Ada beberapa cara dalam menanam tanaman hidroponik

Lihat Foto

pixabay

Tanaman hidroponik

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam tanaman sayur dengan cara hidroponik bisa menjadi solusi untuk mereka yang memiliki rumah dengan lahan terbatas. 

Ada beragam jenis tanaman yang bisa ditanam dengan sistem hidroponik, salah satunya sayuran.

Baca juga: Cara Menanam Sawi Pagoda, Sayuran Hijau Berbentuk Unik 

Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian, Kamis [30/12/2021], berbeda dengan sayuran lainnya yang membutuhkan tanah untuk tumbuh, sayuran hidroponik justru membutuhkan cairan yang mengandung mineral untuk bisa tumbuh.

Selain air dan mineral, tanaman hidroponik juga membutuhkan sistem filtrasi untuk air serta udara. 

Nah, berikut ini beberapa langkah menanam sayuran secara hidroponik di rumah. 

Baca juga: Cara Membuat Nutrisi Hidroponik Sendiri 

Lihat Foto

PIXABAY/IAMARERI

Ilustrasi hidroponik.

Hal pertama yang harus disiapkan adalah paralon berdiameter 7,6 sentimeter, penutup paralon, penyambung paralon, lem paralon, gergaji pemotong, dan gelas plastik yang sudah dilubangi kecil-kecil di bagian bawahnya. 

Setelah itu, menyediakan air, tanaman sayuran, kerikil atau pelet tanah sebagai media tanam hidroponik. 

Baca juga: Mudah, Begini Cara Menanam Hidroponik dengan Sistem Wick 

Lubangi pipa paralon

Setelah bahannya terkumpul, lubangi pipa paralon sesuai dengan diameter gelas plastik dan beri jarak sekitar 10-15 sentimeter antarlubang agar tanaman dapat tumbuh bebas tanpa berdesakan satu dengan yang lain. 

Tutup ke dua ujung paralon 

Setelah pipa paralon diberi lubang, tutup kedua ujung paralon dengan penutup. Apabila tidak memiliki penutup pipa, Anda bisa memanfaatkan plastik untuk menutup kedua ujungnya. Tutup ujung pipa ini secara rapat agar air tidak bocor. 

Baca juga: 5 Kesalahan yang Dilakukan saat Berkebun Hidroponik 

tirto.id - Cara membuat tanaman hidroponik menjadi metode rekomendasi alternatif bercocok tanam, khususnya bagi mereka yang kesulitan menemukan lahan pertanian atau hanya memiliki tempat terbatas.

Cara menanam hidroponik menjadi metode yang sedang tren dan makin digemari. Cara tanam hidroponik dapat menjadi salah satu solusi untuk bercocok tanam di lahan yang terbatas.

Dikutip dari Hydroponics, cara bercocok tanam hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harfiah, hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara.

Kebutuhan air pada hidroponik juga lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

Hidroponik telah berkembang dan semakin pesat semenjak pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WF. Gericke dari Universitas California, Amerika Serikat.

Metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah ini diminati oleh banyak orang untuk tujuan komersial atau sebatas menyalurkan hobi.

Kini, hidroponik telah mempunyai beberapa sistem dengan praktik yang paling mudah hingga tingkat kesulitan yang tinggi.

Dengan menanam memakai cara hidroponik, maka hasil panen akan lebih cepat. Namun, Anda juga harus memperhatikan beberapa aspek lain, yaitu ketepatan dalam pemberian nutrisi, intensitas cahaya, dan juga suhu di sekitar tanaman tumbuh.

Bagi pemula, hal yang harus Anda perhatikan adalah air nutrisi yang benar-benar tepat dan dapat terserap dengan sempurna.

Baca juga: Apa Saja Unsur Hara yang Dibutuhkan oleh Tanaman: Makro dan Mikro

Cara Menanam Hidroponik dan Jenisnya

Menurut Cybertex Pertanian dari situs Kementerian Pertanian RI untuk Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, berikut ini jenis dan cara menanam dengan metode hidroponik bagi pemula:

1. NFT [Nutrient Film Technique]

Jenis ini merupakan cara paling populer yang digunakan oleh banyak orang dalam mengaplikasikan cara menanam hidroponik.

Berikut cara menanamnya:

  1. Siapkan beberapa pipa atau talang dan pompa.
  2. Lubangi pipa sesuai dengan panjangnya. Pastikan jarak satu lubang dan lubang yang lain sama.
  3. Susun pipa atau talang yang dipersiapkan untuk menjadi tempat menanam tanaman.
  4. Siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah.
  5. Pasang pompa untuk mengalirkan air nutrisi agar alirannya maksimal
  6. Cara ini memiliki konsep dasar menanam akar tanaman tumbuh pada bagian lapisan nutrisi yang tidak dalam dan menjaga sirkulasinya agar tanaman tetap mendapat nutrisi, oksigen, serta air secara baik dan tercukupi.

2. Wick System

Jenis menanam hidroponik yang ini juga tidak kalah terkenal dengan cara pertama. Cara ini disukai karena pembuatannya yang mudah serta bahan-bahan yang mudah didapatkan serta murah, bahkan bisa menggunakan barang bekas.

Alat-alat yang disiapkan:

  • Botol air mineral
  • Alat pemotong
  • Sumbu kompor atau kain flanel
  • Alat untuk melubangi, bisa berupa solder atau paku
  • Air nutrisi

Berikut cara membuatnya:

  1. Potong botol bekas menjadi 2 bagian.
  2. Lubangi tutup botol.
  3. Gabungkan kedua bagian botol. Caranya adalah dengan membalik bagian moncong botol menghadap ke bawah.
  4. Pasang sumbu kompor atau kain flanel pada lubang di tutup botol, pastikan sumbu atau kain bisa menyerap air nutrisi.
  5. Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan tanah secukupnya.
  6. Isi bagian botol bawah dengan air nutrisi

Baca juga: Mengenal Tahapan Budidaya Tanaman Sayuran dan Sarana yang Digunakan

Manfaat Tanaman Hidroponik

Menurut Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang [BBPP Lembang], sistem hidroponik punya banyak keuntungan.

Selain tanaman yang sehat, manfaat yang bisa didapatkan antara lain tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak, pekerjaan tidak kotor karena tidak pakai media tanah, tidak perlu menggunakan pupuk yang banyak, lebih hemat dibandingkan dengan media tanah.

Manfaat lainnya seperti dalam hidroponik persemaian, perawatan dan panen tidak sulit, proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih cepat.

Jika tanaman hidroponik untuk tujuan komersil, bisa dijual dengan harga yang tinggi, terutama untuk tanaman organik.

Baca juga: Mengetahui Jenis & Tahapan Budidaya Tanaman Obat Keluarga [TOGA]

Baca juga artikel terkait HIDROPONIK atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi
[tirto.id - efd/isw]


Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Ahmad Efendi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates



MOMSMONEY.ID - Hidroponik atau disebut juga sebagai soilless culture adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Umumnya menggunakan pengairan akar. Sistem menanam ini memiliki banyak keuntungan, salah satunya hasil tanaman organik tanpa penggunaan pestisida. Jika Anda tertarik bercocok tanam dengan sistem hidroponik, ada beberapa sistem dengan praktik yang paling mudah hingga kesulitan yang tinggi. Dilansir dari cybext.pertanian.go.id, ada beberapa macam sistem bercocok tanam hidroponik yang perlu Anda ketahui, yakni sistem sumbu [wick system], irigasi [drip sistem], pasang surut [EBB & Flow], NFT [nutrient film technique], rakit apung [water culture], dan aeroponik. Berikut cara kerja masing-masing sistem hidroponik. Baca Juga: Ingin bercocok tanam dengan aeroponik? Ini pilihan jenis tanamannya Sistem Sumbu [wick system] Sistem sumbu adalah sistem yang paling sederhana. Sistem ini memberikan nutrisi melewati akar tanaman yang disalurkan dengan media bantuan berupa sumbu. Sumbu yang digunakan antara lain adalah kerikir, arang sekam, rockwool, sabut kelapa, dan media penopang lain kecuali tanah. Sistem ini tidak membutuhkan banyak ruang. Anda hanya membutuhkan botol bekas dan wadah-wadah bekas lainnya. Botol-botol itu diisi dengan cairan nutrisi, lalu Anda memasukkan media tanaman dan tanamannya. Nutrisi yang diserap oleh sumbu akar mengalirkannya menuju ke akar tanaman. Tanaman yang cocok dengan sistem ini adalah tanaman-tanaman kecil. Irigasi [drip sistem] Sistem irigasi memiliki keuntungan pada kegiatan pemupukan yang dikurangi karena pupuk hanya diberikan saat proses penyiraman. Sistem ini juga meningkatkan unsur hara karena pemberian pupuk hanya sedikit, tetapi kontinu. Singkatnya, sistem ini bekerja dengan cara meneteskan larutan yang berisi nutrisi terus menerus pada media tanam menggunakan selang atau pipa. Larutan nutrisi ini akan ditampung di dalam wadah air dan dihubungkan dengan selang yang telah terhubung dengan media tanaman. Saat air dipompa, akan membetuk tetesan dalam media tanaman. Dalam hal ini, tanaman tidak akan tergenang air dan tidak kekeringan. Media ini membutuhkan beberapa alat seperti dripper, nipper, microtube, wadah penampung nutrisi, pompa, pipa nutrisi, polybag, dan timer. Selain itu, Anda juga memerlukan ruang yang lebih luas. Media tanam yang biasa dipakai adalah serbuk kelapa, sekam pagi, perlit, vermikulit, dan zeolit. Tanaman yang cocok ditanam dengan sistem ini adalah cabai, terong, timun jepang, paprika, tomat, stroberi, dan melon. Baca Juga: Sistem Akuaponik, Pelihara Ikan dan Tanaman dalam Satu Tempat Pasang Surut [EBB & Flow] Metode ini seperti menggunakan cara kerja air pantai yang sedang pasang atau naik. Cara kerjanya, pemompaan air yang hidup pada bak tanaman akan membanjiri wadah tanaman untuk beberapa saat. Ketika proses ini, akar tanaman akan menyerap nutrisi. Saat pompa mati, air akan menyurut. Terjadinya pasang surut ini diatur menggunakan timer dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tidak kekurangan air atau tergenang. Baca Juga: Mengenal Alternatif Media Tanam Selain Tanah NFT [nutrient film technique] Sistem NFT bekerja secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompa. Akan tetapi, aliran nutrisi yang dialirkan dangkal, sehingga tidak menggenangi akar sepenuhnya. Sebagian akar yang terendam akan memperoleh nutrisi dan akan mengalirkannya ke seluruh tanaman. Rakit Apung [water culture] Sistem hidroponik rakit apung merupakan pengembangan dari sitem hidroponik yang digunakan untuk kepentingan komersial dengan skala besar atau rumah tangga. Sistem ini diletakkan di atas gabus atau styrofoam yang sudah dibolongi dan diletakkan di atas larutan nutrisi. Sistem ini memiliki keuntungan karena dapat bekerja secara mandiri tanpa ketergantungan terhadap alat seperti pompa atau timer. Baca Juga: Mengenal Metode Menanam Hidroponik untuk Pemula Aeroponik Hidroponik aeroponik merupakan cara bercocok tanam dengan menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman. Nutrisi yang disemprotkan mempunyai bentuk seperti kabut, alasan kenapa dinamakan aero yang berarti udara. Cara menanam ini tidak memerlukan wadah untuk menggenangkan larutan. Anda hanya perlu menggantungkan akar tanaman di udara. Hal ini bertujuan untuk mentransfer kabut yang kaya nutrisi menuju akar tanaman. Sayangnya, ketersediaan alat untuk menanam sistem aeroponik ini belum banyak. Anda memerlukan alat penyembur berupa sprinkler untuk menyirami akar.

Selanjutnya: Rawan Menguning, Begini Cara Merawat Tanaman Monstera

  Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Anggi Miftasha


Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề