Apa penyebab kejang pada orang dewasa saat tidur?

Rabu, 22 Juni 2022 23:59 WIB

Mari Kenali Gejala Epilepsi

311

Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tim Promkes RSST - Epilepsi merupakan salah satu penyakit kronik dengan angka kejadian tinggi khususnya di negara berkembang, penyakit epilepsi bersifat kronik, sehingga dapat mengganggu kualitas hidup dan membutuhkan biaya cukup banyak.

Epilepsi juga dikenal dengan sebutan ayan yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang seringnya muncul tanpa pencetus, penyakit ini terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat [Neuologis] yang menyebabkan kejang atau terkadang kehilangan kesadaran.

Pada pengidap epilepsi kejang bisa terjadi lebih dari sekali atau berulang-ulang di waktu yang sama atau di waktu berbeda bahkan bisa menyebabkan kejang di saat tidur ini terjadi karena adanya perubahan fase tubuh dari bangun tidur yang memicu aktivitas tidak normal pada otak. Penyakit epilepsi adalah penyakit yang umum terjadi dan bisa menyerang segala usia, baik itu bayi maupun orang dewasa.

Beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terkena epilepsi antara lain usia, umumnya dialami oleh usia anak-anak dan lansia. Genetik riwayat kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga, cedera pada kepala, stroke dan penyakit vascular, demensia, infeksi otak dan riwayat kejang di masa kecil yang disebabkan oleh demam tinggi pada kondisi ini anak lebih rentan mengalami epilepsi.

Epilepsi berdasarkan penyebabnya dibagi 2 [dua] yaitu :

1.      Epilepsi Idiopatik disebut juga sebagai epilepsi primer, jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui [disebabkan faktor genetik].

2.      Epilepsi Simptomatik juga disebut epilepsi sekunder, jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah factor seperti luka berat dikepala, tumor otak dan stroke.

Kejang berulang merupakan gejala utama epilepsi, karakteristik kejang bervariasi dan bergantung pada bagian otak yang terganggu pertama kali. Jenis kejang epilepsi dibagi menjadi 2 [dua] berdasarkan pada otak yaitu :

1.      Kejang Parsial atau Focal

Otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja. Kejang parsial simple pengidapnya tidak kehilangan kesadaran gejalanya dapat berupa anggota tubuh yang menyentak, sedang kejang parsial kompleks mempengaruhi kesadaran pengidapnya sehingga membuatnya terlihat seperti bingung atau setengah sadar.

2.      Kejang Umum

Gejala ini terjadi pada sekujur tubuh dan disebabkan oleh gangguan yang berdampak kepada seluruh bagian otak. Berikut ini adalah gejala-gejala yang bisa terjadi saat seseorang terserang kejang umum :

§   Mata yang terbuka saat kejang.

§   Kejang tonik, tubuh yang menjadi kaku selama beberapa detik.

§   Kejang atonik yaitu otot tubuh tiba-tiba menjadi rileks, sehingga pengidap bisa jatuh tanpa kendali.

§   Terkadang pengidap epilepsi mengeluarkan suara-suara atau berteriak saat mengalami kejang.

§   Demam tinggi, kelelahan akibat panas.

§   Mengompol       

§   Kesulitan bernafas untuk beberapa saat, sehingga badan terlihat pucat atau bahkan membiru.

§   Kejang menyeluruh membuat pengidap benar-benar tidak sadarkan diri, dan setelah sadar terlihat bingung selama beberapa menit atau jam.

Epilepsi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan itu artinya seeorang akan memiliki penyakit ini seumur hidup. Akan tetapi beberapa gejalanya dapat dikendalikan dengan beberapa perawatan dokter. Epilepsi merupakan penyakit yang tidak hanya menyangkut masalah kesehatan, namun juga menyangkut sosial dan ekonomi penyandang dan keluarganya.

Referensi               :

1.      Nathasia Suryawijaya, dkk. Pengetahuan Masyarakat tentang Epilepsi dan Perilaku terhadap Penyandang pada Masyarakat. //collosumneurology.org.

2.      Risa Vera, dkk. Sindrom Epilepsi pada Anak. //ejournal.unisri.ac.id.

3.      K. Khairin, dkk. Karakteristik Penderita Epilepsi. //jurnal.unbrah.ac.id.

4.      Nurwinta Catur WM. Epilepsi dan Budaya. //jurnal.ugm.ac.id.

Kejang adalah suatu kondisi saat sel otak tidak berfungsi dan mengirimkan sinyal listrik secara tidak terkendali. Kejang bisa dialami oleh siapa saja, bahkan beberapa orang bisa rentan mengalami kejang akibat beberapa penyebab. 

Kejang umumnya berlangsung dari 30 detik hingga dua menit. Sebaiknya waspada terhadap kejang yang berlangsung lebih dari lima menit. Hal ini menandakan adanya kondisi darurat yang perlu diatasi secara medis. 

Kondisi ini dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya. Namun, tidak ada salahnya untuk mencegah kondisi ini terjadi secara terus menerus untuk menghindari berbagai komplikasi yang mungkin terjadi. Simak berbagai penjelasan lainnya mengenai kejang dalam ulasan berikut ini.

Penyebab Kejang

Sel saraf pada otak membuat, mengirim, dan menerima impuls listrik yang memungkinkan sel saraf otak untuk berkomunikasi. Adanya gangguan pada sel saraf otak yang digunakan sebagai jalur komunikasi ini menyebabkan kondisi kejang.

Adanya kelainan genetik juga disebut menjadi salah satu penyebab kejang. Selain itu, penyakit epilepsi menjadi penyebab kejang paling umum. Namun, tidak semua orang yang mengalami kejang mengidap epilepsi.

Faktor Pemicu Kejang

Selain beberapa penyebabnya, kejang juga bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti:

  • Demam tinggi.
  • Meningitis.
  • Hiponatremia.
  • Penggunaan obat-obatan pereda nyeri.
  • Mengalami trauma pada kepala.
  • Kelainan pembuluh darah di otak.
  • Gangguan autoimun.
  • Tumor otak.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Riwayat penyakit stroke.
  • Terpapar zat beracun dalam waktu yang cukup lama.

Gejala Kejang

Gejala yang dialami oleh pengidap akan dialami berbeda. Kejang bisa dialami secara ringan hingga cukup parah. Namun, ada beberapa gejala yang umum dialami oleh seseorang yang mengalami kejang, seperti:

  • Terlihat kebingungan sementara.
  • Mata terbuka lebar.
  • Gerakan hentakan yang tidak terkendali dari lengan hingga kaki.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Mengalami gejala kognitif, seperti ketakutan atau cemas.

Diagnosis Kejang

Selain dari gejala, diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan EEG [Elektroensefalogram] dan pemeriksaan darah terutama elektrolit. Jika terdapat masa atau kecurigaan infeksi, lakukan pemeriksaan MRI baik dengan kontras atau non-kontras dan pemeriksaan cairan serebrospinal. Pemeriksaan darah dan CT Scan juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis terjadinya kejang beserta penyebabnya.

Pengobatan Kejang

Kejang bisa diatasi dengan beberapa pengobatan, seperti:

  1. Menggunakan obat anti kejang. 
  2. Tindakan bedah bisa dilakukan jika pengobatan menggunakan obat-obatan tidak bekerja secara maksimal.
  3. Tindakan stimulasi saraf. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan memasukkan alat perangsang saraf dengan sinyal listrik yang bisa membantu untuk mengontrol kejang.
  4. Melakukan diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat membantu meningkatkan kontrol kejang.

Komplikasi Kejang

Jika tidak diatasi dengan baik, ada beberapa komplikasi yang mungkin bisa terjadi oleh seseorang yang mengalami kejang, seperti:

  • Jatuh yang menyebabkan patah tulang atau cedera kepala.
  • Kejang bisa terjadi ketika kamu berada di dalam air, seperti berenang atau berendam yang menyebabkan tenggelam.
  • Kecelakaan lalu lintas ketika kejang terjadi ketika kamu sedang mengemudikan kendaraan.
  • Gangguan kehamilan saat kejang dialami oleh ibu hamil.
  • Gangguan emosional.

Pencegahan Kejang

Cara pencegahan kejang secara spesifik tergantung pada pencetusnya masing-masing. Namun, umumnya, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari cahaya yang berkedip-kedip, stress yang berlebihan atau kelelahan fisik.

Selain itu, memenuhi kebutuhan tidur, mengonsumsi makanan sehat, memenuhi kebutuhan cairan, rutin berolahraga, dan mengelola stres menjadi hal yang bisa dilakukan sebagai pencegahan kejang.

Kapan Harus ke Dokter?

Kejang dapat dialami berbeda oleh setiap pengidapnya. Namun, segera kunjungi dokter jika kejang yang dialami berlangsung lebih dari lima menit, kesulitan bernapas, meskipun kejang telah selesai, kejang yang berulang, demam tinggi, pengidap sedang hamil, hingga pengidap memiliki riwayat diabetes.

Jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi berbagai makanan sehat agar kebutuhan nutrisi dan vitamin dapat terpenuhi dengan baik. Kamu juga bisa memenuhi kebutuhan vitamin dengan mengonsumsi berbagai suplemen. Cek kebutuhan suplemen yang diperlukan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Referensi:

Mayo CLinic. Diakses pada 2022. Seizures.

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Seizure.

Healthline. Diakses pada 2022. What You Should Know About Seizures.

Diperbarui pada 6 Juni 2022.

Kejang saat tidur gejala penyakit apa?

Epilepsi nokturnal adalah jenis serangan kejang yang hanya bangkit saat penderita dalam kondisi tertidur. Seperti epilepsi pada umumnya contohnya epilepsi lobus frontal, jenis epilepsi ini dapat terjadi di malam hari atau nokturnal. Epilepsi jenis ini dapat terjadi pada malam hari dan terpicu saat tidur.

Apa penyebab tiba tiba kejang tiba tiba pada orang dewasa?

Adanya gangguan pada sel saraf otak yang digunakan sebagai jalur komunikasi ini menyebabkan kondisi kejang. Adanya kelainan genetik juga disebut menjadi salah satu penyebab kejang. Selain itu, penyakit epilepsi menjadi penyebab kejang paling umum.

Apakah kejang pada orang dewasa Berbahaya?

Kejang pada usia dewasa seringkali merupakan tanda pertama tumor atau bahkan kanker otak. Jika kejang berulang atau memburuk, maka menandakan tumor telah tumbuh dan menyebabkan pendarahan atau pembengkakan.

Kenapa orang dewasa Bisa kejang?

Berbagai penyebab kejang pada orang tua, meliputi penggunaan alkohol, infeksi otak, epilepsi, penyakit serebrovaskular, kejang terkait obat, cedera otak, dan gangguan elektrolit. Tingkat keparahan kejang bisa bervariasi tergantung pada jenis dan gejala yang ditimbulkan.

Bài mới nhất

Chủ Đề