Apa yang dimaksud dengan Black Box Testing jelaskan dan berikan contoh

Tidak sama seperti namanya, black box testing bukanlah suatu tes pada kotak hitam milik pesawat, tapi merupakan suatu metode test software. Metode pengujian ini terkenal cukup menarik, Kenapa?

Bila Anda cukup penasaran dan ingin mengetahui lebih lengkap tentang black box testing, silahkan baca artikel tentang black box testing di bawah ini hingga selesai.

Apa itu Black box testing

Black box testing atau yang banyak dikenal dengan behavioral testing adalah suatu metode pengujian pada fungsionalitas atau kegunaan dari suatu software.

Berdasarkan laman Guru 99, black box testing adalah suatu pengujian yang dilakukan secara penuh hanya dengan menilai kebutuhan serta spesifikasi dari suatu software.

Black box testing hanya akan menjangkau input dan output sistem software tanpa adanya pengetahuan terkait internal program.

Pengujian black box testing ini dilakukan agar bisa menggambarkan perspektif penguji yang seperti hanya melihat suatu kotak hitam saja.

Sedangkan untuk black box-nya sendiri bisa jadi sistem atau software apapun yang ingin diuji nantinya, seperti sistem operasi Linux, Windows, atau situs website seperti Google, Facebook, atau bisa juga database seperti misalnya Oracle, bahkan aplikasi yang Anda buat sendiri.

Metode pengujian black box ini digunakan oleh sebagian besar aplikasi yang bisa Anda temukan pada saat ini. Pengujian ini juga sangat penting agar bisa menemukan gangguan atau bug dalam suatu aplikasi sebelum dirilis secara resmi.

Baca juga: Unit Testing: Pengertian dan Bedanya Dengan Metode Testing Lainnya

Tipe Black Box Testing

Berdasarkan laman Imperva, setidaknya terdapat tiga jenis pengujian black box yang bisa Anda lakukan, yakni:

1. Functional Testing

Functional testing adalah suatu proses pengujian pada fitur spesifik atau fungsi dari suatu software. Tujuan sederhana dari pengujian ini adalah agar bisa memeriksa kemampuan pengguna aplikasi dalam melakukan login atau kelancaran mereka saat menggunakan password, email serta username-nya masing-masing.

Pengujian tersebut juga bisa dilakukan agar bisa memastikan bahwa para pengguna benar-benar sudah  bisa masuk tanpa adanya informasi tersebut agar bisa menjaga keamanan program.

Umumnya, jenis testing ini juga lebih fokus pada pengujian berbagai aspek penting dalam suatu aplikasi dan integrasi antara setiap komponen utamanya. Functional testing ini juga bisa dilakukan untuk menguji sistem secara menyeluruh.

2. Non-functional Testing

Non-functional testing adalah suatu proses pengujian yang dilakukan dengan berbagai aspek tambahan non-functional. Non-functional testing ini dilakukan agar bisa mengetahui bagaimana suatu software mampu menjalankan suatu perintah atau tugas.

Selain itu, tes ini juga dilakukan agar bisa melihat apakah aplikasi yang dibuat mampu digunakan dengan baik pada perangkat dan ukuran layar, serta pada sistem operasi yang berbeda-beda.

3. Regression Testing

Jenis testing ini akan menguji apakah terjadi kemunduran atau regresi tertentu saat sebuah aplikasi di upgrade.

Di dalam regression test, pemeriksaan akan dilakukan pada aspek fungsional dan nonfungsional. Beberapa contoh aspek fungsional yang bisa diuji dalam kasus kali ini adalah fitur yang sudah tidak lagi bisa bekerja dengan baik pada versi terbaru.

Sedangkan untuk aspek nonfungsionalitas yang diuji contohnya adalah performa yang melambat dalam versi software terbaru.

Kelebihan Black box testing

Untuk bisa melakukan black box testing, Anda tidak memerlukan sumber daya yang mempunyai latar belakang teknis. Anda hanya memerlukan sumber daya yang mampu memahami pengguna dan melihat dari sudut pandang yang tepat ketika melakukan pengujian software.

Selain itu, test inipun lebih cepat dalam hal menganalisis kekurangan dari awal mula pengujian dilakukan. Bahkan, hal tersebut dapat dilakukan secara lebih efektif untuk pengujian yang sangat kompleks. Karena, pengujian ini bisa Anda lakukan saat tahap pengembangan sudah selesai dilakukan.

Kekurangan Black Box Testing

Karena sumber daya penguji tidak mempunyai pengetahuan teknis, maka kemungkinan besar akan ada berbagai aspek potensi kesalahan yang tidak bisa dilewatkan atau diketahui begitu saja.

Selain itu, bila harus bekerja pada waktu yang singkat dan harus mengejar waktu deadline, maka kemungkinan besar juga akan terjadi pengujian yang kurang teliti karena dilewatkan beberapa uji input dan juga output.

Baca juga: Apa itu AB Testing dan Bagaimana Penggunaannya dalam Marketing?

Kesimpulan

Demikianlah rangkuman singkat dari kami tentang black box testing. Jadi, black box testing adalah suatu proses pengujian yang dilakukan agar bisa mengamati hasil input dari output suatu aplikasi tanpa harus mengetahui berbagai struktur kode kompleks di dalam aplikasi tersebut. Pengujian  testing ini mempunyai beberapa teknik sendiri yang bisa Anda gunakan.

Selain itu, black box testing pun mempunyai kelebihan tersendiri, seperti pihak penguji yang tidak harus mengerti tentang bahasa pemrograman dalam membuat suatu aplikasi dan mereka pun tidak wajib memeriksa semua kode yang dibuat oleh programmer.

Tapi, pengujian ini tetap mempunyai kelemahan. Karena pihak penguji tidak perlu mengetahui cara dalam memeriksa kode, maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan yang tidak terdeteksi di bagian kode tertentu.

Terlepas dari kelebihan dan kelemahan testing di atas, pengujian pada suatu aplikasi sebelum benar-benar dipublikasikan pada pengguna sangat penting untuk dilakukan agar tidak ada masalah yang bisa mengecewakan mereka dan membuat perusahaan pembuat aplikasi jadi merugi.

Namun, kerugian tidak hanya terjadi pada perusahaan yang salah dalam mengelola operasionalnya saja, tapi juga terjadi pada perusahaan yang tidak tepat dalam mengelola keuangan dan menyajikan laporan keuangannya.

Kenapa? Karena keuangan yang dikelola dengan tidak baik akan menghasilkan arus keuangan yang tidak sehat dan laporan keuangan pun akan tidak akurat.

Oleh karena itu, gunakanlah software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online. Kenapa? Karena Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara cepat, tepat, akurat, dan bisa Anda akses dimana saja Anda perlukan.

Selain itu, berbagai fitur dan modul di dalamnya juga akan membuat bisnis Anda bergerak lebah efektif dan efisien, seperti fitur persediaan, perpajakan, penjualan, pembelian, manufaktur, kas dan bank, buku besar, dan masih banyak fitur lainnya.

Ayo, beralih sekarang juga dari proses pengelolaan keuangan secara manual dengan menggunakan Accurate Online dan coba gratis selama 30 hari sekarang juga dengan klik tautan gambar di bawah ini.

Pengujian Black Box Testing – Black Box Testing merupakan salah satu pengujian perangkat lunak yang menguji fungsional dalam perangkat lunak. Tentu saja banyak orang yang menggunakan metode pengujian ini supaya perangkat lunak yang nantinya akan digunakan untuk terhindar dari bug atau error.

Pengertian Black Box Testing

Black Box Testing merupakan pengujian yang dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan, pada hasil eksekusi melalui beberapa data uji dan memeriksa fungsional yang terdapat pada perangkat lunak. Jadi dapat kita dianalogikan seperti halnya kita melihat ke dalam kotak hitam, sehingga kita hanya bisa melihat tampilan luarnya saja tanpa kita tau apa yang ada didalam kotak hitam tersebut.

Sehingga sama seperti halnya dengan Black Box Testing yang hanya dapat mengevaluasi dari tampilan luarnya dan fungsionalitasnya. Tanpa harus mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya. Pada pengetahuan khusus dari struktur kode internal dan pengetahuan pada pemrograman dasar pada umumnya tidak diperlukan untuk Black Box Testing. Uji pada kasus yang dibangun disekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni pada aplikasi yang seharusnya dilakukan.

Menggunakan deskripsi eksternal dalam perangkat lunak, termasuk spesifikasi pesyaratan, dan desain untuk digunakan dalam uji kasus, pengujian ini dapat menjadikan suatu fungsional atau non-fungsional meskipun pengujian tersebut sering fungsional.

Baca Juga : Pengujian Perangkat Lunak

Perancangan uji memilih input yang valid dan tidak valid, sehingga dapat menentukan output yang benar, dalam pengujian tidak ada pengetahuan khusus tentang struktur internal aplikasi yang di uji.

Cara Kerja Black Box Testing

Pengujian Black Box  akan dilakukan dengan cara yang relative bertentangan dengan kebutuhan yang ada dan memastikan sistem dapat menangani semua masukan yang tidak sesuai. Oleh karena itu, pengguna hanya bisa memasukkan data yang benar ke dalam sistem. Pengujian ini berusaha menemukan kesalahan misalnya, seperti :

  • Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang terdapat pada perangkat lunak.
  • Kesalahan dalam interface perangkat lunak.
  • Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dalam perangkat lunak.
  • Permasalahan dalam kinerja perangkat lunak.
  • Inisialisasi dan kesalahan terminasi perangkat lunak.

Berikut ini merupakan table Black Box Testing yang biasa digunakan dalam melakukan pengujian perangkat lunak, yaitu :

Sekenario PengujianKasus PengujianHasil Yang diharapkanHasil PengujianKesimpulan
Tambah Data BarangMasukkan semua data barang kemudian, klik ‘Tombol’ tambah barang.Data Barang Berhasil ditambahSesuaiNormal
Hapus Data BarangKlik barang yang mau dihapus kemudian, klik ‘Tombol’ HapusData Barang Berhasil dihapusSesuaiNormal
Update Jumlah BarangKlik jumlah barang yang mau diupdate kemudian, klik ‘Tombol’ UpdateData Barang Berhasil diupdateSesuaiNormal
Tabel Pengujian Black Box Testing

Teknik Black Box Testing

Berikut ini merupakan teknik yang sering digunakan Black Box Testing desain meliputi:

1. Descision Table

Decision Table merupakan cara yang tepat untuk memodelkan logika yang cukup rumit, seperti diagram alur, if-then-else dan switch laporan kasus. Dalam kondisi ini mengaitkan dengan tindakan untuk melakukan, akan tetapi banyak kasus melakukannya dengan cara yang lebih elegan.

2. All-Pairs Testing

All-Pairs Testing atau disebut pairwise testing merupakan metode pengujian perangkat lunak kombinatorial yang digunakan untuk setiap pasangan parameter yang masuk kedalam sistem atau algoritma yang ada pada perangkat lunak.

3. State Transition Table

State Transition Table merupakan teori automata dan logika skuensial, pada table yang menunjukan state dalam pengujian. Pada dasarnya sebuah table state merupakan table kebenaran yang digunakan untuk beberapa input dan output termasuk dengan state berikutnya dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.

4. Equivalence Partitioning

Equicalence Partitioning merupakan teknik yang membagi data masukan dari beberapa unit perangkat lunak menjadi beberapa partisi data dari mana test case dapat diturunkan. Pada prinsipnya, uji kasus ini dirancang untuk menutupi setiap partisi minimal.

Baca Juga : Black Box Testing Wajib Dilakukan Software Developer

Teknik ini digunakan untuk mendefinisikan kasus pengujian yang mengungkap kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah pengujian yang harus dilakukan.

5. Boundry Values Analysis

Boundary Value Analysis merupakan Pengujian yang dirancang untuk mencakup perwakilan dari batas Nilai-nilai batas. Pada nilai-nilai di sebuah partisi kesetaraan atau sebesar nilai terkecil di kedua sisi tepi.

Berikut ini merupakan dokumentasi dari komponen software dalam mencakup pemeriksaan dokumen dari software tersebut, yaitu :

  • Membuat suatu Flowchart.
  • Membuat deskripsi input yang digunakan.
  • Mendeskripsikan output yang digunakan.
  • Mendeskripsikan yang telah dihasilkan.
  • Membuat kesesuaian penulis atau akurasi.
  • Membuat control dan kendali terhadap sistem yang dibuat.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề