Allah maha kuasa atas segala sesuatu terdapat dalam surat al-baqarah ayat

sumber gambar: pinterest.com

Bukti kekuasaan Allah tertuang dalam Alquran, salah satunya yaitu pada surat Al Baqarah ayat 164. Allah merupakan Zat yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Ia telah menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isi yang ada di dalamnya.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Ia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh [ada] tanda-tanda [ke-esaan dan kebesaran Allah] bagi kaum yang memikirkan.” [QS Al Baqarah, 164]

Dalam Buku Visionary Life karya J.A. Sardjono [2018: 364] dijelaskan bahwa dalam ayat tersebut, Allah SWT sangat menyayangi manusia dan memberikan kesempatan bagi kita untuk memperhatikan bukti kekuasaan Allah untuk kita pikirkan dan renungkan.

Sebagai makhluk yang memiliki akal, manusia dianjurkan untuk mampu mengambil pelajaran dari Surat Al Baqarah ayat 164 tersebut. Kita perlu menalar fenomena alam raya agar sampai pada bukti nyata tentang ke-Esaan dan kekuasaan Allah.

Dalam Surat Al Baqarah ayat 164 juga diterangkan tentang berbagai hal yang ada di langit. Hal ini karena bukti-bukti tersebut seakan lebih mampu membangkitkan hati dan pikiran manusia untuk memahami dahsyatnya kemampuan Allah. Dengan begitu, manusia juga akan lebih cepat untuk siap dalam meraih keagungan ilahi.

Jika telah mengetahui makna dari Surat Al Baqarah ayat 164 tersebut, sudah selayaknya kita menalarnya dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih. Hal ini dilakukan agar kita mampu memahami lebih dalam apa yang disampaikan Allah dalam ayat tersebut.

Dengan memahami bukti kekuasaan Allah dari surat dalam Alquran tersebut, kita juga akan lebih bersyukur dengan segala hal yang telah kita dapat di dunia ini. Sehingga, hal ini juga akan memudahkan kita dalam menggapai makrifat-Nya. Wallahua’lam bissawab.

dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah:284] di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa. [QS. Al-Qamar:55] Katakanlah: &" Dialah yang berkuasa [QS. Al-An`am:65]

Yang Maha Kuasa Memiliki kekuasaan yang sempurna, dengan kekuasaannya menjadikan sesuatu itu ada, lalu menetapkannya, mengaturnya, menghidupkan, mematikan, mengutus hamba untuk diberi balasan, membalas orang yang berbuat baik dengan kebaikan, membalas orang yang berbuat buruk dengan keburukan, Dia ketika menginginkan sesuatu hanya berfirman jadilah maka jadilah, dengan kekuasaan-Nya pula membolak balikan hati, dan mengaturkan sesuai dengan kehendak dan kemauan-Nya

Yang Maha Kuasa .. Dzat Yang memiliki kekuatan, Yang Kuasa atas segala sesuatu sesuai dengan keinginan-Nya

Yang Maha Kuasa .. Memiliki kekuasaan penuh, menghidupkan, mematikan, menjadikan sesuatu itu ada, lalu mengaturnya

Yang Maha Kuasa .. Mengutus lalu memberikan pahala dengan kekuasaan-Nya, membolak balikkan hati sesuai kehendak-Nya

Yang Maha Kuasa .. Kekuasaan yang sempurna, tidak ada dari kesempurnaan ini sedikitpun kekurangan dari sisi manapun

Yang Maha Kuasa .. Dzat Yang mengatur makhluk-Nya sesuai kemauan-Nya, dan ini menunjukkan kekuasaan yang sempurna

Dia lah Allah Yang Maha Kuasa

4 dari 5 halaman

" Dan boleh jadi [pula] kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" .

Tidak ikut pergi berjihad demi menikmati istirahat, itu adalah suatu keburukan, karena akan mengakibatkan kehinaan, penguasaan musuh terhadap Islam dan pengikutnya, terjadinya kerendahan dan hina dina, hilangnya kesempatan mendapat pahala yang besar dan [sebaliknya] akan memperoleh hukuman.

Ayat ini adalah umum lagi luas, bahwa perbuatan-perbuatan baik yang dibenci oleh jiwa manusia karena ada kesulitan padanya itu adalah baik tanpa diragukan lagi, dan bahwa perbuatan-perbuatan buruk yang disenangi oleh jiwa manusia karena apa yang diperkirakan olehnya bahwa padanya ada keenakan dan kenikmatan ternyata buruk tanpa diragukan lagi.

Perkara dunia tidaklah bersifat umum, akan tetapi kebanyakan orang bahwa apabila ia senang terhadap suatu perkara, lalu Allah memberikan baginya sebab-sebab yang membuatnya berpaling darinya bahwa hal itu adalah suatu yang baik baginya, maka yang paling tepat baginya dalam hal itu adalah ia bersyukur kepada Allah, dan meyakini kebaikan itu ada pada apa yang terjadi, karena ia mengetahui bahwa Allah Ta’ala lebih sayang kepada hambaNya daripada dirinya sendiri, lebih kuasa memberikan kemaslahatan buat hambaNya daripada dirinya sendiri, dan lebih mengetahui kemaslahatannya daripada dirinya sendiri.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, " Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" . Maka yang pantas bagi kalian adalah kalian sejalan dengan segala takdir-takdirNya, baik yang menyenangkan ataupun yang menyusahkan kalian.

Ilustrasi Al-Quran. Surat An-Nisa' Ayat 85 /Pixabay.com / hmzasefaa.

PortalJember.com - Allah adalah Zat yang Maha Kuasa atasa segala sesuatu.

Allah mampu membalas kebaikan yang dilakukan oleh manusia dengan balasan kebaikan yang jauh lebih banyak.

Allah juga mampu membalas keburukan yang dilakukan manusia sesamar apapun itu.

مَنْ يَّشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَّكُنْ لَّهٗ نَصِيْبٌ مِّنْهَا ۚ وَمَنْ يَّشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَّكُنْ لَّهٗ كِفْلٌ مِّنْهَا ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيْتًا

>

may yasyfa' syafā'atan ḥasanatay yakul lahụ naṣībum min-hā, wa may yasyfa' syafā'atan sayyi`atay yakul lahụ kiflum min-hā, wa kānallāhu 'alā kulli syai`im muqītā

Barangsiapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian dari [pahala]nya. Dan barangsiapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian dari [dosa]nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.[Q.S. An-Nisa': 85]***

لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ وَاِنۡ تُبۡدُوۡا مَا فِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ اَوۡ تُخۡفُوۡهُ يُحَاسِبۡكُمۡ بِهِ اللّٰهُ‌ؕ فَيَـغۡفِرُ لِمَنۡ يَّشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ

Lillaahi maa fissamaawaati wa maa fil ard; wa in tubduu maa fiii anfusikum aw tukhfuuhu yuhaasibkum bihil laa; fayaghfiru li mai yashaaa'u wa yu'azzibu mai yashaaa u;wallaahu 'alaa kulli shai in qadiir

Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya [tentang perbuatan itu] bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Allah mengetahui itu semua dan akan meminta pertanggungjawaban manusia, sebab kekuasaan-Nya meliputi seluruh jagat raya. Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Dialah yang mengatur dan mengelola semua itu. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya tentang perbuatan itu bagimu, dan akan memberikan balasan yang setimpal. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki sesuai dengan sikap dan kehendak hamba-Nya, yaitu yang menyesali perbuatannya, bertekad untuk tidak mengulangi dan memohon ampunan, atau Dia akan mengampuni walau tanpa permohonan ampunan dan mengazab siapa yang Dia kehendaki sesuai sikap hamba-Nya yang selalu melakukan dosa dan maksiat. Pilihan berada di tangan manusia. Siapa yang mau diampuni, maka lakukanlah apa yang ditetapkan Allah guna meraih ampun-an-Nya, dan siapa yang hendak berada dalam siksa, maka silakan langgar ketentuan-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Dari ayat ini dapat diambil pengertian tentang kesempurnaan keesaan Allah dalam hal: 1.Esa dalam kekuasaannya. 2.Esa dalam mengetahui segala yang terjadi di alam ini. Allah Esa dalam memiliki seluruh makhluk. Allah saja yang menciptakan, menumbuhkan, mengembangkan dan memiliki seluruh alam ini, tidak ada sesuatu pun yang bersekutu dengan Dia. Allah Esa dalam mengetahui segala sesuatu di alam ini. Allah mengetahui yang besar dan yang kecil, yang tampak dan yang tidak tampak oleh manusia. Segala yang terjadi, yang wujud di alam ini, tidak lepas dari pengetahuan Allah, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Allah Esa dalam kekuasaan-Nya. Apa yang terjadi di alam ini adalah atas kehendak Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah kehendak-Nya. Apabila Dia menghendaki adanya sesuatu, pasti sesuatu itu terwujud. Sebaliknya apabila Dia menghendaki lenyapnya sesuatu, lenyaplah ia. Hanya Dialah yang dapat mengetahui perbuatan hamba-Nya, serta mengampuni atau mengazabnya, dan keputusan yang adil hanya di tangan-Nya saja. Yang ada di dalam hati manusia itu ada dua macam, Pertama: Sesuatu yang ada di dalam hati, yang datang dengan sendirinya, tergerak tanpa ada yang menggerakkannya, terlintas di dalam hati dengan sendirinya. Gerak yang demikian tidak berdasarkan iradah [kehendak] dan ikhtiyar [pilihan] manusia, hanya timbul saja dalam hatinya. Hal yang seperti ini tidak dihukum dan dihisab Allah swt, kecuali bila diikuti dengan iradah, niat dan ikhtiar. Kedua: Sesuatu yang ada di dalam hati yang timbul dengan usaha, pikiran, hasil renungan dan sebagainya. Gerak yang seperti ini berubah menjadi cita-cita dan keinginan yang kuat, sehingga timbullah iradah, niat dan ikhtiar untuk melaksanakannya. Gerak hati yang seperti inilah yang dihisab dan dijadikan dasar dalam menentukan balasan pekerjaan manusia. Oleh sebab itu Allah memerintahkan agar manusia selalu mengawasi, meneliti dan merasakan apa yang ada di dalam hatinya. Bila yang ada dalam hatinya itu sesuai dengan perintah Allah dan tidak berlawanan dengan larangan-larangan-Nya, maka peliharalah dan hidup suburkanlah, sehingga ia bisa mewujudkan amal yang baik. Sebaliknya, bila yang ada di dalam hati itu bertentangan dengan perintah-perintah Allah atau mendorong seseorang mengerjakan larangan-Nya, hapus segera dan enyahkanlah, sehingga ia tidak sampai mewujudkan perbuatan dosa. Hendaklah manusia waspada terhadap kemungkinan adanya niat atau perasaan yang tidak baik di dalam hati, sehingga bisa menyebabkan perbuatan dosa.

Sebagai contoh ialah: rasa dengki, pada mulanya tumbuh karena rasa tidak senang kepada seseorang. Perasaan itu bertambah ketika melihat kesuksesan orang itu, kesuksesan ini menyuburkan rasa tidak senang. Kemudian timbullah marah, dendam, ingin membalas dan sebagainya. Jika demikian perasaannya, sukar untuk menghilangkannya dengan segera. Bahkan dikhawatirkan dapat melahirkan perbuatan dosa. Tetapi bila dipadamkan perasaan itu pada saat ia mulai tumbuh, maka rasa dengki itu tidak akan timbul, dan kalaupun timbul dapat dihilangkan dengan mudah.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề