Alat atau komponen listrik yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan listrik disebut

Sebuah kendaraan memiliki mesin yang digerakkan karena adanya pembakaran antara udara dan bahan bakar atau bensin. Supaya proses pembakaran berhasil dibutuhkan percikan api yang berasal dari busi.

Percikan api tersebut berhasil muncul karena sistem pengapian konvensional yang digunakan sejak kendaraan bermotor dengan bensin pertama kali dibuat. Hingga saat ini sistem pengapian tersebut masih terus digunakan.

Simak penjelasan lengkap mengenai pengapian konvensional dalam sebuah kendaraan berikut ini.

Baca Juga : Begini Cara Kerja Rem ABS pada Sepeda Motor

Apa Itu Sistem Pengapian Konvensional dan Fungsinya

Secara umum ada empat jenis sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan mobil. Pertama adalah sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI, ketiga sistem pengapian transistor dan terakhir sistem pengapian DLI.

Di antara keempatnya, pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor. Pengertian dari sistem ini adalah rangkaian mekatronika sederhana.

Baca Juga : Ini Efek Membersihkan Karburator Pakai Bensin

Tujuan dibuat adalah untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu.

Busi akan menciptakan percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi melewati elektroda busi.

Tegangan bisa mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan menciptakan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri adalah menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian.

Baca Juga : Panduan Perawatan Rem Cakram Sepeda Motor

Ada dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional. Pertama adalah untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya adalah untuk menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.

Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.

Sistem ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tak lagi menggunakan platina.

Seperti apa cara kerja dari pengapian konvensional dipengaruhi oleh komponen yang ada di dalamnya.

Komponen dalam Sistem Pengapian Konvensional

Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya bekerja. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas berbeda namun saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.

Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa menciptakan percikan api. Secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan Distributor.

Halaman 1 2 3 4 Tampilkan Semua

Home - Tanya Jawab - alat yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan tegangan listrik bolak balik adalah

alat yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan tegangan listrik bolak balik adalah?

  1. transformator
  2. adaptor
  3. transistor
  4. elektroskop
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: A. transformator

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, alat yang digunakan untuk menaikan dan menurunkan tegangan listrik bolak balik adalah transformator.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Besar induksi magnet yang dihasilkan kawat berarus listrik, adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Hal yang harus dilakukan ibu agar kopi tetap panas pada saat ayah tiba di rumah pukul 16. 00 adalah?

Pemotongan nilai mata uang dilakukan berdasarkan kebijakan yang diambil oleh?

Liputan6.com, Jakarta Transformator adalah perangkat yang sering digunakan dalam kelistrikan. Transformator juga dikenal sebagai trafo. Transformator adalah perangkat listrik yang terdiri dari dua atau lebih gulungan kawat yang digunakan untuk mentransfer energi listrik melalui medan magnet yang berubah.

Transformator adalah alat yang biasanya digunakan untuk menambah atau menurunkan level tegangan antar rangkaian. Transformator adalah perangkat tambahan pada peralatan listrik terutama yang membutuhkan perubahan atau penyesuaian besaran tegangan bolak-balik. Dalam kelistrikan, transformator adalah alat yang sangat penting untuk mengendalikan tegangan.

Transformator adalah perangkat listrik yang kerap ditemui di kehidupan sehari-hari. Bagi kamu yang sedang mempelajari kelistrikan, memahami fungsi transformator adalah bagian yang cukup penting.

Berikut ulasan mengenai apa itu transformator, pengertian, fungsi, cara kerja, dan jenis-jenisnya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa [27/10/2020].

Perbesar

Mengenal transformator [sumber: Pixabay]

Transformator atau yang lebih dikenal sebagai trafo adalah alat statis yang mengubah daya listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lain tanpa ada bagian yang bergerak. Transformator adalah alat yang bekerja dengan menambah atau mengurangi tegangan berdasarkan kebutuhan mesin.

Trafo dapat ditemukan pada setiap energi listrik yang menggunakan Alternating Current [AC], atau arus bolak balik. Transformator memiliki dua kumparan yang melilit sebuah inti besi yang berguna sebagai penguat medan magnet. Bergantung pada fungsinya, transformator diklasifikasikan menjadi 2 yaitu step-up dan step-down.

Perbesar

Cara kerja transformator [sumber: Pixabay]

Transformator adalah perangkat yang bekerja didasarkan pada prinsip sederhana induksi timbal balik antara belitan primer dan sekunder, yang juga dikenal sebagai kumparan. Kumparan ini membantu mengubah energi dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya.

Secara umum, kumparan primer dari trafo menerima tegangan yang bersifat bolak-balik. Arus bolak-balik yang mengikuti kumparan menghasilkan fluks yang terus berubah dan berganti-ganti, yang dihasilkan di sekitar belitan primer.

Kemudian, kumparan lain atau kumparan sekunder yang dekat dengan kumparan primer, di mana kumparan sekunder ini akan terhubung ke kumparan primer karena beberapa fluks bolak-balik yang terhubung. Karena fluks berubah terus-menerus, ia menginduksi EMF yang diinduksi di dalam kumparan sekunder sesuai dengan hukum induksi elektromagnetik Faraday.

Menurut hukum induksi elektromagnetik Faraday, akan ada EMF yang diinduksi pada belitan kedua. Jika rangkaian belitan sekunder ini ditutup, maka arus akan mengalir melaluinya. Inilah prinsip kerja dasar dari sebuah transformator.

Trafo tidak memerlukan bagian yang bergerak untuk mentransfer energi. Ini berarti bahwa tidak ada kerugian gesekan atau belitan yang terkait dengan mesin listrik lainnya.

Perbesar

Fungsi transformator [sumber: Pixabay]

Transformator adalah alat yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder.

Fluks bolak-balik ini menginduksikan gaya gerak listrik [ggl] dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Alasan untuk mengubah tegangan ke tingkat yang jauh lebih tinggi adalah bahwa tegangan distribusi yang lebih tinggi menyiratkan arus yang lebih rendah untuk daya yang sama.

Perbesar

transformator [sumber: Pixabay]

Transformator step-down

Trafo step down adalah transformator yang mengurangi tegangan output. Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Fungsi transformator step down adalah mengubah tegangan tinggi dengan arus rendah menjadi tegangan rendah dengan arus tinggi. Fungsi utama transformator step down adalah menurunkan tegangan listrik dan menyesuaikannya dengan kebutuhan elektronika.

Transformator Step-Up

Transformator step up adalah kebalikan dari fungsi transformator step down. Transformator step up berfungsi menaikkan tegangan listrik dan menyesuaikannya dengan kebutuhan elektronika.

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Perbesar

transformator [sumber: Pixabay]

Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.

Autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

Perbesar

Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis [16/12]. [Liputan6.com/Angga Yuniar]

Transformator isolasi

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah.

Transformator tiga fase

Transformator tiga fase [3-phase] sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang [Y] dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta.

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề