2 metode tentang penentuan KEBUTUHAN modal kerja
Academia.edu no longer supports Internet Explorer. Show To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Penulis : Hilda Fachrizah Editor : Banu Rinaldi
10 Februari 2021 Lama Baca : 8 menit Banyak pelaku UKM yang masih bingung berapa besar mereka butuh pendanaan dalam bisnisnya? Modal kerja adalah sebuah hal penting untuk dihitung dalam bisnis. Terutama kaitannya dengan pencarian akses modal. Namun banyak sekali pelaku UKM yang tidak memahami apa itu modal kerja dan bagaimana menghitungnya. Nah, di artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimana menganalisa kebutuhan modal kerja. Baca Juga: Tips Mencari dan Mendapatkan Modal Usaha Apa itu Modal Kerja?Modal kerja adalah salah satu konsep keuangan yang perlu dipahami oleh seluruh pemilik dan pengelola usaha, baik Usaha Besar maupun UMKM. Manajemen modal kerja adalah strategi bisnis yang dirancang untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara efisien dengan memantau dan menggunakan aset dan kewajiban lancar dengan efek terbaik.Tujuan utama manajemen modal kerja adalah untuk memungkinkan perusahaan mempertahankan arus kas yang cukup untuk memenuhi biaya operasi jangka pendek dan kewajiban utang jangka pendek. Modal kerja perusahaan terdiri dari aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Yang termasuk aset lancar biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar biasanya terdiri dari pinjaman jangka pendek, utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, serta utang lain-lain. Baca Juga: Cara Menghitung Kebutuhan Modal Untuk Memulai Bisnis Apa Tujuan Modal Kerja?Penggunaan modal kerja biasa ditujukan untuk hal-hal berikut.
Mengapa Usaha Butuh Modal Kerja?Perlu dipastikan bahwa jumlah modal kerja harus cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran operasional perusahaan sehari-hari, agar perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan tidak mengalami kesulitan keuangan, karena:
Besarnya kebutuhan modal kerja sangat dipengaruhi oleh jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Misal: pada umumnya perusahaan bidang industri lebih membutuhkan modal kerja yang relatif besar dibandingkan perusahaan bidang jasa karena proses produksinya membutuhkan investasi bahan baku dan fasilitas produksi untuk menghasilkan output yang siap untuk dijual. Adapun perusahaan jasa hanya membutuhkan modal kerja relatif kecil berupa investasi yang diperlukan dalam persediaan bahan pendukung dan investasi dalam piutang. Baca Juga: Murafa Gemstone, Berawal Modal Rp 200 Ribu Kini Omzet Rp 15 Juta Bagaimana Menentukan Kebutuhan Modal Kerja?Agar dapat menentukan kebutuhan modal kerja yang tepat, kita perlu memahami siklus operasi usaha kita. Pada dasarnya siklus operasi ini terkait dengan jadwal dan durasi produksi, jumlah produksi dan biaya yang dibutuhkan per periode produksi. Dengan memahami siklus operasi ini, kita dapat menentukan kebutuhan modal kerja melalui analisis siklus kewajiban, siklus produksi dan siklus piutang. 1. Siklus Kewajiban Kewajiban mengacu pada seluruh pengeluaran yang tetap harus dikeluarkan berapapun jumlah produksi kita dan berapapun jumlah barang yang terjual.Agar kita mengetahui jumlah modal kerja yang harus kita sediakan untuk memenuhi seluruh kewajiban, kita perlu mengetahui saat jatuh tempo dan besarnya dana untuk setiap kewajiban, yang antara lain mencakup biaya tenaga kerja, biaya sewa kantor/toko, pembayaran listrik, air,telepon, serta pembayaran tagihan kredit dan cicilan lainnya. Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Dengan Modal Minim 2. Siklus Produksi Siklus produksi ini mengacu pada seluruh kegiatan yang mendukung produksi, dimulai dari membeli bahan baku dan persediaan lain, memproses pembuatan barang/jasa sampai siap dikirimkan ke tangan konsumen. Karena untuk dapat menyediakan bahan baku dan persediaan lain sesuai yang dibutuhkan kita memerlukan sejumlah dana untuk belanja dan produksi, maka kita harus menyediakan modal kerjauntuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, setelah menghasilkan sejumlah barang/jasa, kita dapat melakukan estimasi tentang waktu dan besaran penjualan yang akan menjadi sumber pemasukan kita. Yang perlu menjadi perhatian kita adalah harus ada keseimbangan antara kebutuhan dana untuk modal kerja dan ketersediaan dana dari pemasukan yang siap menjadi modal kerja. Baca Juga: Pengertian Modal Ventura 3. Siklus Piutang Penjualan tak selamanya menjadi pemasukan secara langsung, karena beberapa perusahaan menerapkan penjualan dengan sistem piutang atau pembayaran dengan termin untuk konsumen mereka. Bila kita menyediakan pembayaran dengan piutang atau melalui termin pembayaran, maka kita harus melakukan estimasi penjadwalan kapan pembayaran kita terima, besarnya pembayaran dan estimasi keterlambatan. Dengan memadukan antara seluruh kewajiban dan berbagai pengeluaran serta jadwal masing-masing, danpemasukan perusahaan yang berasal dari berbagai sistem pembayaran sesuai jadwal masing-masing, maka kita akan mendapatkan cukup informasi untuk menghitung kebutuhan modal kerja secara tepat. Baca Juga: M.A.R.S. Genuine Leather: Usaha dengan Modal Rp 0, Bisa! Contoh Perhitungan Modal KerjaPerusahaan yang memproduksi travel bag “Go-Go” merencanakan untuk memproduksi dan menjual travel bag sebanyak 72.000 unit per tahun. Sehingga dibutuhkan produksi 200 unit per hari (asumsi 30 hari kerja per bulan). Diketahui informasi sebagai berikut:
Baca Juga: Jaminan (Collateral) Dalam Akses Modal UMKM Dari data diatas, hitunglah besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut. Perputaran Bahan Baku : Penyimpanan Bahan Baku = 10 hari Proses Produksi = 5 hari Penagihan Piutang = 30 hari Total = 45 hari Perputaran Upah Langsung : Proses Produksi = 5 hari Penagihan Piutang = 30 hari Total = 35 hari Pengeluaran Kas per hari : Bahan Baku = 200 x 2 kg x Rp 12.000= Rp 4.800.000 Upah Langsung = 200x Rp 10.000= Rp 2.000.000 Biaya Administrasi dan Pemasaran = 6.000.000/30= Rp200.000 Kebutuhan Modal Kerja per siklus : Bahan Baku = 45 hari x Rp 4.800.000= Rp 216.000.000 Upah Langsung = 35 hari x Rp 2.000.000= Rp70.000.000 Biaya Administrasi dan Pemasaran= 35 hari x Rp 200.0000= Rp7.000.000 Total= Rp 293.000.000 Dari perhitungan ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perusahaan tersebut harus menyediakan minimal Rp 293.000.000 dalam satu siklus bisnis (sekitar 45 hari). Baca Juga: Modal Rakyat: Trik Mengelola Utang untuk Pengembangan Usaha Tips dalam Mengelola Kebutuhan Modal Kerja
Baca Juga: Pembiayaan Ultra Mikro Nah, tunggu apa lagi? Ayo, hitung kebutuhan modal kerja kita sekarang juga! Setelah menghitung modal kerja yang dibutuhkan, apakah anda masih membutuhkan tambahan modal? Yuk, baca artikel Berbagai Alternatif Permodalan yang UKM perlu Ketahui. Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha. TagsProduksi ukm naik kelas akses modal kebutuhan modal utang piutang bahan baku modal kerja |