Apa manfaat dan keuntungan dari pengemasan makanan?

       Kemasan adalah salah satu senjata dalam dunia bisnis saat ini. Melalui kemasan konsumen mampu memberikan penilaian terhadap karakter dan citra produk. Melalui kemasan produsen mampu menyampaikan nilai, isi, dan manfaat sebuah produk. Kemasan juga mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian oleh sebab itu kemasan sering dikatakan sebagai silent salesman.

      Kemasan berfungsi sebagai wadah, sarana distribusi, dan sarana pemasaran sehingga desain kemasan harus disesuaikan dengan produk yang dikemas dan segmen pasar yang dituju. Berfungsi sebagai wadah artinya menempatkan produk ke dalam suatu tempat dan membuatnya layak dan aman. Selain itu sebagai wadah kemasan juga berfungsi untuk melindungi isi kemasan dari panas, air, mikroorganisme, dan bahan pencemar tertentu sehingga menjaga kualitas produk tetap awet dan segar dalam jangka waktu tertentu. Selain berfungsi sebagai wadah, kemasan juga berfungsi sebagai sarana distribusi, artinya kemasan yang ada harus mampu mempermudah dan ekonomis ketika didistribusikan. Bentuk kemasan mampu menampung dan melindungi isi ketika didistribusikan. Selain itu kemasan juga berfungsi sebagai sarana pemasaran karena kemasan dapat menjadi daya tarik yang mampu meningkatkan penjualan suatu produk. Banyak keputusan pembelian yang dilakukan pembeli karena melihat kemasan dan informasi-informasi yang tertera di dalamnya.

       Membranding produk melalui kemasan berarti menyangkut upaya untuk memperkuat citra produk melalui desain kemasan. Desain kemasan membutuhkan perhatian khusus karena menyangkut citra produk yang akan tertanam di benak konsumen begitu melihat kemasan produk yang dijual. Ketika membuat kemasan produk, kita harus bisa menyampaikan pesan “belilah saya”. Respon positif berupa keputusan pembelian oleh konsumen tersebut dipengaruhi oleh daya tarik kemasan. Kemasan yang unik, menarik, dan mampu men-sugesti konsumen  merupakan salah satu faktor pendorong keputusan untuk membeli yang pada akhirnya diharapkan dapat menaikkan keuntungan yang diharapkan pelaku usaha.

      Daya tarik kemasan terdiri dari daya tarik visual dan daya tarik fungsional. Daya tarik visual menyangkut kemampuan kemasan dalam memperlihatkan keunggulan produk melalui unsur-unsur yang ditangkap oleh indra penglihatan. Unsur tersebut menyangkut unsur gambar [misalnya melalui pemilihan warna, ilustrasi, huruf], dan unsur bahasa [menyangkut identitas perusahaan, nama produk, dan keterangan dalam label]. Hendaknya unsur gambar dibuat menarik dan sesuai dengan citra yang ingin diangkat dan segmen pasar yang dipilih, sementara unsur bahasa dibuat singkat dan langsung pada inti agar mudah dipahami.

      Daya tarik fungsional kemasan lebih menekankan pada kepraktisan, misalnya mudah dibawa, mudah disimpan, dan mudah dibuka/tutup kembali. Contoh suatu minuman susu yang dikemas dalam kemasan yang kokoh dan bisa dibuka-tutup berulang-ulang, tentu akan sangat memudahkan konsumen untuk bisa dibawa-bawa dan disimpan di dalam tas. Dengan demikian terbayang jika suatu produk yang biasa saja, tapi dikemas dalam kemasan yang didesain secara matang dan apik, maka konsumen sudah bisa mendapatkan suatu pengalaman yang unik ketika berinteraksi dan mengonsumsi produk tersebut. Sebaliknya, jika produk mempunyai kemasan yang sangat sulit untuk dibuka, atau ketika sudah dibuka kemasan sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi, maka pengalaman yang didapat dari mengonsumsi produk pun tidak akan bagus.

       Jika dilihat dari sudut pandang produk, suatu kemasan bisa berfungsi untuk menambah fitur atau kemampuan dari suatu produk. Contoh produk makanan yang tadinya tidak bisa bertahan lama, berkat adanya desain kemasan tertentu jadi bisa bertahan lama, misalnya gudeg jogja yang berhasil dikalengkan sehingga awet berminggu-minggu dan dapat menjadi oleh-oleh. Produk yang mempunyai banyak bagian yang terpisah-pisah bisa dikemas rapi dan teratur dengan suatu kemasan yang dirancang dengan baik.

      Suatu kemasan produk yang bagus harus bisa memfasilitasi perpindahan dan transportasi dari produk yang dikemasnya. Ini supaya produk bisa dipindah-tempatkan dengan aman, sekaligus isi dan bentuknya tetap terjaga. Produk yang punya kemasan bagus juga bisa terlihat rapi dan tetap ada unsur estetikanya ketika dipindahkan, disusun, ditumpuk, atau di-display.

       Dari sisi branding, kemasan yang bagus dapat langsung mengingatkan konsumen akan positioning dan image dari suatu produk. Konsumen memiliki ingatan yang kuat dan mampu mengasosiasikan suatu produk dengan berbagai hal lewat kemasan yang didesain secara matang. Ketika seseorang mencari suatu merek produk di tengah tumpukan ratusan produk lainnya, suatu kemasan yang bagus akan mampu tampil menonjol di antara yang lain. Ibaratnya, kemasan adalah salesman dari suatu produk. Konsumen akan “berinteraksi” dengan kemasan sebelum dengan produk itu sendiri. Lewat kemasannya produk bisa menyampaikan banyak pesan mengenai berbagai fitur, elemen, kelebihan, dan hal-hal lain yang dimilikinya.

       Kemasan bahkan bisa men-sugesti konsumen supaya bisa tertarik untuk mencoba. Konsumen bisa membayangkan akan seperti apa produknya nanti dan pengalaman apa yang bisa didapat ketika mengonsumsinya. Orang yang tadinya menyukai kopi hitam bisa tertarik untuk mencoba kopi susu atau kopi rasa jahe jika kemasannya bisa mengomunikasikan pesan-pesan yang tepat.

       Selain itu kemasan bisa sangat menentukan pada tingkatan harga mana suatu produk berada. Suatu produk yang dikemas dengan baik bisa tampil secara lebih “premium” dibanding produk lain yang sejenis. Sebuah mobil bisa tampil lebih mewah melalui desain kemasan luarnya, bahkan sebelum orang melirik ke dalam mesinnya. Sebuah keripik pisang yang dikemas dengan plastik bening, dan stiker yang hanya ditempel dan harganya sepuluh ribu rupiah akan terlihat kurang menarik dibanding keripik pisang yang dikemas dengan kemasan plastik print, atau metalize dengan desain komunikatif seharga dua puluh ribu rupiah. Begitu besar perbedaan keuntungan yang akan didapatkan oleh kedua produk tadi.

       Oleh karena itu maka para pelaku usaha dituntut untuk selalu berinovasi, dan  berkreasi dalam mendesain kemasan agar dapat menyampaikan pesan yang sesuai dan mengomunikasikan elemen branding yang penting. Semua elemen branding yang disampaikan kemasan dapat menjamin loyalitas pelanggan, memperkuat brand awareness, serta mempermudah konsumen mengidentifikasi kelebihan atau diferensiasi produk. Akhirnya diharapkan kemasan bisa menjadi salah satu sarana promosi dan penyampai pesan yang efektif sehingga upaya membranding produk menjadi berhasil. [IAI]

AGROINDUSTRI.ID – Fungsi pengemasan produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai produk hasil olahan agroindustri menjadi lebih awet dan memiliki nilai jual tinggi, maka tidak heran jika perusahaan rela mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk melakukan riset dan pengembangan dari sebuah kemasan produk sebelum dipasarkan ke konsumen. Di Indonesia, saat ini pengemasan juga menjadi salah satu gap atau jarak pembeda antara UKM dan perusahaan multi nasional, hal ini bisa dilihat dengan jelas dari model dan tampilan kemasan produk yang mereka hasilkan.


Fungsi Pengemasan Produk Hasil Olahan Pertanian

Komoditi pertanian pada dasarnya memang sudah memiliki daya simpan yang pendek, sehingga menyebabkan rendahnya nilai jual karena rentang waktu penjualan yang terbatas. Dalam upaya untuk meningkatkan keawetan atau umur simpan, diperlukan penanganan khusus pada saat pasca panen. Ada berbagai macam cara untuk mengawetkan produk hasil pertanian salah satu diantaranya adalah dengan melakukan pengemasan menggunakan modifikasi atmosphere.

Pengemasan merupakan suatu pembungkusan yang dilakukan terhadap produk dengan tujuan agar produk tidak mudah rusak dan memiliki nilai sensoris yang baik. Salah satu bentuk perlakuan dari pengemasan yaitu pengemasan dengan udara termodifikasi. Penyimpanan dengan udara termodifikasi merupakan pembaruan yang paling penting dalam penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran, atmosfer yang mengelilingi produk sebagai atmosfer terkontrol di mana keadaan gas terus-menerus dikendalikan dan disesuaikan pada konsentrasi yang optimal.

Maka dari itu, pada produk pertanian khususnya agroindustri yang meliputi buah-buahan dan sayuran sangatlah penting untuk mendapatkan perlakuan penyimpanan udara termodifkasi demi menghambat terjadinya resiprasi, sehingga nantinya akan memperpanjang umur simpan dari produk.

Ada beberapa istilah penyebutan pengemasan dalam bahasa sehari-hari, seperti pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan sama-sama merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian karena dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau dibungkusnya.

Sebelum dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan tempurung, polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia juga menggunakan kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta agar tampak anggun dan menarik.

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu, pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih.

Fungsi Kemasan Sebagai Bagian Dari Marketing Produk

Seperti yang sudah saya sebutkan diatas fungsi kemasan yaitu sebagai pelindung untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Misalnya produk buah dan sayur yang akan di distribusikan ke supermarket akan membutuhkan proses pengemasan yakni kemasan primer dan kemasan skunder untuk proses tansportasi dan melindungi produk dari kerusakan. Fungsi kemasan juga sebagai penyedia informasi bagi konsumen, melalui kemasan produsen biasanya menampilkan bahan-bahan yang digunakan, tanggal dan tahun kadaluarsa serta saran penyajian. Fungsi dari kemasan juga bisa sebagai branding yang mencerminkan citra dari suatu produk dan perusahaan pembuatnya.

Perbedaan Kemasan Dan Pengemasan

Kemasan adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk  dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang  benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan kemasan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya. Untuk menampilkan image dan pandangan terhadap suatu isi produk, maka kemasan biasanya dibentuk atau di desain sedemikian rupa, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat ditangkap oleh pemakai produk dengan baik. Untuk membuat suatu kemasan tidak hanya tergantung dari beberapa material saja, tetapi banyak berbagai jenis material yang bisa digunakan. Jika kemasan merupakan suatu bentuk fisik jadinya, prosesnya disebut dengan pengemasan.

Keunggulan Jenis-Jenis Kemasan Produk Agroindustri

  • 1. Plastik, merupakan jenis kemasan yang sangat umum digunakan, selain karena harganya murah plastik juga kuat dan ringan sehingga menjadi pilihan utama pengemasan produk.
  • 2. Kertas, kertas bisa digunakan untuk mengemas bahan tertentu yang bersifat kering.
  • 3. Gelas, gelas menjadi pilihan bahan kemasan yang mengandung sifat konsentrasi asam dan tahan lama, namun jenis kemasan gelas ini tergolong mahal dan sulit didaur ulang ataupun diuraikan tanah.
  • 4. Kemasan logam, yang terdiri dari alumunium foil dan juga tetra pack.

Perbedaan kemasan jenis tinplate dan alumunium foil salah satunya yaitu dari fungsi kemasan terhadap bahan yang dikemas. Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam industri minuman. Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.

Dalam hubungan kemasan dan produk yang dikemas kemasan akan mempengaruhi produk yang dikemas baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung kemasan akan memberikan daya tahan dan perlindungan terhadap produk yang dikemas, berbeda-beda tergantung bahan kemasan dan produk yang dikemas. Secara tidak langsug kemasan akan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli barang atau produk yang berada di dalam kemasan ketika tertarik dengan bentuk,warna, atau tulisan yang diberikan pada kemasan, Maka dari itu fungsi kemasan disini sangatlah penting bagi suatu produk, dan keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan satu-sama lain.

Jadi, jika kita ingin produk kita bisa diterima konsumen lebih baik, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan yaitu proses pengemasan dan jenis kemasannya, saya sendiri pernah membaca sebuah riset jika mayoritas konsumen atau pembeli akan memilih produk yang memiliki tampilan kemasan lebih menarik daripada produk sejenis lainnya.

AGROINDUSTRI.ID – Situs Informasi Industri Pertanian Indonesia

agroindustri, Pengemasan, wawasan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề