Apa fungsi mesin press pin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Press Pin dan Pin 2.1.1 Definisi Mesin Press Pin Mesin Press Pin atau mesin cetak Pin ini adalah alat yang digunakan untuk melekatkan gambar yang sudah dipotong bulat menggunakan circular cutter ke permukaan Pin. Moulding mesin press pin ini dapat diganti sesuai dengan ukuran pin yang diinginkan. Alat ini bekerja dengan tenaga mekanis operator, tidak menggunakan daya listrik. Cara membuat pin dengan mesin atau alat press pin sangat mudah dan cepat dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Gambar 2.1 Mesin Press Pin Untuk proses dan pengerjaannya sangatlah mudah. untuk menjadikan 1 pin mesin press ini hanya memerlukan waktu kurang dari 15 detik. Tanpa listrik, tanpa kertas khusus dan yang anda lakukan hanya mencetak gambar atau foto anda menggunakan printer inkjet biasa, kemudian press gambar tersebut dengan material pin tulip menggunakan mesin pin press dan gambar anda akan menjadi pin button yang unik. 5

6 2.1.2 Definisi Pin Pin merupakan salah satu media promosi yang umum dan sering kita lihat dan kita temukan dimana-mana yang sering ditempel serta dipakaian di tas. Biasanya pin digunakan sebagai media promosi product, logo perusahaan, kampanye atau bisa sebagai tanda pengenal untuk suatu event dan menjadi tanda visitor. Gambar 2.2 Pin 2.2 Pengertian Press Tool Menurut Budiarto [2001], Press tool adalah adalah alat bantu pembentukan/pemotongan produk dari bahan dasar lembaran yang operasinya menggunakan mesin press. Bagian atas dari alat ini didukung oleh plat atas sebagai alat pemegang dan pengarah dari punch yang berfungsi sebagai Jig, sedangkan bagian bawah terdiri dari plat bawah dan Dies sebagai pendukung dan pengarah benda kerja yang berfungsi sebagai fixture. Proses kerja alat ini berdasarkan gaya tekan yang diteruskan oleh punch untuk memotong atau membentuk benda kerja sesuai dengan geometris dan ukuran yang diinginkan. Menurut Budiarto [2001], pertimbangan penggunaan press tool adalah sebagai berikut: 1. Secara Teknis: Untuk menghasilkan produk dalam jumlah banyak [massal] Menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk agar tetap sama Waktu pengerjaan yang singkat Peningkatan kualitas hasil

7 2. Secara Ekonomis: Penghematan biaya proses permesinan Penghematan biaya operator yang terlibat Menurunkan harga produk d. Produktivitas tinggi 2.3 Klasifikasi Press Tool Menurut Budiarto [2001], ditinjau dari prinsip kerjanya press tool dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Simple Tool Simple Tool adalah perkakas tekan sederhana yang dirancang hanya melakukan satu jenis pekerjaan pada satu stasiun kerja. Dalam operasinya hanya satu jenis pemotongan atau pembentukan yang dilakukan, misalnya blanking atau bending saja Adapun keuntungan simple tool : a. Dapat melakukan proses pengerjaan tertentu dalam waktu yang singkat. b. Kontruksinya relatif sederhana sehingga mudah proses pembuatannya. c. Menghasilkan kualitas produk lebih terjamin d. Mudah di assembling e. Harga alat relatif murah. Adapun kerugian simple tool: a. Hanya mampu melakukan proses-proses pengerjaan untuk produk yang sederhana sehingga untuk jenis pengerjaan yang rumit tidak dapat dilakukan oleh jenis press tool ini. b. Proses pengerjaan yang dapat dilakukan hanya satu jenis saja.

8 1. Punch 2. Dies 3. Shank 4. Plat Atas 5. Plat Pnetrasi & Punch holder 6. Pegas Stripper 7. Pilar 8. Plat Stripper 9. Plat Bawah 10.Landasan/Bed Gambar 2.3 Simple Tool 2. Compound Tool Compound Tool atau perkakas tekan gabungan adalah perkakas yang dirancang utuk melakukan dua atau lebih jenis pekerjaan dalam satu stasiun kerja, atau mengerjakan satu jenis pekerjaan pada setiap station. Pemakaian jenis alat ini juga mempunyai keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungan compound tool : a. Dapat melakukan beberapa proses pengerjaan dalam waktu yang bersamaan pada station yang sama. b. Dapat melakukan pekerjaan yang lebih rumit. c. Hasil produksi yang dicapai mempunyai ukuran yang teliti. Adapun kerugian compound tool : a. Konstruksi dies menjadi lebih rumit. b. Terlalu sulit untuk mengerjakan material yang tebal. c. Dengan beberapa proses pengerjaan dalam satu station menyebabkan perkakas cepat rusak.

9 Gambar 2.3 Compound Tool 3. Progressive Tool Progressive Tool atau perkakas tekan adalah perkakas yang dirancang untuk melakukan sejumlah operasi pemotongan atau pembentukan dalam beberapa stasiun kerja pada setiap langkah penekanan menghasilkan beberapa jenis pengerjaan dan setiap stasiun kerja dapat berupa proses pemotongan atau pembentukan yang berbeda, misalnya langkah pertama terjadi proses pierching, kedua notching dan seterusnya. Adapaun keuntungan progressive tool : a. Dapat memproduksi bentuk produk yang lebih rumit. b. Waktu pengerjaan bentuk produk yang rumit lebih cepat. c. Proses produksi lebih efektif. d. Dapat melakukan pemotongan bentuk yang rumit pada langkah yang berbeda. Adapun kerugian progressive tool : a. Ukuran alat lebih besar bila dibandingkan simple tool dan compound tool. b. Biaya perawatan besar. c. Harga relatif lebih mahal karena bentuknya rumit. d. Lebih sulit proses assemblingnya.

10 Gambar 2.4 Progressive Tool Dari ketiga jenis press tool di atas, konstruksinya mempunyai jumlah komponen yang berbeda tetapi bentuk, nama dan fungsinya hampir sama tergantung pada geometris produk yang akan dibuat. Bentuk geometris dan ukuran benda kerja merupakan faktor utama dalam proses desain suatu press tool. Semakin komplek bentuk produk maka semakin banyak komponen dan station kerja dari prees tool sehingga biasanya lebih baik menggunakan Progresive Tool. 2.4 Jenis-jenis Pengerjaan pada Press Tool Bentuk dan proses pengerjaan pada Press Tool dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Cutting Process Yaitu suatu proses pengerjaan yang dilakukan dengan cara menghilangkan sebagian material atau pemotongan menjadi bentuk yang sesuai dengan keinginan. Adapun proses yang tergolong dalam cutting tool ini adalah sebagai berikut :

11 a. Piercing Menurut Budiarto [2001], piercing adalah proses pemotongan yang menghasilkan lubang secara utuh pada blank/ material lembaran dengan alat bantu press tool, dan seluruh sisinya terpotong serempak. Proses pembuatan lubang melalui penekanan punch pada material. Gambar 2.5 Proses Pierching b. Blanking Menurut Budiarto [2001], blanking adalah proses pemotongan yang menghasilkan benda kerja secara utuh, dan seluruh sisinya terpotong secara serempak. Pada umumnya proses ini dilakukan untuk membuat benda kerja dengan cepat dan berjumlah banyak dengan biaya murah. Gambar 2.6 Proses Blanking

12 c. Notching Menurut Budiarto [2001], notching adalah proses pemotongan sebagian/ setempat pada blank yang memotong tepi pelat dan minimal membentuk dua sisi pemotongan. Tujuan dalam pemotongan ini adalah untuk menghilangkan sebagian material pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan. Contoh dari bentuk komponen banyak ditemui dilapangan mulai dari alat rumah tangga, kesehatan, automotif maupun komponen permesinan antara lain adalah : Gambar 2.7 Contoh produk Press Tool 2.5 Komponen Press Tool Sesuai dengan fungsinya yaitu memotong atau membentuk material dari plat maka harus kuat dan keras. Spesifikasi komponen press tool didesain berdasarkan ukuran, bentuk dan material benda kerja dimana hal ini akan berpengaruh terhadap besar gaya yang dibutuhkan guna pemotongan ataupun pembentukan benda kerja tersebut. Adapun nama dan fungsi komponen press tool dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tangkai Pemegang [Shank] Tangkai pemegang merupakan komponen press tool yang berfungsi sebagai penghubung alat mesin penekan dengan pelat atas. Shank biasanya terletak pada titik berat yang dihitung berdasarkan penyebaran gaya-gaya potong dan gaya-gaya

13 pembentukkan dengan tujuan untuk menghindari tekanan yang tidak merata pada plat atas. Gambar 2.8 Shank 2. Plat Atas [Top Plate] Merupakan tempat dudukan dari shank dan guide bush [sarung pengarah]. Plat atas dibalik Gambar 2.9 Plat Atas 3. Plat Bawah [Bottom Plate] Plat bawah merupakan dudukan dari dies dan tiang pengarah sehingga mampu menahan gaya bending akibat dari reaksi yang di timbulkan oleh punch. Gambar 2.10 Plat Bawa

14 4. Punch Punch berfungsi untuk memotong dan membentuk material menjadi produk jadi. Bentuk Punch tergantung dari bentuk produk yang dibuat. Bentuk punch dan dies haruslah sama. Punch haruslah dibuat dari bahan yang mampu menahan gaya yang besar sehingga tidak mudah patah dan rusak. Pada perencanaan alat bantu produksi ini untuk punch dipilih bahan Amutits, Assab, HSS dan lainnya yang dikeraskan pada suhu 780 820 0 C lalu di Tempering pada suhu 200 0 C agar diperoleh sifat yang keras tetapi masih memiliki kekenyalan. Gambar 2.11 Punch 5. Tiang Pengarah [Guide Pillar] Tiang pengarah berfungsi mengarahkan unit atas, sehingga punch berada tepat pada dies ketika dilakukan penekanan. Gambar 2.12 Pillar

15 6. Dies Terikat pada pelat bawah dan berfungsi sebagai pemotong dan sekaligus sebagai pembentuk. Gambar 2.13 Dies 7. Pegas Stripper Pegas stripper berfungsi untuk menjaga kedudukan stripper, mengembalikan posisi punch ke posisi awal, dan memberikan gaya tekan pada strip agar dapat mantap [tidak bergeser] pada saat dikenai gaya potong dan gaya pembentukan. Gambar 2.14 Pegas Stripper 8. Baut Pada perencanaan ini terdapat tiga baut, yaitu 1. Baut striper Baut striper dipergunakan untuk mengikat striper pada posisinya. 2. Baut pengikat Baut pengikat dipergunakan untuk mengikat Dies pada plat bawah 3. Baut Inbush dipergunakan untuk mengikat Punch Holder ke plat atas.

16 Semua baut yang digunakan menggunakan standar FIBRO. Baut pengikat berfungsi untuk mengikat dies ke pelat bawah dan pelat pemegang punch ke plat atas. Diameter dan panjang baut pengikat disesuaikan dengan ukuran dua komponen yang diikatnya. Gambar 2.15 Baut Pengikat Tabel 2.1 Standar Baut Pengikat Ukuran Baut Jarak minimum Jarak maksimum Tebal Dies M5 15 50 10 18 M6 25 70 15 25 M8 40 90 22 32 M10 60 115 27 38 M12 80 150 > 38 9. Pin Penepat/Pengarah Pin penepat berfungsi untuk menepatkan dies pada pelat bawah dan pelat pemegang punch [Punch holder] ke pelat atas, sehingga posisi dies ke pelat bawah dan posisi pelat pemegang punch ke pelat atas dapat tearah dan kokoh. Gambar 2.16 Pin Penepat

17 Tabel 2.2 Standar Pin Penepat Tebal Dies Minimum Baut Minimum Pena 19 M8 Φ6 24 M8 Φ8 29 M10 Φ10 34 M10 Φ10 41 M12 Φ12 48 M16 Φ16 2.6 Pemilihan Bahan untuk Komponen Press Tool Dalam membuat dan merencanakan rancang bangun suatu alat atau mesin perlu sakali memperhitungkan dan memilih material yang akan dipergunakan. Bahan merupakan unsur utama disamping unsur-unsur lainnya. Bahan yang akan diproses harus kita ketahui guna meningkatkan nilai produk. Hal ini akan sangat mempengaruhi peralatan tersebut karena kalau material tersebut tidak sesuai dengan fungsi dan kebutuhan maka akan berpengaruh pada keadaan peralatan dan nilai produknya. Pemilihan material yang sesuai akan sangat menunjang keberhasilan pembuatan rancang bangun dan perencanaan alat tersebut. Material yang akan diproses harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pada desain produk, dengan sendirinya sifat sifat material akan sangat menentukan proses pembentukan. 2.6.1 Faktor faktor Pemilihan Material Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan dalam pemilihan material dalam pembuatan suatu alat adalah: 1. Kekuatan material Yang dimaksud dengan kekuatan material adalah kemampuan dari material yang dipergunakan untuk menahan beban yang ada baik kekuatan tarik dan beban lentur.

18 2. Kemudahan mendapatkan material Dalam pembuatan rancang bangun ini diperlukan juga pertimbangan apakah material yang diperluakan ada dan mudah mendapatkannya. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi kerusakan sewaktu-waktu maka material yang rusak dapat diganti atau dibuat dengan cepat sehingga waktu untuk pergantian alat lebih cepat sehingga alat dapat berpruduksi dengan cepat pula. 3. Fungsi dari komponen Dalam pembuatan rancang bangun peralatan ini komponen yang direncanakan mempunyai fungsi yang berbeda beda sesuai dengan bentuknya. Oleh karenaitu perlu dicari material yang sesuai dengan komponen yang dibuat. 4. Harga bahan relatif murah Untuk membuat komponen yang direncanakan maka diusahakan agar material yang digunakan uantuk komponen tersebut harganya semurah mungkin dengan tidak mengurangi kualitas komponen yang akan dibuat. Dengan demikian pembuatan komponen tersebut dapat mengurangi atau menekan ongkos produksi dari pembuatan alat tersebut. 5. Daya guna yang efisien Dalam pembuatan komponen permesinan perlu juga diperhatikan penggunaan material yang seefisien mungkin, dimana hal ini tidak mengurangi fungsi dari komponen yang akan dibuat. Dengan cara ini maka material yang akan digunakan untuk pembuatan komponen tidak akan terbuang dengan percuma dengan demikian dapat menghemat biaya produksi. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah perhitungan ukuran mentah dari material untuk mengefisienkan penggunaan material dan meminimalkan bahan yang terbuang. 6. Kemudahan proses produksi Kemudahan dalam proses produksi sangat penting dalam pembuatan suatu komponen karena jika material sukar untuk dibentuk maka akan memakan banyak waktu untuk memproses material tersebut, yang akan

19 menambah biaya produksi. Untuk itu perlu direncanakan aliran proses yang baik agar proses produksi berjalan dengan baik dan mudah untuk menekan biaya produksi. 2.6.2 Pemilihan Material pada Komponen komponen Press Tool Berdasarkan faktor-faktor pemilihan material maka pada komponen komponen Press Tool harus dipilih bahan yang sesuai, adapun komponen komponen tersebut adalah: 1. Pelat Atas Menurut Budiarto [2001], pelat atas adalah tampat menempelnya seluruh komponen Assembly atas. Material yang dipilih untuk plat atas adalah ST 42, dengan tegangan tarik 42 kg/mm 2. Pelat Atas Gambar 2.17 Pelat Atas 2. Pelat bawah Menurut Budiarto [2001], pelat bawah merupakan tempat pengikatan Dies dan bagian yang diikat pada meja Mesin Press. Material yang digunakan untuk pelat bawah adalah St 42. Gambar 2.18 Pelat Bawah

20 3. Punch Menurut Budiarto [2001], punch merupakan bagian yang melakukan proses pemotongan dan pembentukan pada Strip sesuai dengan pasangan pada Dies. Material yang dipilih sama dengan material Dies yaitu Amutit S yang dikeraskan pada suhu 780 820 0 C lalu di Tempering pada suhu 200 0 C agar diperoleh sifat yang keras tetapi masih memiliki kekenyalan. Gambar 2.19 Punch 4. Pilar Menurut Budiarto [2001], pilar berfungsi untuk mengarahkan plat Assembly atas dan Assembly bawah agar tetap terjaga kelurusannya pada saat melakukan pengerjaan. Material yang dipilih adalah St 42. Gambar 2.20 Pilar 5. Shank Menurut Budiarto [2001] Shank adalah komponen yang menghubungkan mesin press dengan Assembly atas dan berfungsi mendistribusikan daya yang diberikan oleh Mesin Press yang diubah menjadi gaya potong ataupun gaya pembentukan. Material yang dipilih adalah St. 42.

21 Gambar 2.21 Shank 6. Pegas Menurut Budiarto [2001], pada perencanaan Press Tool ini pegas yang digunakan adalah pegas Striper yaitu. Pegas Striper untuk menjaga kedudukan Striper, mengembalikan posisi Punch ke posisi awal, dan memberikan gaya tekan pada Strip agar dapat mantap [tidak bergeser] pada saat dikenai gaya potong dan gaya pembentukan, dipergunakan pegas standar Fibro. Gambar 2.22 Pegas Striper 7. Baut Pada perencanaan ini terdapat satu baut yang kami gunakan, yaitu: a. Baut Pengikat Baut pengikat dipergunakan untuk mengikat Dies pada plat bawah.

22 Gambar 2.23 Baut 2.7 Dasar Perhitungan Press Tool Dalam perencanaan ini dibutuhkan dasar-dasar perhitungan yang menggunakan teori dan rumus-rumus tertentu. Adapun teori dan rumus-rumus tersebut antara lain: 2.7.1 Rumus mencari gaya-gaya perencanaan Untuk mecari gaya-gaya perencanaan terlebih dahulu mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada suatu rancang bangun benda. Adapun gaya-gaya yang terjadi: 1. Gaya Pierching Untuk menentukan besarnya gaya potong plat maka dapat dijelaskan dengan memperhatikan arah gaya terhadap permukaan geser benda. Arah gaya sejajar dengan bidang geser dan tegak lurus dengan permukaan benda kerja maka tegangan yang terjadi adalah tegangan geser yang besarnya dapat diturunkan dari rumus mekanika sebagai berikut : [Persamaan 2.1] Dimana:

23 Tabel 2.3 Modulus Elastisitas dan Rasio Poisson Bahan Modulus elastisitas Geser Modulus elastsitas E Rasio G Poisson v ksi GPa Ksi GPa Paduan Alumunium 2014-T6 6061-T6 7075-T6 10.000-11.400 10.600 10.000 70-79 73 70 72 3,800-4.300 4.000 3.800 3.900 26-30 28 26 27 0,33 0,33 0,3 0,33 10.400 Kuningan 14.000-96-110 5.200-6.000 36-41 0,34 16.000 Perunggu 14.000-96-120 5.200-6.300 36-44 0,34 17.000 Besi tuang 12.000-83-170 4.600-32 69 0,2-0,3 25.000 10.000 Beton [tekan] 2.500-4.500 17-31 0,1-0,2 Tembaga dan 16.000-110- 5.800-6.800 40-47 0,33-0,36 paduannya 18.000 120 Gelas 7.000-12.000 48-83 2.700-5.100 19-35 0,17-0,27 Paduan Magnesium 6.000-6.500 41-45 2.200-2.400 15-17 0,35 Monel [67% Ni, 30% 25.000 170 9.500 66 0,32 Cu] Nikel 30.000 210 11.400 80 0,31 Plastik Nilon Polietilen 300-500 2,1-3,4 0,7-1,4 0,4 0,4 Batu [tekan] Granit, marmer, kuarsa, sandstone 6.000-14.000 3.000-10.000 40-100 20-70 0,2-0,3 0,2-0,3

24 Karet 0,1-0,6 0,0007-0,004 0,03-0,2 0,0002-0,001 0,45-0,50 Baja 28.000-190- 10.800-75-80 0,27-0,30 30.000 210 11.800 17.000 Paduan Titanium 15.000-100- 120 5.600-6.400 39-44 0,33 Tungsten 50.000-340- 21.000-140-160 0,2 55.000 380 23.000 Kayu [bengkok] Douglas fir Oak Southern pine 1.600-1.900 1.600-1.800 1.600-2.000 11-13 11-12 11-14 Sumber: Mekanika Bahan Jilid 1 Edisi Keempat [ Persamaan 2.1 ] τg = σ m angka Poison untuk karet = 2 [ Persamaan 2.2 ] Tegangan geser bahan τg = [0,8] m, Jadi besarnya Gaya Potong untuk Pierching, Blanking dan Notching adalah sama yaitu : Fp = 0,8. U. t. σ m [N] [ Persamaan 2.3 ] dimana : U : panjang sisi potong [mm] t : tebal material proses [mm] v : rasio poison σ m : Tegangan maksimum bahan [N/mm 2 ]

25 2. Gaya pegas Stripper Tabel 2.4 Gaya Pegas Stripper Tebal Strip [mm] Sumber: Press Tool Dimana: Gaya Stripper 1 5 8 % Fpot 2,5 8 10 % Fpot 4 10 12,5 % Fpot 6 12,5 16 Fpot Fps = Gaya pegas Stipper [N] Fpot = Gaya potong [N] 3. Rumus mencari panjang Punch maksimum Dalam mencari panjang Punch maksimum dipakai punch yang memiliki diameter terkecil/yang palig kritis. [ Pesamaan 2.4 ] Dimana: L maks = Panjang Punch maksimum [mm] E = Modulus Elastisitas [N/mm 2 ] I = Momen Inersia bahan [mm 4 ] F = Gaya Bahan [N] [ Persamaan 2.5 ] n = Banyak Pillar

26 Gaya buckling dapat juga dicari berdasarkan kerampingannya, yaitu : λ λ0 Digunakan untuk rumus Euler λ < λo Digunakan untuk rumus Tetmejer λ = i = dimana : S = L maks = Panjang Batang [ mm ] A = Luas penampang [ mm² ] i = jari- jari girasi [ mm ] λ = kerampingan I = Momen Inersia [mm 4 ] [ Persamaan 2.6] Tabel 2.5 Harga Elastisitas pada Rumus Tetmejer Bahan E[ N /mm²] λ0 Rumus Tetmejer ST 37 210.000 105 δb = 310 1,14 λ ST 50 dan ST 60 210.000 89 δb = 335 0,6 λ Besi tuang 100.000 80 δb = 776-12λ + 0,053λ 4. Perhitungan Gaya Pegas Press Tool Fpp = Wtot Dimana: Fpp = Gaya Pegas Press Tool [N] Wtot = Berat Total [N] [ Persamaan 2.7 ] 5. Rumus mencari tebal Die Rumus untuk mencari tebal Die adalah: [ Persamaan 2.8 ]

27 Dimana: H = Tebal Die [mm] g = Grafitasi bumi [9,81 m/det 2 ] Ftot = Gaya total [N] 6. Menghitung Clearance Punch dan Die Setiap operasi pemotongan yang dilakukan Punch dan Die selalu ada nilai kelonggaran yang diambil. Untuk tebal pelat [s] 3 mm U s = C.t. Dimana: U s D p D d = Kelonggaran tiap sisi [mm] = Diameter Punch [mm] = Diameter lubang Die [mm] C = Faktor kerja [0,005 0,025] t = Tebal pelat [mm] = Tegangan geser bahan [N/mm 2 ] [ Persamaan 2.9 ] 7. Rumus titik berat gaya [ Persamaan 2.10 ] [ Persamaan 2.11 ]

28 Dimana: X = Titik berat terhadap sumbu x Y = Titik berat terhadap sumbu y xi = Titik berat ke-i terhadap sumbu x yi = Titik berat ke-i terhadap sumbu y ΣF = Gaya proses pada satu bidang 8. Perhitungan pelat atas Pada pelat atas akan terjadi tegangan bengkok yang diakibatkan gayagaya reaksi dari Punch. Besarnya tegangan yang terjadi adalah: σ t = [ Persamaan 2.12 ] [ Persamaan 2.13 ] Dimana: h = Tebal pelat [mm] M B maks = Momen bengkok maksimum b = Panjang pelat atas yang direncanakan [mm] σ t = Tegangan tarik izin [N/ mm 2 ] v = Faktor keamanan 9. Perhitungan plat bawah Untuk merencanakan pelat bawah sama dengan perencanaan plat atas, yaitu dengan memperhitungkan momen yang terjadi pada plat bawah.

29 10. Perhitungan kedalaman sisi potong H = 3 x s [bila s < 2 mm] Dimana: H = Kedalaman kelonggaran [mm] s = Tebal bahan [mm] [ Persamaan 2.14 ] 11. Perhitungan panjang Buckling Dengan, [ Persamaan 2.15 ] [ Persamaan 2.16 ] [ Persamaan 2.17 ] Dimana:

30 2.8 Dasar Perhitungan Waktu Permesinan Dalam pembubutan dan pengerjaan komponen dari Press Tool ini dibutuhkan waktu pengerjaan teoritis. 1. Proses pengerjaan pada Mesin Bubut a. Bubut muka t m = [ Persamaan 2.15 ] [ Persamaan 2.16 ] Dimana: n = Putaran poros utama/benda kerja [rpm] Vc = Kecepatan potong [m/mnt] d = Diameter benda kerja [mm] t m = Waktu pemotongan [mnt] r = Jari-jari benda kerja [mm] s r = Gerak makan [mm/rev] Gambar 2.24 Bubut Muka

31 c. Bubut luar [ Persamaan 2.17 ] t m = [ Persamaan 2.18 ] Dimana: n = Putaran poros utama/benda kerja [rpm] Vc = Kecepatan potong [m/mnt] d = Diameter cutter [mm] t m L = Waktu pemotongan [mnt] = Panjang benda kerja [mm] s r = Gerak makan [mm/rev] Gambar 2.25 Bubut Luar 2. Pengerjaan pada Mesin Bor Rumus yang akan kita gunakan dalam pengerjaan pada mesin bor adalah: t m = [ Persamaan 2.19 ]

32 Dimana: n = Putaran poros utama [rpm] v = Kecepatan potong [m/mnt] d = Diameter benda kerja [mm] t m L = Waktu pengerjaan [mnt] = Kedalaman pemakanan [mm] = 1 + 0,3d s r = Gerak makan [mm/put] Gambar 2.26 Proses Pengeboran 2.9 Dasar Perhitungan Biaya Produksi 1. Biaya Material Harga material yang digunakan ditentukan dari berat material tersebut, untuk mengetahui berat material yang digunakan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : [ Persamaan 2.20 ] Dimana : m = Massa bahan [kg] V = Volume bahan [mm 3 ] = Massa jenis bahan [kg/mm 3 ]

33 Sedangkan untuk mengetahui harga material dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : TH = HS x m [ Persamaan 2.21 ] Dimana : TH = Total harga per material [Rupiah] HS = Harga satuan per Kg m = Massa material [Kg] 2. Biaya Listrik Untuk menentukan biaya pemakaian listrik dapat digunakan rumus sebagai berikut : B = Tm x B L x P [ Persamaan 2.22 ] Dimana : B = Biaya listrik [Rp] Tm = Waktu permesinan [Jam] B L P = Biaya pemakaian listrik = Rp 1.347,- / Kwh = Daya mesin [Kw] 3. Biaya Sewa Mesin Rumus yang digunakan antara lain : BM = Tm x B [ Persamaan 2.23 ] Dimana : BM Tm B = Harga sewa mesin [Rp] = Waktu permesinan [Jam] = Harga sewa mesin/ jam [Rp]

34 4. Biaya Operator Dalam menentukan upah operator harus sesuai dengan standar upah yang telah ditetapkan. KS = S x T [ Persamaan 2.24 ] Dimana: KS = upah S = upah/ jam T = Total pengerjaa [jam] 5. Biaya Pengujian Dalam menentukan biaya pengujian diambil dari jumlah bahan rubber yang digunakan dalam pengujian. 6. Biaya Produksi Biaya produksi dari press tool ini adalah akumulasi dari biaya material, biaya listrik, biaya sewa mesin, biaya operator dan biaya pengujian. 7. Biaya Tak Terduga Biaya tak terduga dikenakan sebesar 20% dari biaya produksi alat. 8. Biaya Penjualan Alat Biaya penjualan alat ini terdiri dari biaya transportasi yang diambil sebesar 5% dari biaya poduksi alat, biaya promosi diambil sebesar 7% dari biaya produksi dan biaya administrasi diambil 1% dari biaya produksi. 9. Keuntungan Keuntungan dihitung sebesar 50% dari biaya produksi alat. 10. Harga Jual Harga jual dari press tool ini adalah akumulasi dari biaya produksi, biaya penjualan alat, dan keuntungan.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề