanak atau si tua

(10) Ilmu jangan hanya dihafalkan

Namun juga harus diamalkan

(11) Guru yang tak bisa jadi teladan

Bagaikan bayang tanpa si badan

(12) Guru yang mampu jadi teladan

Bagaikan sinar di kegelapan

(13) Belajar mesti bertahap

Bagai membangun sebuah atap

(14) Seorang guru mesti bersabar

Kepada murid yang dia ajar

(15) Murid haruslah bersikap baik

Kepada guru yang tengah didik

(16) Kalau engaku tidak tahu

Maka harus cari ilmu

(17) Kalau anak tidak dibina

Nanti dia jadi celaka

(18) Jika kita belajar agama

Maka kita akan mampu mengenal-Nya

(19) Jika anak tak dididik dengan sayang

Maka nanti dia jadi pembangkang

(20) Jika anak dididik dengan kasih

Maka hatinya tak akan lirih

(21) Kepada guru harus beradab

Kepada rekan jangan biadab

(22) Jika anak tidak punya teladan

Maka nanti dia ‘kan kelimpungan

(23) Jika anak tidak dapat satu bimbingan

Maka nanti dia ‘kan kebingungan

(24) Ilmu mesti harus diamalkan

Agar ilmu tidak terlupakan

(25) Jangan hanya pandai saja di benak

Namun juga harus pandai di tindak

(26) Orang yang berilmu tanpa amal

Bagai pohon rindang berbuah banal

(27) Belajar jangan hanya mendamba hasil

Namun mesti pelahan bagai mencicil

(28) Hidup akan jadi tidak keruan

Jika tidak punya ilmu pedoman

(29) Belajar dengan penuh kesungguhan

Akan mendapatkan kemenangan

(30) Segala ilmu yang didapatkan

Mesti diajarkan dan diamalkan

(31) Jangan berani engkau berfatwa

Jika kau memang bukan ahlinya

(32) Si murid akan terus melawan

Jika dididik dengan bentakan

(33) Didiklah anak dengan teladan

Bukan sekadar dengan  ucapan

(34) Belajarlah dengan tulus ikhlas

Nanti Tuhan akan memberi balas

(35)Apabila dengki sudah merasuki hati.

Tak akan pernah hilang hingga nanti.

(36)Apabila kelakuan baik berbudi .

Hidup menjadi indah tak akan merugi.

(37)Apabila hidup selalu berbuat baik.

Tanda dirinya berhati cantik

Contoh 2

  • Barang siapa tidak takut tuhan.
  • Hidupnya tidak akan bertahan.
  • Barang siapa tidak pernah puasa.
  • Hidupnya akan penuh dosa.
  • Barang siapa meninggalkan sholat.
  • Berarti dia berbuat maksiat.
  • Barang siapa tidak pernah mengeluarkan zakat.
  • Hartanya tidak akan mendapat berkat.
  • Barang siapa yang mampu melaksanakan haji.
  • Tentulah orangnya patut dipuji.

Contoh 3

  • Apabila mata terjaga.
  • Hilanglah semua dahaga.
  • Apabila kuping tertutup handuk.
  • Hilanglah semua kabar buruk.
  • Apabila mulut terkunci rapat.
  • Hilanglah semua bentuk maksiat.
  • Apabila tangan tidak terikat rapat.
  • Hilanglah semua akal sehat.
  • Apabila kaki tidak menapak.
  • Larilah semua orang serempak

Contoh 4

  • Dengan orang tua jangan pernah melawan.
  • Kalau tidak mau hidup berantakan.
  • Jagalah hati jagalah lisan.
  • Agar kau tidak hidup dalam penyesalan.
  • Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati.
  • Itulah cara menunjukan bakti.
  • Teruslah menyakiti diri sendiri.
  • Kelak kau akan mati berdiri

Jenis Gurindam Berdasarkan Isi Pesan

1. Contoh Gurindam Nasihat

Contoh-contoh Gurindam Nasihat

Gurindam nasehat ialah gurindam yang berisi nasehat-nasehat. Berikut contoh gurindam nasihat:

Contoh 1

  • Belajarlah di usia muda.
  • Janganlah kamu tunda-tunda.
  • Namun jika kamu menunda.
  • Maka hilanglah kesempatan yang berharga.

Contoh 2

Barang siapa yang mudah menyerah.

Maka kejayaan tidak akan menyapanya.

Contoh 3

Barang siapa yang meninggalkan rukun islam.

Maka hidupnya akan kelam.

Contoh 4

Barang siapa berpegang teguh kepada Al Qur’an.

Maka hidup akan merasa kebahagiaan.

Contoh 5

Jika engkau menuntut ilmu.

Maka taka da yang bisa menipumu.

2. Contoh Gurindam Pendidikan

Contoh-contoh Gurindam Pendidikan

Contoh 1

Jika ilmu yang diperoleh tidak sempurna.

Maka hidup tiadalah berguna.

Contoh 2

Masa muda adalah masa produktif.

Maka gunakanlah dengan efektif.

 Contoh 3

Jangan bertindak sebelum berfikir.

Agar tidak kecewa di kemudian hari.

Contoh 4

Raihlah ilmu dengan kesabaran.

Agar kelak engkau memetiknya dengan kesenangan.

3. Contoh Gurindam Cinta

Contoh-contoh Gurindam Cinta

Gurindam cinta

mmerupakan gurindam yang berisi untaian kalimat yang penuh dengan keharmonisan dan kemesraan. Berikut contoh gurindam cinta:

Contoh 1

Apabila hati sudah bergejolak tentang cinta.

Maka tidak ada obatnya selain berumah tangga.

Contoh 2

Seyumanmu adalah penyemangat hari-hariku.

Maka janganlah engkau jauh dari hatiku.

Contoh 3

  • Melihatmu sungguh tidak membuatku bosan.
  • Namun membuatku makin kasmaran.
  • Barang siapa tiada memegang agama,
  • Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
  • Barang siapa mengenal yang empat,
  • Maka ia itulah orang yang ma’rifat*.
  • Barang siapa mengenal Allah,
  • Suruh dan tegahnya* tiada ia menyalah*.
  • Barang siapa mengenal diri,
  • Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri*.
  • Barang siapa mengenal dunia,
  • Tahulah ia barang yang terpedaya*.
  • Barang siapa mengenal akhirat,
  • Tahulah ia dunia mudarat*.

Pasal Dua

  • Barang siapa mengenal yang tersebut,
  • Tahulah ia makna takut.
  • Barang siapa meninggalkan sembahyang,
  • Seperti rumah tiada bertiang.
  • Barang siapa meninggalkan puasa,
  • Tidaklah mendapat dua termasa*.
  • Barang siapa meninggalkan zakat,
  • Tiadalah hartanya beroleh berkat.
  • Barang siapa meninggalkan haji,
  • Tiadalah ia menyempurnakan janji.

Pasal Tiga

  • Apabila terpelihara mata,
  • Sedikitlah cita-cita.
  • Apabila terpelihara kuping,
  • Khabar yang jahat tiadalah damping*.
  • Apabila terpelihara lidah,
  • Niscaya dapat daripadanya paedah.
  • Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
  • Daripada segala berat dan ringan.
  • Apabila perut terlalu penuh,
  • Keluarlah fi’il* yang tiada senonoh*.
  • Anggota tengah hendaklah ingat,
  • Di situlah banyak orang yang hilang semangat
  • Hendaklah peliharakan kaki,
  • Daripada berjaian yang membawa rugi.

Pasal Empat

  • Hati itu kerajaan di daiam tubuh,
  • Jikalau zalim segala anggotapun rubuh.
  • Apabila dengki sudah bertanah,
  • Datanglah daripadanya beberapa anak panah.
  • Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
  • Di situlah banyak orang yang tergelincir.
  • Pekerjaan marah jangan dibela,
  • Nanti hilang akal di kepala.
  • Jika sedikitpun berbuat bohong,
  • Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong*.
  • Tanda orang yang amat celaka,
  • Aib dirinya tiada ia sangka.
  • Bakhil* jangan diberi singgah,
  • Itulah perampok yang amat gagah.
  • Barang siapa yang sudah besar,
  • Janganlah kelakuannya membuat kasar.
  • Barang siapa perkataan kotor,
  • Mulutnya itu umpama ketor*.
  • Di mana tahu salah diri,
  • Jika tidak orang lain yang berperi*.

Pasal Lima

  • Jika hendak mengenai orang berbangsa,
  • Lihat kepada budi dan bahasa,
  • Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
  • Sangat memeliharakan yang sia-sia.
  • Jika hendak mengenal orang mulia,
  • Lihatlah kepada kelakuan dia.
  • Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
  • Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
  • Jika hendak mengenal orang yang berakal,
  • Di dalam dunia mengambil bekal.
  • Jika hendak mengenal orang yang baik perangai*,
  • Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Pasal Enam

  • Cahari olehmu akan sahabat,
  • Yang boleh dijadikan obat.
  • Cahari olehmu akan guru,
  • Yang boleh tahukan tiap seteru.
  • Cahari olehmu akan isteri,
  • Yang boleh dimenyerahkan diri.
  • Cahari olehmu akan kawan,
  • Pilih segala orang yang setiawan.
  • Cahari olehmu akan ‘abdi,
  • Yang ada baik sedikit budi,

Pasal Tujuh

  • Apabila banyak berkata-kata,
  • Di situlah jalan masuk dusta.
  • Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
  • Itulah landa hampirkan duka.
  • Apabila kita kurang siasat,
  • Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
  • Apabila anak tidak dilatih,
  • Jika besar bapanya letih.
  • Apabila banyak mencela orang,
  • Itulah tanda dirinya kurang.
  • Apabila orang yang banyak tidur,
  • Sia-sia sahajalah umur.
  • Apabila mendengar akan khabar,
  • Menerimanya itu hendaklah sabar.
  • Apabila menengar akan aduan,
  • Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
  • Apabila perkataan yang lemah-lembut,
  • Lekaslah segala orang mengikut.
  • Apabila perkataan yang amat kasar,
  • Lekaslah orang sekalian gusar.
  • Apabila pekerjaan yang amat benar,
  • Tidak boleh orang berbuat honar.

Pasal Delapan

  • Barang siapa khianat akan dirinya,
  • Apalagi kepada lainnya.
  • Kepada dirinya ia aniaya,
  • Orang itu jangan engkau percaya.
  • Lidah yang suka membenarkan dirinya,
  • Daripada yang lain dapat kesalahannya.
  • Daripada memuji diri hendaklah sabar,
  • Biar dan pada orang datangnya khabar.
  • Orang yang suka menampakkan jasa,
  • Setengah daripada syirik mengaku kuasa.
  • Kejahatan diri sembunyikan,
  • Kebaikan diri diamkan.
  • Keaiban orang jangan dibuka,
  • Keaiban diri hendaklah sangka.

Pasal Sembilan

  • Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
  • Bukannya manusia yaitulah syaitan.
  • Kejahatan seorang perempuan tua,
  • Itulah iblis punya penggawa*.
  • Kepada segala hamba-hamba raja,
  • Di situlah syaitan tempatnya manja.
  • Kebanyakan orang yang muda-muda,
  • Di situlah syaitan tempat bergoda.
  • Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
  • Di situlah syaitan punya jamuan.
  • Adapun orang tua yang hemat,
  • Syaitan tak suka membuat sahabat
  • Jika orang muda kuat berguru,
  • Dengan syaitan jadi berseteru.

Pasal Sepuluh

  • Dengan bapa jangan durhaka,
  • Supaya Allah tidak murka.
  • Dengan ibu hendaklah hormat,
  • Supaya badan dapat selamat.
  • Dengan anak janganlah lalai,
  • Supaya boleh naik ke tengah balai*.
  • Dengan kawan hendaklah adil,
  • Supaya tangannya jadi kapil.

Pasal Sebelas

  • Hendaklah berjasa,
  • Kepada yang sebangsa.
  • Hendaklah jadi kepala,
  • Buang perangai* yang cela.
  • Hendaklah memegang amanat,
  • Buanglah khianat.
  • Hendak marah,
  • Dahulukan hujjah*.
  • Hendak dimalui,
  • Jangan memalui.
  • Hendak ramai,
  • Murahkan perangai*.
  • Raja mufakat dengan menteri,
  • Seperti kebun berpagarkan duri.
  • Betul hati kepada raja,
  • Tanda jadi sebarang kerja.
  • Hukum ‘adil atas rakyat,
  • Tanda raja beroleh ‘inayat*.
  • Kasihkan orang yang berilmu,
  • Tanda rahmat atas dirimu.
  • Hormat akan orang yang pandai,
  • Tanda mengenal kasa* dan cindai*.
  • Ingatkan dirinya mati,
  • Itulah asal berbuat bakti.
  • Akhirat itu terlalu nyata,
  • Kepada hati yang tidak buta.

Sumber : Harga Ready Mix

demikianlah artikel dari passinggrade.co.id mengenai √ 600+ Contoh Gurindam : Pendidikan, Nasihat, Jenaka, Persahabatan, Sindiran, Cinta, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

baca juga :