Apa itu motorik kasar dan halus

Keterampilan motorik adalah kemampuan anak menggunakan ototnya. Keterampilan ini terbagi menjadi dua kategori yaitu motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan kedua motorik ini penting bagi tumbuh kembang dan kemandirian anak.

Apa saja perbedaan dari kedua keterampilan motorik ini?

Motorik kasar meliputi gerakan yang menggunakan kelompok otot besar seperti pada tangan, kaki, atau seluruh tubuh. Contohnya yaitu merangkak, berlari, dan melompat.

Motorik halus meliputi gerakan lembut yang menggunakan kelompok otot yang lebih kecil seperti pada wajah, pergelangan tangan, atau jari-jari tangan dan kaki. Contohnya yaitu saat balita memegang objek menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya; atau saat mengunyah makanan menggunakan lidah dan bibirnya.

Jadi motorik kasar adalah pondasi kekuatan, sedangkan motorik halus adalah pondasi ketangkasan. Perbedaan yang cukup mendasar bukan?

Meskipun penggunaan kelompok otot yang berbeda, motorik kasar dan motorik halus bukanlah kemampuan yang berlawanan. Kedua jenis keterampilan tersebut bersifat komplementer; saling melengkapi.

Proses Perkembangan Keterampilan Motorik Pada Anak

Ketika bayi baru lahir, otaknya belum dapat menggunakan kemampuan motorik yang rumit. Perkembangan motorik bermula dari kepala, dan kemudian berlanjut ke badan.

Jadi pada awalnya bayi hanya dapat menggerakkan otot di mulut, wajah, bibir, dan lidah. Kemudian keterampilan motorik berkembang pada seluruh badannya sesuai dengan waktunya.

Bayi belajar mengendalikan leher sebelum bisa mengendalikan bahu. Setelah bahu, dia kemudian belajar menggerakkan otot punggung, lengan, jari, dan seterusnya.

Apa itu motorik kasar dan halus
perkembangan keterampilan motorik bayi

Di beberapa bagian tubuh, kemampuan motorik kasar berkembang sebelum motorik halus. Seperti saat bayi dapat menggerakkan seluruh tangannya terlebih dahulu sebelum dapat menggenggam benda dengan jari-jarinya.

Contohnya: Anak menggunakan motorik kasar untuk mengangkat sisir dengan tangannya. Namun motorik halus yang mengendalikan sisir pada telapak tangan dan jarinya.

Atau dengan mengetahui cara duduk yang baik, maka akan membantu juga mengendalikan pergerakan bahu, lengan, tangan, dan jari untuk mengambil objek di atas meja.

Jadi dengan kemampuan motorik kasar yang baik, maka ini akan membantu anak mengembangkan motorik halusnya juga.

Semakin baik kemampuan motorik halusnya, semakin mudah dan semakin cepat anak dapat melakukan aktivitas seperti menggambar dan menulis.

Pentingnya Keterampilan Motorik Pada Anak

Agar bayi anda dapat melakukan bermacam aktivitas secara mandiri, dia memerlukan keterampilan motorik halus dan juga motorik kasar. Sejalan dengan waktu bayi memasuki usia balita, kemampuan ini pun berkembang.

Misal ketika bayi anda berusia 2 tahun, dia dapat bermain dengan mainan balok. Motorik kasarnya berguna untuk mengangkat dan memindahkan balok. Dan motorik halusnya membantu menyusun balok-balok tersebut menjadi sebuah bentuk bangunan.

Apa itu motorik kasar dan halus
mainan balok

Sebagai orang tua, kita dapat mendorong perkembangan ini dengan aktivitas yang merangsang kemampuan motoriknya.

Misal saat bayi sudah bisa duduk tanpa bersandar, kita dapat meletakkan mainan favoritnya agak jauh dari jangkauannya. Dengan begini, dia harus menjaga keseimbangan badan ketika mencoba meraih mainannya.

Selain berguna dalam kemandirian anak, keterampilan motorik yang berkembang baik juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri anak untuk mengeksplor aktivitas baru dan bersosialisasi.

 


Jika ingin berkonsultasi mengenai perkembangan anak, silakan menghubungi Klinik Tumbuh Kembang Anak.


 

  • About
  • Latest Posts

Apa itu motorik kasar dan halus

Gheantisa Sagita Zuels, SST.OT

Occupational Therapist dan salah satu founder/owner dari Pusat Terapi Bermain. Komitmen kami untuk senantiasa memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang ananda.

Menurut Nevvy H (2013) motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil (seperti pada wajah, pergelangan tangan, atau jari-jari tangan dan kaki), seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk, menggambar dan menulis. Menurut Marmi dan Rahardjo (2018), motorik halus misalnya kemampuan  memindahkan benda dari  tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas, berlangsung ke arah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal sampai jari.  Menurut Soetjiningsih (2016) kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuscular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelektual non verbal (Karimah, 2021).

Baca juga : Bintik-Bintik Merah pada Anak? Ini Dia Utikaria dan Penyebabnya!

Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar (seperti pada tangan, kaki, atau seluruh tubuh), misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher dan duduk (Sujarwo & Widi, 2015). Motorik kasar dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak secara fisik. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, atau naik turun tangga. Hal ini beriringan dengan proses kematangan fisik anak dan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan sistem saraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung perkembangan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika sistem sarafnya sudah matang, proporsi kakinya cukup kuat untuk menopang tubuhnya, dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.

Baca juga : Definisi dan Fungsi Bermain Pada Anak

Tahapan belajar motorik kasar secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut (Salsabila, 2022):

  1. Tahap Kognitif. 

Pada tahap ini anak membutuhkan informasi tentang cara melakukan suatu gerakan melalui contoh nyata. Tugas guru atau pelatihlah yang sangat berperan penting dalam hal ini. Pada tahap ini anak sering mengalami kesalahan, gerakannya masih kaku, dan kurang terkoordinasi.

  1. Tahap Asosiatif.

Pada tahap ini  anak sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan gerakan yang telah dipelajarinya. Gerakan yang dihasilkan oleh anak juga sudah mulai konsisten sehingga kesalahan dalam setiap gerakan mulai berkurang.

  1. Tahap otomatis. 

Sesudah melewati proses  latihan, anak lalu masuk pada tahap otomatis. Gerakan yang dilakukannya sudah tidak terganggu oleh kegiatan lainya yang terjadi secara simultan sehingga tingkat kesalahan dalam melakukan gerakan semakin berkurang.

Perkembangan yang lambat pada anak dapat juga disebabkan oleh salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik, yaitu kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motoriknya (Chamidah, 2009).

Besar kemungkinan bahwa faktor gizi, pola pengasuhan anak dan lingkungan ikut berperan. Penjabaran tersebut menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pemberian stimulasi untuk mengembangkan kemampuan motorik merupakan hal yang penting (Krisdiyanto, 2013) (Fitriyanti & Rosidah, 2017). Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh lama interaksi dan stimulasi pada anak terhadap perkembangan motorik anak usia prasekolah (Yanti & Fridalni, 2020).

Daftar Referensi :

Fitriyanti, L., & Rosidah, N. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemampuan Motorik Halus Bermain Puzzle Pada Anak Prasekolah Di Rsud Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 39–46. Retrieved from http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/jurnal/JURNAL-1519703969.pdf

Sujarwo, & Widi, C. P. (2015). Kemampuan Motorik Kasar dan Halus Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 11(2), 96–100. Retrieved from https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/view/8185/6856

Yanti, E., & Fridalni, N. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah. Tinjauan Sosial, Etika Dan Hukum Surrogate Mother Di Indonesia, 7(2), 108–113. Retrieved from http://www.jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/761

SAUSAN SALSABILA. (2022).PENGARUH PERMAINAN KOLASE PADA PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH().Magelang:DIV Kebidanan Magelang.

RAIS ZAHROH KARIMAH. (2021).EFEKTIVITAS PERMAINAN KOLASE DAN PUZZEL TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH().Magelang:DIV Kebidanan Magelang.

Motorik Kasar vs Motorik Halus. Diakses dari https://www.parenting.co.id/balita/motorik+kasar+vs+motorik+halus 

Apa itu motorik halus dan contohnya?

Perkembangan motorik halus, merupakan perkembangan gerak yang meliputi otot kecil dengan koordinasi mata-tangan. Contohnya seperti menggambar, menulis, memotong, menyusun puzzle, atau memasukkan balok sesuai bentuknya.

Motorik kasar seperti apa?

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114).

Kegiatan motorik kasar apa saja?

Motorik kasar meliputi gerakan-gerakan yang lebih luas dan lebih energik. Contoh dari motorik kasar anak adalah: kemampuan merangkak, berjalan, berlari, dan bahkan melompat. Pada perkembangan anak secara umum, perkembangan motorik kasar akan terjadi terlebih dahulu daripada perkembangan motorik halus.

Motorik kasar untuk apa?

Gerakan motorik kasar dapat berupa kemampuan untuk duduk, merangkak, berjalan, berlari, atau melompat. Sementara itu, gerakan motorik halus meliputi menggenggam, menulis, memotong, menggambar, atau menyusun puzzle.