Alquran diturunkan pada bulan ramadan seperti yang dijelaskan dalam surat

freepik.com

ilustrasi Al Quran

GridStar.ID - Bulan Ramadan menjadi bulan yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Di bulan tersebut umat Muslim banyak melakukan amalan dan ibadah untuk mendekatkan diri pada sang pencipta.

Selain itu ada keistimewaan lain di bulan Ramadan.

Pada 17 Ramadan menjadi hari turunnya Al-Quran ke bumi, atau yang disebut Nuzulul Quran.

Nuzulul Quran berasal dari bahasa Arab Nuzul dan Quran yang berarti diturunkannya Al-Quran.

Al-Quran turun dalam dua waktu.

Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Sulhani Hermawan, menjelaskan bahwa ada masa ketika diturunkannya Al-Quran dalam bentuk keseluruhan, dan sifatnya tidak tersentuh oleh siapapun, kecuali oleh orang yang disucikan Allah SWT.

Al-Quran turun pertama kali menuju Baitul 'Izzah di langit bumi.

Peristiwa diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah inilah yang disebut sebagai malam Lailatul Qadar.

Baca Juga: Tausiyah Ramadan Ustaz Abdul Somad, Ini Anjuran 5 Ibadah di Bulan Ramadan yang Bikin Lancar Rezeki

Seperti dijelaskan dalam Qur'an Surat [QS] Al Qadr 1-5:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur'an] pada malam qadar."

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

"Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh [Jibril] dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan."

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

"Sejahteralah [malam itu] sampai terbit fajar."
Melalui malaikat Jibril, Al-Quran disampaikan pada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Hanya dengan Dua Langkah Mudah, Resep Menu Berbuka Puasa Ramadan Sederhana: Kolak Durian Kolang-kaling

Malaikat Jibril membawa wahyu pertama kali yakni Al-Quran surat Al Alaq ayat 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: "Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar [manusia] dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." [QS. Al Alaq: 1-5].

Al-Quran turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun.

Yaitu, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.

Di dalam Al-Quran, dijelaskan bahwa Quran diturunkan pada bulan Ramadan.

Nuzulul Quran jatuh pada 17 Ramadan, karena Rasulullah menerima wahyu Al-Quran pertama kali pada tanggal tersebut.

Hal ini sesuai ayat Al-Quran QS. Al Anfal ayat 41

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami [Muhammad] di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Hari Al Furqaan diketahui adalah hari saat terjadinya perang Furqaan, yang pada saat itu jatuh pada 17 Ramadhan.

Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia, pembeda antara yang benar dan salah, yang haq dan yang bathil. [*]

Artikel ini telah tayang dengan judul Penjelasan soal Apa Itu Nuzulul Quran, Turunnya Al-Quran ke Bumi pada Tanggal 17 Ramadan

Oleh H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِى أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadhan, [merupakan bulan] yang di dalamnya diturunkan [permulaan] Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang hak dan yang bathil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir [di negeri tempat tinggalnya] di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [lalu ia berbuka], maka [wajiblah baginya berpuasa] sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. [QS. Al Baqarah/2: 185]

            Dalam ayat di atas, dijelaskan bahwa Al-Quran merupakan petunjuk. Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan, selain sebagai kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.     

            Bulan Ramadhan ini menjadi mulia karena Al-Quran diturunkan di dalamnya, bukan sebaliknya karena bulan ini mulia, maka al-Quran diturunkan. Oleh karenanya, Ramadhan juga dikenal dengan istilah Syahrul Quran. Salah satu pertanyaan yang paling mendasar, kaitannya hubungan antara Al-Quran dengan umat Nabi Muhammad SAW ialah, “sudah sejauh mana berinteraksi dengan Al-Quran?”

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. [QS. Al Furqan: 30]

            Dalam ayat tersebut, Rasulullah mengadu kepada Allah yang memprediksi keadaan umatnya di masa yang akan datang. Kalau dilihat dalam Tafsir Ibnu Katsir, kata Mahjura dapat diartikan sebagai:

  1. Tidak mempelajarinya.
  2. Tidak menghafalkannya.
  3. Tidak mengimaninya.
  4. Tidak menjalankan perintahnya.
  5. Tidak mau mentadabburinya.
  6. Berpaling menuju kepada sesuatu yang lain, serta tidak menjadikan Al-Quran sebagai bahan rujukan maupun pedoman hidup.

Sebagaimana tersebut dalam QS. Fushilat : 26, Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

Dan orang-orang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”.

            Apabila dibahasakan, maka boleh jadi maksudnya seperti berikut ini: Orang-orang kafir sangat giat mempengaruhi orang lain untuk tidak berdekatan dengan al-Quran. “Janganlah kalian dengarkan Al-Quran itu, dengan begitu kalian pasti akan dapat mengalahkan orang-orang Islam. Bahkan tugas kalian adalah mengaucaukan umat Islam dari membaca, memahami, dan mengamalkan al-Quran. Sehingga kalian akan berhasil mengalahkannya dan memperoleh kemenangan”.

            Kemenangan dan ketinggian derajat umat Islam yang dikhawatirkan oleh orang-orang kafir ialah, selama umat Islam masih istikomah menjadikan al-Quran sebagai pegangan hidupnya. Pada dasarnya, siapapun yang masih suka duduk bersama orang yang membaca al-Quran dan memahami isi kandungannya, maka dia pasti akan tertarik kepadanya, sehingga habislah perjuangan orang-orang kafir itu. Maka misi utama mereka ialah mengacaukan umat Islam, dengan cara menjauhkan diri dari belajar Al-Quran.

            Padahal Al-Quran memiliki manfaat yang dahsyat. Sebagaimana tersebut dalam QS. Yunus/10: 57

 يَٰأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit [yang berada] dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

            Selanjutnya, bagaimana caranya untuk berinteraksi dengan Al-Quran?

            Berikut ini beberapa hal yang dapat diupayakan. Sehingga diharapkan orang yang melakukan perbuatan di bawah ini tidak tergolong sebagai orang yang mahjura, sebagaimana yang diadukan oleh Rasulullah kepada Allah Ta’ala.

  1. Mendengar dan menyimaknya.

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat [QS. Al-A’raf/7: 204].

Bahkan Rasul juga biasa menyimaknya. Ibnu Mas’ud pernah diminta oleh Rasulullah untuk membacakan Al-Quran. “aku senang mendengarnya dari orang lain selain bacaanku,” begitulah kira-kira jawaban Rasulullahketika Ibnu Mas’ud merasa heran karena diminta membacakan al-Quran di hadapan Rasulullah.

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

…atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan [QS. Al-Muzammil/73: 4].

Dalam hadis juga disampaikan, bahwa orang yang mahir dalam membaca Al-Quran, akan bersama para Malaikat yang mulia. Selain itu, diriwayatkan juga bahwa Al-Quran dapat menjadi syafaat di hari Kiamat bagi orang yang suka membacanya.

  • Menjaga dan menghafalkannya.

إِنَّ الرَّجُلَ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ ، كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

Sesungguhnya seorang yang tidak ada di perutnya sedikit pun Al Qur’an, adalah seperti rumah rusak/hancur  [HR. Ahmad]

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? [QS. Muhammad/47: 24]

  • Belajar mengajarkan dan mendakwahkan.

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِّى مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا رَبَّٰنِيِّۦنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ ٱلْكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah”. Akan tetapi [dia berkata]: “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya [QS. Ali Imran/3: 79].

  • Mengamalkan dalam kehidupan,

أَتَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ ٱلْكِتَٰبَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Mengapa kamu suruh orang lain [mengerjakan] kebaktian, sedang kamu melupakan diri [kewajiban]mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab [Taurat]? Maka tidaklah kamu berpikir? [QS. Al Baqarah/2: 44].

  • Membela dan mensyiarkannya,

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

Demikianlah [perintah Allah]. Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati [QS. Al Hajj/22: 32].

            Demikianlah, tahapan dan langkah dalam berinteraksi bersama Al-Quran. Maka, di bulan yang mulia ini alangkah baiknya ketika berusaha untuk selalu dekat berinteraksi bersama Al-Quran.

Editor : Diyan Faturrahman

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề