Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia berlebihan peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

Show

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses diusir dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, sebagian wilayah Indonesia telah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia telah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah direbut oleh Australia sebelum Jepang mencetuskan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya telah memainkan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak dihasilkan sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru mencetuskan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan menggunakan kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang diselenggarakan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang dipersiapkan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang telah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi akrab dengan Kerajaan Belanda dan hendak memainkan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak dihasilkan sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang semakin samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan sebagian besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta mencetuskan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas lapang yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan semakin, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang lapang yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya harus berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya harus memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya harus menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memainkan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah mengalami tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memainkan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang telah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia telah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilaksanakan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak habis sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memainkan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka harus menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang sebagian besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda memerlukan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir mencetuskan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka telah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memainkan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang semakin kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam mendudukkan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memainkan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang semakin lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia disebabkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan semakin terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya meliputi sebagian kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak diselenggarakan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi lambang kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup semakin lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak posisi ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak posisinya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan semakin cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan semakin dulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru dihasilkan dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku posisi sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang semakin sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan semakin banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota lahir Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang harus dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak semakin patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dihasilkannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memainkan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya terkuat pada saat itu sukses dikuasai oleh TNI yang secara peralatan semakin ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Rujukan

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com


Page 2

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia berlebihan peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses ditolak dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, beberapa wilayah Indonesia sudah diduduki oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia sudah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan sudah direbut oleh Australia sebelum Jepang menyalakan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama diduduki oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya sudah memperagakan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak dihasilkan sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru menyalakan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan memakai kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan memakai kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang dipersiapkan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya ditentukan yang istimewa, yang tersedia oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang sudah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi ketat dengan Kerajaan Belanda dan hendak memperagakan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak dihasilkan sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang semakin samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan beberapa besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta menyalakan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas lapang yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan semakin, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang lapang yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya mesti berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya mesti memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya mesti menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang sudah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memperagakan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah merasakan tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda mesti meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memperagakan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang sudah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia sudah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilakukan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak kesudahannya sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memperagakan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka mesti menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang diduduki pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang beberapa besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda membutuhkan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang mesti dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia mesti mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang membutuhkan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir menyalakan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka sudah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memperagakan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang semakin kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari posisinya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam menyilakan duduk konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memperagakan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti menduduki Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang semakin lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dahulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia diakibatkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan semakin terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mencakup beberapa kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi simbol kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup semakin lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak posisi ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak posisinya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan semakin cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan semakin dahulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru dihasilkan dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku posisi sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang semakin sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan semakin banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota lahir Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang mesti dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak semakin patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dihasilkannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memperagakan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya paling kuat pada saat itu sukses diduduki oleh TNI yang secara peralatan semakin ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilakukan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Referensi

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com


Page 3

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses diusir dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, beberapa wilayah Indonesia sudah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia sudah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan sudah direbut oleh Australia sebelum Jepang mencetuskan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya sudah memainkan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak diproduksi sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru mencetuskan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan memakai kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan memakai kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang dipersiapkan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang tersedia oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang sudah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi akrab dengan Kerajaan Belanda dan hendak memainkan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak diproduksi sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan beberapa besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta mencetuskan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang luas yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya mesti berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya mesti memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya mesti menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang sudah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memainkan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah merasakan tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda mesti meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memainkan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang sudah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia sudah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilakukan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak kesudahannya sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memainkan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka mesti menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang beberapa besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda membutuhkan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang mesti dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia mesti mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang membutuhkan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir mencetuskan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini memperoleh reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka sudah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memainkan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam mendudukkan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memainkan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dahulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia diakibatkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan lebih terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mencakup beberapa kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi simbol kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup lebih lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak jabatan ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak jabatannya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan lebih cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan lebih dahulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru diproduksi dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku jabatan sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang lebih sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan lebih banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota kelahiran Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang mesti dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak lebih patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan diproduksinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memainkan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya paling kuat pada saat itu sukses dikuasai oleh TNI yang secara peralatan lebih ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilakukan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Referensi

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com


Page 4

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia sesudah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Telah tersedia banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Afal yang dibuat Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah pautannya.

1945

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakangan terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang sekarang direbut Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang sukses diusir dari kawasan pendudukannya.

Menjelang kesudahan perang, tahun 1945, beberapa wilayah Indonesia sudah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia sudah mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan sudah direbut oleh Australia sebelum Jepang mencetuskan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Barat bersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Kekuatan (South West Pacific Area Command/SWPAC).

Sesudah perang bubar, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia ronde Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggris dalam wujud komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Paling tinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diganti NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris antaraku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan ditemani Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, dia dipersiapkan untuk buka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi dia mengumumkan bahwa dia tak hendak berucap dengan Soekarno yang dianggapnya sudah memainkan pekerjaan sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari hendak diproduksi sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Telah tersedia berbagai pertempuran yang terjadi pada masa masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang masa itu baru mencetuskan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:

  1. Peristiwa 10 November, di kawasan Surabaya dan sekitarnya.
  2. Palagan Ambarawa, di kawasan Ambarawa, Semarang dan sekitarnya.
  3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, mencakup Jawa Tengah dan Jawa Timur
  4. Bandung Lautan Api, di kawasan Bandung dan sekitarnya.
  5. Pertempuran Area Area, di kawasan Area dan sekitarnya.
  6. Pertempuran Margarana, di Bali
  7. Serangan Umum 1 Maret 1949, di Yogyakarta
  8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam, di Palembang
  9. Pertempuran Lima Hari, di Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia masa itu) yang makin memburuk, karenanya pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta dengan memakai kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan himpunan yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]

Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan memakai kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang dipergunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang dipersiapkan di luar jadwal yang telah tersedia, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang tersedia oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2]

1946

Perubahan sistem pemerintahan

Pernyataan van Mook untuk tak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk menjadi ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.

Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang sudah bertempur selama pemerintahan Jepang.

Diplomasi Syahrir

Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Yang dijajah (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya mempunyainya". Logemann sendiri berucap pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tak hendak pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita hendak berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalah persona non grata.

Pihak Republik Indonesia mempunyai alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.

Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membikin pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya berhasrat membangun persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan berjenis-jenis tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk membuat warga negara Indonesia untuk seluruh orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri hendak dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia hendak merupakan mayoritas. Kementerian hendak disesuaikan dengan parlemen tetapi hendak dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang berjenis-jenis di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu yang dibangun federasi dan persemakmuran hendak menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta hendak mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.

Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, dia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berkomunikasi akrab dengan Kerajaan Belanda dan hendak memainkan pekerjaan sama dalam segala ronde. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang hendak diproduksi sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan dinegosiasikan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas ronde Jawa dan Madura yang belum telah tersedia di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu selesai dan dia bersama teman-temannya kembali pulang.

Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, telah tersedia penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; telah tersedia pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang probabilitas Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan probabilitas hanya Republik sebagai ronde sangat penting. Sebagai probabilitas dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan seluruh tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.

Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia berjumpa dengannya, dia marah. Tak jelas, apa arah yang hendak diambil oleh amarah itu". Pada saat yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dinyatakan desas-desus tentang Sjahrir mau menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.

Penculikan terhadap PM Sjahrir

Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan inti usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan beberapa besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta mencetuskan dukungannya kepada Sjahrir, hendak tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.

Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika dia beristirahat dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian dia dibawa ke Paras, kota tidak jauh Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Dia mengumumkan, "Berhubung dengan mempunyainya di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih seluruh kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang luas yang dipegangnya. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dilepaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir dimohon kembali untuk membentuk kabinet.

Kembali menjadi PM

Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Letak saya di kabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya mesti berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya mesti memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya mesti menanyakan gagasannya dengan siapa saya membentuk kabinet."

Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru

Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, mempunyainya ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang sudah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni dipersiapkan konferensi wakil-wakil kawasan di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.

1946-1947

Peristiwa Westerling

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. Peristiwa ini terjadi pada Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan).

Perjanjian Linggarjati

Bulan Agustus pemerintah Belanda memainkan usaha pautan untuk memecah gendala dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak dipersiapkan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati tidak jauh Cirebon. Sesudah merasakan tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut :

  • Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang mencakup Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda mesti meninggalkan wilayah de facto sangat lambat 1 Januari 1949,
  • Republik Indonesia dan Belanda hendak memainkan pekerjaan sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu rondenya adalah Republik Indonesia
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda hendak membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya hendak menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen pautan. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi ronde Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini hendak memajukan kebutuhan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat hendak mengajukan diri sebagai anggota PBB. Kesudahannya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini hendak diselesaikan lewat arbitrase.

Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, jadi pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila telah tersedia yang tak selesai.

Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasil perundingan Linggarjati

Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S M Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang sudah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 hendak disetujui atau tak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut probabilitas telah tersedia dua kubu yang bertarung gagasan sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melewati partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis mau supaya KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung mau menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) menginginkan kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya supaya tak menembaki satuan-satuan Pesindo.

DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkatkan sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 dia sudah memaksa terwujudnya Negara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946

Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, karenanya pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilakukan.

Proklamasi Negara Pasundan

Usaha Belanda tak kesudahannya sampai di NIT. Dua bulan sesudah itu, Belanda sukses membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, dia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti dia baru eksis ketika Belanda memainkan Serangan dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.

Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka mesti menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam saat dua ahad dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam saat enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang beberapa besar dari pasukan itu tak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini karenanya pihak Belanda membutuhkan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).

Serangan Militer I

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang mesti dijawab dalam 14 hari, yang berisi:

  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan membangun lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia mesti mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang direbut Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk kawasan daerah Republik yang membutuhkan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor

Perdana Menteri Sjahrir mencetuskan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini memperoleh reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'afal yang dibuat polisionil' mereka yang pertama.

Afal yang dibuat Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekali dimana mereka sudah menaruh pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang memainkan usaha dari Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menguasai Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai seluruh pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan kawasan Padang diamankan. Melihat afal yang dibuat Belanda yang tak mematuhi perjanjian Linggarjati membikin Sjahrir bingung dan putus asa, karenanya pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam mendudukkan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.

Menghadapi afal yang dibuat Belanda ini, untuk pasukan Republik hanya bisa memainkan usaha mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan untuk Belanda, sesudah melihat kesuksesan dalam afal yang dibuat ini menimbulkan hasrat untuk melanjutkan afal yang dibuatnya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, menanti merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.

Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana Menteri

Sesudah terjadinya Serangan Militer Belanda I pada bulan Juli, pengganti Sjahrir adalah Amir Syarifudin yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggota PSII yang dahulu untuk duduk dalam Kabinetnya. Termasuk menawarkan kepada S.M. Kartosoewirjo untuk ikut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dinyatakan dalam sepucuk suratnya kepada Soekarno dan Amir Syarifudin, dia menolak kursi menteri karena "dia belum terlibat dalam PSII dan sedang merasa terikat kepada Masyumi".

S.M. Kartosoewirjo menolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepada Masyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh hasratnya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Dampak menyaksikan kondisi politik yang tak menguntungkan untuk Indonesia diakibatkan berbagai perjanjian yang dipersiapkan pemerintah RI dengan Belanda. Di samping itu Kartosoewirjo tak menyukai arah politik Amir Syarifudin yang kekiri-kirian. Jikalau diamati dari sepak terjang Amir Syarifudin selama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwa Amir Syarifudin mau membawa politik Indonesia ke arah Komunis.

1948

Perjanjian Renville

Sementara peperangan sedang jadi, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera sesudah itu membangun suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menempatkan diri di tengah perselisihan itu .

Tanggal 17 Januari 1948 jadi konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan pautan, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Hendak terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat hendak didirikan, tetapi atas garis yang berlainan dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan apakah berbagai himpunan di pulau-pulau besar mau bergabung dengan Republik atau beberapa ronde dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda hendak tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.

Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian kesudahan dicapai, bahkan lebih terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mencakup beberapa kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap kawasan Republik Plebisit hendak dipersiapkan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat afal yang dibuat militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani supaya Belanda tak "menimbulkan rasa benci Amerika".

Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melewati persetujuan Linggarjati, melewati perundingan Renville, Soekarno dan Hatta menjadi simbol kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup lebih lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi pautan yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, sekarang Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.

Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana Menteri

Dari telah tersedianya Serangan Militer I dengan hasil dipersiapkannya Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri dari anggota PNI dan Masyumi meletak jabatan ketika Perjanjian Renville ditandatangani, disusul kemudian Amir sendiri meletak jabatannya sebagai Perdana Menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan hendak tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Keinginan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah pautan dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu 'kabinet presidentil' darurat (1948-1949), dimana seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden.

Dengan terpilihnya Hatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tak berpartai. Amir dan himpunannya dari sayap kiri sekarang menjadi pihak oposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membikin para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

Memang runtuhnya Amir datang bahkan lebih cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan lebih dahulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi hasrat pihak asing. Hanya empat hari sesudah Perjanjian Renville ditandatangani, pada tanggal 23 Januari 1948, Amir Syarifudin dan seluruh kabinetnya beristirahat. Kabinet baru diproduksi dan yang dibangunnya diumumkan tanggal 29 Januari 1948. Hatta menjadi Perdana Menteri sekaligus tetap memangku jabatan sebagai Wakil Presiden.

Kelihatannya sekarang lebih sedikit jalan keluar untuk Amir dibanding dengan Sjahrir sesudah Perundingan Linggarjati; dan lebih banyak penghinaan. Beberapa hari sesudah Amir beristirahat, di awal Februari 1948, Hatta membawa Amir dan beberapa pejabat Republik pautannya mengelilingi Provinsi. Amir diharapkan menjelaskan Perjanjian Renville. Pada rapat raksasa di Bukittinggi, Sumatera Barat, di kota kelahiran Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat beristirahat terpenting selama perjalanan- Hatta berucap tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.

Kemudian Amir naik mimbar, dan seperti diuraikan Hatta kemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tak mengetahui apa ayang mesti dituturkannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan dengan Belanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, nyaris tak telah tersedia yang bertepuk tangan"

Menurut peserta lain: "Wajah Amir rupa-rupanya seperti orang yang sudah tak berfaedah". Sjahrir juga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dari Singapura dan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi pautan, "Seolah-olah telah tersedia yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berucap "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.

Perjanjian Renville tak lebih patut daripada perundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, dan Indonesia menuduh Belanda membangun blokade dengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli 1948, Komisi Jasa-jasa Baik, yang sedang telah tersedia di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwa Indonesia mengeluh hendak gencatan senjata yang berulang-ulang.

1948-1949

Serangan Militer II

Serangan Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia masa itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh pautannya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan diproduksinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta

Serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran paling tinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- sedang telah tersedia dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang jadi di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada saat itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III ikut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Perjanjian Roem Royen

Dampak dari Serangan Militer tersebut, pihak internasional memainkan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam hendak menghentikan bantuannya kepada Belanda, kesudahannya dengan terpaksa Belanda mau untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

Serangan Umum Surakarta

Serangan Umum Surakarta jadi pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka sukses membumihanguskan dan menguasai markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkan Belanda bila mereka tak hendak mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya paling kuat pada saat itu sukses dikuasai oleh TNI yang secara peralatan lebih ketinggalan tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal seperti Slamet Riyadi.

Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilakukan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:

Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, antara empat tahun sesudah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga telah tersedia kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Afal yang dibuat Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.

Referensi

  1. ^ (Inggris) War for Independence: 1945 to 1950
  2. ^ Bhayangkara Pewaris Gajah Mada, Kilas-balik sejarah POLRI

Lihat pula

  • Sejarah Pertahanan Indonesia

edunitas.com


Page 5

Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang dikurangi kepada rasul yang terakhir adalah Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang.

Pendahuluan

Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. di Jazirah Arab pada zaman ke-7 ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan mempunyai banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.

Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah diproduksi bentuk sebagai kerajaaan yang akbar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sbgnya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.

Pada zaman ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Turki Utsmani yang adalah kerajaan Islam terakhir tumbang.

Nabi Muhammad

Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam adalah sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab adalah penyembah berhala dan lainnya adalah pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu adalah tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut mempunyai berhala-berhala agama mereka dan juga mempunyai Sumur Zamzam dan yang sangat penting adalah Ka'bah.

Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah adalah pada tanggal 12 Rabi'ul Permulaan atau pada tanggal 20 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah seorang anak yatim setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika beliau masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika beliau berusia 7 tahun. Yang belakang sekali beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal beliau diasuh juga oleh pamannya adalah Sisa dari pembakaran Talib. Nabi Muhammad yang belakang sekalinya menikah dengan Siti Khadijah ketika beliau berusia 25 tahun. Beliau pernah diproduksi bentuk sebagai penggembala kambing.

Nabi Muhammad pernah diangkatkan diproduksi bentuk sebagai hakim. Beliau tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira kepada mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu beliau mengajarkan nasihat Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sbg "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara membuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.

Penduduk Mekah dan Madinah ikut bertempur bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang tidak berat sebelah meskipun mempunyai di selangnya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin diproduksi bentuk sebagai bertambah kuat, dan sukses menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.

Perkembangan Islam

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Jazirah Arab

Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh dinyatakan penyambung daya Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

Khulafaur Rasyidin

  • 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Sisa dari pembakaran Bakar diangkatkan diproduksi bentuk sebagai khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad adalah Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab.
  • 633 M - Pengumpulan Al Quran dimulai.
  • 634 M - Wafatnya Sisa dari pembakaran Bakar. Umar bin Khatab diangkatkan diproduksi bentuk sebagai khalifah. Penaklukan Damaskus.
  • 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina mampu ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 638 M - Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
  • 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
  • 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
  • 641 M - Penaklukan Mesir
  • 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara semuanya.
  • 644 M - Umar bin Khatab mati syahid dampak dibunuh. Utsman bin Affan diproduksi bentuk sebagai khalifah.
  • 645 M - Cyprus ditaklukkan.
  • 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
  • 647 M - Tingkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Sisa dari pembakaran Sufyan. Perang di laut melawan tingkatan laut Byzantium.
  • 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
  • 656 M - Utsman mati dampak dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik diproduksi bentuk sebagai khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
  • 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Shifin meletus.
  • 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya sbg khalifah Damaskus.
  • 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin mandek. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) yang belakang sekali diangkatkan sbg Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 golongan akbar pasukan Islam adalah Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap kepada memulai suatu pertempuran akbar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah yang belakang sekali menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang yang belakang sekali dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu yang belakang sekali dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak waktu itu Muawiyah diproduksi bentuk sebagai Khalifah Umat Islam yang yang belakang sekali dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama adalah pergantian pemimpin (Raja Islam) yang diterapkan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini yang belakang sekali berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lainnya.

Kerajaan Bani Ummaiyyah

  • 661 M - Muawiyah diproduksi bentuk sebagai khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
  • 670 M - Penaklukan Kabul.
  • 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
  • 679 M - Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680.
  • 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Husain bin Ali di Karbala.
  • 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sbg bahasa resmi kerajaan.
  • 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
  • 711 M - Penaklukan Sepanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 713 M - Penaklukan Multan.
  • 716 M - Serangan kepada Konstantinopel.
  • 717 M - Umar bin Abdul Aziz diproduksi bentuk sebagai khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.

Kerajaan Bani Abbasiyyah

  • 752 M - Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah.
  • 755 M - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Sisa dari pembakaran Muslim.
  • 756 M - Abd ar-Rahman I membangun Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
  • 763 M - Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
  • 786 M - Harun ar-Rasyid diproduksi bentuk sebagai Khalifah.
  • 792 M - Penyerangan selatan Perancis.
  • 800 M - Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
  • 805 M - Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
  • 809 M - Kematian Harun ar-Rasyid. Al-Amin diangkatkan diproduksi bentuk sebagai khalifah.
  • 814 M - Perang saudara selang Al-Amin dan Al-Ma'mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma'mun diproduksi bentuk sebagai khalifah.
  • 1000 M - Masjid Akbar Cordoba siap dibangun.
  • 1005 M - Multan dan Ghur ditaklukkan.
  • 1055 M - Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai, yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad.
  • 1085 M - Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol).
  • 1091 M - Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana mandek.
  • 1095 M - Perang Salib pertama dimulai.
  • 1099 M - Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua penduduknya.
  • 1144 M - Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlangsung.
  • 1187 M - Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlangsung.
  • 1194 M - Pasukan Muslim menaklukkan Delhi, India.
  • 1236 M - Pasukan Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol).
  • 1258 M - Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
  • 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pemimpin Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.

Kerajaan Turki Utsmani

  • 1243 M - Bangsa Turki yang hidup secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil.
  • 1299 M - Sebuah wilayah pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
  • 1301 M - Osman I menyatakan dirinya sbg sultan. Berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
  • 1345 M - Turki Seljuk menyeberangi Selat Bosporus.
  • 1389 M - Tentara Utsmani menewaskan tentara Serb di Kosovo.
  • 1402 M - Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
  • 1451 M - Sultan Muhammad al-Fatih diproduksi bentuk sebagai pemerintah.
  • 1453 M - Constantinople ditaklukkan oleh tentara Islam pemimpin Sultan Muhammad al-Fatih. Mandeknya Kerajaan Byzantium.
  • 1520 M - Sultan Sulaiman al-Qanuni dilantik diproduksi bentuk sebagai sultan.
  • 1526 M - Perang Mohacs
  • 1529 M - Serangan dan kepungan ke atas Vienna.
  • 1571 M - Perang Lepanto terjadi.
  • 1641 M - Pemerintahan Sultan Muhammad IV
  • 1683 M - Serangan dan kepungan ke atas Vienna kepada yang kedua kalinya.
  • 1687 M - Sultan Muhammad IV meninggal dunia.
  • 1703 M - Pembaharuan kebudayaan di bawah Sultan Ahmed III.
  • 1774 M - Akad Kucuk Kaynarca.
  • 1792 M - Akad Jassy.
  • 1793 M - Sultan Selim III mengumumkan "Pentadbiran Baru".
  • 1798 M - Napoleon mencoba kepada menaklukkan Mesir.
  • 1804 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia pertama.
  • 1815 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia kedua.
  • 1822 M - Berasalnya perang kemerdekaan Greece.
  • 1826 M - Pembunuhan massal tentara elit Janissari. Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino.
  • 1829 M - Akad Adrianople.
  • 1830 M - Mandeknya perang kemerdekaan Greece.
  • 1841 M - Konvensyen Selat.
  • 1853 M - Dimulainya Perang Crimea.
  • 1856 M - Mandeknya Perang Crimea.
  • 1878 M - Kongres Berlin. Serbia dan Montenegro diberi kemerdekaan. Bulgaria diberi kuasa autonomi.
  • 1912 M - Perang Balkan pertama.
  • 1913 M - Perang Balkan kedua.
  • 1914 M - Kerajaan Turki Utsmani memasuki Perang Dunia I sbg sekutu kuasa tengah.
  • 1919 M - Mustafa Kemal Atatürk mendarat di Samsun.
  • 1923 M - Sistem kesultanan dihapuskan. Turki menyatakan sbg sebuah Republik.
  • 1924 M - Khalifah dihapus. Mandeknya pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.

Islam di Indonesia

Islam telah dikenal di Indonesia pada zaman pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu akbar hanya melewati perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia kepada singgah kepada beberapa waktu. Pengenalan Islam bertambah intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlanjut beberapa zaman yang belakang sekali.

Agama islam pertama masuk ke Indonesia melewati bagian perdagangan, pendidikan dan lain-lainnya.

Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo selang lain,


edunitas.com


Page 6

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel sampai ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari keyakinan Kristen.

Periode ini dimulai semenjak lahir Yesus sampai kematian dan kebangkitan Yesus, kurang semakin dari 4 SM sampai 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan diproduksi menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; setelah beliau berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melaksanakan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Beliau disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangun dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri untuk semakin dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Beliau naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangun melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (kelahiran, pelayanan, mati, bangun, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan menentukan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama untuk kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karenanya kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul berlainan secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus adalah Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi diproduksi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu (Kisah 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai semenjak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dll dalam memberitakan kisah Yesus sampai bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang semakin tahun 33 sampai 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen merasakan penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang muncul bertubi-tubi diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka untuk orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah untuk orang-orang Samaria (Kisah 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya untuk Kristus. Rasul Petrus berkhotbah untuk rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Kisah 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri (Kisah 28:16) dan bahkan mungkin sampai ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru telah lengkap dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara sebarang, kadang atas perintah pemerintah.

Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Beberapa ajaran sesat diretas dan dihalau pada abad ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai semenjak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, sampai dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, semakin kurang tahun 313 sampai 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang ada pokoknya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
312Konstantinus IRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Kaisar Konstantinus I diproduksi menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan diproduksi menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
323Eusebius dari KaisareaKaisarea

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Eusebius dari Kaisarea menaruh karyanya, Historia Ecclesiastica, atau sejarah gereja mula-mula.
325Konstantinus INicea

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam saling berargumentasi dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya.
341UlfilasGoth

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ulfilas, penerjemah Alkitab Gothik, dinaikkan diproduksi menjadi uskup
358Basil dari KaisareaKaisarea

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Basil yang Agung mendirikan komunitas biarawan (monastik).
367AthanasiusAleksandria

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Perjanjian Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini digunakan.
385AmbrosiusMilan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi ajaran Kristen dan melawan segala tindakan jahat.
387Agustinus HippoMilan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Agustinus diproduksi menjadi orang Kristen. Tulisannya diproduksi menjadi landasan Abad Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) masih banyak dibaca saat ini.
398Yohanes KrisostomusKonstantinopel

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", diproduksi menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi
405HieronimusRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Hieronimus menaruh karyanya Alkitab Vulgata yang diproduksi menjadi standar untuk seribu tahun ke depan.
432PatrickIrlandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana pada saat mudanya diproduksi menjadi budak. Beliau kembali dan memimpin orang Irlandia dalam banyak agung diproduksi menjadi Kristen.
451Paus Leo IKhalsedon

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Khalsedon menegaskan ajaran ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang.

Gereja pada Abad Menengah

Periode ini dimulai semenjak akibatnyanya kekuasaan Kaisar Romawi Barat sampai dimahkotainya Charlemagne diproduksi menjadi Kaisar Eropa Barat, semakin kurang tahun 476 sampai hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, merasakan kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat semakin dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi hasrat Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.

Selama Abad Menengah di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan melepaskan Yerusalem.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
529BenediktusMonte Cassino

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Benediktus dari Nursia mendirikan ordo kerahiban ─ "pemerintahannya" diproduksi menjadi yang paling berpengaruh selama berabad-abad ke depan
563KolumbaSkotlandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Kolumba menjalani misi ke Skotlandia. Beliau mendirikan pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona.
590Paus Gregorius IRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan.
664Sinode WhitbyInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Sinode Whitby menentukan bahwa gereja Inggris akan diproduksi menjadi di bawah otoritas gereja Roma
716BonifakusJermania

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi diproduksi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)
763BerlainanInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Venerabilis Berlainan menaruh karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)
732Charles MartelTours

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Charles Martel menghentikan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai semenjak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat sampai kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, semakin kurang tahun 800 sampai 1500. Pada mulanya, nyaris seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai disingkap sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
800Karel AgungAachen

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Charles yang Agung dinaikkan diproduksi menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Beliau memajukan gereja, pendidikan, dan aturan sejak dahulu kala istiadat Eropa.
863Siril dan MetodiusSlavia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Sirilik, dasar bahasa Slavik yang masih dipakai di gereja Rusia.
909William yang SalehAquitaine

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada menengah abad ke-12, ada semakin dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny.
988Vladimir IKiev

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pangeran Vladimir dari Kiev diproduksi menjadi Kristen ─ beliau mencari agama-agama di dunia dan menentukan Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia.
1054Paus Leo IXEurasia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Setelah berabad-abad gereja Timur dan Barat merupakan gereja tunggal, belakangnya perpisahan tersebut terjadi yang berlaku sampai hari ini.
1093AnselmusCanterbury

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Anselmus diproduksi menjadi Uskup Agung Canterbury. Seorang rahib yang tekun dan teologian yang handal, beliau menyelidiki "Mengapa Allah Diproduksi menjadi Manusia" (Cur Deus Homo)
1095Paus Urbanus IIClermont

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Paus Urbanus II menyerukan Deus Vult! - "Allah menghendakinya!" dan dengan itu memulai Perang Salib yang mengakibatkan banyak peperangan yang tragis.
1115BernardusClairvaux

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Bernardus mendirikan biara di Clairvaux. Beliau dan biara tersebut diproduksi menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang agung
1150Petrus AbelardusParis

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Universitas Paris dan Universitas Oxford didirikan dan diproduksi menjadi inkubator Abad Pencerahan dan reformasi Protestan dan diproduksi menjadi model pola pendidikan modern.
1173Peter WaldoPerancis

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Peter Waldo mendirikan gerakan Waldenisme/Waldensian/Kaum Walden, gerakan reformasi sebelum era Martin Luther yang memberi penekanan pada kemiskinan, khotbah, dan Alkitab. Mereka belakangnya dituduh sebagai penganut ajaran sesat oleh gereja pada saat itu
1206Fransiskus BernardoneAssisi

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Fransiskus dari Assisi meninggalkan segala kekayaan dunia dan memimpin sekelompok rahib miskin mengajarkan cara hidup sederhana
1215Paus Innocentius IIIRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Lateran Keempat mengenai ajaran sesat, meneguhkan doktrin Katolik Roma dan menguatkan otoritas Paus
1273Thomas AquinasCologne

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Thomas Aquinas menaruh karyanya Summa Theologica (Ringkasan Teologi), mahakarya teologis pada Abad Menengah
1321Dante AlighieriItalia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Dante menaruh Divina Commedia (Komedi Ilahi), karya literatur Kristen terbesar pada Abad Pertengahan.
1378Katarina SienaRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Katarina dari Siena pergi ke Roma untuk membantu proses penyembuhan dampak Pemisahan Kepausan. Beberapa karena pengaruhnya karenanya kepausan kembali ke Roma dari Avignon
1387John WycliffeInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

John Wycliffe diasingkan dari Oxford dan mengepalai penerjemahan Alkitab bahasa Inggris. Beliau belakangnya disebut sebagai "Bintang Fajar Reformasi"
1415Jan HusKonstanz

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Jan Hus dihukum dan dibakar pada tiang pancang oleh Konsili Konstanz
1456Johann GutenbergStrasburg

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Johann Gutenberg membikin Alkitab cetak untuk pertama kalinya, dan percetakannya diproduksi menjadi katalis di era yang baru untuk memilah-milah ide, informasi, dan teologi baru
1478Ferdinand IISpanyol

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Inkuisisi Spanyol didirikan di bawah Ferdinand dan Isabella untuk melawan penyebaran ajaran sesat
1498Girolamo SavonarolaFlorence

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Girolamo Savonarola seorang reformator berapi-api Ordo Dominikan dari Florence, dihukum mati
1512Michelangelo BuonarrotiVatikan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Michelangelo Buonarroti menaruh mahakaryanya yaitu langit-langit Kapel Sistine di kota suci Vatikan.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, semakin kurang tahun 1517 sampai 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada belakangnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam saat abad, terjadi semakin banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
1517Martin LutherWittenberg

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Martin Luther memakukan 95 dalilnya, sebuah undangan sederhana untuk saling berargumentasi cendekiawan yang secara tidak sengaja diproduksi menjadi sebuah "engsel sejarah"
1523Ulrich ZwingliSwiss

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ulrich Zwingli, sebaya Luther, memimpin Reformasi Swiss dari tempat beliau diproduksi menjadi pastor di Zürich.
1525Kaum AnabaptisEropa

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Gerakan Anabaptis dimulai. "Reformasi radikal" ini bersikeras akan hal ada baptisan orang percaya dan pemisahan gereja dan negara.
1534Henry VIIIInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Henry VIII mengeluarkan Hukum Supremasi yang mengangkat raja Inggris, bukan Paus, diproduksi menjadi kepala gereja Inggris.
1536Yohanes CalvinJenewa

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Yohanes Calvin menerbitkan Christianae Religionis Institutio (Institusi Agama Kristen), hasil karya teologis terbesar dalam Reformasi.
1540Ignatius LoyolaLoyola

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ordo Serikat Yesus (Yesuit) disetujui oleh Vatikan. Pendirinya adalah Ignatius Loyola. Mereka memberikan pelayanan mereka sepenuhnya ke tangan Paus.
1545Paus Paulus IIITrente

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Trente disingkap oleh Gereja Katolik untuk menjawab masalah-masalah dan menyediakan fasilitas untuk Reformasi Katolik.
1534Thomas CranmerInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Cranmer menulis Buku Doa Umum untuk gereja Inggris.
1559John KnoxSkotlandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

John Knox kembali ke Skotlandia untuk memimpin reformasi di sana, setelah masa pengasingannya di Jenewa tempat Calvin berada.
1572Kaum HuguenotPerancis

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pembantaian Hari Santo Bartolomeus diproduksi menjadi saksi pembantaian puluhan ribu kaum Protestan Huguenot di Perancis.
1608John SmythAmsterdam

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

John Smyth, pendeta Anglikan yang diproduksi menjadi Separatis, membaptis jemaat "Baptis" yang pertama.
1611Raja JamesInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Penerbitan Alkitab Versi Raja James pertama yang disusun oleh 54 berbakat selama empat tahun.
1620Kaum SeparatisMassachussets

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Para Peziarah menandatangani Perjanjian Mayflower dan mendedikasikan diri mereka untuk kegunaan bersama, menjunjung solidaritas kelompokan, dan membela rekonsiliasi Kristen.
1628Jan KomeniusPolandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Jan Komenius diasingkan dari tanah lahirnya dan mengembara sepanjang hidupnya, menyebarkan ajaran reformasi dan memohon rekonsiliasi Kristen.
1628Westminster AssemblyWestminster

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pengakuan Iman Westminster disusun di Ruang Yerusalem di dalam Westminster Abbey.
1648George FoxInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

George Fox mendirikan Perkumpulan Agama Sahabat, yang sering dikenal dengan nama Quacker atau "Kaum Quaker". Mereka berupaya untuk hidup sederhana, menentang peperangan, dan menjauhi ibadah formal.

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan

Semenjak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama adil Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk menjadikan semakin adil hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangunnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.

Kalaupun kita hanya berupaya bisa satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika gereja melalaikan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini ada banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang telah disampaikan untuk orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat pula

Sejarah kekristenan menurut abad
SM12345678910
1112131415161718192021

Referensi

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berkata Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis saat sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting lainnya dalam sejarah gereja

Bacaan semakin lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja sampai tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com


Page 7

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel sampai ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan mampu diamati pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari keyakinan Kristen.

Periode ini dimulai semenjak kelahiran Yesus sampai kematian dan kebangkitan Yesus, kurang semakin dari 4 SM sampai 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan diproduksi menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; sesudah beliau berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Beliau disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan sesudah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangun dari mati pada hari ketiga sesudah kematiannya dan menampakkan diri untuk semakin dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Beliau naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangun melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangun, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus lainnya yang secara kolektif dinamakan buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan membangun gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan menentukan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama untuk kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karenanya kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul berlainan secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus adalah Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan membangun Perjanjian Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka sudah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi diproduksi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu (Kisah 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai semenjak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dsb-nyanya dalam memberitakan kisah Yesus sampai bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang semakin tahun 33 sampai 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen merasakan penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang muncul bertubi-tubi diatasi.

Tidak lama sesudah Pentakosta, pintu gereja terbuka untuk orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah untuk orang-orang Samaria (Kisah 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya untuk Kristus. Rasul Petrus berkhotbah untuk rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Kisah 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri (Kisah 28:16) dan bahkan mungkin sampai ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru sudah lengkap dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara sebarang, kadang atas perintah pemerintah.

Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Beberapa ajaran sesat diretas dan dihalau pada abad ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai semenjak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, sampai dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, agak tahun 313 sampai 476. Pada periode ini Kepausan mulai mengembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang ada pokoknya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

Gereja pada Abad Pertengahan

Periode ini dimulai semenjak akibatnyanya kekuasaan Kaisar Romawi Barat sampai dimahkotainya Charlemagne diproduksi menjadi Kaisar Eropa Barat, agak tahun 476 sampai hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, merasakan kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat semakin dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi hasrat Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.

Selama Abad Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan melepaskan Yerusalem.

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai semenjak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat sampai kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, agak tahun 800 sampai 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari dasar sesudah melihat kondisi gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai disingkap sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga mampu membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, agak tahun 1517 sampai 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada belakangnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam ketika abad, terjadi semakin banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan

Semenjak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada ketika yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama adil Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Ketika ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur sudah mengambil langkah-langkah untuk menjadikan semakin adil hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangunnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.

Kalaupun kita hanya berupaya bisa satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika gereja melalaikan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Ketika ini ada banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang sudah disampaikan untuk orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat pula

Referensi

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berkata Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis ketika sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting lainnya dalam sejarah gereja

Bacaan semakin lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja sampai tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com


Page 8

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel sampai ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan mampu diamati pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari keyakinan Kristen.

Periode ini dimulai semenjak kelahiran Yesus sampai kematian dan kebangkitan Yesus, kurang semakin dari 4 SM sampai 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan diproduksi menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; sesudah beliau berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melakukan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Beliau disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan sesudah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangun dari mati pada hari ketiga sesudah kematiannya dan menampakkan diri untuk semakin dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Beliau naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangun melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (lahir, pelayanan, mati, bangun, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus lainnya yang secara kolektif dinamakan buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan membangun gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan menentukan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama untuk kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karenanya kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul berlainan secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus adalah Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan membangun Perjanjian Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka sudah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi diproduksi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu (Kisah 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai semenjak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dsb-nyanya dalam memberitakan kisah Yesus sampai bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang semakin tahun 33 sampai 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen merasakan penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang muncul bertubi-tubi diatasi.

Tidak lama sesudah Pentakosta, pintu gereja terbuka untuk orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah untuk orang-orang Samaria (Kisah 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya untuk Kristus. Rasul Petrus berkhotbah untuk rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Kisah 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri (Kisah 28:16) dan bahkan mungkin sampai ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru sudah lengkap dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara sebarang, kadang atas perintah pemerintah.

Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Beberapa ajaran sesat diretas dan dihalau pada abad ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai semenjak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, sampai dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, agak tahun 313 sampai 476. Pada periode ini Kepausan mulai mengembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang ada pokoknya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

Gereja pada Abad Pertengahan

Periode ini dimulai semenjak akibatnyanya kekuasaan Kaisar Romawi Barat sampai dimahkotainya Charlemagne diproduksi menjadi Kaisar Eropa Barat, agak tahun 476 sampai hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, merasakan kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat semakin dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi hasrat Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.

Selama Abad Pertengahan di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan melepaskan Yerusalem.

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai semenjak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat sampai kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, agak tahun 800 sampai 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari dasar sesudah melihat kondisi gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai disingkap sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga mampu membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, agak tahun 1517 sampai 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada belakangnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam ketika abad, terjadi semakin banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan

Semenjak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada ketika yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama adil Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Ketika ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur sudah mengambil langkah-langkah untuk menjadikan semakin adil hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangunnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.

Kalaupun kita hanya berupaya bisa satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika gereja melalaikan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Ketika ini ada banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang sudah disampaikan untuk orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat pula

Referensi

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berkata Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis ketika sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting lainnya dalam sejarah gereja

Bacaan semakin lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja sampai tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com


Page 9

Sejarah gereja Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel sampai ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan dapat dilihat pada sub anggota artikel ini.

Kehidupan Yesus

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

"Penyaliban Kristus", karya Diego Velázquez. Kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari keyakinan Kristen.

Periode ini dimulai semenjak lahir Yesus sampai kematian dan kebangkitan Yesus, kurang semakin dari 4 SM sampai 33 M.

Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM dan diproduksi menjadi dewasa di Nazareth, Galilea; setelah beliau berumur tiga puluh tahun, dimulailah pelayanan Yesus selama tiga tahun termasuk merekrut keduabelas rasul, melaksanakan mujizat, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati; Yesus dihukum dengan cara disalib oleh karena hasutan pemimpin-pemimpin agama yang tidak suka dengan ajaran Yesus yang dianggap bertentangan dengan ajaran mereka. Beliau disalibkan di Bukit Golgota, Yerusalem sekitar tahun 29-33 oleh perintah Gubernur Provinsi Yudea Romawi, Pontius Pilatus dan setelah disalibkan, Yesus mati dan dikuburkan di gua batu. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus bangun dari mati pada hari ketiga setelah kematiannya dan menampakkan diri untuk semakin dari lima ratus saksi mata. Empat puluh hari kemudian Beliau naik ke surga dengan disaksikan orang banyak. Umat Kristiani juga percaya bahwa para imam Yahudi yang ketakutan menyogok para penjaga kubur untuk menyebarkan kabar bohong bahwa Yesus tidak bangun melainkan mayatnya dicuri oleh para muridnya. Kelima hal ini (kelahiran, pelayanan, mati, bangun, naik ke surga) adalah intisari kekristenan.

Informasi utama tentang kehidupan Yesus berasal dari keempat Injil dan tulisan-tulisan Paulus serta murid-murid Yesus yang lain yang secara kolektif disebut buku Perjanjian Baru.

Gereja mula-mula

Gereja dimulai 40 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya (Matius 16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:1-4), Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu orang yang menerima khotbah Petrus pada hari itu dan menentukan untuk mengikuti Kristus.

Petobat-petobat pertama untuk kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau peganut-penganut Yudaisme, dan gereja berpusat di Yerusalem. Karenanya kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang Farisi, Saduki, atau Esseni. Namun demikian, apa yang dikhotbahkan para rasul berlainan secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus adalah Mesias orang Yahudi (Raja yang Diurapi) yang datang untuk menggenapi Hukum Taurat (Matius 5:17) dan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan pada kematianNya (Markus 14:24). Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membikin banyak pemuka Yahudi diproduksi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti Saul dari Tarsus, mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu (Kisah 9:1-2).

Periode gereja mula-mula dimulai semenjak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dll dalam memberitakan kisah Yesus sampai bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang semakin tahun 33 sampai 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen merasakan penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang muncul bertubi-tubi diatasi.

Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka untuk orang-orang bukan Yahudi. Rasul Filipus berkhotbah untuk orang-orang Samaria (Kisah 8:5), dan banyak dari mereka yang percaya untuk Kristus. Rasul Petrus berkhotbah untuk rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi (Kisah 10) dan mereka juga menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri (Kisah 28:16) dan bahkan mungkin sampai ke Spanyol.

Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-kitab Perjanjian Baru telah lengkap dan beredar di selang gereja-gereja. Untuk 240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara sebarang, kadang atas perintah pemerintah.

Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hirakhis seiring dengan peningkatan banyak. Beberapa ajaran sesat diretas dan dihalau pada abad ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus meningkat.

Gereja di bawah Kekaisaran Romawi

Periode ini dimulai semenjak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, sampai dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, semakin kurang tahun 313 sampai 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang ada pokoknya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
312Konstantinus IRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Kaisar Konstantinus I diproduksi menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan diproduksi menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas.
323Eusebius dari KaisareaKaisarea

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Eusebius dari Kaisarea menaruh karyanya, Historia Ecclesiastica, atau sejarah gereja mula-mula.
325Konstantinus INicea

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam saling berargumentasi dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya.
341UlfilasGoth

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ulfilas, penerjemah Alkitab Gothik, dinaikkan diproduksi menjadi uskup
358Basil dari KaisareaKaisarea

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Basil yang Agung mendirikan komunitas biarawan (monastik).
367AthanasiusAleksandria

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Perjanjian Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini digunakan.
385AmbrosiusMilan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi ajaran Kristen dan melawan segala tindakan jahat.
387Agustinus HippoMilan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Agustinus diproduksi menjadi orang Kristen. Tulisannya diproduksi menjadi landasan Abad Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) masih banyak dibaca saat ini.
398Yohanes KrisostomusKonstantinopel

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", diproduksi menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi
405HieronimusRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Hieronimus menaruh karyanya Alkitab Vulgata yang diproduksi menjadi standar untuk seribu tahun ke depan.
432PatrickIrlandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Patrick menjalani misi ke Irlandia ─ setelah dibawa ke sana pada saat mudanya diproduksi menjadi budak. Beliau kembali dan memimpin orang Irlandia dalam banyak agung diproduksi menjadi Kristen.
451Paus Leo IKhalsedon

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Khalsedon menegaskan ajaran ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang.

Gereja pada Abad Menengah

Periode ini dimulai semenjak akibatnyanya kekuasaan Kaisar Romawi Barat sampai dimahkotainya Charlemagne diproduksi menjadi Kaisar Eropa Barat, semakin kurang tahun 476 sampai hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, merasakan kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat semakin dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi hasrat Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan memengaruhi sejarah Abad Pertengahan.

Selama Abad Menengah di Eropah, Gereja Katolik Roma terus memegang kekuasaan, dengan Paus sebagai pemegang kekuasaan atas semua jenjang kehidupan dan hidup seperti raja. Korupsi dan ketamakan dalam kepemimpinan gereja adalah hal yang umum. Dari tahun 1095 sampai 1204 para Paus mendukung serangkaian perang salib yang berdarah dan mahal dalam usaha untuk mengusir kaum kaum Muslimin dan melepaskan Yerusalem.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
529BenediktusMonte Cassino

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Benediktus dari Nursia mendirikan ordo kerahiban ─ "pemerintahannya" diproduksi menjadi yang paling berpengaruh selama berabad-abad ke depan
563KolumbaSkotlandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Kolumba menjalani misi ke Skotlandia. Beliau mendirikan pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona.
590Paus Gregorius IRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan.
664Sinode WhitbyInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Sinode Whitby menentukan bahwa gereja Inggris akan diproduksi menjadi di bawah otoritas gereja Roma
716BonifakusJermania

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi diproduksi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)
763BerlainanInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Venerabilis Berlainan menaruh karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)
732Charles MartelTours

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Charles Martel menghentikan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai semenjak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat sampai kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, semakin kurang tahun 800 sampai 1500. Pada mulanya, nyaris seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membikin perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai disingkap sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan selang gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
800Karel AgungAachen

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Charles yang Agung dinaikkan diproduksi menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Beliau memajukan gereja, pendidikan, dan aturan sejak dahulu kala istiadat Eropa.
863Siril dan MetodiusSlavia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Sirilik, dasar bahasa Slavik yang masih dipakai di gereja Rusia.
909William yang SalehAquitaine

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada menengah abad ke-12, ada semakin dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny.
988Vladimir IKiev

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pangeran Vladimir dari Kiev diproduksi menjadi Kristen ─ beliau mencari agama-agama di dunia dan menentukan Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia.
1054Paus Leo IXEurasia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Setelah berabad-abad gereja Timur dan Barat merupakan gereja tunggal, belakangnya perpisahan tersebut terjadi yang berlaku sampai hari ini.
1093AnselmusCanterbury

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Anselmus diproduksi menjadi Uskup Agung Canterbury. Seorang rahib yang tekun dan teologian yang handal, beliau menyelidiki "Mengapa Allah Diproduksi menjadi Manusia" (Cur Deus Homo)
1095Paus Urbanus IIClermont

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Paus Urbanus II menyerukan Deus Vult! - "Allah menghendakinya!" dan dengan itu memulai Perang Salib yang mengakibatkan banyak peperangan yang tragis.
1115BernardusClairvaux

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Bernardus mendirikan biara di Clairvaux. Beliau dan biara tersebut diproduksi menjadi pusat spiritual dan pengaruh politik yang agung
1150Petrus AbelardusParis

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Universitas Paris dan Universitas Oxford didirikan dan diproduksi menjadi inkubator Abad Pencerahan dan reformasi Protestan dan diproduksi menjadi model pola pendidikan modern.
1173Peter WaldoPerancis

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Peter Waldo mendirikan gerakan Waldenisme/Waldensian/Kaum Walden, gerakan reformasi sebelum era Martin Luther yang memberi penekanan pada kemiskinan, khotbah, dan Alkitab. Mereka belakangnya dituduh sebagai penganut ajaran sesat oleh gereja pada saat itu
1206Fransiskus BernardoneAssisi

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Fransiskus dari Assisi meninggalkan segala kekayaan dunia dan memimpin sekelompok rahib miskin mengajarkan cara hidup sederhana
1215Paus Innocentius IIIRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Lateran Keempat mengenai ajaran sesat, meneguhkan doktrin Katolik Roma dan menguatkan otoritas Paus
1273Thomas AquinasCologne

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Thomas Aquinas menaruh karyanya Summa Theologica (Ringkasan Teologi), mahakarya teologis pada Abad Menengah
1321Dante AlighieriItalia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Dante menaruh Divina Commedia (Komedi Ilahi), karya literatur Kristen terbesar pada Abad Pertengahan.
1378Katarina SienaRoma

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Katarina dari Siena pergi ke Roma untuk membantu proses penyembuhan dampak Pemisahan Kepausan. Beberapa karena pengaruhnya karenanya kepausan kembali ke Roma dari Avignon
1387John WycliffeInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

John Wycliffe diasingkan dari Oxford dan mengepalai penerjemahan Alkitab bahasa Inggris. Beliau belakangnya disebut sebagai "Bintang Fajar Reformasi"
1415Jan HusKonstanz

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Jan Hus dihukum dan dibakar pada tiang pancang oleh Konsili Konstanz
1456Johann GutenbergStrasburg

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Johann Gutenberg membikin Alkitab cetak untuk pertama kalinya, dan percetakannya diproduksi menjadi katalis di era yang baru untuk memilah-milah ide, informasi, dan teologi baru
1478Ferdinand IISpanyol

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Inkuisisi Spanyol didirikan di bawah Ferdinand dan Isabella untuk melawan penyebaran ajaran sesat
1498Girolamo SavonarolaFlorence

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Girolamo Savonarola seorang reformator berapi-api Ordo Dominikan dari Florence, dihukum mati
1512Michelangelo BuonarrotiVatikan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Michelangelo Buonarroti menaruh mahakaryanya yaitu langit-langit Kapel Sistine di kota suci Vatikan.

Reformasi Protestan di Eropa

Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, semakin kurang tahun 1517 sampai 1600. Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada belakangnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berdasarkan kekristenan. Dalam saat abad, terjadi semakin banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan selang bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.

TahunTokohTempatDeskripsi singkat
1517Martin LutherWittenberg

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Martin Luther memakukan 95 dalilnya, sebuah undangan sederhana untuk saling berargumentasi cendekiawan yang secara tidak sengaja diproduksi menjadi sebuah "engsel sejarah"
1523Ulrich ZwingliSwiss

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ulrich Zwingli, sebaya Luther, memimpin Reformasi Swiss dari tempat beliau diproduksi menjadi pastor di Zürich.
1525Kaum AnabaptisEropa

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Gerakan Anabaptis dimulai. "Reformasi radikal" ini bersikeras akan hal ada baptisan orang percaya dan pemisahan gereja dan negara.
1534Henry VIIIInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Henry VIII mengeluarkan Hukum Supremasi yang mengangkat raja Inggris, bukan Paus, diproduksi menjadi kepala gereja Inggris.
1536Yohanes CalvinJenewa

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Yohanes Calvin menerbitkan Christianae Religionis Institutio (Institusi Agama Kristen), hasil karya teologis terbesar dalam Reformasi.
1540Ignatius LoyolaLoyola

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ordo Serikat Yesus (Yesuit) disetujui oleh Vatikan. Pendirinya adalah Ignatius Loyola. Mereka memberikan pelayanan mereka sepenuhnya ke tangan Paus.
1545Paus Paulus IIITrente

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Konsili Trente disingkap oleh Gereja Katolik untuk menjawab masalah-masalah dan menyediakan fasilitas untuk Reformasi Katolik.
1534Thomas CranmerInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Cranmer menulis Buku Doa Umum untuk gereja Inggris.
1559John KnoxSkotlandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

John Knox kembali ke Skotlandia untuk memimpin reformasi di sana, setelah masa pengasingannya di Jenewa tempat Calvin berada.
1572Kaum HuguenotPerancis

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pembantaian Hari Santo Bartolomeus diproduksi menjadi saksi pembantaian puluhan ribu kaum Protestan Huguenot di Perancis.
1608John SmythAmsterdam

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

John Smyth, pendeta Anglikan yang diproduksi menjadi Separatis, membaptis jemaat "Baptis" yang pertama.
1611Raja JamesInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Penerbitan Alkitab Versi Raja James pertama yang disusun oleh 54 berbakat selama empat tahun.
1620Kaum SeparatisMassachussets

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Para Peziarah menandatangani Perjanjian Mayflower dan mendedikasikan diri mereka untuk kegunaan bersama, menjunjung solidaritas kelompokan, dan membela rekonsiliasi Kristen.
1628Jan KomeniusPolandia

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Jan Komenius diasingkan dari tanah lahirnya dan mengembara sepanjang hidupnya, menyebarkan ajaran reformasi dan memohon rekonsiliasi Kristen.
1628Westminster AssemblyWestminster

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pengakuan Iman Westminster disusun di Ruang Yerusalem di dalam Westminster Abbey.
1648George FoxInggris

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

George Fox mendirikan Perkumpulan Agama Sahabat, yang sering dikenal dengan nama Quacker atau "Kaum Quaker". Mereka berupaya untuk hidup sederhana, menentang peperangan, dan menjauhi ibadah formal.

Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan

Semenjak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang masyarakat asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama adil Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar warga setempat.

Gereja Modern

Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk menjadikan semakin adil hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangunnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.

Kalaupun kita hanya berupaya bisa satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika gereja melalaikan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.

Saat ini ada banyak gereja, namun hanya satu injil. Itu adalah “mempertahankan iman yang telah disampaikan untuk orang-orang kudus.” (Yudas 3). Mari kita dengan hati-hati mempertahankan iman itu dan meneruskannya tanpa mengubahnya. Dan kiranya Tuhan terus memenuhi janjiNya untuk membangun gerejaNya.

Gereja di Indonesia

Lihat pula

Sejarah kekristenan menurut abad
SM12345678910
1112131415161718192021

Referensi

  • A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999. (terjemahan dari buku berkata Inggris: "100 Most Important Events in Church History")
  • Pengantar edisi khusus majalah Christian History #28: 100 Most Important Events in Church History [1]
  • 239 peristiwa penting dalam sejarah gereja
  • Garis saat sejarah gereja
  • 75 peristiwa penting lainnya dalam sejarah gereja

Bacaan semakin lanjut

  • Bowden, John. Encyclopedia of Christianity (2005), 1406pp excerpt and text search
  • Cameron, Averil (1994). Christianity and the Rhetoric of Empire: The Development of Christian Discourse. Berkeley, CA: University of California Press. p. 275. ISBN 0-520-08923-5. 
  • Carrington, Philip. The Early Christian Church (2 vol. 1957) vol 1; online edition vol 2
  • Endsjø, Dag Øistein. Greek Resurrection Beliefs and the Success of Christianity (2009).
  • González, Justo L. (1984). The Story of Christianity: Vol. 1: The Early Church to the Reformation. Harper. ISBN 0-06-063315-8. ; The Story of Christianity, Vol. 2: The Reformation to the Present Day. 1985. ISBN 0-06-063316-6. 
  • Grabar, André (1968). Christian iconography, a study of its origins. Princeton University Press. ISBN 0691018308. 
  • Hastings, Adrian (1999). A World History of Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0802848753. 
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality (2nd ed. 2005)
  • Johnson, Paul. History of Christianity (1979) excerpt and text search
  • Latourette, Kenneth Scott (1975). A History of Christianity, Volume 1: Beginnings to 1500 (revised ed.). Harper. ISBN 0-06-064952-6.  excerpt and text search; A History of Christianity, Volume 2: 1500 to 1975. 1975. ISBN 0-06-064953-4. 
  • Livingstone, E. A., ed. The Concise Oxford Dictionary of the Christian Church (2nd ed. 2006) excerpt and text search online at Oxford Reference
  • MacCulloch, Diarmaid. Christianity: The First Three Thousand Years (2010)
  • McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000 (2003) 13 essays by scholars; online edition
  • McGuckin, John Anthony. The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture (2010), 480pp excerpt and text search
  • McGuckin, John Anthony. The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity (2011), 872pp
  • Shelley, Bruce L. (1996). Church History in Plain Language (2nd ed.). ISBN 0-8499-3861-9. 
  • Stark, Rodney. The Rise of Christianity (1996)
  • Schaff, Philip. History of the Church (1882) CCEL.org
  • Tomkins, Stephen. A Short History of Christianity (2006) excerpt and text search

Pranala luar

  • (Indonesia) 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Protestan di Indonesia
  • (Indonesia) Sejarah gereja sampai tahun 900
  • (Inggris) Theopedia:Sejarah gereja
  • (Inggris) WikiChristian:Sejarah gereja

edunitas.com


Page 10

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[×] Aturan sejak dahulu kala olahraga

[+] Rintisan bertopik olahraga


Page 11

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[+] Rintisan bertopik olahraga


Page 12

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[+] Rintisan bertopik olahraga


Page 13

[×] Artikel pilihan bertopik olahraga

[+] Daftar bertopik olahraga

[+] Olahraga menurut kawasan

[+] Olahraga menurut negara

[+] Olahraga menurut tahun

[×] Aturan sejak dahulu kala olahraga

[+] Rintisan bertopik olahraga


Page 14

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, center of, studies kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji


Page 15

Tags (tagged): portal, oceania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, center, of studies, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika


Page 16

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, oseania meliputi, australia, indonesia bagian timur, negeri perancis, baca, lebih lanjut artikel, pilihan pulau, besar, patung berjenis monolitis, dipahat dari, palau, papua nugini samoa, selandia baru, tonga, tuvalu vanuatu, pusat, ilmu pengetahuan, kepulauan, pitcairn polinesia perancis, samoa samoa, amerika


Page 17

Tags (tagged): portal, oseania, unkris, berada samudra, pasifik, sekitarnya oseania, penguasa, kolonial mereka, telah, mendapatkan, roa pulau, terkenal banyaknya, patung, patung moai, australia, bangunan struktur, polinesia, perancis, pusat ilmu, pengetahuan kepulauan, marshall, mikronesia nauru palau, melanesia fiji


Page 18

Portal Pendidikan

Pendahuluan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana sebagai mewujudkan suasana berusaha bisa dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sebagai mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kelakuan agung, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan warga. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat diamankan tetapi lebih mendalam yaitu pemberian ilmu, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah sebagai mengajar kebiasaan istiadat melewati generasi.(Selengkapnya...)

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ensiklopedia, atau kadangkala dieja sebagai ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang mengandung penjelasan mengenai setiap cabang ilmu ilmu yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berfaedah sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya, ensiklopedia merupakan sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu ilmu. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus, hal ini dikarenakan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang mengembang dari kamus.

(Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Dia dapat menunjuk ke koleksi pribadi perseorangan, tetapi lebih umum, sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dirawat oleh sebuah kota atau institusi, dan dibagi oleh banyak orang yang tidak dapat membeli banyak buku sebagai diri mereka sendiri. (Keterangan gambar: buku-buku tua di perpustakaan Merton College)


edunitas.com


Page 19

Portal Pendidikan

Pendahuluan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana sebagai mewujudkan suasana berupaya bisa dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sebagai mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kelakuan agung, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan warga. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat diamankan tetapi semakin mendalam yaitu pemberian ilmu, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah sebagai mengajar kebiasaan istiadat melewati generasi.(Selengkapnya...)

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ensiklopedia, atau kadangkala dieja sebagai ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang mengandung penjelasan tentang setiap cabang ilmu ilmu yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berfaedah sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya, ensiklopedia merupakan sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu ilmu. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus, hal ini dikarenakan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang mengembang dari kamus.

(Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Dia dapat menunjuk ke koleksi pribadi perseorangan, tetapi semakin umum, sebuah koleksi agung yang dibiayai dan dirawat oleh sebuah kota atau institusi, dan dibagi oleh banyak orang yang tidak dapat membeli banyak buku sebagai diri mereka sendiri. (Keterangan gambar: buku-buku tua di perpustakaan Merton College)


edunitas.com


Page 20

Portal Pendidikan

Pendahuluan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana sebagai mewujudkan suasana berupaya bisa dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sebagai mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kelakuan agung, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan warga. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat diamankan tetapi semakin mendalam yaitu pemberian ilmu, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah sebagai mengajar kebiasaan istiadat melewati generasi.(Selengkapnya...)

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ensiklopedia, atau kadangkala dieja sebagai ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang mengandung penjelasan tentang setiap cabang ilmu ilmu yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berfaedah sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya, ensiklopedia merupakan sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu ilmu. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus, hal ini dikarenakan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang mengembang dari kamus.

(Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Dia dapat menunjuk ke koleksi pribadi perseorangan, tetapi semakin umum, sebuah koleksi agung yang dibiayai dan dirawat oleh sebuah kota atau institusi, dan dibagi oleh banyak orang yang tidak dapat membeli banyak buku sebagai diri mereka sendiri. (Keterangan gambar: buku-buku tua di perpustakaan Merton College)


edunitas.com


Page 21

Portal Pendidikan

Pendahuluan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana sebagai mewujudkan suasana berusaha bisa dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sebagai mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, kelakuan agung, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan warga. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat diamankan tetapi lebih mendalam yaitu pemberian ilmu, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah sebagai mengajar kebiasaan istiadat melewati generasi.(Selengkapnya...)

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Ensiklopedia, atau kadangkala dieja sebagai ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang mengandung penjelasan mengenai setiap cabang ilmu ilmu yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berfaedah sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya, ensiklopedia merupakan sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu ilmu. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus, hal ini dikarenakan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang mengembang dari kamus.

(Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Dia dapat menunjuk ke koleksi pribadi perseorangan, tetapi lebih umum, sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dirawat oleh sebuah kota atau institusi, dan dibagi oleh banyak orang yang tidak dapat membeli banyak buku sebagai diri mereka sendiri. (Keterangan gambar: buku-buku tua di perpustakaan Merton College)


edunitas.com


Page 22

PORTAL OSEANIA

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Oseania adalah istilah yang mengacu kepada suatu wilayah geografis atau geopolitis yang terdiri atas sejumlah kepulauan yang berada di Samudra Pasifik dan sekitarnya. Oseania adalah benua dengan lapang area daratan terkecil dan banyak populasi terkecil kedua setelah Antartika. Dalam definisi sempit (yang pertama kali dirumuskan penjelajah asal Perancis bernama Jules Dumont d'Urville pada tahun 1831), Oseania mencakup Polinesia (termasuk Selandia Baru), Melanesia (termasuk Nugini) dan Mikronesia. Sedangkan dalam definisi lapang karenanya Oseania juga mencakup Australia dan Indonesia ronde timur; namun jarang memasukkan Jepang dan Kepulauan Aleut dalam kumpulan Oseania. Beberapa akbar dari Oseania terdiri dari negara-negara pulau yang kecil.

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Australia adalah satu-satunya negara kontinental, sedangkan Papua Nugini dan Timor Timur adalah negara yang mempunyai perbatasan darat, kedua-duanya dengan Indonesia. Negara-negara di Oseania mempunyai kemerdekaan dalam banyak yang beragam dari penguasa-penguasa kolonial mereka dan telah mendapatkan pengaturan konstitusional yang bervariasi sesuai dengan keadaan mereka. Australia misalnya, adalah negara yang tergabung dalam Persemakmuran, sehingga mengakui Penguasa Britania Raya Elizabeth II sbg kepala negara, sementara Polinesia Perancis adalah suatu pays d'outre-mer (negara luar negeri) Perancis.


Baca semakin lanjut...

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pulau Paskah adalah suatu pulau milik Chili yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Walaupun jaraknya 3.515 kilometer sebelah barat Chili Daratan, secara administratif dia termasuk dalam Provinsi Valparaiso. Pulau Paskah mempunyai wujud seperti segitiga. Daratan terdekat yang berpenghuni ialah Pulau Pitcairn yang jaraknya 2.075 kilometer sebelah barat. Lapang Pulau Paskah sebesar 163,6 km². Menurut sensus 2002, populasinya berjumlah 3.791 jiwa yang mayoritasnya menetap di ibukota Hanga Roa. Pulau ini terkenal dengan banyaknya patung-patung (moai), patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu yang sekarang terletak di sepanjang garis pantai. (Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Moai adalah patung-patung yang terdapat di Pulau Paskah yang dipahat dari batu . Beberapa akbar patung tersebut berjenis monolitis, atau dipahat dari satu batu saja, walaupun mempunyai juga yang mempunyai batu Pukau tambahan terpisah yang ditaruh di ronde kepala. Terdapat semakin dari 600 Moai yang tersebar di seluruh pulau.

Tahukah anda...


edunitas.com


Page 23

PORTAL OSEANIA

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Oseania adalah istilah yang mengacu kepada suatu wilayah geografis atau geopolitis yang terdiri atas sejumlah kepulauan yang berada di Samudra Pasifik dan sekitarnya. Oseania merupakan benua dengan lapang area daratan terkecil dan banyak populasi terkecil kedua setelah Antartika. Dalam arti sempit (yang pertama kali dirumuskan penjelajah asal Perancis bernama Jules Dumont d'Urville pada tahun 1831), Oseania mencakup Polinesia (termasuk Selandia Baru), Melanesia (termasuk Nugini) dan Mikronesia. Sedangkan dalam arti lapang karenanya Oseania juga mencakup Australia dan Indonesia ronde timur; namun jarang memasukkan Jepang dan Kepulauan Aleut dalam kumpulan Oseania. Sebagian akbar dari Oseania terdiri dari negara-negara pulau yang kecil.

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Australia adalah satu-satunya negara kontinental, sedangkan Papua Nugini dan Timor Timur adalah negara yang memiliki perbatasan darat, kedua-duanya dengan Indonesia. Negara-negara di Oseania mempunyai kemerdekaan dalam banyak yang beragam dari penguasa-penguasa kolonial mereka dan telah mendapatkan pengaturan konstitusional yang bervariasi sesuai dengan keadaan mereka. Australia misalnya, adalah negara yang tergabung dalam Persemakmuran, sehingga mengakui Penguasa Britania Raya Elizabeth II sebagai kepala negara, sementara Polinesia Perancis adalah suatu pays d'outre-mer (negara luar negeri) Perancis.


Baca semakin lanjut...

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pulau Paskah adalah suatu pulau milik Chili yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Walaupun jaraknya 3.515 kilometer sebelah barat Chili Daratan, secara administratif dia termasuk dalam Provinsi Valparaiso. Pulau Paskah berwujud seperti segitiga. Daratan terdekat yang berpenghuni ialah Pulau Pitcairn yang jaraknya 2.075 kilometer sebelah barat. Lapang Pulau Paskah sebesar 163,6 km². Menurut sensus 2002, populasinya berjumlah 3.791 jiwa yang mayoritasnya menetap di ibukota Hanga Roa. Pulau ini terkenal dengan banyaknya patung-patung (moai), patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu yang sekarang terletak di sepanjang garis pantai. (Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Moai adalah patung-patung yang terdapat di Pulau Paskah yang dipahat dari batu . Sebagian akbar patung tersebut berjenis monolitis, atau dipahat dari satu batu saja, walaupun mempunyai juga yang mempunyai batu Pukau tambahan terpisah yang ditaruh di ronde kepala. Terdapat semakin dari 600 Moai yang tersebar di seluruh pulau.

Tahukah anda...


edunitas.com


Page 24

PORTAL OSEANIA

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Oseania adalah istilah yang mengacu kepada suatu wilayah geografis atau geopolitis yang terdiri atas sejumlah kepulauan yang berada di Samudra Pasifik dan sekitarnya. Oseania merupakan benua dengan lapang area daratan terkecil dan banyak populasi terkecil kedua setelah Antartika. Dalam arti sempit (yang pertama kali dirumuskan penjelajah asal Perancis bernama Jules Dumont d'Urville pada tahun 1831), Oseania mencakup Polinesia (termasuk Selandia Baru), Melanesia (termasuk Nugini) dan Mikronesia. Sedangkan dalam arti lapang karenanya Oseania juga mencakup Australia dan Indonesia ronde timur; namun jarang memasukkan Jepang dan Kepulauan Aleut dalam kumpulan Oseania. Sebagian akbar dari Oseania terdiri dari negara-negara pulau yang kecil.

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Australia adalah satu-satunya negara kontinental, sedangkan Papua Nugini dan Timor Timur adalah negara yang memiliki perbatasan darat, kedua-duanya dengan Indonesia. Negara-negara di Oseania mempunyai kemerdekaan dalam banyak yang beragam dari penguasa-penguasa kolonial mereka dan telah mendapatkan pengaturan konstitusional yang bervariasi sesuai dengan keadaan mereka. Australia misalnya, adalah negara yang tergabung dalam Persemakmuran, sehingga mengakui Penguasa Britania Raya Elizabeth II sebagai kepala negara, sementara Polinesia Perancis adalah suatu pays d'outre-mer (negara luar negeri) Perancis.


Baca semakin lanjut...

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pulau Paskah adalah suatu pulau milik Chili yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Walaupun jaraknya 3.515 kilometer sebelah barat Chili Daratan, secara administratif dia termasuk dalam Provinsi Valparaiso. Pulau Paskah berwujud seperti segitiga. Daratan terdekat yang berpenghuni ialah Pulau Pitcairn yang jaraknya 2.075 kilometer sebelah barat. Lapang Pulau Paskah sebesar 163,6 km². Menurut sensus 2002, populasinya berjumlah 3.791 jiwa yang mayoritasnya menetap di ibukota Hanga Roa. Pulau ini terkenal dengan banyaknya patung-patung (moai), patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu yang sekarang terletak di sepanjang garis pantai. (Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Moai adalah patung-patung yang terdapat di Pulau Paskah yang dipahat dari batu . Sebagian akbar patung tersebut berjenis monolitis, atau dipahat dari satu batu saja, walaupun mempunyai juga yang mempunyai batu Pukau tambahan terpisah yang ditaruh di ronde kepala. Terdapat semakin dari 600 Moai yang tersebar di seluruh pulau.

Tahukah anda...


edunitas.com


Page 25

PORTAL OSEANIA

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Oseania adalah istilah yang mengacu kepada suatu wilayah geografis atau geopolitis yang terdiri atas sejumlah kepulauan yang berada di Samudra Pasifik dan sekitarnya. Oseania adalah benua dengan lapang area daratan terkecil dan banyak populasi terkecil kedua setelah Antartika. Dalam definisi sempit (yang pertama kali dirumuskan penjelajah asal Perancis bernama Jules Dumont d'Urville pada tahun 1831), Oseania mencakup Polinesia (termasuk Selandia Baru), Melanesia (termasuk Nugini) dan Mikronesia. Sedangkan dalam definisi lapang karenanya Oseania juga mencakup Australia dan Indonesia ronde timur; namun jarang memasukkan Jepang dan Kepulauan Aleut dalam kumpulan Oseania. Beberapa akbar dari Oseania terdiri dari negara-negara pulau yang kecil.

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Australia adalah satu-satunya negara kontinental, sedangkan Papua Nugini dan Timor Timur adalah negara yang mempunyai perbatasan darat, kedua-duanya dengan Indonesia. Negara-negara di Oseania mempunyai kemerdekaan dalam banyak yang beragam dari penguasa-penguasa kolonial mereka dan telah mendapatkan pengaturan konstitusional yang bervariasi sesuai dengan keadaan mereka. Australia misalnya, adalah negara yang tergabung dalam Persemakmuran, sehingga mengakui Penguasa Britania Raya Elizabeth II sbg kepala negara, sementara Polinesia Perancis adalah suatu pays d'outre-mer (negara luar negeri) Perancis.


Baca semakin lanjut...

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pulau Paskah adalah suatu pulau milik Chili yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Walaupun jaraknya 3.515 kilometer sebelah barat Chili Daratan, secara administratif dia termasuk dalam Provinsi Valparaiso. Pulau Paskah mempunyai wujud seperti segitiga. Daratan terdekat yang berpenghuni ialah Pulau Pitcairn yang jaraknya 2.075 kilometer sebelah barat. Lapang Pulau Paskah sebesar 163,6 km². Menurut sensus 2002, populasinya berjumlah 3.791 jiwa yang mayoritasnya menetap di ibukota Hanga Roa. Pulau ini terkenal dengan banyaknya patung-patung (moai), patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu yang sekarang terletak di sepanjang garis pantai. (Selengkapnya...)

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Moai adalah patung-patung yang terdapat di Pulau Paskah yang dipahat dari batu . Beberapa akbar patung tersebut berjenis monolitis, atau dipahat dari satu batu saja, walaupun mempunyai juga yang mempunyai batu Pukau tambahan terpisah yang ditaruh di ronde kepala. Terdapat semakin dari 600 Moai yang tersebar di seluruh pulau.

Tahukah anda...


edunitas.com


Page 26

Portal Film

Selamat datang di Portal Film

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Film adalah gambar-hidup, juga sering dinamakan movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film, secara kolektif, sering dinamakan 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga usaha dagang/jasa.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.

Selengkapnya...

Artikel pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Final Destination adalah sebuah film horor tahun 2000 tentang sekelompok pelajar yang 'menipu kematian' sesudah terhindar dari kecelakaan pesawat ketika sebelumnya seorang dari mereka melihat pertanda kematian mereka, tetapi tidak lama sesudah itu, mereka mulai mati satu per satu dalam kecelakaan misterius yang mengerikan. Skripsi film ini awalnya ditulis oleh Jeffrey Reddick sebagai catatan spekulasi untuk X-Files. (Sutradara James Wong memperagakan pekerjaan sebagai penulis, direktur dan produsen serial itu). Kisah ini memiliki beberapa kecocokan dengan episode The Twilight Zone berjudul "Twenty-Two". Film dihasilkan oleh New Line Cinema. DVDnya diresmikan pada 26 September 2000.

Selengkapnya...

Gambar pilihan

Apa konsekuensi yang harus ditanggung Belanda jika mau mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides adalah film fantasi petualangan 2011 dan angsuran keempat dalam seri Pirates of the Caribbean. Dalam film tersebut, Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) bergabung dengan Angelica (Penélope Cruz) untuk mencari Cairan Mancur Awet Muda, menghadapi bajak laut Blackbeard terkenal (Ian McShane). Penggambaran plot terinspirasi dari novel On Stranger Tides oleh Tim Powers, yang juga terinspirasi permainan LucasArts The Secret of Monkey Island. Film ini disutradarai oleh Rob Marshall, yang ditulis oleh Ted Elliott dan Terry Rossio, dan dihasilkan oleh Jerry Bruckheimer.

Selengkapnya...

Tahukah anda...

Biografi pilihan

Kategori