Akibat penggunaan energi listrik secara berlebihan

TechnoPat #3 - Penggunaan Energi Listrik

Friday, 24 September 2021

Kebutuhan Energi Listrik Tahun 2009-2015

Kebutuhan energi listrik nasional meningkat rata-rata sebesar 18% rata-rata per tahun. Total konsumsi listrik domestic mencapai 188 terawatt hour (TWh) pada tahun 2013, meningkat sekitar 40% dari tahun 2009. Berdasarkan data proyeksi, konsumsi listrik nasional tahun ini meningkat sekitar 64% dari tahun terakhir data realisasi tahun 2013. Peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Akibat penggunaan energi listrik secara berlebihan
Berikut adalah diagram lingkaran mengenai total konsumsi listrik tahun 2015 diantaranya yaitu 40% digunakan oleh rumah tangga, 34% oleh industri, 19% oleh komersial dan sisanya 6% digunakan oleh publik atau fasilitas umum yang menggunakan listrik. Bisa kita lihat dari presentasi tersebut bahwa rumah tangga menjadi di pengguna atau konsumen listrik paling banyak diantara yang lainnya.

Konsumsi Energi Listrik Pada Masa Pandemi COVID-19

Aktivitas akibat pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi realisasi konsumsi dan produksi listrik di Indonesia sepanjang tahun lalu.Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana memaparkan, konsumsi listrik per kapita nasional berada di level 1.089 kWh/kapita pada tahun 2020. Jumlah ini setara 95% dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 1.142 kWh/kapita. Sementara itu, produksi tenaga listrik nasional tercatat sebesar 272,42 TWh pada tahun 2020. Angka ini meleset dari target, lebih tepatnya baru mencapai 80% dari target awal yang ditetapkan sebesar 339,082 TWh.

Perkiraan Konsumsi Energi Listrik (2020-2025)

Akibat penggunaan energi listrik secara berlebihan
Berikut adalah contoh yang berdasarkan tabel perkiraan kebutuhan energi listrik dan gambar proyeksi kebutuhan listrik, terlihat bahwa kebutuhan energi listrik Jawa Barat pada tahun 2020 adalah 73575,23 GWh dengan kebutuhan beban puncak 10,06 GW. Pada tahun 2025, kebutuhan energi listrik tersebut menjadi 111347,79 GWh dengan kebutuhan beban puncak 15,19 GW. (Tabel perkiraan kebutuhan energi listrik Jawa Barat 2020-2025 (dalam GWh)).

Kualitas & Kuantitas Infrastruktur Ketenagalistrikan

Kualitas dan kuantitas infrastruktur ketenagalistrikan saat ini belum merata di seluruh Indonesia. Data Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN sendiri mencatat pertumbuhan konsumsi listrik di luar Pulau Jawa meningkat jadi 11 persen, sedangkan pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan kurang dari 6 persen. Mengingat produksi dan konsumsi listrik memang saling berkaitan. Sehingga apabila produksi listrik turun, maka konsumsi listrik juga ikut turun. Seretnya angka produksi listrik tentu mempengaruhi operasional pembangkit-pembangkit di Indonesia.

Dampak Buruk Penggunaan Listrik Secara Berlebihan

Namun Banyak yang menghiraukan dampak dari penggunaan listrik secara berlebihan. Berikut ini beberapa dampak buruk yang dapat terjadi akibat pemborosan listrik dan belum banyak diketahui, antara lain:

  1. Terjadinya peningkatan suhu global akibat dari panasnya energi listrik yang terlalu lama digunakan atau penggunaannya melebihi batas.
  2. Pemborosan energi listrik juga dapat menyebabkan kemungkinan cuaca ekstrim di suatu wilayah tertentu.
  3. Cadangan listrik untuk generasi di masa mendatang yang semakin berkurang, sehingga dapat menimbulkan kondisi darurat listrik.
  4. Terjadinya pemadaman bergilir yang diputuskan secara sepihak sebagai upaya penghematan energi listrik.
  5. Dan dampak buruk yang terakhir yaitu pengeluaran yang semakin membengkak karena tagihan akan meningkat.

Beberapa Cara Menghemat Listrik

Penggunaan daya listrik untuk menunjang kegiatan sehari-hari menjadikan konsumsi listrik seakan bukan hal yang patut dicermati. Oleh karena itu, Anda bisa mencermati beberapa cara menghemat listrik seperti berikut:

  1. Ganti Lampu Biasa dengan Lampu LED.
  2. Menyalakan Lampu Seperlunya
  3. Cabut Kabel dari Stop Kontak Saat Tidak Digunakan.
  4. Atur Pemakaian Alat Elektronik yang Membutuhkan Daya Listrik Besar.
  5. Jangan Membiarkan Alat Elektronik Menyala Ketika Tidak Digunakan.
  6. Atur Ventilasi Udara agar Sirkulasi Udara Lebih Baik.

Link Instagram : Instagram SMKN 4 Bandung

Dampak Negatif Pemborosan Listrik

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Ilustrasi penggunaan listrik. Foto: iStock

Listrik merupakan energi yang tidak mudah untuk didapat karena bukan energi yang bebas. Pengelolaannya tergantung dari sumber daya alam yang tidak tersedia untuk selamanya.

Di Indonesia, energi listrik dipasok oleh PLN dari berbagai sumber energi. Namun, sumber energi utama yang digunakan PLN adalah minyak bumi dan batu bara.

ADVERTISEMENT

Dengan tingginya permintaan listrik di masyarakat tentu perlu ditambahkan beberapa pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan. Namun, jika tidak dibarengi dengan dukungan masyarakat, berapa pun jumlah pembakit yang dibangun tidak akan pernah cukup.

Pemborosan listrik yang dilakukan masyarakat ini tentunya akan membawa dampak lain yang tidak diharapkan oleh banyak pihak. Beberapa dampak tersebut di antaranya:

1. Pemanasan Global

Mengutip buku Kiat Hemat Bayar Listrik oleh Gatot Susanta dan Sasi Agustoni, penggunaan listrik yang berlebihan akan berdampak negatif pada lingkungan hingga menyebabkan pemanasan global.

Itu karena sebagian besar energi listrik diproduksi menggunakan batu bara yang mengandung karbon.

Dengan begitu, pembakaran yang dilakukan adalah dengan menggabungkan oksigen yang menghasilkan karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang akan menjadi polusi udara dan mengakibatkan pemanasan global.

ADVERTISEMENT

2. Berkurangnya Cadangan Energi Listrik untuk Masa Depan

Seperti yang telah dijelaskan, energi listrik dihasilkan dari sumber daya alam yang terbatas, yaitu batu bara. Apabila penggunaan listrik tidak dihemat dengan baik, bukan hal yang mustahil jika cadangan energi listrik untuk generasi yang akan datang berkurang, bahkan habis.

Pemadaman Bergilir

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Lihat
Ilustrasi pemadaman. Foto: iStock

Pemadaman bergilir yang kerap terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah dampak dari pemborosan listrik. Itu karena pembangkit listrik yang tersedia belum mampu mencukupi kebutuhan listrik masyarakat.

Tagihan Listrik Membengkak

Tidak hanya berdampak pada lingkungan, pemborosan listrik juga bisa menimbulkan dampak negatif bagi ekonomi masyarakat. Sebab, listrik bukanlah energi yang diberikan secara cuma-cuma.

Untuk menggunakannya, masyarakat harus membayar biaya listrik per bulan kepada pihak penyedia, yakni PLN.

ADVERTISEMENT

Jika tidak menghematnya, tagihan listrik pun membengkak. Uang yang semestinya digunakan untuk hal lain pun menjadi terbuang karena kebiasaan buruk yang tidak dibenahi.

Untuk menghemat listrik, beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat, antara lain:

  • Mematikan alat elektronik jika tidak digunakan

  • Menggunakan lampu hemat energi

  • Mencabut kabel jika tidak dibutuhkan

(ADS)