8 dimensi kualitas produk dan contohnya
Jumat, 16 Maret 2018 Pemasaran Edit
Kualitas produk adalah karakteristik dari produk dalam kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan memiliki sifat laten. Menurut Tjiptono (2008), kualitas adalah perpaduan antara sifat dan karakteristik yang sanggup memilih sejauh mana output (keluaran) sanggup memenuhi prasyarat kebutuhan konsumen atau menilai hingga sejauh mana sifat dan karakteristik tersebut memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas sebuah produk baik itu berupa barang maupun jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi tersebut dinamakan dengan dimensi kualitas produk. Menurut David Garvin, untuk memilih dimensi kualitas produk, sanggup dilakukan melalui 8 dimensi. Ke 8 Dimensi tersebut antara lain sebagai berikut: Performance bekerjasama dengan aspek fungsional suatu produk dan merupakan sebuah karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen saat sedang dalam membeli produk tersebut. Features ialah aspek performansi yang bermanfaat untuk menambah fungsi dasar, yang bekerjasama dengan pilihan-pilihan produk serta pengembangan produk tersebut. Reliability merupakan hal yang bekerjasama dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan atau digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu. Conformance bekerjasama dengan tingkat kesesuaian dalam hal spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan impian konsumen. Conformance merefleksikan derajat ketepatan diantara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Durability ialah suatu refleksi atas umur hemat berupa ukuran daya tahan atau masa pakai suatu produk (barang). Servicebility ialah karakteristik yang bekerjasama dengan kompetensi, kecepatan, akurasi, dan fasilitas dalam memperlihatkan layanan untuk perbaikan suatu produk (barang). Aesthetics ialah suatu karakteristik yang bersifat subyektif perihal nilai-nilai estitika yang bekerjasama dengan pertimbangan pribadi serta refleksi dari preferensi seorang individual. Fit and finish bersifat subyektif, bekerjasama dengan perasaan konsumen perihal keberadaan sebuah produk sebagai produk yang berkualitas.
Sementara berdasarkan Tjiptono (2008), dimensi kualitas produk ialah sebagai berikut: Performance berkaitan dengan karakteristik operasi dasar dari seuatu produk. Berkaitan dengan berapa usang atau umur sebuah produk yang bersangkutan sanggup bertahan sebelum kesannya produk tersebut harus diganti. Umumnya semakin besar frekuensi pemakaian konsumen atas suatu produk maka akan semakin besar pula daya produk tersebut. Maksudnya ialah sejauh mana karakteristik operasi dasar dari seuatu produk sanggup memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau dengan kata lain tidak ditemukan cacat pada produk tersebut. Features, merupakan karakteristik sebuah produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk dan/atau menambah ketertarikan konsumen atas produk tersebut. Yaitu probabilitas bahwa produk yang bersangkutan akan bekerja dengan baik dan memuaskan ataupun tidak dalam periode waktu tertentu. Pada umumnya semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada sebuah produk maka itu berarti produk tersebut sanggup diandalkan. Estetika berkaitan dengan bagaimana tampilan produk yang bersangkutan. Perceived Quality sering disebut sebagai hasil dari pemakaian pengukuran yang dilakukan secara tidak eksklusif alasannya ada kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kurang isu terhadap produk yang bersangkutan. Serviceability meliputi fasilitas dan kecepatan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
Kualitas/mutu adalah faktor terpenting dan sekaligus menentukan. Kualitas inilah yang menjamin kelangsungan pesanan produk (secara periodik) dan tingkat profitabilitas perusahaan. Kualitas atau mutu tidak lain dari tingkat baik atau buruknya suatu produk yang dihasilkan. Masalah pokoknya adalah, apakah produk tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Lebih dari itu, bagaimana tingkat kesesuaiannya dengan kebutuhan konsumen. Baik atau buruknya mutu suatu produk dapat diukur dan ditentukan secara obyektif. Sangat mungkin seseorang menilai baik untuk produk A, tapi orang lain belum tentu beranggapan sama. Kerancuan dan subyektivitas yang timbul dapat tertanggulangi setelah David A. Garvin memperkenalkan 8 (delapan) dimensi kualitas. Faktor penentu yang dikemukakannya pada tahun 1987 selanjutnya dikenal dengan Delapan Dimensi Kualitas Garvin. Kedelapan dimensi kualitas tersebut adalah sebagai berikut:
FacebookTwitterGoogle+WhatsAppEmail |