Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut

Pengaruh Pemanasan Global terhadap Terumbu Karang

23 April 2020 13:39 |
Diperbarui: 24 April 2020 18:50

Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut

Gambar 1.Terumbu Karang; a) Sabah, b) Laut Merah, c) Honduras, d) Sulawesi (Sumber gambar: Speight M, 2010)

Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut
Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut
Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut
Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut
Analisislah dampak global warming terhadap keberadaan terumbu karang ikan dan biota laut

Pengaruh Pemanasan Global terhadap Terumbu Karang

Pemanasan global (global warming) merupakan istilah yang sering didengar atau dibaca dalam artikel. Pemanasan global sebenarnya suatu kondisi ketidakseimbangan ekosistem di bumi yang disebabkan adanya peningkatan suhu di atmosfer, laut dan daratan (Ramli, 2009). Kenaikan suhu dipermukaan bumi disebabkan karena meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida di atmosfer yang dihasilkan dari kegiatan pembakaran minyak bumi dan batubara yang bebahan dasar fosil. Pemanasan global juga telah menyebabkan perubahan terhadap ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim, mencairnya bongkah es yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (Ramli, 2009).

Dengan naiknya temparatur air laut akan menyebabkan terganggunya ekosistem laut, terutama laut dangkal yang kaya akan flora dan fauna. Flora dan fauna ini mempunyai kemampuan tolerasi yang berbeda-beda terhadap perubahan yang terjadi, jika tidak dapat beradaptasi maka akan terjadi kepunahan. Termasuk di dalamnya terumbu karang sebagai tempat berlindung dan makan ikan-ikan akan mengalami kerusakan dan kematian.

Apa itu karang dan apakah terumbu karang?

Sebagian orang menganggap karang adalah benda mati yang berbentuk batu, tetapi sebenarnya karang termasuk hewan yang mempunyai sel penyengat atau dikenal Cnidaria (Hadi et al., 2018). Karang termasuk dalam filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Secara umum karang yang keras terbentuk oleh sekumpulan individu-individu, dimana satu individu diwakili oleh satu polip yang tersusun atas saluran pencernaan yang sederhana dan tiga lapisan tubuh (Hadi et al., 2018). Jaringan polip didukung oleh kerangka kapur yang merupakan hasil sekresi. Kerangka kapur ini diendapkan membentuk bentuk yang berbeda-beda dan menjadikannya dasar penamaan jenis karang secara konvesinonal.

Terumbu karang merupakan satu ekosistem yang terbentuk secara dominan oleh biota penghasil kapur yang bersama biota lain hidup di dasar dan di kolom air. Melalui proses pelekatan biota karang di dasar perairan akan membentuk kerangka kapur, kemudian mengalamai pemisahan, erosi, akresi yang terjadi secara berulang dalam dalam jangka waktu yang lama akhirnya membentuk terumbu karang (Hadi et al., 2018). Terumbu karang ini merupakan ekosistem yang banyak terdapat di perairan tropis dan sangat beragam spesiesnya (Speight M, 2010).

Bagaimana terbentuknya terumbu karang?

Beberapa ahli geologi berpendapat bahwa terbentuknya terumbu karang terjadi pada Kala Pleistosen atau sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Pada Kala Pleistosen telah terjadi variasi kedalaman laut yang disebabkan perubahan massa es di sepanjang paparan kontinen (continental shelf) yang menyebabkan tumbuhnya karang secara berkelanjutan (Rositasari, 1998).

Halaman Selanjutnya