5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
WHO melaporkan penyakit tidak menular masih menjadi penyebab kematian teratas di dunia. (Foto: AFP/FABRICE COFFRINI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyakit tidak menular menyumbang tujuh dari 10 penyebab kematian teratas sebelum pandemi virus corona. Salah satunya adalah penyakit jantung yang telah menewaskan lebih banyak orang.

Laporan Perkiraan Kesehatan Global WHO menemukan bahwa orang-orang hidup lebih lama pada 2019 dibandingkan 2020. Kendati mereka belum tentu berada dalam keadaan sehat.

Studi tersebut menunjukkan bahwa penyakit tidak menular merupakan empat dari 10 penyebab utama kematian pada 2020. Angka ini telah meningkat dalam tujuh tahun terakhir sebelum pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.

Studi tersebut meneliti tren selama dua dekade terakhir perihal kematian dan morbiditas yang disebabkan oleh penyakit dan cedera.

"(Angka-angka itu) jelas menyoroti perlunya fokus global yang intensif untuk mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan penyakit pernapasan kronis, serta menangani cedera," kata WHO dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.

Sementara itu, penyakit jantung telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia selama 20 tahun terakhir.

"Namun, sekarang (penyakit jantung) membunuh lebih banyak orang daripada sebelumnya," tambahnya.

Penyakit jantung telah merenggut 9 juta nyawa pada 2019, naik 2 juta jiwa sejak 2000. Ini mewakili 16 persen dari total kematian dari semua jenis penyebab penyakit.

Lebih dari setengah dari tambahan 2 juta kematian tersebut terjadi di wilayah Pasifik Barat. Sementara wilayah Eropa mengalami penurunan kematian sebesar 15 persen.

Harapan hidup rata-rata orang di dunia mencapai lebih dari 73 tahun pada 2019, angka ini naik dibandingkan harapan hidup pada 2000 yakni hampir 67 tahun.

"Perkiraan baru ini adalah pengingat lain bahwa kita perlu segera meningkatkan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit tidak menular," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"(Laporan perkiraan) itu menyoroti urgensi untuk secara drastis meningkatkan perawatan kesehatan primer secara adil dan holistik. Perawatan kesehatan primer yang kuat jelas merupakan fondasi dari segala sesuatu, dari memerangi penyakit tidak menular hingga mengelola pandemi global," tambahnya.

Sejauh ini, pandemi Covid-19 telah merenggut lebih dari 1,5 juta nyawa dan orang-orang dengan penyakit penyerta diabetes, penyakit jantung, dan kondisi pernapasan berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kematian akibat virus tersebut.

Laporan Perkiraan Kesehatan Global berikutnya akan mencakup penilaian dampak pandemi terhadap kematian.

(ans/evn)

[Gambas:Video CNN]

Pro kontra seputar virus corona alias COVID-19 masih ramai dibicarakan. Media dituding membesar-besarkan penyebaran wabah virus ini sementara pemerintah dianggap kurang tanggap. Sampai dengan 11 Maret 2020 tercatat 121.564 kasus di seluruh dunia. Total jumlah yang sembuh mencapai 66.239 kasus dan korban meninggal sebanyak 4.373 kasus. Saat ini Italia memberlakukan lockdown di seluruh wilayah negaranya karena telah memiliki 10.149 kasus positif COVID-19.

Sebenarnya, perlukah kita panik dengan kehadiran COVID-19? Memang benar virus ini memiliki penyebaran yang cepat. Diduga, anak-anak merupakan carrier terhadap virus ini. Mereka memiliki imunitas lebih baik dan memiliki sedikit bahkan hampir tak bergejala sama sekali.

Baca Juga: FAQ Corona: Tanya Jawab Seputar COVID-19

Kondisi terburuk justru dialami para lansia yang mudah jatuh ke dalam kondisi kritis. Namun bukan berarti penyakit ini adalah hukuman mati bagi penderitanya. Dengan tingkat kematian kurang dari 3%, kemungkinan sembuh sangat tinggi. Beberapa dilaporkan sembuh dalam waktu kurang dari dua minggu.

Sebenarnya, apa penyakit yang sebaiknya lebih kita waspadai? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada sepuluh penyebab kematian paling banyak di dunia. Virus corona atau bukan salah satunya.

Jantung Koroner

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 dan 2016 diketahui bahwa penyakit paling mematikan nomor satu di dunia adalah jantung koroner. Bila pada 2000 tercatat kurang lebih 7 juta kematian maka di tahun 2016 naik hingga lebih dari 9 juta kematian.

Di Indonesia setiap tahunnya tercatat rata-rata ada 2 juta kasus penyakit jantung koroner. Penyakit ini ditandai dengan tiga ciri utama yaitu sakit pada dada (angina), serangan jantung, dan gagal jantung. Ada gejala lain juga meski tidak begitu umum seperti palpitasi jantung dan sesak napas yang tidak biasa. Palpitasi merupakan kondisi ketika seseorang merasakan degup jantung yang begitu cepat.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Image via healthline.com

Penyakit jantung koroner merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi ketika suplai darah terhalang atau terganggu oleh penumpukan lemak di arteri koroner. Proses terjadinya hal ini disebut sebagai arterosklerosis. Beberapa penyebabnya antara lain merokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Jantung koroner tidak dapat disembuhkan total tetapi dapat ditekan risikonya dengan mengubah gaya hidup, obat-obatan penunjang, dan operasi.

Seseorang pun dapat memulihkan diri bila telah menjalankan prosedur operasi. Meski demikian bukan berarti orang tersebut dapat hidup bebas tanpa menjaga pola hidupnya. Inilah mengapa kita perlu memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Selain itu rajin berolahraga tentu membantu.

Stroke

Kondisi kedua yang mematikan adalah stroke. Pada 2016 tercatat hampir 6 juta kematian akibat stroke di seluruh dunia. Per tahun tercatat kurang lebih 150.000 kasus stroke terjadi di Indonesia. Stroke adalah kondisi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang. Ini menyebabkan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel dalam otak pun dapat mati dalam hitungan menit.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Image via tehrantimes.com

Stroke adalah penyakit dimana nyawa pasien bergantung pada tindakan penyelamatan secepat mungkin. Semakin cepat pasien ditangani maka risiko kerusakan otak dan komplikasi lainnya dapat ditekan. Pengobatan yang efektif pun dapat menghindari pasien stroke dari kondisi disabilitas. Gejalanya sendiri cukup mudah dideteksi seperti kesulitan berbicara, bergerak, melihat, kondisi mati rasa, serta sakit kepala. Penyebabnya adalah arteri yang terhambat atau pembuluh darah yang pecah.

Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang rentan terhadap stroke. Misalnya, memiliki berat badan berlebih. Seseorang juga lebih rentan terhadap stroke bila memiliki kebiasaan minum minuman keras, tidak aktif secara fisik, menggunakan obat-obatan terlarang, tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, atau masalah pernapasan ketika tidur. Laki-laki, orang yang melakukan terapi hormon, dan berusia di atas 55 tahun berisiko lebih besar terhadap stroke.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit ketiga yang paling banyak memakan korban jiwa adalah penyakit paru obstruktif kronis. Gejalanya adalah batuk berdahak dengan lendir kuning atau hijau, pernapasan tersenggal, napas berbunyi, dan lemas. Penderita juga mengalami penurunan berat badan, nyeri dada, pembengkakan kaki, dan warna biru pada bibir dan kuku.

Penyakit ini diakibatkan oleh rokok, asap kendaraan, usia lanjut, dan asma. Perokok pasif juga memiliki risiko yang sama. Kondisi ini membuat seseorang mengalami penurunan alirah udara di paru-parunya. Dinding kantung udara di dalam paru-paru mengalami kerusakan atau kehancuran sehingga penderitanya kesulitan bernapas. Pada 2016 tercatat hampir 3 juta kematian di seluruh dunia akibat penyakit ini. Di Indonesia sendiri pertahunnya ada 2 juta kasus.

Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

Di posisi keempat penyakit yang memakan banyak korban jiwa adalah infeksi saluran pernapasan bawah. Sebenarnya ada dua jenis penyakit infeksi saluran pernapasan yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas terdiri dari batuk pilek biasa (common cold), sinusitis, tonsilitis, dan laringitis. Sementara infeksi di bagian bawah adalah bronkitis, bronkiolitis, infeksi dada, dan pneumonia. Bagian inilah yang dapat mengancam nyawa.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Image via sehatq.com

Setiap tahun di seluruh dunia hampir 3 juta jiwa melayang akibat penyakit ini. Infeksi saluran pernapasan bawah termasuk ke dalam penyakit menular, menjangkit bayi baru lahir, ibu hamil, dan terkait kondisi nutrisi seseorang. Penyebab penyakit ini sendiri berasal dari virus maupun bakteri. Ini adalah jenis penyakit yang mudah ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi yang umum dijumpai adalah pilek.

Penyakit mudah menular melalui udara atau sentuhan. Ini disebabkan penderitanya yang batuk atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung sehingga percikan air yang mengandung penyakit menyebar. Salah satu cara mudah untuk menghindari penyakit ini adalah tidak banyak menyentuh wajah. Selain beringus, batuk, dan bersin, gejala yang ditemukan pada penderita adalah nyeri otot, sakit telinga, sakit tenggorokan, perih pada mata, dan demam.

Demensia

Demensia adalah kondisi berikutnya yang menyumbang kematian terbanyak. Setiap tahun ada hampir 2 juta jiwa kematian yang disebabkan oleh demensia. Jumlahnya meningkat pesat dibandingkan dengan satu dekade terakhir. Padahal penyakit lain seperti jantung koroner dan kanker mengalami penurunan jumlah korban jiwa tetapi hal ini tak berlaku pada penderita demensia.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Inggris mencatat bahwa demensia adalah salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan. Sementara untuk laki-laki, ini adalah penyakit paling mematikan nomor dua.

Masyarakat seringkali menyepelekan demensia karena dianggap hanya menyebabkan kepikunan. Padahal ketika mengalami demensia seseorang bisa terdampak pula kondisi fisiknya. Terutama bila kondisi pikun seorang penderita membuat ia lupa untuk makan dan minum. Sebanyak 80% kondisi demensia disebabkan oleh penyakit alzheimer. Umumnya penderita berusia 65 tahun ke atas.

Banyak dari kita sering menyepelekan pentingnya menjaga pola hidup sehat. Meski harga rokok naik ditambah penjelasan mengenai bahayanya, banyak orang tetap merokok. Padahal rokok terbukti menyebabkan beberapa kondisi penyakit serius. Kebersihan juga menjadi salah satu poin penting untuk menjaga kesehatan. Mencuci tangan tak hanya menyelamatkan kita dari covid-19 tapi juga penyakit lainnya.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Image via gleneagles.com.sg

Kanker Paru

Kanker paru-paru menyebabkan kematian hampir 2 juta jiwa warga dunia tiap tahunnya. Sementara itu di Indonesia tercatat rata-rata 150.000 kasus pertahun. Ini adalah satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak diidap di Indonesia. Umumnya penyakit ini diderita oleh perokok. Namun perokok pasif juga memiliki risiko menderita penyakit ini. Gejala awalnya ditandai dengan batuk kronis, batuk darah, penurunan berat badan, nyeri dada dan tulang, serta sesak napas.

Selain rokok, paparan zat kimia, polusi udara, dan pernah menjalani radioterapi juga meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru. Penyakit ini terbagi dua yaitu kanker paru dengan sel kecil yang hanya dapat terlihat di bawah mikroskop. Kanker jenis ini cepat menyebar. Jenis kedua adalah kanker bukan sel kecil yang penyebarannya lebih lambat. Semua kelompok umur dapat terjangkit tanpa terkecuali.

Diabetes Mellitus

Penyakit berikutnya yang mengancam nyawa manusia adalah diabetes mellitus. Indonesia masuk dalam peringkat keenam penderita diabetes terbanyak di dunia. Setiap tahunnya hampir 2 juta jiwa meninggal akibat diabetes. Diabetes tipe 1 ditandai dengan kondisi kronis yang membuat tubuh sulit memproses glukosa. Sementara diabetes tipe 2 adalah kondisi pankreas kesulitan memproduksi insulin. Insulin merupakan zat yang digunakan tubuh dalam memproses glukosa.

Ada pula kondisi yang disebut sebagai prediabetes yaitu seseorang yang memiliki gula darah tinggi tetapi belum mencapai tahap diabetes. Ibu hamil pun rentan dengan kondisi ini yang disebut sebagai gestational diabetes. Diabetes memiliki beberapa gejala seperti haus berlebih, terus menerus buang air kecil, kelaparan berat, dan berat badan yang hilang. Selain itu penderita diabetes mudah merasa lelah, penghilatan berkurang, dan mudah terluka seperti misalnya luka pada gusi.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Photo by PhotoMIX Ltd. from Pexels

Glukosa dibutuhkan untuk tubuh sebagai bahan bakar. Ketika kita makan, glukosa dalam makanan akan diserap ke dalam aliran darah. Lalu glukosa akan masuk ke dalam sel-sel tubuh dibantu oleh insulin. Hati kita juga mampu memproduksi dan menyimpan glukosa. Ketika kita tidak makan, tubuh kita kekurangan glukosa sehingga liver akan mengubah zat glikogen menjadi glukosa untuk menjadi cadangan energi tubuh. 

Pada diabetes tipe 1, sistem imun dalam tubuh justru menghancurkan insulin. Ini menyebabkan glukosa yang seharusnya diproses untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh justru menumpuk di aliran darah. Bedanya dengan diabetes tipe 2 adalah sel-sel tubuh yang resisten terhadap insulin. Pankreas juga tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk “memaksa” sel menerima glukosa. Akibatnya glukosa menumpuk dalam aliran darah. Orang dengan berat badan berlebih, berumur, dan kurang beraktivitas memiliki risiko terhadap penyakit ini. 

Kecelakaan

Di posisi kedelapan dari penyebab kematian terbanyak dunia adalah kecelakaan. Ada sekitar 1.35 juta kematian pertahun akibat kecelakaan di jalan raya. Lebih dari separuh kecelakaan di jalan raya menimpa pejalan kaki, pengendara sepeda, dan pengendara motor. Kecelakaan ternyata mayoritas terjadi di negara dengan pendapatan menengah ke bawah yaitu sekitar 93%-nya. Angka kematian tertinggi terjadi di Afrika. Umunya usia korban jiwa adalah 5-29 tahun.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Sebanyak 73% korbannya adalah laki-laki. Ada beragam faktor yang menyebabkan tingginya kecelakaan di jalan raya. Pertama adalah kondisi jalan, kedua adalah kendaraan yang dikendarai dalam kecepatan aman. Ketiga adalah kendaraan yang memang aman dikendarai seperti lolos layak uji emisi, memiliki rem dan gas yang baik, lampu yang menyala, dan lain-lain.

Selain itu perilaku pengendara juga patut digarisbawahi. Setiap kenaikan 1% dari kecepatan awal mengemudi dapat meningkatkan risiko fatal kecelakaan sebesar 4% dan risiko kecelakaan serius sebesar 3%.

Baca Juga: Lagu Paling Berbahaya Untuk Diputar Saat Mengemudi

Diare

Di urutan kesembilan penyakit mematikan adalah diare. Penyakit ini adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak di bawah usia lima tahun. Setiap tahunnya rata-rata ada 500.000 kematian pada anak-anak. Pertahun sendiri ada 1.7 milyar kasus diare. Diare juga menjadi penyebab utama kondisi malnutrisi pada anak. Ada tiga tipe klinis diare yaitu diare berair akut, diare berdarah akut, dan diare persisten.

Diare berair akut adalah kondisi ketika seseorang mengalami diare selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari dan diikuti penyakit kolera. Diare berdarah akut disebut juga sebagai disentri. Sementara diare persisten berlangsung lebih dari 14 hari. Umumnya kondisi diare terjadi ketika seseorang mengonsumi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Hal ini karena sebanyak 780 juta orang di dunia tidak mendapatkan akses air bersih. Sementara 2.5 milyar orang tinggal dengan sistem sanitasi yang buruk.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Image via Verywell / Cindy Chung

Di negara-negara dengan pendapat rendah, seorang anak dapat terjangkit diare selama tiga kali sepanjang tahun. Diare terjadi karena infeksi yang disebabkan bakteri maupun parasit. Penyakit ini juga dapat menular terutama ketika makanan atau minuman dalam rumah tangga disimpan dan disediakan tidak higienis. Selain vaksin, sistem sanitasi, dan makan minum yang bersih, mencuci tangan dengan sabun juga menjadi tindakan penting dalam pencegahan diare. 

TBC

Infeksi sistem pernapasan bawah, diare, dan TBC termasuk ke dalam penyakit menular yang menempati sepuluh posisi teratas penyebab kematian terbanyak di dunia. Sampai saat ini Indonesia sendiri masih belum bebas dari TBC. Pertahun ada 150.000 kasus di Indonesia. Di seluruh dunia sendiri pertahun ada sekitar 1 juta kematian akibat TBC. Ini adalah penyakit paru yang disebabkan oleh bakteri.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022
Image via creakyjoints.org

Umumnya orang mengenal TBC sebagai penyakit dengan batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu. Batuk ini kadang disertai darah. Meski demikian TBC bisa menyerang organ lain selain paru yaitu tulang, usus, dan kelenjar. Penyakit ini ditularkan melalui percikan ludah ketika seseorang batuk atau bersin. Ada beberapa gejala khas dari TBC seperti berkeringat di malam hari, nyeri dada, demam, lemas, dan berat badan turun. TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak.

Penyakit-penyakit di atas sudah seharusnya menjadi perhatian serius bagi kita. Dibanding COVID-19, penyakit-penyakit di atas termasuk kecelakaan di jalan raya jauh lebih mengancam nyawa. Beberapa penyakit dapat dihindari dengan vaksin dan pola hidup sehat. Dibutuhkan kesadaran bagi kita semua untuk menekan penyebarannya terutama penyakit yang dapat menular. Apalagi bila penyakit tersebut disebabkan oleh rokok sebab orang yang tidak menghisap rokok pun dapat menuai akibatnya. 

Related Articles:

  • Alasan Kita Tidak Perlu Panik Menghadapi COVID-19
  • Wabah Mematikan di Dunia dari Masa ke Masa: Influenza hingga Corona
  • Ironi Isu Kesehatan Mental: Harus Ada Korban Dulu
  • Bagaimana Bila Obsesi Bertubuh Kurus Membuat Seseorang Terkena Gangguan Jiwa?

Apa penyebab utama kematian di dunia saat ini?

kumparan.com- Tahukah Moms, saat ini penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian manusia di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Apa penyebab kematian tertinggi di Indonesia?

Bahkan PTM menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hasil Riskesdas menyatakan penyakit tidak menular tersebut terdiri dari kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.

Penyakit apa yang bisa sampai menyebabkan kematian?

Namun, dari sekian banyak jenis penyakit tidak menular, beberapa di antaranya berisiko tinggi menyebabkan kematian, seperti:.
Penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular terjadi karena adanya gangguan pada pembuluh darah dan jantung. ... .
2. Diabetes. ... .
Kanker. ... .
4. Gangguan pernapasan kronis. ... .
Penyakit ginjal. ... .
6. Gangguan mental..

Hewan apa yang paling banyak menyebabkan kematian setiap tahunnya?

Yap, hewan yang paling mematikan di dunia itu adalah nyamuk! Berdasar infografis yang dirangkum oleh situs resmi Bill Gates dari WHO dan berbagai sumber lainnya pada 2014, dibandingkan hewan-hewan seperti ular, buaya, hiu, atau singa, nyamuk lebih banyak menyebabkan kematian manusia setiap tahunnya.

  • Untuk publik
  • Untuk profesional kesehatan
  • layanan elektronik
  • Siapa kita

Penyebab utama kematian

2019 2020 2021
Total Jumlah Kematian  21,446 22,054 24,292
% dari total kematian & nbsp;& nbsp;& nbsp;
1. Kanker [ICD10: C00-C97]
[ ICD10: C00-C97 ]
28.4 28.6 & nbsp; 26.4
2. Penyakit Jantung Iskemik [ICD10: I20-I25]
[ ICD10: I20-I25 ]
18.8 20.5 & nbsp; 20.1
3. Pneumonia [ICD10: J12-J18]
[ ICD10: J12-J18 ]
20.7 18.8 & nbsp; 18.4
4. Penyakit serebrovaskular (termasuk stroke) [ICD10: I60-I69]
[ ICD10: I60-I69 ]
5.8 6.0 6.1
5. Penyakit hipertensi (termasuk penyakit jantung hipertensi) [ICD10: I10-I15]
[ ICD10: I10-I15 ]
2.6 2.9 3.4 & nbsp;
6. Penyebab Eksternal Morbiditas dan Mortalitas [ICD10: V01-Y89]
[ ICD10 : V01-Y89 ]
4.0 3.7 & nbsp; 3.3
7. Nefritis, Sindrom Nefrotik & Nefrosis [ICD10: N00-N07, N17-N19, N25-N27]
[ ICD10: N00-N07, N17-N19, N25-N27]
3.1 3.1 & nbsp; 2.7
8. Penyakit Jantung Lain [ICD10: I00-I09, I26-I51]
[ ICD10: I00-I09, I26-I51]
2.0 2.1 & nbsp; 2.3
9. Infeksi saluran kemih [ICD10: N39.0]
[ ICD10: N39.0]
2.3 2.1 & nbsp; 2.2
10. Diabetes mellitus [ICD10: E10-E14]
[ ICD10: E10-E14 ]
1.2 1.2 & nbsp; 1.1

Catatan: 1 Daftar Tabulasi Kematian Klasifikasi Penyakit Internasional - Revisi Kesepuluh telah menggantikan revisi kesembilan sebagai kode yang diadopsi ditetapkan untuk derivasi penyebab kematian W.E.F tahun 2012. 2 Untuk data sebelum tahun 2012, lihat unduhan 3 Refers hanya untuk 10 penyebab utama kematian saja.
1 The Mortality Tabulation List of the International Classification of Diseases - Tenth Revision has replaced the Ninth Revision as the adopted code set for the derivation of causes of death w.e.f Year 2012.
2 For data prior to Year 2012, refer to Downloads
3 Refers to the top 10 principal causes of death only.

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Artikel ini perlu diperbarui. Tolong bantu perbarui artikel ini untuk mencerminkan acara terbaru atau informasi yang baru tersedia. (September 2017)updated. Please help update this article to reflect recent events or newly available information. (September 2017)

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Berikut ini adalah daftar penyebab kematian manusia di seluruh dunia selama tahun -tahun yang berbeda yang diatur oleh tingkat kematian terkait. Pada tahun 2002, ada sekitar 57 juta kematian. Pada tahun 2005, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggunakan klasifikasi statistik internasional penyakit dan masalah kesehatan terkait (ICD), sekitar 58 juta orang meninggal. [1] Pada 2010, menurut Institute for Health Metrics and Evaluation, 52,8 juta orang meninggal. [2] Pada tahun 2016, WHO mencatat 56,7 juta kematian [3] dengan penyebab utama kematian sebagai penyakit kardiovaskular yang menyebabkan lebih dari 17 juta kematian (sekitar 31% dari total) seperti yang ditunjukkan dalam bagan ke samping.list of the causes of human deaths worldwide for different years arranged by their associated mortality rates. In 2002, there were about 57 million deaths. In 2005, according to the World Health Organization (WHO) using the International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD), about 58 million people died.[1] In 2010, according to the Institute for Health Metrics and Evaluation, 52.8 million people died.[2] In 2016, the WHO recorded 56.7 million deaths[3] with the leading cause of death as cardiovascular disease causing more than 17 million deaths (about 31% of the total) as shown in the chart to the side.

Beberapa penyebab yang tercantum termasuk kematian yang juga termasuk dalam penyebab bawahan yang lebih spesifik, dan beberapa penyebab dihilangkan, sehingga persentase hanya dapat berjumlah sekitar 100%. Penyebab yang tercantum adalah penyebab medis yang relatif langsung, tetapi penyebab utama kematian dapat dijelaskan secara berbeda. Misalnya, merokok tembakau sering menyebabkan penyakit paru -paru atau kanker, dan gangguan penggunaan alkohol dapat menyebabkan gagal hati atau kecelakaan kendaraan bermotor. Untuk statistik tentang penyebab akhir yang dapat dicegah, lihat penyebab kematian yang dapat dicegah.

Selain frekuensi, langkah-langkah lain untuk membandingkan, mempertimbangkan dan memantau tren penyebab kematian termasuk tahun kehidupan yang disesuaikan dengan kecacatan (Daly) dan tahun potensial hilang (YPLL).

Dengan frekuensi [sunting][edit]

Umur Tingkat Kematian Standar, per 100.000, berdasarkan Penyebab, pada 2017, dan Perubahan Persentase 2007-2017. [4]

Tabel Ikhtisar [Edit][edit]

Tabel pertama ini memberikan gambaran yang nyaman tentang kategori umum dan penyebab luas. Penyebab utama adalah penyakit kardiovaskular pada 31,59% dari semua kematian.

Kategori Sebab Persen dari semua kematian
deaths
Persen dari semua kematian
deaths
I. Gangguan Bertepat, Ibu, Neonatal, dan Nutrisi
and nutritional disorders
Infeksi pernapasan dan tuberkulosis6.85 19.49%
Infeksi enterik3.31
Infeksi seksual menular1.88
Penyakit tropis dan malaria1.37
Penyakit menular lainnya1.57
Gangguan ibu dan neonatal4.00
Kekurangan Gizi0.52
Ii. Penyakit tidak menular Penyakit kardiovaskular 31.59 72.67%
Neoplasma16.43
Penyakit pernapasan kronis6.97
Penyakit pencernaan4.11
Kelainan saraf5.84
Penyalahgunaan zat0.58
Penyakit diabetes dan ginjal4.55
Penyakit kulit0.18
Gangguan muskuloskeletal0.22
Non-Communicing lainnya2.22
AKU AKU AKU. Cedera Cedera transportasi2.30 7.85%
Cedera yang tidak disengaja3.23
Pelecehan dan kekerasan diri2.32
Total 100% 100%

Tabel terperinci [sunting][edit]

Tabel kedua ini memberikan rincian penyebab yang lebih rinci dan spesifik.

Tingkat Kematian Standar Usia (per 100.000) pada tahun 2017
SebabKecepatanPersen dari semua kematianPerubahan persen 2007-2017
Semua penyebab737.7 (729.9 hingga 745.4)
(729.9 to 745.4)
100%-14.2 (-15.0 hingga -13.5)
(-15.0 to -13.5)
I. Gangguan Bertepat, Ibu, Neonatal, dan NutrisiInfeksi pernapasan dan tuberkulosis
(138.4 to 151.6)
19.49%Infeksi enterik
(-33.3 to -30.1)
Infeksi seksual menularPenyakit tropis dan malaria
(48.8 to 52.3)
6.85%Penyakit menular lainnya
(-26.4 to -22.6)
Gangguan ibu dan neonatalKekurangan Gizi
(14.3 to 15.7)
Ii. Penyakit tidak menularPenyakit kardiovaskular
(-34.1 to -27.6)
NeoplasmaPenyakit pernapasan kronis
(12.0 to 14.2)
Penyakit pencernaanKelainan saraf
(-37.3 to -26.4)
Penyalahgunaan zatPenyakit diabetes dan ginjal
(0.9 to 2.5)
Penyakit kulitGangguan muskuloskeletal
(-57.4 to 11.4)
Non-Communicing lainnyaAKU AKU AKU. Cedera
(0.1 to 0.2)
Cedera transportasiCedera yang tidak disengaja
(-34.1 to 28.8)
Pelecehan dan kekerasan diriTotal
(33.8 to 36.8)
Tabel terperinci [sunting]Tabel kedua ini memberikan rincian penyebab yang lebih rinci dan spesifik.
(-23.2 to -18.9)
Tingkat Kematian Standar Usia (per 100.000) pada tahun 2017Kecepatan
(0.1 to 0.2)
Perubahan persen 2007-2017Semua penyebab
(-49.6 to -29.9)
737.7 (729.9 hingga 745.4)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-58.8 to -39.9)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Infeksi pernapasan dan tuberkulosis
(19.5 to 32.4)
3.31%50.5 (48.8 hingga 52.3)
(-34.9 to -23.1)
-24.5 (-26.4 hingga -22.6)TBC
(16.4 to 29.7)
14.9 (14.3 hingga 15.7)2,02%
(-36.1 to -22.7)
-31.4 (-34.1 hingga -27.6)Tuberkulosis yang rentan terhadap obat
(1.1 to 3.0)
13.2 (12.0 hingga 14.2)1,79%
(-32.8 to -23.9)
-31.9 (-37.3 hingga -26.4)Tuberkulosis yang resistan terhadap multi-obat tanpa resistensi obat yang luas
(0.9 to 2.6)
Penyakit kulitGangguan muskuloskeletal
(-34.1 to -25.0)
Non-Communicing lainnyaAKU AKU AKU. Cedera
(0.1 to 0.5)
Cedera transportasiCedera yang tidak disengaja
(-26.1 to -10.8)
Pelecehan dan kekerasan diriTotal
(0.5 to 1.4)
Tabel terperinci [sunting]Tabel kedua ini memberikan rincian penyebab yang lebih rinci dan spesifik.
(-31.9 to -15.6)
Tingkat Kematian Standar Usia (per 100.000) pada tahun 2017100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-70.1 to 2.3)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Infeksi pernapasan dan tuberkulosis
(12.6 to 15.5)
1.88%50.5 (48.8 hingga 52.3)
(-55.8 to -51.0)
HIV/AIDS-24.5 (-26.4 hingga -22.6)
(11.5 to 12.9)
TBC14.9 (14.3 hingga 15.7)
(-58.0 to -54.7)
2,02%-31.4 (-34.1 hingga -27.6)
(1.8 to 3.2)
Tuberkulosis yang rentan terhadap obat13.2 (12.0 hingga 14.2)
(-63.7 to -57.7)
1,79%-31.9 (-37.3 hingga -26.4)
(0.2 to 0.4)
Cedera transportasiCedera yang tidak disengaja
(-70.5 to -41.5)
Pelecehan dan kekerasan diri100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-36.4 to -0.2)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Infeksi pernapasan dan tuberkulosis
(8.4 to 10.4)
50.5 (48.8 hingga 52.3)-24.5 (-26.4 hingga -22.6)
(-57.2 to -52.6)
TBC14.9 (14.3 hingga 15.7)
(0.7 to 3.3)
2,02%-31.4 (-34.1 hingga -27.6)
(-21.5 to -6.6)
Tuberkulosis yang rentan terhadap obat13.2 (12.0 hingga 14.2)
(0.7 to 3.2)
1,79%-31.9 (-37.3 hingga -26.4)
(-21.8 to -6.4)
Tuberkulosis yang resistan terhadap multi-obat tanpa resistensi obat yang luas100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-21.0 to -8.4)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-20.8 to -8.2)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-21.6 to -9.5)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Infeksi pernapasan dan tuberkulosis
(7.5 to 13.2)
1.37%50.5 (48.8 hingga 52.3)
(-43.7 to -27.3)
-24.5 (-26.4 hingga -22.6)TBC
(6.1 to 11.9)
14.9 (14.3 hingga 15.7)2,02%
(-45.4 to -27.9)
-31.4 (-34.1 hingga -27.6)Tuberkulosis yang rentan terhadap obat
(0.1 to 0.1)
Perubahan persen 2007-2017Semua penyebab
(-25.2 to -14.3)
737.7 (729.9 hingga 745.4)100%
(0.0 to 0.5)
Perubahan persen 2007-2017Semua penyebab
(-97.5 to -50.3)
737.7 (729.9 hingga 745.4)100%
(0.0 to 0.5)
Perubahan persen 2007-2017Semua penyebab
(-97.5 to -50.3)
737.7 (729.9 hingga 745.4)100%
(0.0 to 0.1)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-96.0 to -34.3)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Tuberkulosis yang rentan terhadap obat
(0.1 to 0.1)
Perubahan persen 2007-2017Semua penyebab
(-32.7 to -23.7)
737.7 (729.9 hingga 745.4)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-50.5 to 5.3)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-59.8 to -19.0)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Infeksi pernapasan dan tuberkulosis
(0.2 to 0.7)
50.5 (48.8 hingga 52.3)-24.5 (-26.4 hingga -22.6)
(3.6 to 69.7)
TBC14.9 (14.3 hingga 15.7)
(0.0 to 0.2)
Perubahan persen 2007-2017Semua penyebab
(-34.4 to -9.6)
737.7 (729.9 hingga 745.4)AKU AKU AKU. Cedera
(0.1 to 0.2)
Cedera transportasiCedera yang tidak disengaja
(-63.8 to -45.0)
Pelecehan dan kekerasan diri100%
(0.0 to 0.1)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-59.5 to -30.1)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)100%
(0.0 to 0.1)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-59.5 to -30.1)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
(-98.4 to -98.4)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)100%
(0.0 to 0.0)
-14.2 (-15.0 hingga -13.5)143.8 (138.4 hingga 151.6)
-31.8 (-33.3 hingga -30.1)Infeksi pernapasan dan tuberkulosis
(0.1 to 0.5)
Cedera transportasiCedera yang tidak disengaja
(-18.3 to 13.9)
Pelecehan dan kekerasan diriTotal
(10.1 to 13.3)
1.57%Tabel terperinci [sunting]
(-39.3 to -27.4)
Tabel kedua ini memberikan rincian penyebab yang lebih rinci dan spesifik. Tingkat Kematian Standar Usia (per 100.000) pada tahun 2017
(3.6 to 4.6)
KecepatanPerubahan persen 2007-2017
(-33.1 to -19.3)
Semua penyebab737.7 (729.9 hingga 745.4)
(0.5 to 0.7)
100%-14.2 (-15.0 hingga -13.5)
(-28.9 to -12.4)
143.8 (138.4 hingga 151.6)-31.8 (-33.3 hingga -30.1)
(0.9 to 1.3)
Infeksi pernapasan dan tuberkulosis50.5 (48.8 hingga 52.3)
(-45.8 to -33.9)
-24.5 (-26.4 hingga -22.6)TBC
(0.4 to 0.5)
14.9 (14.3 hingga 15.7)2,02%
(-42.6 to -29.2)
-31.4 (-34.1 hingga -27.6)Tuberkulosis yang rentan terhadap obat
(1.7 to 2.3)
0,27%-17.3 (-23.4 hingga -7.5)
(-23.4 to -7.5)
Radang otak1.2 (1.1 hingga 1.4)
(1.1 to 1.4)
0,16%-14.3 (-26.5 hingga -0.9)
(-26.5 to -0.9)
Difteri0,1 (0,0 hingga 0,1)
(0.0 to 0.1)
0,01%-28.6 (-58.8 hingga 29.2)
(-58.8 to 29.2)
Batuk rejan (pertusis)1.4 (0,7 hingga 2,4)
(0.7 to 2.4)
0,19%-27.1 (-57.1 hingga 28.8)
(-57.1 to 28.8)
Tetanus0,5 (0,4 hingga 0,7)
(0.4 to 0.7)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-69.3 to -45.0)
Campak1.4 (0,5 hingga 3.1)
(0.5 to 3.1)
0,19%-27.1 (-57.1 hingga 28.8)
(-64.0 to -54.4)
Tetanus0,5 (0,4 hingga 0,7)
(0.2 to 0.2)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-34.7 to -23.4)
Campak1.4 (0,5 hingga 3.1)
(1.2 to 1.9)
-59.3 (-64.0 hingga -54.4)Varisella (cacar air) dan herpes zoster (herpes zoster)
(-29.2 to -18.4)
0,2 (0,2 hingga 0,2)0,03%
(0.2 to 0.3)
-29.2 (-34.7 hingga -23.4)Hepatitis akut
(-46.8 to -28.6)
1.6 (1.2 hingga 1.9)0,22%
(0.8 to 1.3)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-25.4 to -12.4)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(0.0 to 0.1)
-38.7 (-46.8 hingga -28.6)Hepatitis akut b
(-42.4 to -19.6)
1.1 (0,8 hingga 1.3)0,15%
(0.1 to 0.2)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-35.3 to -15.6)
Campak1.4 (0,5 hingga 3.1)
(0.8 to 1.2)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-17.5 to -8.1)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(28.2 to 30.8)
4.00%-38.7 (-46.8 hingga -28.6)
(-29.3 to -23.5)
Hepatitis akut b1.1 (0,8 hingga 1.3)
(2.3 to 2.7)
0,15%-19.6 (-25.4 hingga -12.4)
(-34.8 to -26.6)
Hepatitis akut C.0,0 (0,0 hingga 0,1)
(0.4 to 0.6)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-62.7 to -49.3)
Campak
(e.g. Postpartum infections)
0,03%
(0.2 to 0.3)
-29.2 (-34.7 hingga -23.4)Hepatitis akut
(-44.2 to -22.6)
1.6 (1.2 hingga 1.9)0,22%
(0.3 to 0.4)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-27.3 to 2.6)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,15%
(0.1 to 0.2)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-41.0 to -6.3)
Campak1.4 (0,5 hingga 3.1)
(0.2 to 0.3)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-29.3 to -0.4)
Campak1.4 (0,5 hingga 3.1)
(0.1 to 0.2)
0,01%-28.6 (-58.8 hingga 29.2)
(-46.2 to 16.8)
Batuk rejan (pertusis)1.4 (0,7 hingga 2,4)
(0.4 to 0.5)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-24.0 to -1.0)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(0.0 to 0.1)
-38.7 (-46.8 hingga -28.6)Hepatitis akut b
(-14.7 to -4.0)
1.1 (0,8 hingga 1.3)0,15%
(0.0 to 0.0)
-38.7 (-46.8 hingga -28.6)Hepatitis akut b
(-38.4 to -25.2)
1.1 (0,8 hingga 1.3)0,15%
(0.3 to 0.4)
-29.2 (-34.7 hingga -23.4)Hepatitis akut
(-31.2 to 1.5)
1.6 (1.2 hingga 1.9)0,22%
(25.8 to 28.3)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-29.1 to -22.7)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(9.2 to 10.9)
-38.7 (-46.8 hingga -28.6)Hepatitis akut b
(-33.2 to -23.6)
1.1 (0,8 hingga 1.3)0,15%
(7.2 to 8.8)
-19.6 (-25.4 hingga -12.4)Hepatitis akut C.
(-32.0 to -20.2)
0,0 (0,0 hingga 0,1)0,00%
(2.7 to 4.1)
-32.1 (-42.4 hingga -19.6)Hepatitis akut e
(-22.7 to -4.4)
0,2 (0,1 hingga 0,2)-25.8 (-35.3 hingga -15.6)
(0.7 to 0.8)
Penyakit menular lainnya yang tidak ditentukan1.1 (0,8 hingga 1.2)
(-46.8 to -30.2)
-13.4 (-17.5 hingga -8.1)Gangguan ibu dan neonatal
(4.5 to 5.8)
29.5 (28.2 hingga 30.8)-26.6 (-29.3 hingga -23.5)
(-31.7 to -17.8)
Gangguan ibu2.5 (2.3 hingga 2.7)
(3.5 to 4.2)
0.52%0,34%
(-38.1 to -26.5)
-30.7 (-34.8 hingga -26.6)Perdarahan ibu
(3.0 to 3.7)
0,5 (0,4 hingga 0,6)-56.4 (-62.7 hingga -49.3)
(-39.4 to -27.5)
Sepsis ibu dan infeksi terkait kehamilan lainnya (mis. Infeksi postpartum)0,0 (0,0 hingga 0,1)
(0.4 to 0.6)
0,07%-59.6 (-69.3 hingga -45.0)
(-31.7 to -17.5)
Campak1.4 (0,5 hingga 3.1)
(528.4 to 542.2)
72.67%-59.3 (-64.0 hingga -54.4)
(-8.8 to -7.0)
Varisella (cacar air) dan herpes zoster (herpes zoster)0,2 (0,2 hingga 0,2)
(229.7 to 236.4)
31.60%0,03%
(-11.4 to -9.3)
-29.2 (-34.7 hingga -23.4)Hepatitis akut
(3.4 to 3.9)
1.6 (1.2 hingga 1.9)0,22%
(-25.2 to -17.8)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(115.1 to 119.7)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(-11.0 to -8.7)
-38.7 (-46.8 hingga -28.6)Hepatitis akut b
(78.9 to 82.6)
1.1 (0,8 hingga 1.3)0,15%
(-15.0 to -12.1)
-19.6 (-25.4 hingga -12.4)Hepatitis akut C.
(35.5 to 38.0)
0,0 (0,0 hingga 0,1)0,00%
(-13.4 to -10.3)
-32.1 (-42.4 hingga -19.6)Hepatitis akut e
(37.0 to 39.4)
0,2 (0,1 hingga 0,2)-25.8 (-35.3 hingga -15.6)
(-17.8 to -13.8)
Penyakit menular lainnya yang tidak ditentukan1.1 (0,8 hingga 1.2)
(5.3 to 6.3)
-13.4 (-17.5 hingga -8.1)Gangguan ibu dan neonatal
(-13.1 to -4.9)
29.5 (28.2 hingga 30.8)-26.6 (-29.3 hingga -23.5)
(9.0 to 13.2)
Gangguan ibu2.5 (2.3 hingga 2.7)
(-7.3 to 16.3)
0,34%-30.7 (-34.8 hingga -26.6)
(1.6 to 2.0)
0,27%Perdarahan ibu
(-7.9 to -3.2)
0,5 (0,4 hingga 0,6)-56.4 (-62.7 hingga -49.3)
(1.1 to 1.5)
0,19%Sepsis ibu dan infeksi terkait kehamilan lainnya (mis. Infeksi postpartum)
(-5.6 to 2.2)
-33.5 (-44.2 hingga -22.6)0,0 (0,0 hingga 0,1)
(0.4 to 0.6)
0,07%0,00%
(-18.1 to -8.6)
-32.1 (-42.4 hingga -19.6)Hepatitis akut e
(0.1 to 0.1)
0,01%0,2 (0,1 hingga 0,2)
(-28.5 to 8.0)
-25.8 (-35.3 hingga -15.6)Penyakit menular lainnya yang tidak ditentukan
(4.5 to 5.0)
1.1 (0,8 hingga 1.2)-13.4 (-17.5 hingga -8.1)
(-19.8 to -9.4)
Gangguan ibu dan neonatal29.5 (28.2 hingga 30.8)
(0.5 to 0.7)
-26.6 (-29.3 hingga -23.5)Gangguan ibu
(-20.4 to -0.1)
2.5 (2.3 hingga 2.7)0,34%
(1.0 to 1.2)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-43.7 to -27.6)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(2.8 to 3.3)
-32.1 (-42.4 hingga -19.6)Hepatitis akut e
(-6.7 to -0.7)
0,2 (0,1 hingga 0,2)-25.8 (-35.3 hingga -15.6)
(3.9 to 4.2)
Penyakit menular lainnya yang tidak ditentukan1.1 (0,8 hingga 1.2)
(0.9 to 4.6)
-13.4 (-17.5 hingga -8.1)Gangguan ibu dan neonatal
(2.1 to 2.3)
29.5 (28.2 hingga 30.8)-26.6 (-29.3 hingga -23.5)
(-11.2 to -5.8)
Gangguan ibu2.5 (2.3 hingga 2.7)
(0.6 to 1.7)
0,34%-30.7 (-34.8 hingga -26.6)
(-6.8 to 24.1)
Perdarahan ibu0,34%
(1.0 to 1.2)
-24.5 (-29.2 hingga -18.4)Hepatitis A akut
(-4.0 to 5.0)
0,3 (0,2 hingga 0,3)0,04%
(4.4 to 5.1)
-38.7 (-46.8 hingga -28.6)Hepatitis akut b
(-10.9 to -5.9)
1.1 (0,8 hingga 1.3)0,15%
(119.1 to 122.9)
16.43%-19.6 (-25.4 hingga -12.4)
(-5.6 to -3.3)
Hepatitis akut C.0,0 (0,0 hingga 0,1)
(2.3 to 2.5)
0,00%-32.1 (-42.4 hingga -19.6)
(-0.6 to 8.0)
Hepatitis akut e0,2 (0,1 hingga 0,2)
(0.8 to 0.9)
-25.8 (-35.3 hingga -15.6)Penyakit menular lainnya yang tidak ditentukan
(-6.4 to 0.4)
1.1 (0,8 hingga 1.2)-13.4 (-17.5 hingga -8.1)
(1.3 to 1.5)
0,19%Gangguan ibu dan neonatal
(-0.3 to 14.0)
29.5 (28.2 hingga 30.8)-26.6 (-29.3 hingga -23.5)
(5.3 to 5.6)
Gangguan ibu2.5 (2.3 hingga 2.7)
(-16.9 to -12.0)
0,34%-30.7 (-34.8 hingga -26.6)
(10.8 to 11.2)
Perdarahan ibu0,5 (0,4 hingga 0,6)
(-18.8 to -15.1)
-56.4 (-62.7 hingga -49.3)Sepsis ibu dan infeksi terkait kehamilan lainnya (mis. Infeksi postpartum)
(11.3 to 11.8)
-33.5 (-44.2 hingga -22.6)Gangguan hipertensi ibu
(-7.1 to -1.8)
0,4 (0,3 hingga 0,4)0,05%
(9.8 to 10.7)
-13.0 (-27.3 hingga 2.6)Persalinan dan uterus yang terhambat oleh ibu
(-5.6 to 2.0)
-25.2 (-41.0 hingga -6.3)Hasil aborsi ibu
(3.7 to 4.3)
Penyakit menular lainnya yang tidak ditentukan1.1 (0,8 hingga 1.2)
(-10.0 to 0.1)
-13.4 (-17.5 hingga -8.1)3.0 (2.8 hingga 3.2)
(2.8 to 3.2)
0,41%-2.1 (-4.9 hingga 1.4)
(-4.9 to 1.4)
(Kanker hati karena penggunaan alkohol)1.6 (1.4 hingga 1.8)
(1.4 to 1.8)
0,22%0.6 (-3.0 hingga 4.8)
(-3.0 to 4.8)
(Kanker Hati Karena Nash)0,8 (0,8 hingga 0,9)
(0.8 to 0.9)
0,11%7.6 (4.4 hingga 11.7)
(4.4 to 11.7)
(Kanker hati karena penyebab lain)0,8 (0,7 hingga 0,9)
(0.7 to 0.9)
0,11%7.6 (4.4 hingga 11.7)
(-4.2 to 3.6)
(Kanker hati karena penyebab lain)0,8 (0,7 hingga 0,9)
(2.0 to 2.4)
-0.9 (-4.2 hingga 3.6)Kantor kandung empedu dan bilier
(-9.4 to -4.0)
2.2 (2.0 hingga 2.4)0,30%
(5.5 to 5.7)
-6.7 (-9.4 hingga -4.0)Kanker pankreas
(2.5 to 6.8)
5.6 (5.5 hingga 5.7)0,76%
(1.5 to 1.6)
0,22%0.6 (-3.0 hingga 4.8)
(-10.1 to -5.2)
(Kanker Hati Karena Nash)0,8 (0,8 hingga 0,9)
(23.3 to 24.2)
0,11%7.6 (4.4 hingga 11.7)
(-4.3 to 0.1)
(Kanker hati karena penyebab lain)0,8 (0,7 hingga 0,9)
(0.6 to 0.9)
0,11%7.6 (4.4 hingga 11.7)
(-8.5 to -2.5)
(Kanker hati karena penyebab lain)0,8 (0,8 hingga 0,9)
(0.8 to 0.9)
0,11%7.6 (4.4 hingga 11.7)
(0.0 to 4.5)
(Kanker hati karena penyebab lain)0,8 (0,8 hingga 0,9)
(0.8 to 0.9)
0,11%7.6 (4.4 hingga 11.7)
(0.0 to 4.5)
(Kanker hati karena penyebab lain)0,8 (0,7 hingga 0,9)
(7.4 to 8.0)
-0.9 (-4.2 hingga 3.6)Kantor kandung empedu dan bilier
(-6.9 to 0.4)
2.2 (2.0 hingga 2.4)0,30%
(3.0 to 3.3)
-6.7 (-9.4 hingga -4.0)Kanker pankreas
(-11.7 to -4.0)
5.6 (5.5 hingga 5.7)0,76%
(1.0 to 1.1)
4.8 (2.5 hingga 6.8)Kanker Laring
(-12.5 to -7.7)
1.6 (1.5 hingga 1.6)-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(2.1 to 2.3)
-0.9 (-4.2 hingga 3.6)Kantor kandung empedu dan bilier
(-3.6 to 1.6)
2.2 (2.0 hingga 2.4)0,30%
(4.7 to 6.5)
-6.7 (-9.4 hingga -4.0)Kanker pankreas
(-4.9 to 1.9)
5.6 (5.5 hingga 5.7)0,76%
(0.1 to 0.1)
4.8 (2.5 hingga 6.8)Kanker Laring
(-12.6 to -5.2)
1.6 (1.5 hingga 1.6)-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(1.6 to 1.8)
Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru23.7 (23.3 hingga 24.2)
(-4.3 to 1.7)
3,21%-2.0 (-4.3 hingga 0.1)
(2.5 to 2.7)
Melanoma kulit ganas0,8 (0,6 hingga 0,9)
(-7.3 to -3.4)
-5.1 (-8.5 hingga -2.5)Kanker kulit non-melanoma
(2.7 to 3.3)
2.7 (0,0 hingga 4,5)(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))
(-1.0 to 7.0)
Kanker payudara7.6 (7.4 hingga 8.0)
(0.5 to 0.6)
1,03%-2.6 (-6.9 hingga 0.4)
(-4.5 to 2.0)
Kanker serviks3.2 (3.0 hingga 3.3)
(0.4 to 0.4)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(-8.4 to 0.7)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(0.4 to 0.5)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(-19.8 to -14.0)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(3.1 to 3.2)
-6.7 (-9.4 hingga -4.0)Kanker pankreas
(-2.7 to 2.4)
5.6 (5.5 hingga 5.7)0,76%
(1.3 to 1.5)
4.8 (2.5 hingga 6.8)Kanker Laring
(-3.5 to 2.4)
1.6 (1.5 hingga 1.6)-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(4.1 to 4.7)
Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru23.7 (23.3 hingga 24.2)
(-12.2 to -7.4)
3,21%-2.0 (-4.3 hingga 0.1)
(0.6 to 0.7)
Melanoma kulit ganas0,8 (0,6 hingga 0,9)
(-11.6 to 6.2)
-5.1 (-8.5 hingga -2.5)Kanker kulit non-melanoma
(0.4 to 0.5)
1,03%-2.6 (-6.9 hingga 0.4)
(-13.0 to -7.6)
Kanker serviks3.2 (3.0 hingga 3.3)
(1.2 to 1.3)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(-6.6 to 3.0)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(0.3 to 0.3)
0,15%-10.4 (-12.5 hingga -7.7)
(-22.2 to -17.6)
Kanker ovarium2.2 (2.1 hingga 2.3)
(1.6 to 1.9)
Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru23.7 (23.3 hingga 24.2)
(-18.7 to -12.1)
3,21%-2.0 (-4.3 hingga 0.1)
(4.2 to 4.8)
Melanoma kulit ganas0,8 (0,6 hingga 0,9)
(-2.6 to 2.2)
-5.1 (-8.5 hingga -2.5)Kanker kulit non-melanoma
(1.0 to 1.6)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(2.1 to 15.8)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(1.0 to 1.5)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(1.8 to 15.3)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(0.0 to 0.1)
4.8 (2.5 hingga 6.8)Kanker Laring
(4.1 to 29.2)
1.6 (1.5 hingga 1.6)-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(49.7 to 53.1)
6.97%Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru
(-16.5 to -11.5)
23.7 (23.3 hingga 24.2)3,21%
(40.0 to 44.2)
-2.0 (-4.3 hingga 0.1)Melanoma kulit ganas
(-16.5 to -11.0)
0,8 (0,6 hingga 0,9)1.1 (1.0 hingga 1.1)
(0.3 to 0.3)
0,15%-10.4 (-12.5 hingga -7.7)
(-20.8 to -12.4)
Kanker ovarium2.2 (2.1 hingga 2.3)
(0.1 to 0.2)
4.8 (2.5 hingga 6.8)Kanker Laring
(-23.6 to -7.4)
1.6 (1.5 hingga 1.6)-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(0.0 to 0.1)
Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru23.7 (23.3 hingga 24.2)
(-14.1 to -0.4)
3,21%-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(0.0 to 0.1)
Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru23.7 (23.3 hingga 24.2)
(-33.8 to -16.7)
3,21%-7.7 (-10.1 hingga -5.2)
(0.0 to 0.1)
Kanker trakea, bronkus, dan paru -paru23.7 (23.3 hingga 24.2)
(-24.1 to -5.0)
3,21%-2.0 (-4.3 hingga 0.1)
(4.3 to 8.2)
Melanoma kulit ganas0,8 (0,6 hingga 0,9)
(-28.1 to -17.2)
-5.1 (-8.5 hingga -2.5)Kanker kulit non-melanoma
(1.5 to 2.4)
2.7 (0,0 hingga 4,5)(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))
(4.0 to 17.9)
Kanker payudara7.6 (7.4 hingga 8.0)
(0.6 to 0.8)
Melanoma kulit ganas0,8 (0,6 hingga 0,9)
(-8.7 to 6.7)
-5.1 (-8.5 hingga -2.5)Kanker kulit non-melanoma
(29.2 to 32.1)
4.11%2.7 (0,0 hingga 4,5)
(-13.1 to -7.3)
(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))Kanker payudara
(15.8 to 18.1)
7.6 (7.4 hingga 8.0)1,03%
(-14.7 to -4.6)
-2.6 (-6.9 hingga 0.4)Kanker serviks
(4.3 to 5.5)
3.2 (3.0 hingga 3.3)0,43%
(-20.2 to -7.3)
-7.2 (-11.7 hingga -4.0)Kanker rahim
(3.9 to 4.7)
1.1 (1.0 hingga 1.1)0,15%
(-13.0 to -3.9)
-10.4 (-12.5 hingga -7.7)Kanker ovarium
(3.7 to 4.6)
2.2 (2.1 hingga 2.3)-1.0 (-3.6 hingga 1.6)
(-13.2 to -3.4)
Kanker prostat5.5 (4.7 hingga 6.5)
(1.3 to 1.6)
0,75%-2.5 (-4.9 hingga 1.9)
(-6.3 to 3.1)
Kanker testis0,1 (0,1 hingga 0,1)
(1.7 to 2.1)
2.7 (0,0 hingga 4,5)(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))
(-13.4 to -3.8)
Kanker payudara7.6 (7.4 hingga 8.0)
(3.6 to 4.0)
1,03%-2.6 (-6.9 hingga 0.4)
(-24.8 to -17.3)
Kanker serviks3.2 (3.0 hingga 3.3)
(3.0 to 3.3)
2.7 (0,0 hingga 4,5)(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))
(-26.6 to -19.7)
Kanker payudara-2.0 (-4.3 hingga 0.1)
(0.6 to 0.7)
Melanoma kulit ganas0,8 (0,6 hingga 0,9)
(-17.6 to -2.2)
-5.1 (-8.5 hingga -2.5)Kanker kulit non-melanoma
(0.5 to 0.6)
2.7 (0,0 hingga 4,5)(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))
(-21.5 to -10.7)
Kanker payudara7.6 (7.4 hingga 8.0)
(2.7 to 3.5)
-6.7 (-9.4 hingga -4.0)Kanker pankreas
(-11.0 to 0.3)
5.6 (5.5 hingga 5.7)0,76%
(0.5 to 0.7)
2.7 (0,0 hingga 4,5)(Kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel skuamosa))
(-12.9 to -4.2)
Kanker payudaraKanker kulit non-melanoma
(0.4 to 0.5)
1,03%-2.6 (-6.9 hingga 0.4)
(-16.0 to -5.9)
Kanker serviks3.2 (3.0 hingga 3.3)
(1.2 to 1.3)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(-14.2 to -6.2)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(1.4 to 1.6)
0,75%-2.5 (-4.9 hingga 1.9)
(-7.5 to -1.7)
Kanker testis0,1 (0,1 hingga 0,1)
(1.1 to 1.4)
0,43%-7.2 (-11.7 hingga -4.0)
(-9.0 to -1.7)
Kanker rahim1.1 (1.0 hingga 1.1)
(1.1 to 1.2)
0,15%-10.4 (-12.5 hingga -7.7)
(-12.1 to -2.4)
Kanker ovarium2.2 (2.1 hingga 2.3)
(42.3 to 43.7)
5.84%-1.0 (-3.6 hingga 1.6)
(-1.2 to 1.3)
Kanker prostat5.5 (4.7 hingga 6.5)
(34.8 to 35.9)
0,75%-2.5 (-4.9 hingga 1.9)
(-0.9 to 1.8)
Kanker testis0,1 (0,1 hingga 0,1)
(4.4 to 4.8)
0,62%0.8 (-2.8 hingga 3.0)
(-2.8 to 3.0)
Epilepsi1.7 (1.5 hingga 2.0)
(1.5 to 2.0)
0,23%-10.7 (-15.4 hingga -0.5)
(-15.4 to -0.5)
Sklerosis ganda0,3 (0,2 hingga 0,3)
(0.2 to 0.3)
0,04%-3.9 (-14.5 hingga 0.4)
(-14.5 to 0.4)
Penyakit neuron motorik0,4 (0,4 hingga 0,5)
(0.4 to 0.5)
0,05%1.2 (-2.4 hingga 4.5)
(-2.4 to 4.5)
Gangguan neurologis lainnya0,7 (0,7 hingga 0,8)
(0.7 to 0.8)
0,09%2.0 (-3.9 hingga 6.8)
(-3.9 to 6.8)
Gangguan mental0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0.00%7.5 (-1.4 hingga 15.9)
(-1.4 to 15.9)
Gangguan Makan0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%7.5 (-1.4 hingga 15.9)
(-1.4 to 15.9)
Gangguan Makan0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%Anorexia nervosa
(-4.1 to 14.4)
5.5 (-4.1 hingga 14.4)0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%Anorexia nervosa
(1.0 to 26.2)
5.5 (-4.1 hingga 14.4)Bulimia nervosa
(4.1 to 4.5)
0.58%13.5 (1.0 hingga 26.2)
(-1.0 to 5.0)
Gangguan penggunaan zat4.3 (4.1 hingga 4.5)
(2.0 to 2.4)
2.0 (-1.0 hingga 5.0)Gangguan penggunaan alkohol
(-20.4 to -12.4)
2.3 (2.0 hingga 2.4)0,31%
(2.0 to 2.1)
-16.5 (-20.4 hingga -12.4)Gangguan Penggunaan Narkoba
(31.4 to 36.9)
2.1 (2.0 hingga 2.1)0,28%
(1.3 to 1.4)
34.1 (31.4 hingga 36.9)Gangguan penggunaan opioid
(42.5 to 59.2)
1.4 (1.3 hingga 1.4)0,19%
(0.1 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(9.2 to 33.0)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(0.0 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-14.0 to 20.7)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(0.5 to 0.6)
19.6 (9.2 hingga 33.0)Gangguan penggunaan amfetamin
(1.2 to 19.9)
0,1 (0,0 hingga 0,1)8.7 (-14.0 hingga 20.7)
(32.9 to 34.3)
4.55%Gangguan Penggunaan Obat Lain
(-0.3 to 2.7)
0,6 (0,5 hingga 0,6)0,08%
(17.1 to 17.9)
11.3 (1.2 hingga 19.9)Penyakit diabetes dan ginjal
(-0.7 to 3.1)
33.6 (32.9 hingga 34.3)1.3 (-0.3 hingga 2.7)
(4.0 to 4.7)
Diabetes mellitus17.5 (17.1 hingga 17.9)
(-14.6 to -7.8)
2,37%1.2 (-0.7 hingga 3.1)
(12.7 to 13.7)
Diabetes mellitus tipe 14.3 (4.0 hingga 4.7)
(4.1 to 8.0)
0,58%-11.0 (-14.6 hingga -7.8)
(15.5 to 16.3)
Diabetes mellitus tipe 213.2 (12.7 hingga 13.7)
(-0.9 to 3.2)
1,79%5.9 (4.1 hingga 8.0)
(0.8 to 1.2)
Penyakit ginjal kronis15.9 (15.5 hingga 16.3)
(-4.0 to 1.2)
2,16%1.5 (-0.9 hingga 3.2)
(4.0 to 5.1)
Penyakit ginjal kronis akibat diabetes mellitus tipe 10,9 (0,8 hingga 1,2)
(1.4 to 6.2)
0,12%-1.2 (-4.0 hingga 1.2)
(4.0 to 5.2)
0,62%Penyakit ginjal kronis akibat diabetes mellitus tipe 2
(0.4 to 5.2)
4.5 (4.0 hingga 5.1)0,61%
(2.1 to 2.8)
4.2 (1.4 hingga 6.2)Penyakit ginjal kronis akibat hipertensi
(-3.2 to 0.7)
4.6 (4.0 hingga 5.2)3.2 (0.4 hingga 5.2)
(3.0 to 3.9)
Penyakit ginjal kronis akibat glomerulonefritis2.4 (2.1 hingga 2.8)
(-3.7 to 0.6)
0,33%-1.3 (-3.2 hingga 0.7)
(0.1 to 0.2)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-14.5 to -3.5)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(0.9 to 1.7)
0.18%19.6 (9.2 hingga 33.0)
(2.7 to 16.5)
Gangguan penggunaan amfetamin0,1 (0,0 hingga 0,1)
(0.6 to 1.3)
8.7 (-14.0 hingga 20.7)Gangguan Penggunaan Obat Lain
(6.0 to 20.7)
0,6 (0,5 hingga 0,6)0,08%
(0.1 to 0.3)
11.3 (1.2 hingga 19.9)Penyakit diabetes dan ginjal
(9.8 to 28.2)
33.6 (32.9 hingga 34.3)1.3 (-0.3 hingga 2.7)
(0.5 to 0.9)
Diabetes mellitus17.5 (17.1 hingga 17.9)
(3.2 to 19.0)
2,37%1.2 (-0.7 hingga 3.1)
(0.2 to 0.4)
0,04%Diabetes mellitus tipe 1
(-12.2 to 9.2)
4.3 (4.0 hingga 4.7)0,01%
(0.0 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-3.5 to 14.4)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(1.4 to 1.6)
0.22%19.6 (9.2 hingga 33.0)
(-4.4 to 3.2)
Gangguan penggunaan amfetamin0,1 (0,0 hingga 0,1)
(0.5 to 0.7)
19.6 (9.2 hingga 33.0)Gangguan penggunaan amfetamin
(-12.9 to -1.2)
0,1 (0,0 hingga 0,1)8.7 (-14.0 hingga 20.7)
(0.9 to 1.0)
8.7 (-14.0 hingga 20.7)Gangguan Penggunaan Obat Lain
(0.9 to 7.5)
0,6 (0,5 hingga 0,6)0,08%
(15.5 to 17.1)
2.21%11.3 (1.2 hingga 19.9)
(-15.3 to -8.5)
Penyakit diabetes dan ginjal33.6 (32.9 hingga 34.3)
(8.2 to 9.2)
1.3 (-0.3 hingga 2.7)Diabetes mellitus
(-24.7 to -14.1)
17.5 (17.1 hingga 17.9)2,37%
(0.7 to 1.3)
Penyakit ginjal kronis15.9 (15.5 hingga 16.3)
(-27.6 to -4.8)
2,16%1.5 (-0.9 hingga 3.2)
(3.2 to 4.6)
Penyakit ginjal kronis akibat diabetes mellitus tipe 10,9 (0,8 hingga 1,2)
(-28.1 to -14.1)
0,12%0,01%
(0.0 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-55.9 to -25.1)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(0.3 to 0.5)
0,05%19.6 (9.2 hingga 33.0)
(-14.2 to 7.0)
Gangguan penggunaan amfetamin1.2 (-0.7 hingga 3.1)
(0.2 to 0.4)
0,04%Diabetes mellitus tipe 1
(-10.1 to 13.2)
4.3 (4.0 hingga 4.7)0,58%
(0.1 to 0.2)
11.3 (1.2 hingga 19.9)Penyakit diabetes dan ginjal
(-20.9 to -4.5)
33.6 (32.9 hingga 34.3)0,58%
(0.1 to 0.2)
11.3 (1.2 hingga 19.9)Penyakit diabetes dan ginjal
(-17.1 to 2.1)
33.6 (32.9 hingga 34.3)1.3 (-0.3 hingga 2.7)
(0.6 to 1.1)
Diabetes mellitus17.5 (17.1 hingga 17.9)
(-29.8 to -9.8)
2,37%1.2 (-0.7 hingga 3.1)
(1.5 to 2.6)
-16.5 (-20.4 hingga -12.4)Gangguan Penggunaan Narkoba
(-23.3 to -4.5)
2.1 (2.0 hingga 2.1)0,28%
(3.5 to 3.7)
34.1 (31.4 hingga 36.9)Gangguan penggunaan opioid
(2.2 to 8.5)
1.4 (1.3 hingga 1.4)0,19%
(2.6 to 3.0)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(7.2 to 14.5)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,58%
(0.1 to 0.2)
11.3 (1.2 hingga 19.9)Penyakit diabetes dan ginjal
(-9.7 to 12.9)
33.6 (32.9 hingga 34.3)1.3 (-0.3 hingga 2.7)
(0.6 to 0.8)
0,09%Diabetes mellitus
(-15.3 to -2.2)
17.5 (17.1 hingga 17.9)0,19%
(0.1 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-13.6 to 6.0)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%Anorexia nervosa
(-14.9 to 24.7)
5.5 (-4.1 hingga 14.4)0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%Anorexia nervosa
(-22.5 to 34.8)
5.5 (-4.1 hingga 14.4)0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%Anorexia nervosa
(-23.8 to 25.5)
5.5 (-4.1 hingga 14.4)0,0 (0,0 hingga 0,0)
(0.0 to 0.0)
0,00%Anorexia nervosa
(-36.0 to -13.0)
5.5 (-4.1 hingga 14.4)0,19%
(0.1 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-12.2 to 5.9)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(1.1 to 1.8)
34.1 (31.4 hingga 36.9)Gangguan penggunaan opioid
(-17.6 to -4.8)
1.4 (1.3 hingga 1.4)0,19%
(0.1 to 0.1)
49.4 (42.5 hingga 59.2)Gangguan penggunaan kokain
(-36.5 to -17.2)
0,1 (0,1 hingga 0,1)0,01%
(0.3 to 0.8)
19.6 (9.2 hingga 33.0)Gangguan penggunaan amfetamin
(-17.6 to 10.3)
0,1 (0,0 hingga 0,1)8.7 (-14.0 hingga 20.7)
(0.2 to 0.3)
11.3 (1.2 hingga 19.9)Penyakit diabetes dan ginjal
(-12.1 to -1.0)
33.6 (32.9 hingga 34.3)0,01%
(0.5 to 0.6)
19.6 (9.2 hingga 33.0)Gangguan penggunaan amfetamin
(-18.7 to -13.4)
0,1 (0,0 hingga 0,1)8.7 (-14.0 hingga 20.7)
(1.5 to 2.0)
Gangguan Penggunaan Obat Lain0,6 (0,5 hingga 0,6)
(-5.0 to 4.4)
0,08%11.3 (1.2 hingga 19.9)
(0.3 to 1.2)
19.6 (9.2 hingga 33.0)Gangguan penggunaan amfetamin
(-31.2 to -4.9)
0,1 (0,0 hingga 0,1)8.7 (-14.0 hingga 20.7)
(55.9 to 59.2)
7.85%Gangguan Penggunaan Obat Lain
(-15.1 to -12.2)
0,6 (0,5 hingga 0,6)0,08%
(16.4 to 17.4)
2.30%11.3 (1.2 hingga 19.9)
(-19.5 to -14.9)
Penyakit diabetes dan ginjal33.6 (32.9 hingga 34.3)
(15.2 to 16.3)
1.3 (-0.3 hingga 2.7)Diabetes mellitus
(-19.7 to -14.9)
17.5 (17.1 hingga 17.9)2,37%
(5.9 to 6.8)
0,84%-21.4 (-25.5 hingga -17.9)
(-25.5 to -17.9)
Cedera jalan pengendara sepeda0,9 (0,7 hingga 1,0)
(0.7 to 1.0)
0,12%-8.8 (-14.8 hingga -2.5)
(-14.8 to -2.5)
Cedera jalan pengendara sepeda motor2.9 (2.5 hingga 3.0)
(2.5 to 3.0)
0,39%-12.4 (-19.5 hingga -7.3)
(-19.5 to -7.3)
Cedera Jalan Kendaraan Bermotor5.8 (5.4 hingga 6.0)
(5.4 to 6.0)
0,79%-15.6 (-18.6 hingga -12.2)
(-18.6 to -12.2)
Cedera jalan lainnya0,1 (0,1 hingga 0,2)
(0.1 to 0.2)
0,01%-19.4 (-24.1 hingga -1.3)
(-24.1 to -1.3)
Cedera transportasi lainnya1.2 (1.1 hingga 1.4)
(1.1 to 1.4)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(-19.5 to -10.9)
Cedera yang tidak disengaja23.8 (22.4 hingga 24.7)
(22.4 to 24.7)
3.23%-15.3 (-17.3 hingga -12.8)
(-17.3 to -12.8)
Air terjun9.2 (8.5 hingga 9.8)
(8.5 to 9.8)
1,25%-2.8 (-7.4 hingga 3.4)
(-7.4 to 3.4)
Tenggelam4.0 (3.8 hingga 4.1)
(3.8 to 4.1)
0,54%-27.3 (-29.6 hingga -24.5)
(-29.6 to -24.5)
Api, panas, dan zat panas1.6 (1.3 hingga 1.7)
(1.3 to 1.7)
0,22%-22.9 (-25.4 hingga -17.3)
(-25.4 to -17.3)
Keracunan0,9 (0,7 hingga 1,0)
(0.7 to 1.0)
0,12%-8.8 (-14.8 hingga -2.5)
(-28.4 to -12.5)
Cedera jalan pengendara sepeda motor2.9 (2.5 hingga 3.0)
(0.3 to 0.5)
0,39%-12.4 (-19.5 hingga -7.3)
(-34.8 to -20.3)
Cedera Jalan Kendaraan Bermotor5.8 (5.4 hingga 6.0)
(0.4 to 0.5)
0,39%-12.4 (-19.5 hingga -7.3)
(-22.4 to -3.9)
Cedera Jalan Kendaraan Bermotor5.8 (5.4 hingga 6.0)
(1.5 to 1.8)
0,79%-15.6 (-18.6 hingga -12.2)
(-22.9 to -17.8)
Cedera jalan lainnya0,1 (0,1 hingga 0,2)
(0.3 to 0.3)
0,01%-19.4 (-24.1 hingga -1.3)
(-20.3 to -11.5)
Cedera transportasi lainnya1.2 (1.1 hingga 1.4)
(1.2 to 1.6)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(-23.7 to -18.3)
Cedera yang tidak disengaja23.8 (22.4 hingga 24.7)
(1.4 to 1.8)
0,22%-22.9 (-25.4 hingga -17.3)
(-10.0 to -2.5)
Keracunan-20.8 (-28.4 hingga -12.5)
(0.6 to 1.2)
(Keracunan oleh karbon monoksida)0,5 (0,3 hingga 0,5)
(-20.5 to -9.6)
0,07%-26.6 (-34.8 hingga -20.3)
(0.5 to 1.1)
0,12%(Keracunan dengan cara lain)
(-21.0 to -9.7)
0,5 (0,4 hingga 0,5)0,1 (0,1 hingga 0,2)
(0.1 to 0.2)
0,01%-19.4 (-24.1 hingga -1.3)
(-27.4 to -6.2)
Cedera transportasi lainnya1.2 (1.1 hingga 1.4)
(1.6 to 1.8)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(-17.0 to -11.6)
Cedera yang tidak disengaja23.8 (22.4 hingga 24.7)
(1.5 to 1.7)
0,22%-22.9 (-25.4 hingga -17.3)
(-17.0 to -11.4)
Keracunan-20.8 (-28.4 hingga -12.5)
(0.1 to 0.1)
0,01%-19.4 (-24.1 hingga -1.3)
(-20.8 to -10.0)
Cedera transportasi lainnya1.2 (1.1 hingga 1.4)
(0.5 to 0.8)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(-37.1 to -25.4)
Cedera yang tidak disengaja-20.8 (-28.4 hingga -12.5)
(0.1 to 0.1)
0,01%-19.4 (-24.1 hingga -1.3)
(-45.8 to -45.8)
Cedera transportasi lainnya1.2 (1.1 hingga 1.4)
(1.2 to 1.3)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(-27.6 to -23.8)
Cedera yang tidak disengaja23.8 (22.4 hingga 24.7)
(16.3 to 17.5)
2.32%-15.3 (-17.3 hingga -12.8)
(-9.9 to -5.5)
Air terjun9.2 (8.5 hingga 9.8)
(9.4 to 10.3)
1,25%-2.8 (-7.4 hingga 3.4)
(-18.0 to -12.6)
Tenggelam4.0 (3.8 hingga 4.1)
(0.7 to 1.0)
0,54%-27.3 (-29.6 hingga -24.5)
(-13.9 to -7.2)
Api, panas, dan zat panas1.6 (1.3 hingga 1.7)
(8.5 to 9.5)
1,25%-2.8 (-7.4 hingga 3.4)
(-18.4 to -12.8)
Tenggelam4.0 (3.8 hingga 4.1)
(4.7 to 5.5)
0,54%-27.3 (-29.6 hingga -24.5)
(-13.3 to -8.7)
Api, panas, dan zat panas1.6 (1.3 hingga 1.7)
(1.9 to 2.4)
0,22%-22.9 (-25.4 hingga -17.3)
(-6.5 to -0.5)
Keracunan-20.8 (-28.4 hingga -12.5)
(0.9 to 1.4)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(-25.6 to -17.6)
Cedera yang tidak disengaja23.8 (22.4 hingga 24.7)
(1.6 to 2.1)
0,79%-15.6 (-18.6 hingga -12.2)
(-15.4 to -7.6)
Cedera jalan lainnya0,1 (0,1 hingga 0,2)
(1.7 to 1.7)
0,16%-15.5 (-19.5 hingga -10.9)
(98.4 to 98.5)
Cedera yang tidak disengaja23.8 (22.4 hingga 24.7)
(0.2 to 0.2)
-15.3 (-17.3 hingga -12.8)Air terjun
(156.8 to 187.6)

9.2 (8.5 hingga 9.8)[edit]

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

1,25%needs expansion. You can help by adding to it. (March 2022)

-2.8 (-7.4 hingga 3.4)
Tenggelam4.0 (3.8 hingga 4.1)
0,54%-27.3 (-29.6 hingga -24.5)
Api, panas, dan zat panas1.6 (1.3 hingga 1.7)
0,22%-22.9 (-25.4 hingga -17.3)
Keracunan-20.8 (-28.4 hingga -12.5)
(Keracunan oleh karbon monoksida)
Tenggelam4.0 (3.8 hingga 4.1)
0,54%-27.3 (-29.6 hingga -24.5)
Api, panas, dan zat panas1.6 (1.3 hingga 1.7)
Keracunan

-20.8 (-28.4 hingga -12.5)

(Keracunan oleh karbon monoksida)[edit]

0,5 (0,3 hingga 0,5)

0,07%

Malnutrition[edit][edit]

-26.6 (-34.8 hingga -20.3)

Obesitas dan diet tidak sehat [sunting][edit]

Di luar kekurangan gizi dan kekurangan mikronutrien, kekurangan gizi juga termasuk obesitas, [33] yang predisposisi terhadap beberapa penyakit kronis, termasuk 13 jenis kanker, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2. [34] [35] [36] [37] [38 ] [39] [40] Menurut WHO, yang "kelebihan berat badan secara kronis dan obesitas adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di Eropa", dengan perkiraan menunjukkan bahwa mereka menyebabkan lebih dari 1,2 juta kematian setiap tahun, sesuai dengan lebih dari 13% dari total kematian di wilayah tersebut. [40 ]

Diet, tidak hanya dalam hal obesitas tetapi juga komposisi makanan, dapat memiliki dampak besar pada faktor yang mendasari, dengan ulasan yang menyarankan I.A. Bahwa pria berusia 20 tahun di Eropa yang beralih ke "diet optimal" bisa mendapatkan rata-rata ~ 13,7 tahun kehidupan dan wanita berusia 60 tahun di AS beralih ke "diet optimal" bisa mendapatkan rata-rata ~ 8,0 tahun kehidupan. Itu menemukan keuntungan terbesar akan dibuat dengan makan lebih banyak kacang -kacangan, biji -bijian, dan kacang -kacangan, dan lebih sedikit daging merah dan daging olahan. Ini juga tidak mengandung konsumsi minuman yang dimaniskan dengan gula (bergerak dari "diet barat khas" 500 g/hari ke 0 g/hari). [41] [42]

Pollution[edit][edit]

Sebuah tinjauan menyimpulkan bahwa, seperti pada tahun 2015, polusi (¾ dari polusi udara) bertanggung jawab atas 9 juta kematian prematur pada 2019 (satu dari enam kematian). Disimpulkan bahwa sedikit kemajuan nyata terhadap polusi dapat diidentifikasi. [43] [44]

Polusi Udara [sunting][edit]

Secara keseluruhan, polusi udara menyebabkan kematian sekitar ca. 7 juta orang di seluruh dunia setiap tahun, dan merupakan risiko kesehatan lingkungan tunggal terbesar di dunia, menurut WHO (2012) dan IEA (2016). [45] [46] [47]

IEA mencatat bahwa banyak penyebab akar dan penyembuhan dapat ditemukan di industri energi dan menyarankan solusi seperti pensiunan pembangkit listrik tenaga batu bara yang berpolusi dan untuk menetapkan standar yang lebih ketat untuk kendaraan bermotor. [47] Pada bulan September 2020 Badan Lingkungan Eropa melaporkan bahwa faktor -faktor lingkungan seperti polusi udara dan gelombang panas berkontribusi sekitar 13% dari semua kematian manusia di negara -negara UE pada 2012 (~ 630.000). [48] Sebuah studi tahun 2021 menggunakan model resolusi spasial tinggi dan fungsi respons konsentrasi yang diperbarui menemukan bahwa 10,2 juta kematian kelebihan global pada 2012 dan 8,7 juta pada 2018-atau [meragukan-diskusikan]-disebabkan oleh polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, secara signifikan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya dan dengan dampak kematian yang dibagi secara spasial. [49] [50]dubious – discuss] – were due to air pollution generated by fossil fuel combustion, significantly higher than earlier estimates and with spatially subdivided mortality impacts.[49][50]

Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa kerugian rata -rata global harapan hidup (LLE) dari polusi udara pada tahun 2015 adalah 2,9 tahun, secara substansial lebih dari, misalnya, 0,3 tahun dari semua bentuk kekerasan langsung, meskipun sebagian kecil dari LLE dipertimbangkan menjadi tidak dapat dihindari. [8]

Penggunaan obat sistem saraf [sunting][edit]

Menurut WHO, di seluruh dunia, sekitar 0,5 juta kematian disebabkan oleh penggunaan obat -obatan, dengan lebih dari 70% dari ini terkait dengan opioid, dengan overdosis menjadi penyebab langsung lebih dari 30% dari kematian tersebut. [51]

Berbagai penggunaan berbagai opioid menyumbang banyak kematian di seluruh dunia, disebut epidemi opioid. Hampir 75% dari 91.799 kematian overdosis obat pada tahun 2020 di Amerika Serikat melibatkan opioid. [52]

Tidak semua obat sistem saraf dikaitkan dengan risiko untuk berkontribusi pada kematian sebagai faktor yang mendasarinya atau untuk penggunaan itu. Dalam beberapa kasus, obat yang berpotensi berbahaya atau berbahaya dapat diganti atau disapih dengan bantuan alternatif farmakologis - seperti yang berpotensi NAC dan Modafinil dalam kasus ketergantungan kokain [53] - yang penggunaannya tidak dianggap sebagai penyebab kematian yang mendasari. Dalam beberapa kasus, mereka - termasuk kafein - dapat membantu meningkatkan kesehatan umum seperti, secara langsung dan tidak langsung, kebugaran fisik dan kesehatan mental baik secara umum maupun dalam rentang tertentu dari administrasi berdasarkan informasi.

Smoking[edit][edit]

Merokok adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Ini adalah penyebab yang mendasari banyak kanker, penyakit kardiovaskular, stroke, dan penyakit pernapasan. [54]

Merokok biasanya mengacu pada merokok produk tembakau. E-rokok juga menimbulkan risiko besar bagi kesehatan. [55] Dampak kesehatan dari produk-produk alternatif tembakau seperti berbagai herbal dan penggunaan filter arang [56] [57] sering diselidiki lebih sedikit, dengan penelitian yang ada hanya menunjukkan manfaat terbatas dibandingkan merokok tembakau. Frekuensi penggunaan adalah faktor utama dalam tingkat risiko [55] atau keabadian dan tingkat dampak kesehatan.

Sebuah tinjauan yang ditemukan merokok dan asap bekas menjadi penyebab kematian yang mendasari global sebesar polusi, yang dalam analisis itu adalah faktor mendasar utama terbesar. [43]

Alcohol[edit][edit]

Secara global, penggunaan alkohol adalah faktor risiko terkemuka ketujuh untuk kematian dan Daly pada 2016. Tinjauan menemukan bahwa "risiko kematian semua penyebab, dan kanker secara khusus, meningkat dengan meningkatnya tingkat konsumsi, dan tingkat konsumsi yang meminimalkan Kehilangan kesehatan adalah nol ". [58]

Suhu ambien non-optimal [sunting][edit]

Sebuah studi menemukan bahwa 9,4% kematian global antara tahun 2000 dan 2019-~ 5 juta per tahun-dapat dikaitkan dengan suhu ekstrem dengan yang terkait dengan dingin membentuk bagian yang lebih besar dan penurunan dan yang terkait panas yang membentuk ~ 0,91 & nbsp;% dan% meningkat. Insiden serangan jantung, henti jantung dan stroke meningkat dalam kondisi seperti itu. [59] [60]

Resistensi antimikroba [sunting][edit]

Dalam penilaian global, para ilmuwan melaporkan, berdasarkan catatan medis, bahwa resistensi antibiotik mungkin telah berkontribusi terhadap ~ 4,95 juta (3,62-6,57) kematian pada tahun 2019, dengan 1,3 M secara langsung dikaitkan - yang terakhir lebih dari kematian daripada dari mis. AIDS atau malaria, [61] [12] Meskipun proyek meningkat secara substansial. [62]

Komorbiditas, Kesehatan Umum dan Penyakit Menular [sunting][edit]

Penyakit yang hidup berdampingan dapat tetapi tidak harus berkontribusi pada kematian [14] hingga berbagai derajat dengan berbagai cara.

Dalam beberapa kasus, komorbiditas dapat menjadi penyebab utama dengan mekanisme yang mendasari kompleks, dan berbagai komorbiditas dapat hadir sekali. [63]

Pandemi [64] [65] dan penyakit menular atau epidemi dapat menjadi penyebab utama kematian yang mendasari. Dalam sebuah studi kecil dari 26 orang yang meninggal, [lebih baik & nbsp; sumber & nbsp; dibutuhkan] Covid-19 dan penyakit terkait infeksi adalah "kontributor utama" untuk kematian pasien. [9] Kematian seperti itu kadang-kadang dievaluasi melalui kematian berlebih per kapita-kematian pandemi Covid-19 antara 1 Januari 2020, dan 31 Desember 2021 diperkirakan ~ 18,2 juta. Penelitian dapat membantu membedakan proporsi yang secara langsung disebabkan oleh COVID-19 dari yang disebabkan oleh konsekuensi tidak langsung dari pandemi. [66] [67]better source needed] the pandemized COVID-19 and infection-related disease were "major contributors" to patients' death.[9] Such deaths are sometimes evaluated via excess deaths per capita – the COVID-19 pandemic deaths between Jan 1, 2020, and Dec 31, 2021 are estimated to be ~18.2 million. Research could help distinguish the proportions directly caused by COVID-19 from those caused by indirect consequences of the pandemic.[66][67]

Masalah kesehatan mental dan masalah terkait seperti kondisi ekonomi [68] dan/atau berbagai penggunaan obat sistem saraf dapat berkontribusi pada penyebab seperti bunuh diri [69] [70] atau kematian terkait perilaku berisiko.

Faktor gaya hidup [71] - termasuk ketidakaktifan fisik, [72] dan merokok tembakau dan penggunaan alkohol yang berlebihan (lihat di atas), [73] makan sehat (lihat di atas) [74] - dan/atau kesehatan umum - termasuk kebugaran di luar diet sehat dan Non-obsity-dapat menjadi kontributor yang mendasari kematian. Misalnya, dalam sampel orang dewasa A.S., ~ 9,9% kematian orang dewasa berusia 40 hingga 69 tahun dan ~ 7,8% orang dewasa berusia 70 tahun atau lebih disebabkan oleh tingkat aktivitas fisik yang tidak memadai. [75](see above),[73] healthy eating (see above)[74] – and/or general health – including fitness beyond healthy diet and non-obesity – can be underlying contributors to death. For example, in a sample of U.S. adults, ~9.9% deaths of adults aged 40 to 69 years and ~7.8% adults aged 70 years or older were attributed to inadequate levels of physical activity.[75]

Aging[edit][edit]

Secara tradisional penuaan tidak dianggap sebagai penyebab kematian. Dipercayai bahwa selalu ada penyebab yang lebih langsung, dan biasanya itu adalah salah satu dari banyak penyakit terkait usia. Diperkirakan bahwa, sebagai akar penyebab, proses penuaan mendasari 2/3 dari semua kematian di dunia (sekitar 100.000 orang per hari pada tahun 2007). Di negara -negara yang sangat maju, proporsi ini dapat mencapai 90%. [76] Ada permintaan pemberian penuaan status resmi penyakit dan mengobatinya secara langsung (seperti melalui perubahan diet dan senolitik). [77] [78] [79] [80] [81]

Dikembangkan vs Ekonomi Berkembang [Sunting][edit]

Penyebab utama kematian, menurut Laporan Organisasi Kesehatan Dunia untuk Kalender Tahun 2001: [82]

Penyebab Kematian di Negara BerkembangJumlah kematianPenyebab kematian di negara majuJumlah kematian
HIV-AIDS2,678,000 Penyakit jantung iskemik3,512,000
Infeksi pernapasan bawah2,643,000 Penyakit serebrovaskular3,346,000
Penyakit jantung iskemik2,484,000 Infeksi pernapasan bawah1,829,000
Penyakit serebrovaskular1,793,000 Infeksi pernapasan bawah1,180,000
Penyakit serebrovaskular1,381,000 Penyakit paru obstruktif kronis938,000
Diare1,217,000 Kanker paru-paru669,000
Penyakit masa kanak -kanak1,103,000 Kecelakaan mobil657,000
Malaria1,021,000 Kanker perut635,000
Infeksi pernapasan bawah748,000 Malaria571,000
Kanker perut674,000 TBC499,000

Penyakit jantung hipertensi[edit]

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Campak

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Bunuh diri

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Oleh kelompok umur (di Amerika Serikat) [sunting]

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Penyebab utama kematian oleh kelompok umur di AS, 2018 [83]

Penyebab utama kematian di Amerika Serikat berdasarkan kelompok umur. [84][edit]

Penyebab utama kematian di Amerika Serikat, sebagai persentase kematian di setiap kelompok umur. [84] Kematian perinatal (

5 penyebab kematian teratas di dunia 2022

Kematian oleh kelompok umur sebagai tingkat dibandingkan dengan kelompok usia dengan tingkat tertinggi. [84]

Lihat juga aslinya][edit]

  • Hukuman mati oleh negara
  • Epidemiologi bunuh diri
  • Daftar negara berdasarkan tingkat pembunuhan yang disengaja
  • Daftar pembunuhan oleh petugas penegak hukum oleh negara
  • Daftar Negara Berdaulat dan Wilayah Tergantung dengan Tingkat Kematian
  • Daftar Insiden Teroris
  • Daftar kematian yang tidak biasa
  • Daftar Perang dan Bencana Antropogenik oleh Korban Tinggal (dengan tautan ke banyak daftar detail negara bagian dan tipe-by)
  • Penyebab kematian yang dapat dicegah
  • Kesalahan medis

References[edit][edit]

  1. ^Who (2005). "Kanker". Diarsipkan dari aslinya pada 18 Mei 2020. WHO (2005). "Cancer". Archived from the original on May 18, 2020.
  2. ^Lozano, Rafael; Et & nbsp; al. (Des 2012). "Kematian global dan regional dari 235 penyebab kematian untuk 20 kelompok umur pada tahun 1990 dan 2010: analisis sistematis untuk Studi Global Penyakit 2010" (PDF). Lanset. 380 (9859): 2095–128. doi: 10.1016/s0140-6736 (12) 61728-0. HDL: 10536/DRO/DU: 30050819. PMID & NBSP; 23245604. S2CID & NBSP; 1541253. Diarsipkan dari asli (PDF) pada 11 Februari 2020. Lozano, Rafael; et al. (Dec 2012). "Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010" (PDF). Lancet. 380 (9859): 2095–128. doi:10.1016/S0140-6736(12)61728-0. hdl:10536/DRO/DU:30050819. PMID 23245604. S2CID 1541253. Archived from the original (PDF) on February 11, 2020.
  3. ^Organisasi Kesehatan Dunia, "Top 10 Penyebab Kematian" World Health Organization, "The top 10 causes of death"
  4. ^GBD 2017 Penyebab Kolaborator Kematian. "Mortalitas Global, Regional, dan Usia Nasional-Jenis Kelamin untuk 282 Penyebab Kematian di 195 Negara dan Wilayah, 1980-2017: Analisis Sistematik untuk Global Burden of Disease Study 2017". Lancet. 8 Nov 2018; 392: 1736–88. doi: 10.1016/s0140-6736 (18) 32203-7. Tabel 1. GBD 2017 Causes of Death Collaborators. "Global, regional, and national age-sex-specific mortality for 282 causes of death in 195 countries and territories, 1980–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017". The Lancet. 8 Nov 2018; 392:1736–88. doi:10.1016/S0140-6736(18)32203-7. Table 1.
  5. ^Institut Kanker Nasional. "Orang-tahun-tahun hilang". Laporan Kemajuan Tren Kanker, 2009/2010 Pembaruan. Diarsipkan dari aslinya pada 1 Juli 2011. National Cancer Institute. "Person-Years of Life Lost". Cancer Trends Progress Report, 2009/2010 Update. Archived from the original on July 1, 2011.
  6. ^"Kematian prematur dari senjata mengekspos korban krisis senjata api". Penyiaran Publik Georgia. Diperoleh 16 Maret 2022. "Premature deaths from guns expose another toll of the firearms crisis". Georgia Public Broadcasting. Retrieved 16 March 2022.
  7. ^ Abklein, Joshua; Prabhakaran, Kartik; Latifi, rifat; Rhee, Peter (1 Februari 2022). "Senjata Api: Penyebab utama potensi kehidupan yang hilang". Operasi Trauma & Perawatan Akut Terbuka. 7 (1): E000766. doi: 10.1136/tsaco-2021-000766. ISSN & NBSP; 2397-5776. PMC & NBSP; 8819782. PMID & NBSP; 35141422.a b Klein, Joshua; Prabhakaran, Kartik; Latifi, Rifat; Rhee, Peter (1 February 2022). "Firearms: the leading cause of years of potential life lost". Trauma Surgery & Acute Care Open. 7 (1): e000766. doi:10.1136/tsaco-2021-000766. ISSN 2397-5776. PMC 8819782. PMID 35141422.
  8. ^ Ablelieveld, Jos; Pozzer, Andrea; Pöschl, Ulrich; Fnais, Mohammed; Haines, Andy; Münzel, Thomas (1 September 2020). "Kehilangan harapan hidup dari polusi udara dibandingkan dengan faktor risiko lain: perspektif di seluruh dunia". Penelitian Kardiovaskular. 116 (11): 1910–1917. doi: 10.1093/CVR/CVAA025. ISSN & NBSP; 0008-6363. PMC & NBSP; 7449554. PMID & NBSP; 32123898.a b Lelieveld, Jos; Pozzer, Andrea; Pöschl, Ulrich; Fnais, Mohammed; Haines, Andy; Münzel, Thomas (1 September 2020). "Loss of life expectancy from air pollution compared to other risk factors: a worldwide perspective". Cardiovascular Research. 116 (11): 1910–1917. doi:10.1093/cvr/cvaa025. ISSN 0008-6363. PMC 7449554. PMID 32123898.
  9. ^ Abelezkurtaj, Sefer; Greuel, Selina; Ihlow, Jana; Michaelis, Edward Georg; Bischoff, Philip; Kunze, Catarina Alisa; Sinn, Bruno Valentin; Gerak, Manuela; Hauptmann, Kathrin; Ingold-Heppner, Barbara; Miller, Florian; Herbst, Hermann; Corman, Victor Max; Martin, Hubert; Radbruch, Helena; Heppner, Frank L.; Horst, David (Desember 2021). "Penyebab kematian dan komorbiditas pada pasien rawat inap dengan Covid-19". Laporan Ilmiah. 11 (1): 4263. doi: 10.1038/s41598-021-82862-5. PMC & NBSP; 7895917. PMID & NBSP; 33608563.a b Elezkurtaj, Sefer; Greuel, Selina; Ihlow, Jana; Michaelis, Edward Georg; Bischoff, Philip; Kunze, Catarina Alisa; Sinn, Bruno Valentin; Gerhold, Manuela; Hauptmann, Kathrin; Ingold-Heppner, Barbara; Miller, Florian; Herbst, Hermann; Corman, Victor Max; Martin, Hubert; Radbruch, Helena; Heppner, Frank L.; Horst, David (December 2021). "Causes of death and comorbidities in hospitalized patients with COVID-19". Scientific Reports. 11 (1): 4263. doi:10.1038/s41598-021-82862-5. PMC 7895917. PMID 33608563.
  10. ^Leventer-Roberts, Maya; Haklai, Ziona; Applbaum, Yael; Goldberger, Nehama; Cohen, Dror; Levinkron, Ohad; Feldman, Becca; Balicer, Ran (7 Juni 2021). "Memvalidasi penyebab kematian yang dilaporkan menggunakan catatan kesehatan elektronik terintegrasi dari database nasional". Jurnal Kesehatan Masyarakat. 43 (2): 341–347. doi: 10.1093/PubMed/FDZ146. PMID & NBSP; 31774532. Leventer-Roberts, Maya; Haklai, Ziona; Applbaum, Yael; Goldberger, Nehama; Cohen, Dror; Levinkron, Ohad; Feldman, Becca; Balicer, Ran (7 June 2021). "Validating reported cause of death using integrated electronic health records from a nation-wide database". Journal of Public Health. 43 (2): 341–347. doi:10.1093/pubmed/fdz146. PMID 31774532.
  11. ^Goldstein, Sarah A.; D'Ottavio, Alfred; Tombak, Tracy; Chiswell, Karen; Hartman, Robert J.; Krasuski, Richard A.; Kemper, Alex R.; Meyer, Robert E.; Hoffman, Timothy M.; Walsh, Michael J.; Sang, Charlie J.; Paolillo, Joseph; Li, Jennifer S. (21 Juli 2020). "Penyebab kematian dan komorbiditas kardiovaskular pada orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan". Jurnal Asosiasi Jantung Amerika. 9 (14): E016400. doi: 10.1161/jaha.119.016400. PMC & NBSP; 7660712. PMID & NBSP; 32654582. Goldstein, Sarah A.; D’Ottavio, Alfred; Spears, Tracy; Chiswell, Karen; Hartman, Robert J.; Krasuski, Richard A.; Kemper, Alex R.; Meyer, Robert E.; Hoffman, Timothy M.; Walsh, Michael J.; Sang, Charlie J.; Paolillo, Joseph; Li, Jennifer S. (21 July 2020). "Causes of Death and Cardiovascular Comorbidities in Adults With Congenital Heart Disease". Journal of the American Heart Association. 9 (14): e016400. doi:10.1161/JAHA.119.016400. PMC 7660712. PMID 32654582.
  12. ^ Abchristopher Jl Murray; Et & nbsp; al. (12 Februari 2022). "Beban Global Resistensi Antimikroba Bakteri Pada 2019: Analisis Sistematik". Lancet. 399 (10325): 629–655. doi: 10.1016/s0140-6736 (21) 02724-0. ISSN & NBSP; 0140-6736. PMC & NBSP; 8841637. PMID & NBSP; 35065702.a b Christopher JL Murray; et al. (12 February 2022). "Global burden of bacterial antimicrobial resistance in 2019: a systematic analysis". The Lancet. 399 (10325): 629–655. doi:10.1016/S0140-6736(21)02724-0. ISSN 0140-6736. PMC 8841637. PMID 35065702.
  13. ^Brooks, E. G.; Reed, K. D. (1 Juni 2015). "Prinsip dan Jebakan: Panduan untuk Sertifikasi Kematian". Kedokteran & Penelitian Klinis. 13 (2): 74–82. doi: 10.3121/cmr.2015.1276. PMC & NBSP; 4504663. PMID & NBSP; 26185270. Brooks, E. G.; Reed, K. D. (1 June 2015). "Principles and Pitfalls: a Guide to Death Certification". Clinical Medicine & Research. 13 (2): 74–82. doi:10.3121/cmr.2015.1276. PMC 4504663. PMID 26185270.
  14. ^ Abkotabagi, RB; Chaturvedi, RK; Banerjee, A (Juli 2004). "Sertifikasi Medis Penyebab Kematian". Jurnal Medis Angkatan Bersenjata India. 60 (3): 261–272. doi: 10.1016/s0377-1237 (04) 80060-1. PMC & NBSP; 4923180. PMID & NBSP; 27407646.a b Kotabagi, Rb; Chaturvedi, Rk; Banerjee, A (July 2004). "Medical Certification of Cause of Death". Medical Journal Armed Forces India. 60 (3): 261–272. doi:10.1016/S0377-1237(04)80060-1. PMC 4923180. PMID 27407646.
  15. ^"Penyebab Kematian, Permintaan 1999-2020". Wonder.cdc.gov. Diperoleh 7 Juli 2022. "Underlying Cause of Death, 1999-2020 Request". wonder.cdc.gov. Retrieved 7 July 2022.
  16. ^"Yang Mendasari dan Banyak Penyebab Kode Kematian" (PDF). Diperoleh 7 Juli 2022. "Underlying and Multiple Cause of Death Codes" (PDF). Retrieved 7 July 2022.
  17. ^Vester, M. E. M.; Van Rijn, R. R.; Duijst, W. L. J. M.; Beenen, L. F. M.; Clerkx, M.; Oostra, R. J. (Juli 2020). "Nilai tambah tomografi terkomputasi post-mortem (PMCT) untuk temuan klinis karena penyebab penentuan kematian pada" kematian alami "dewasa". Jurnal Internasional Kedokteran Hukum. 134 (4): 1457–1463. doi: 10.1007/s00414-019-02219-6. ISSN & NBSP; 1437-1596. PMC & NBSP; 7295833. PMID & NBSP; 31853676. Vester, M. E. M.; van Rijn, R. R.; Duijst, W. L. J. M.; Beenen, L. F. M.; Clerkx, M.; Oostra, R. J. (July 2020). "Added value of post-mortem computed tomography (PMCT) to clinical findings for cause of death determination in adult "natural deaths"". International Journal of Legal Medicine. 134 (4): 1457–1463. doi:10.1007/s00414-019-02219-6. ISSN 1437-1596. PMC 7295833. PMID 31853676.
  18. ^"ICD - ICD -10 - Klasifikasi Penyakit Internasional, Revisi Kesepuluh". www.cdc.gov. 29 Desember 2021. Diperoleh 7 Juli 2022. "ICD - ICD-10 - International Classification of Diseases, Tenth Revision". www.cdc.gov. 29 December 2021. Retrieved 7 July 2022.
  19. ^Brody, Jane E. (14 Februari 2022). "Ketika Sertifikat Kematian menghilangkan penyebab kematian sebenarnya". The New York Times. Diperoleh 7 Juli 2022. Brody, Jane E. (14 February 2022). "When the Death Certificate Omits the True Cause of Death". The New York Times. Retrieved 7 July 2022.
  20. ^ AB "Bimbingan untuk dokter yang menyelesaikan sertifikat medis penyebab kematian di Inggris dan Wales (versi yang dapat diakses)". GOV.UK. Diperoleh 7 Juli 2022.a b "Guidance for doctors completing medical certificates of cause of death in England and Wales (accessible version)". GOV.UK. Retrieved 7 July 2022.
  21. ^"Sertifikat kematian mungkin tidak secara memadai melaporkan demensia sebagai penyebab kematian". National Institute on Aging. Diperoleh 7 Juli 2022. "Death certificates may not adequately report dementia as cause of death". National Institute on Aging. Retrieved 7 July 2022.
  22. ^McGivern, Lauri; Shulman, Leanne; Carney, Jan K.; Shapiro, Steven; Bundock, Elizabeth (November 2017). "Kesalahan Sertifikasi Kematian dan pengaruhnya terhadap statistik kematian". Laporan Kesehatan Masyarakat. 132 (6): 669–675. doi: 10.1177/0033354917736514. PMID & NBSP; 29091542. S2CID & NBSP; 8126036. McGivern, Lauri; Shulman, Leanne; Carney, Jan K.; Shapiro, Steven; Bundock, Elizabeth (November 2017). "Death Certification Errors and the Effect on Mortality Statistics". Public Health Reports. 132 (6): 669–675. doi:10.1177/0033354917736514. PMID 29091542. S2CID 8126036.
  23. ^Alipour, Jahanpour; Payandeh, Abolfazl (Agustus 2021). "Kesalahan Umum dalam Melaporkan Pernyataan Penyebab Kematian pada Sertifikat Kematian: Tinjauan Sistematik dan Meta-Analisis". Jurnal Kedokteran Forensik dan Hukum. 82: 102220. doi: 10.1016/j.jflm.2021.102220. PMID & NBSP; 34325081. S2CID & NBSP; 236516668. Alipour, Jahanpour; Payandeh, Abolfazl (August 2021). "Common errors in reporting cause-of-death statement on death certificates: A systematic review and meta-analysis". Journal of Forensic and Legal Medicine. 82: 102220. doi:10.1016/j.jflm.2021.102220. PMID 34325081. S2CID 236516668.
  24. ^"Pelaporan Penyebab Kematian: Referensi Cepat". Diperoleh 7 Juli 2022. "Reporting Cause of Death: Quick Reference". Retrieved 7 July 2022.
  25. ^"Penyebab kematian bersertifikat tidak akurat dalam kelima kasus, penelitian menunjukkan". Penjaga. 2 Desember 2012. Diperoleh 8 Juli 2022. "Certified causes of death inaccurate in fifth of cases, study suggests". The Guardian. 2 December 2012. Retrieved 8 July 2022.
  26. ^"Penyebab Kematian". www.who.int. Diperoleh 7 Juli 2022. "Cause of death". www.who.int. Retrieved 7 July 2022.
  27. ^"Kematian dalam Malnutrisi Gelar Kedua dan Ketiga". Tropej.oxfordjournals.org. 2014-06-03. Diarsipkan dari aslinya di 2016-01-31. Diperoleh 2014-06-09. "Mortality In Second And Third Degree Malnutrition". Tropej.oxfordjournals.org. 2014-06-03. Archived from the original on 2016-01-31. Retrieved 2014-06-09.
  28. ^Pelletier DL, Frongillo EA, Schroeder DG, Habicht JP (2014-01-24). "Efek malnutrisi pada kematian anak di negara -negara berkembang". Banteng. Organ Kesehatan Dunia. 73 (4): 443–48. PMC & NBSP; 2486780. PMID & NBSP; 7554015. Pelletier DL, Frongillo EA, Schroeder DG, Habicht JP (2014-01-24). "The effects of malnutrition on child mortality in developing countries". Bull. World Health Organ. 73 (4): 443–48. PMC 2486780. PMID 7554015.
  29. ^Faulk, W. Page; Demaeyer, E. M.; Davies, A. J. S. (1974-06-01). "Beberapa efek malnutrisi pada respons imun pada manusia". The American Journal of Clinical Nutrition. Ajcn.nutrition.org. 27 (6): 638-646. doi: 10.1093/ajcn/27.6.638. PMID & NBSP; 4208451. Diperoleh 2014-06-09. Faulk, W. Page; Demaeyer, E. M.; Davies, A. J. S. (1974-06-01). "Some effects of malnutrition on the immune response in man". The American Journal of Clinical Nutrition. Ajcn.nutrition.org. 27 (6): 638–646. doi:10.1093/ajcn/27.6.638. PMID 4208451. Retrieved 2014-06-09.
  30. ^Grover, Zubin; EE, Looi C. (Oktober 2009). "Elsevier". Klinik Pediatrik. Pediatric.theclinics.com. 56 (5): 1055–1068. doi: 10.1016/j.pcl.2009.07.001. PMID & NBSP; 19931063. Diperoleh 2014-06-09. Grover, Zubin; Ee, Looi C. (October 2009). "Elsevier". Pediatric Clinics. Pediatric.theclinics.com. 56 (5): 1055–1068. doi:10.1016/j.pcl.2009.07.001. PMID 19931063. Retrieved 2014-06-09.
  31. ^Tetap terinformasi hari ini; setiap hari (2008-01-24). "Malnutrisi: The Starvelings". Ekonom. Diperoleh 2014-06-09. Stay informed today; every day (2008-01-24). "Malnutrition: The starvelings". The Economist. Retrieved 2014-06-09.
  32. ^Ziegler, Jean (2007). L'Amvire de la Honte. Fayard Ziegler, Jean (2007). L'Empire de la honte. Fayard
  33. ^"Lembar Fakta - Malnutrisi". www.who.int. Diperoleh 7 Juli 2022. "Fact sheets - Malnutrition". www.who.int. Retrieved 7 July 2022.
  34. ^Goossens, Gijs H. (2017). "Fenotip metabolik dalam obesitas: massa lemak, distribusi lemak tubuh, dan fungsi jaringan adiposa". Fakta obesitas. 10 (3): 207–215. doi: 10.1159/000471488. PMID & NBSP; 28564650. S2CID & NBSP; 4306910. Goossens, Gijs H. (2017). "The Metabolic Phenotype in Obesity: Fat Mass, Body Fat Distribution, and Adipose Tissue Function". Obesity Facts. 10 (3): 207–215. doi:10.1159/000471488. PMID 28564650. S2CID 4306910.
  35. ^Avgerinos, Konstantinos I.; Spyrou, Nikolaos; Mantzoros, Christos S.; Dalamaga, Maria (Maret 2019). "Risiko Obesitas dan Kanker: Mekanisme dan Perspektif Biologis yang Muncul". Metabolisme. 92: 121–135. doi: 10.1016/j.metabol.2018.11.001. S2CID & NBSP; 53568407. Avgerinos, Konstantinos I.; Spyrou, Nikolaos; Mantzoros, Christos S.; Dalamaga, Maria (March 2019). "Obesity and cancer risk: Emerging biological mechanisms and perspectives". Metabolism. 92: 121–135. doi:10.1016/j.metabol.2018.11.001. S2CID 53568407.
  36. ^Friedenreich, Christine M.; Ryder -Burbidge, Charlotte; McNeil, Jessica (Maret 2021). "Aktivitas Fisik, Obesitas, dan Perilaku Tidur dalam Etiologi Kanker: Bukti Epidemiologis dan Mekanisme Biologis". Onkologi Molekuler. 15 (3): 790–800. doi: 10.1002/1878-0261.12772. ISSN & NBSP; 1574-7891. PMC & NBSP; 7931121. PMID & NBSP; 32741068. Friedenreich, Christine M.; Ryder‐Burbidge, Charlotte; McNeil, Jessica (March 2021). "Physical activity, obesity and sedentary behavior in cancer etiology: epidemiologic evidence and biologic mechanisms". Molecular Oncology. 15 (3): 790–800. doi:10.1002/1878-0261.12772. ISSN 1574-7891. PMC 7931121. PMID 32741068.
  37. ^Kim, Dae-seok; Scherer, Philipp E. (22 November 2021). "Obesitas, diabetes, dan peningkatan perkembangan kanker". Jurnal Diabetes & Metabolisme. 45 (6): 799–812. doi: 10.4093/dmj.2021.0077. ISSN & NBSP; 2233-6079. PMC & NBSP; 8640143. PMID & NBSP; 34847640. Kim, Dae-Seok; Scherer, Philipp E. (22 November 2021). "Obesity, Diabetes, and Increased Cancer Progression". Diabetes & Metabolism Journal. 45 (6): 799–812. doi:10.4093/dmj.2021.0077. ISSN 2233-6079. PMC 8640143. PMID 34847640.
  38. ^Jayedi, Ahmad; Soltani, Sepideh; Zargar, Mahdieh Sadat; Khan, Tauseef Ahmad; Shab-Bidar, Sakineh (23 September 2020). "Kegemasan sentral dan risiko semua penyebab kematian: tinjauan sistematis dan meta-analisis dosis-respons dari 72 studi kohort prospektif". BMJ. 370: M3324. doi: 10.1136/bmj.m3324. ISSN & NBSP; 1756-1833. PMC & NBSP; 7509947. PMID & NBSP; 32967840. Jayedi, Ahmad; Soltani, Sepideh; Zargar, Mahdieh Sadat; Khan, Tauseef Ahmad; Shab-Bidar, Sakineh (23 September 2020). "Central fatness and risk of all cause mortality: systematic review and dose-response meta-analysis of 72 prospective cohort studies". BMJ. 370: m3324. doi:10.1136/bmj.m3324. ISSN 1756-1833. PMC 7509947. PMID 32967840.
  39. ^Powell-Wiley, Tiffany M.; Poirier, Paul; Burke, Lora E.; Després, Jean-Pierre; Gordon-Larsen, Penny; Lavie, Carl J.; Lear, Scott A.; Ndumele, Chiadi E.; Neeland, Ian J.; Sanders, Prashanthan; St-Oge, Marie-Pierre (25 Mei 2021). "Obesitas dan Penyakit Kardiovaskular: Pernyataan Ilmiah dari American Heart Association". Sirkulasi. 143 (21). doi: 10.1161/cir.0000000000000973. S2CID & NBSP; 233349410. Powell-Wiley, Tiffany M.; Poirier, Paul; Burke, Lora E.; Després, Jean-Pierre; Gordon-Larsen, Penny; Lavie, Carl J.; Lear, Scott A.; Ndumele, Chiadi E.; Neeland, Ian J.; Sanders, Prashanthan; St-Onge, Marie-Pierre (25 May 2021). "Obesity and Cardiovascular Disease: A Scientific Statement From the American Heart Association". Circulation. 143 (21). doi:10.1161/CIR.0000000000000973. S2CID 233349410.
  40. ^ ab "yang memperingatkan 'epidemi' obesitas yang memburuk di Eropa". Berita PBB. 3 Mei 2022. Diperoleh 6 Juli 2022.a b "WHO warns of worsening obesity 'epidemic' in Europe". UN News. 3 May 2022. Retrieved 6 July 2022.
  41. ^Fadnes Lt, Økland JM, Haaland Øa, Johansson KA (Februari 2022). "Memperkirakan dampak pilihan makanan pada harapan hidup: studi pemodelan". PLOS Medicine. 19 (2): E1003889. doi: 10.1371/journal.pmed.1003889. PMID & NBSP; 35134067. S2CID & NBSP; 246676734. Ringkasan Lay: "Mengubah diet Anda dapat menambah hingga satu dekade ke harapan hidup, studi menemukan". Perpustakaan Sains Umum. Diperoleh 16 Maret 2022. Fadnes LT, Økland JM, Haaland ØA, Johansson KA (February 2022). "Estimating impact of food choices on life expectancy: A modeling study". PLOS Medicine. 19 (2): e1003889. doi:10.1371/journal.pmed.1003889. PMID 35134067. S2CID 246676734. Lay summary: "Changing your diet could add up to a decade to life expectancy, study finds". Public Library of Science. Retrieved 16 March 2022.
  42. ^Longo VD, Anderson RM (April 2022). "Nutrisi, umur panjang dan penyakit: dari mekanisme molekuler hingga intervensi". Sel. 185 (9): 1455–1470. doi: 10.1016/j.cell.2022.04.002. PMC & NBSP; 9089818. PMID & NBSP; 35487190. Longo VD, Anderson RM (April 2022). "Nutrition, longevity and disease: From molecular mechanisms to interventions". Cell. 185 (9): 1455–1470. doi:10.1016/j.cell.2022.04.002. PMC 9089818. PMID 35487190.
  43. ^ Abdickie, Gloria (18 Mei 2022). "Polusi Membunuh 9 Juta Orang per tahun, Afrika Terhas - Studi - Studi". Reuters. Diperoleh 23 Juni 2022.a b Dickie, Gloria (18 May 2022). "Pollution killing 9 million people a year, Africa hardest hit - study". Reuters. Retrieved 23 June 2022.
  44. ^Fuller, Richard; Landrigan, Philip J; Balakrishnan, Kalpana; Bathan, Glynda; Bose-O'reilly, Stephan; Brauer, Michael; Caravanos, Jack; Chiles, Tom; Cohen, Aaron; Corra, Lilian; Cropper, Maureen; Ferraro, Greg; Hanna, Jill; Hanrahan, David; Hu, Howard; Hunter, David; Janata, Gloria; Kupka, Rachael; Lanphear, Bruce; Lichtveld, Maureen; Martin, Keith; Mustapha, Adetoun; Sanchez-Triana, Ernesto; Sandilya, karti; Schaefli, Laura; Shaw, Joseph; Seddon, Jessica; Suk, William; Téllez-Rojo, Martha María; Yan, Chonghuai (Juni 2022). "Polusi dan Kesehatan: Pembaruan Kemajuan". Lancet Planetary Health. 6 (6): E535 - E547. doi: 10.1016/s2542-5196 (22) 00090-0. PMID & NBSP; 35594895. S2CID & NBSP; 248905224. Fuller, Richard; Landrigan, Philip J; Balakrishnan, Kalpana; Bathan, Glynda; Bose-O'Reilly, Stephan; Brauer, Michael; Caravanos, Jack; Chiles, Tom; Cohen, Aaron; Corra, Lilian; Cropper, Maureen; Ferraro, Greg; Hanna, Jill; Hanrahan, David; Hu, Howard; Hunter, David; Janata, Gloria; Kupka, Rachael; Lanphear, Bruce; Lichtveld, Maureen; Martin, Keith; Mustapha, Adetoun; Sanchez-Triana, Ernesto; Sandilya, Karti; Schaefli, Laura; Shaw, Joseph; Seddon, Jessica; Suk, William; Téllez-Rojo, Martha María; Yan, Chonghuai (June 2022). "Pollution and health: a progress update". The Lancet Planetary Health. 6 (6): e535–e547. doi:10.1016/S2542-5196(22)00090-0. PMID 35594895. S2CID 248905224.
  45. ^"7 juta kematian dini setiap tahun terkait dengan polusi udara". WHO. 25 Maret 2014. Diarsipkan dari aslinya pada 26 Maret 2014. Diakses 25 Maret 2014. "7 million premature deaths annually linked to air pollution". WHO. 25 March 2014. Archived from the original on March 26, 2014. Retrieved 25 March 2014.
  46. ^"Polusi Energi dan Udara" (PDF). Iea.org. Diarsipkan dari Asli (PDF) pada 11 Oktober 2019. Diperoleh 12 Maret 2019. "Energy and Air Pollution" (PDF). Iea.org. Archived from the original (PDF) on 11 October 2019. Retrieved 12 March 2019.
  47. ^ AB "Studi menghubungkan 6,5 juta kematian setiap tahun dengan polusi udara". The New York Times. 26 Juni 2016. Diperoleh 27 Juni 2016.a b "Study Links 6.5 Million Deaths Each Year to Air Pollution". The New York Times. 26 June 2016. Retrieved 27 June 2016.
  48. ^Abnett, Kate (8 September 2020). "Satu dari delapan kematian di Eropa terkait dengan polusi, lingkungan, kata UE". Reuters. Diperoleh 9 Oktober 2020. Abnett, Kate (8 September 2020). "One in eight deaths in Europe linked to pollution, environment, EU says". Reuters. Retrieved 9 October 2020.
  49. ^Hijau, Matius (9 Februari 2021). "Polusi Bahan Bakar Fosil menyebabkan satu dari lima kematian dini secara global: Studi". Reuters. Diperoleh 5 Maret 2021. Green, Matthew (9 February 2021). "Fossil fuel pollution causes one in five premature deaths globally: study". Reuters. Retrieved 5 March 2021.
  50. ^Vohra, Karn; Vodonos, Alina; Schwartz, Joel; Marais, Eloise A.; Sulprizio, Melissa P.; Mickley, Loretta J. (1 April 2021). "Kematian global dari polusi partikel halus luar ruangan yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil: hasil dari geos-chem". Penelitian Lingkungan. 195: 110754. Bibcode: 2021er .... 195K0754V. doi: 10.1016/j.envres.2021.110754. ISSN & NBSP; 0013-9351. PMID & NBSP; 33577774. S2CID & NBSP; 231909881. Diperoleh 5 Maret 2021. Vohra, Karn; Vodonos, Alina; Schwartz, Joel; Marais, Eloise A.; Sulprizio, Melissa P.; Mickley, Loretta J. (1 April 2021). "Global mortality from outdoor fine particle pollution generated by fossil fuel combustion: Results from GEOS-Chem". Environmental Research. 195: 110754. Bibcode:2021ER....195k0754V. doi:10.1016/j.envres.2021.110754. ISSN 0013-9351. PMID 33577774. S2CID 231909881. Retrieved 5 March 2021.
  51. ^"Overdosis opioid". www.who.int. Diperoleh 10 Juli 2022. "Opioid overdose". www.who.int. Retrieved 10 July 2022.
  52. ^"Memahami opioid overdosis epidemi | CDC respons terhadap opioid overdosis epidemi | cdc". www.cdc.gov. 1 Juni 2022. Diperoleh 10 Juli 2022. "Understanding the Opioid Overdose Epidemic | CDC's Response to the Opioid Overdose Epidemic | CDC". www.cdc.gov. 1 June 2022. Retrieved 10 July 2022.
  53. ^Karila, Laurent; Reynaud, Michel; Aubin, Henri-Jean; Rolland, Benjamin; Guardia, Dewi; Cottencin, Olivier; Benyamina, Amine (1 Mei 2011). "Perawatan farmakologis untuk ketergantungan kokain: Apakah ada sesuatu yang baru?". Desain Farmasi Saat Ini. 17 (14): 1359–1368. doi: 10.2174/138161211796150873. PMID & NBSP; 21524259. Karila, Laurent; Reynaud, Michel; Aubin, Henri-Jean; Rolland, Benjamin; Guardia, Dewi; Cottencin, Olivier; Benyamina, Amine (1 May 2011). "Pharmacological Treatments for Cocaine Dependence: Is There Something New?". Current Pharmaceutical Design. 17 (14): 1359–1368. doi:10.2174/138161211796150873. PMID 21524259.
  54. ^Lariscy, Joseph T. (April 2019). "Mortalitas yang Diatribusikan Merokok oleh Penyebab Kematian di Amerika Serikat: Pendekatan Tidak Langsung". SSM - Kesehatan Populasi. 7: 100349. doi: 10.1016/j.ssmph.2019.100349. PMC & NBSP; 6351587. PMID & NBSP; 30723766. Lariscy, Joseph T. (April 2019). "Smoking-attributable mortality by cause of death in the United States: An indirect approach". SSM - Population Health. 7: 100349. doi:10.1016/j.ssmph.2019.100349. PMC 6351587. PMID 30723766.
  55. ^ ab "Tembakau: e-rokok". www.who.int. Diperoleh 10 Juli 2022.a b "Tobacco: E-cigarettes". www.who.int. Retrieved 10 July 2022.
  56. ^Coggins, Christopher R.E.; Gaworski, Charles L. (April 2008). "Bisakah penyaringan arang asap rokok mengurangi penyakit yang diinduksi merokok? Tinjauan literatur". Toksikologi dan farmakologi peraturan. 50 (3): 359-365. doi: 10.1016/j.yrtph.2008.01.001. Coggins, Christopher R.E.; Gaworski, Charles L. (April 2008). "Could charcoal filtration of cigarette smoke reduce smoking-induced disease? A review of the literature". Regulatory Toxicology and Pharmacology. 50 (3): 359–365. doi:10.1016/j.yrtph.2008.01.001.
  57. ^Scherer, Gerhard; Urban, Michael; Engl, Johannes; Hagedorn, Heinz-Werner; Riedel, Kirsten (Januari 2006). "Pengaruh merokok filter arang berujung rokok pada berbagai biomarker paparan". Toksikologi inhalasi. 18 (10): 821–829. doi: 10.1080/08958370600747945. PMID & NBSP; 16774872. S2CID & NBSP; 46337946. Scherer, Gerhard; Urban, Michael; Engl, Johannes; Hagedorn, Heinz-Werner; Riedel, Kirsten (January 2006). "Influence of Smoking Charcoal Filter Tipped Cigarettes on Various Biomarkers of Exposure". Inhalation Toxicology. 18 (10): 821–829. doi:10.1080/08958370600747945. PMID 16774872. S2CID 46337946.
  58. ^Griswold, Max G.; Fullman, Nancy; Hawley, Caitlin; Et & nbsp; al. (22 September 2018). "Penggunaan Alkohol dan Beban untuk 195 Negara dan Wilayah, 1990-2016: Analisis Sistematik untuk Studi Global Penyakit 2016". Lancet. 392 (10152): 1015–1035. doi: 10.1016/s0140-6736 (18) 31310-2. ISSN & NBSP; 0140-6736. PMC & NBSP; 6148333. PMID & NBSP; 30146330. Griswold, Max G.; Fullman, Nancy; Hawley, Caitlin; et al. (22 September 2018). "Alcohol use and burden for 195 countries and territories, 1990–2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016". The Lancet. 392 (10152): 1015–1035. doi:10.1016/S0140-6736(18)31310-2. ISSN 0140-6736. PMC 6148333. PMID 30146330.
  59. ^"Suhu ekstrem membunuh 5 juta orang per tahun dengan kematian terkait panas meningkat, studi menemukan". Penjaga. 7 Juli 2021. Diperoleh 14 Agustus 2021. "Extreme temperatures kill 5 million people a year with heat-related deaths rising, study finds". The Guardian. 7 July 2021. Retrieved 14 August 2021.
  60. ^Zhao, qi; Et & nbsp; al. (1 Juli 2021). "Beban Mortalitas Global, Regional, dan Nasional yang terkait dengan suhu ambien non-optimal dari tahun 2000 hingga 2019: studi pemodelan tiga tahap". Lancet Planetary Health. 5 (7): E415 - E425. doi: 10.1016/s2542-5196 (21) 00081-4. ISSN & NBSP; 2542-5196. PMID & NBSP; 34245712. S2CID & NBSP; 235791583. Zhao, Qi; et al. (1 July 2021). "Global, regional, and national burden of mortality associated with non-optimal ambient temperatures from 2000 to 2019: a three-stage modelling study". The Lancet Planetary Health. 5 (7): e415–e425. doi:10.1016/S2542-5196(21)00081-4. ISSN 2542-5196. PMID 34245712. S2CID 235791583.
  61. ^"Perlawanan antibiotik membunuh lebih banyak orang daripada malaria atau AIDS pada tahun 2019". Ilmuwan Baru. Diperoleh 12 Februari 2022. "Antibiotic resistance killed more people than malaria or AIDS in 2019". New Scientist. Retrieved 12 February 2022.
  62. ^Chanel S, Doherty B (2020-09-10). "'Superbugs' risiko yang jauh lebih besar daripada Covid di Pasifik, ilmuwan memperingatkan". Penjaga. ISSN & NBSP; 0261-3077. Diperoleh 2020-09-14. Chanel S, Doherty B (2020-09-10). "'Superbugs' a far greater risk than Covid in Pacific, scientist warns". The Guardian. ISSN 0261-3077. Retrieved 2020-09-14.
  63. ^Sin, D. D.; Anthonisen, N. R.; Soriano, J. B.; Agusti, A. G. (1 Desember 2006). "Mortalitas dalam COPD: Peran komorbiditas". Jurnal Pernafasan Eropa. 28 (6): 1245–1257. doi: 10.1183/09031936.00133805. ISSN & NBSP; 0903-1936. PMID & NBSP; 17138679. S2CID & NBSP; 15374114. Sin, D. D.; Anthonisen, N. R.; Soriano, J. B.; Agusti, A. G. (1 December 2006). "Mortality in COPD: role of comorbidities". European Respiratory Journal. 28 (6): 1245–1257. doi:10.1183/09031936.00133805. ISSN 0903-1936. PMID 17138679. S2CID 15374114.
  64. ^Wu, Jianhua; Mafham, Marion; Mamas, Mamas A.; Rashid, Muhammad; Kontopantelis, Evangelos; Deanfield, John E.; De Belder, Mark A.; Gale, Chris P. (1 April 2021). "Tempat dan Penyebab Kematian Yang Mendasari Selama Pandemi Covid-19: Studi Kohort Retrospektif 3,5 juta kematian di Inggris dan Wales, 2014 hingga 2020". Proses Klinik Mayo. 96 (4): 952–963. doi: 10.1016/j.mayocp.2021.02.007. ISSN & NBSP; 0025-6196. PMC & NBSP; 7885692. PMID & NBSP; 33714592. Wu, Jianhua; Mafham, Marion; Mamas, Mamas A.; Rashid, Muhammad; Kontopantelis, Evangelos; Deanfield, John E.; de Belder, Mark A.; Gale, Chris P. (1 April 2021). "Place and Underlying Cause of Death During the COVID-19 Pandemic: Retrospective Cohort Study of 3.5 Million Deaths in England and Wales, 2014 to 2020". Mayo Clinic Proceedings. 96 (4): 952–963. doi:10.1016/j.mayocp.2021.02.007. ISSN 0025-6196. PMC 7885692. PMID 33714592.
  65. ^Wadhera, Rishi K.; Shen, Changyu; Gondi, Suhas; Chen, Siyan; Kazi, Dhruv S.; Yeh, Robert W. (19 Januari 2021). "Kematian kardiovaskular selama pandemi Covid-19 di Amerika Serikat". Jurnal American College of Cardiology. 77 (2): 159–169. doi: 10.1016/j.jacc.2020.10.055. PMC & NBSP; 7800141. PMID & NBSP; 33446309. Wadhera, Rishi K.; Shen, Changyu; Gondi, Suhas; Chen, Siyan; Kazi, Dhruv S.; Yeh, Robert W. (19 January 2021). "Cardiovascular Deaths During the COVID-19 Pandemic in the United States". Journal of the American College of Cardiology. 77 (2): 159–169. doi:10.1016/j.jacc.2020.10.055. PMC 7800141. PMID 33446309.
  66. ^Adam, David (10 Maret 2022). "Korban Kematian Sejati Covid: Jauh lebih tinggi dari catatan resmi". Alam. 603 (7902): 562. Bibcode: 2022natur.603..562a. doi: 10.1038/d41586-022-00708-0. PMID & NBSP; 35277684. S2CID & NBSP; 247407282. Diperoleh 18 April 2022. Adam, David (10 March 2022). "COVID's true death toll: much higher than official records". Nature. 603 (7902): 562. Bibcode:2022Natur.603..562A. doi:10.1038/d41586-022-00708-0. PMID 35277684. S2CID 247407282. Retrieved 18 April 2022.
  67. ^Wang, Haidong; Paulson, Katherine R.; Pease, Spencer A.; Et & nbsp; al. (16 April 2022). "Memperkirakan kelebihan kematian akibat pandemi Covid-19: Analisis sistematis kematian terkait COVID-19, 2020–21". Lancet. 399 (10334): 1513–1536. doi: 10.1016/s0140-6736 (21) 02796-3. ISSN & NBSP; 0140-6736. PMC & NBSP; 8912932. PMID & NBSP; 35279232. Wang, Haidong; Paulson, Katherine R.; Pease, Spencer A.; et al. (16 April 2022). "Estimating excess mortality due to the COVID-19 pandemic: a systematic analysis of COVID-19-related mortality, 2020–21". The Lancet. 399 (10334): 1513–1536. doi:10.1016/S0140-6736(21)02796-3. ISSN 0140-6736. PMC 8912932. PMID 35279232.
  68. ^Ueda, Michiko; Nordström, Robert; Matsubayashi, Tetsuya (13 April 2021). "Bunuh Diri dan Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19 di Jepang". Jurnal Kesehatan Masyarakat: FDAB113. doi: 10.1093/PubMed/fdab113. PMID & NBSP; 33855451. Ueda, Michiko; Nordström, Robert; Matsubayashi, Tetsuya (13 April 2021). "Suicide and mental health during the COVID-19 pandemic in Japan". Journal of Public Health: fdab113. doi:10.1093/pubmed/fdab113. PMID 33855451.
  69. ^Rockett, Ian R. H.; Wang, Shuhui; Lian, Yinjuan; Stack, Steven (1 Oktober 2007). "Komorbiditas terkait bunuh diri di antara pria dan wanita AS: analisis penyebab ganda". Pencegahan cedera. 13 (5): 311–315. doi: 10.1136/ip.2007.015230. ISSN & NBSP; 1353-8047. PMC & NBSP; 2610621. Rockett, Ian R. H.; Wang, Shuhui; Lian, Yinjuan; Stack, Steven (1 October 2007). "Suicide-associated comorbidity among US males and females: a multiple cause-of-death analysis". Injury Prevention. 13 (5): 311–315. doi:10.1136/ip.2007.015230. ISSN 1353-8047. PMC 2610621.
  70. ^Kutcher, Stanley P.; Szumilas, Magdalena (29 Januari 2008). "Pencegahan Bunuh Diri Pemuda". CMAJ. 178 (3): 282–285. doi: 10.1503/cmaj.071315. ISSN & NBSP; 0820-3946. PMC & NBSP; 2211358. PMID & NBSP; 18227445. Kutcher, Stanley P.; Szumilas, Magdalena (29 January 2008). "Youth suicide prevention". CMAJ. 178 (3): 282–285. doi:10.1503/cmaj.071315. ISSN 0820-3946. PMC 2211358. PMID 18227445.
  71. ^"Faktor Risiko Gaya Hidup | Pelacakan | NCEH | CDC". www.cdc.gov. 31 Agustus 2021. Diperoleh 8 Juli 2022. "Lifestyle Risk Factors | Tracking | NCEH | CDC". www.cdc.gov. 31 August 2021. Retrieved 8 July 2022.
  72. ^Carlson, Susan A. (2018). "Persentase kematian yang terkait dengan aktivitas fisik yang tidak memadai di Amerika Serikat". Mencegah penyakit kronis. 15: E38. doi: 10.5888/pcd18.170354. PMC & NBSP; 5894301. PMID & NBSP; 29602315. Diperoleh 7 Juli 2022. Carlson, Susan A. (2018). "Percentage of Deaths Associated With Inadequate Physical Activity in the United States". Preventing Chronic Disease. 15: E38. doi:10.5888/pcd18.170354. PMC 5894301. PMID 29602315. Retrieved 7 July 2022.
  73. ^Danaei, Goodarz; Ding, Eric L.; Mozaffarian, Dariush; Taylor, Ben; Rehm, Jürgen; Murray, Christopher J. L.; Ezzati, Majid (28 April 2009). "Penyebab kematian yang dapat dicegah di Amerika Serikat: penilaian risiko komparatif dari diet, gaya hidup, dan faktor risiko metabolik". PLOS Medicine. 6 (4): E1000058. doi: 10.1371/journal.pmed.1000058. S2CID & NBSP; 15272724. Danaei, Goodarz; Ding, Eric L.; Mozaffarian, Dariush; Taylor, Ben; Rehm, Jürgen; Murray, Christopher J. L.; Ezzati, Majid (28 April 2009). "The Preventable Causes of Death in the United States: Comparative Risk Assessment of Dietary, Lifestyle, and Metabolic Risk Factors". PLOS Medicine. 6 (4): e1000058. doi:10.1371/journal.pmed.1000058. S2CID 15272724.
  74. ^Ford, Earl S.; Bergmann, Manuela M.; Boeing, Heiner; Li, Chaoyang; Capewell, Simon (Juli 2012). "Perilaku gaya hidup sehat dan semua penyebab kematian di antara orang dewasa di Amerika Serikat". Obat pencegahan. 55 (1): 23–27. doi: 10.1016/j.ypmed.2012.04.016. PMC & NBSP; 4688898. Ford, Earl S.; Bergmann, Manuela M.; Boeing, Heiner; Li, Chaoyang; Capewell, Simon (July 2012). "Healthy lifestyle behaviors and all-cause mortality among adults in the United States". Preventive Medicine. 55 (1): 23–27. doi:10.1016/j.ypmed.2012.04.016. PMC 4688898.
  75. ^Carlson, Susan A. (2018). "Persentase kematian yang terkait dengan aktivitas fisik yang tidak memadai di Amerika Serikat". Mencegah penyakit kronis. 15. doi: 10.5888/pcd18.170354. PMID & NBSP; 29602315. S2CID & NBSP; 4509842. Diperoleh 8 Juli 2022. Carlson, Susan A. (2018). "Percentage of Deaths Associated With Inadequate Physical Activity in the United States". Preventing Chronic Disease. 15. doi:10.5888/pcd18.170354. PMID 29602315. S2CID 4509842. Retrieved 8 July 2022.
  76. ^Aubrey D.N.J., de Gray (2007). "Penelitian Penyuluhan Rentang Hidup dan Debat Publik: Pertimbangan Masyarakat" (PDF). Studi dalam etika, hukum, dan teknologi. 1 (1, Pasal 5). Citeseerx & nbsp; 10.1.1.395.745. doi: 10.2202/1941-6008.1011. S2CID & NBSP; 201101995. Diarsipkan dari Asli (PDF) pada 13 Oktober 2016. Diperoleh 7 Agustus 2011. Aubrey D.N.J., de Grey (2007). "Life Span Extension Research and Public Debate: Societal Considerations" (PDF). Studies in Ethics, Law, and Technology. 1 (1, Article 5). CiteSeerX 10.1.1.395.745. doi:10.2202/1941-6008.1011. S2CID 201101995. Archived from the original (PDF) on October 13, 2016. Retrieved August 7, 2011.
  77. ^Zhavoronkov, Alexander; Bhupinder, Bhullar (2015-10-04). "Mengklasifikasikan penuaan sebagai penyakit dalam konteks ICD-11". Perbatasan dalam Genetika. 6: 326. doi: 10.3389/fgene.2015.00326. PMC & NBSP; 4631811. PMID & NBSP; 26583032. Zhavoronkov, Alexander; Bhupinder, Bhullar (2015-10-04). "Classifying aging as a disease in the context of ICD-11". Frontiers in Genetics. 6: 326. doi:10.3389/fgene.2015.00326. PMC 4631811. PMID 26583032.
  78. ^Stambler, Ilia (2017-10-01). "Mengenali penuaan degeneratif sebagai kondisi medis yang dapat diobati: metodologi dan kebijakan". Penuaan dan Penyakit. 8 (5): 583–589. doi: 10.14336/ad.2017.0130. PMC & NBSP; 5614323. PMID & NBSP; 28966803. Stambler, Ilia (2017-10-01). "Recognizing Degenerative Aging as a Treatable Medical Condition: Methodology and Policy". Aging and Disease. 8 (5): 583–589. doi:10.14336/AD.2017.0130. PMC 5614323. PMID 28966803.
  79. ^"Membuka pintu untuk mengobati penuaan sebagai penyakit". Lancet Diabetes & Endocrinology. 6 (8): 587. 2018-08-01. doi: 10.1016/s2213-8587 (18) 30214-6. PMID & NBSP; 30053981. "Opening the door to treating ageing as a disease". The Lancet Diabetes & Endocrinology. 6 (8): 587. 2018-08-01. doi:10.1016/S2213-8587(18)30214-6. PMID 30053981.
  80. ^Calimport, Stuart; Et & nbsp; al. (2019-10-01). "Untuk membantu populasi yang menua, klasifikasi penuaan organisme". Sains. 366 (6465): 576–578. Bibcode: 2019Sci ... 366..576c. doi: 10.1126/science.aay7319. PMC & NBSP; 7193988. PMID & NBSP; 31672885. Calimport, Stuart; et al. (2019-10-01). "To help aging populations, classify organismal senescence". Science. 366 (6465): 576–578. Bibcode:2019Sci...366..576C. doi:10.1126/science.aay7319. PMC 7193988. PMID 31672885.
  81. ^Khaltourina, Daria; Matveyev, Yuri; Alekseev, Aleksey; Cortese, Franco; Ioviţă, ANCA (Juli 2020). "Penuaan sesuai dengan kriteria penyakit klasifikasi penyakit internasional". Mekanisme Penuaan dan Pengembangan. 189: 111230. doi: 10.1016/j.mad.2020.111230. PMID & NBSP; 32251691. S2CID & NBSP; 214779653. Khaltourina, Daria; Matveyev, Yuri; Alekseev, Aleksey; Cortese, Franco; Ioviţă, Anca (July 2020). "Aging Fits the Disease Criteria of the International Classification of Diseases". Mechanisms of Ageing and Development. 189: 111230. doi:10.1016/j.mad.2020.111230. PMID 32251691. S2CID 214779653.
  82. ^"Penyebab Kematian". UC Atlas Ketimpangan Global. University of California, Santa Cruz. 18 Februari 2004. Diarsipkan dari aslinya pada 18 Juni 2014. Diperoleh 2014-06-09. "Cause of Death". UC Atlas of Global Inequality. University of California, Santa Cruz. 18 February 2004. Archived from the original on 18 June 2014. Retrieved 2014-06-09.
  83. ^"Penyebab utama kematian oleh kelompok umur" (pdf). Pusat Pencegahan dan Pengendalian Cedera Nasional. 2018. "Leading causes of death by age group" (PDF). National Center for Injury Prevention and Control. 2018.
  84. ^ ABC "Laporan Statistik Vital Nasional" (PDF). Laporan Statistik Vital Nasional, Vol. 50, No. 15. 16 September 2002.a b c "National Vital Statistics Report" (PDF). National Vital Statistics Report, Vol. 50, No. 15. September 16, 2002.
  85. ^Hari, Ryan Knutson, Liz (21 Mei 2012). "Metodologi: Bagaimana Kami Menghitung Tingkat Kematian Industri Menara". Day, Ryan Knutson, Liz (21 May 2012). "Methodology: How We Calculated the Tower Industry Death Rate".
  86. ^"Biro Statistik Tenaga Kerja; Sensus Nasional Cedera Kerja Fatal pada 2006" (PDF). Diperoleh 2014-06-09. "Bureau of Labor Statistics; National Census of Fatal Occupational Injuries in 2006" (PDF). Retrieved 2014-06-09.

Tautan Eksternal [Edit][edit]

  • Kematian: Penyebab utama untuk tahun 2009
  • Penyebab utama kematian di AS untuk 2015-2020

Apa 5 penyebab kematian teratas?

Apa penyebab utama kematian di AS?.
Penyakit jantung..
Cancer..
Cedera yang tidak disengaja ..
Penyakit pernapasan bawah kronis ..
Penyakit stroke dan serebrovaskular ..
Penyakit Alzheimer ..
Diabetes..
Influenza dan pneumonia ..

Apa penyebab kematian #1 di dunia?

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian secara global.Penyebab terbesar kedua adalah kanker. are the leading cause of death globally. The second biggest cause are cancers.

Apa penyebab kematian nomor 4 di dunia?

Infeksi pernapasan bawah tetap menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia, yang diperingkat sebagai penyebab kematian ke -4.