Apa perbedaan baterai biasa dengan baterai alkaline?

Itu perbedaan utama antara baterai alkaline dan lithium adalah itu masa pakai baterai lithium jauh lebih tinggi dari baterai alkaline.

Kami membutuhkan baterai setiap hari dalam kebutuhan rumah tangga kami. Meskipun sebagian besar peralatan sekarang langsung bekerja dengan listrik, banyak perangkat kecil atau portabel lainnya membutuhkan baterai. Misalnya, jam alarm, pengontrol jarak jauh, mainan, obor, kamera digital, radio bekerja dengan arus yang disuplai oleh baterai. Menggunakan baterai lebih aman daripada menggunakan listrik utama secara langsung. Ada banyak baterai dengan berbagai merek di pasaran saat ini. Kecuali untuk nama-nama merek, kami dapat membagi baterai ini menjadi dua jenis sesuai dengan kimia menghasilkan listrik.

ISI

1. Ikhtisar dan Perbedaan Utama2. Apa itu Baterai Alkaline3. Apakah Baterai Lithium itu?4. Perbandingan Berdampingan - Baterai Alkaline vs Lithium dalam Bentuk Tabular

5. Ringkasan

Apa itu Baterai Alkaline??

Baterai alkaline adalah sel elektrokimia dengan anoda dan katoda yang menghasilkan listrik melalui reaksi kimia. Anoda atau elektroda negatif dari baterai alkaline terbuat dari bubuk seng. Dan terminal positif atau katoda terbuat dari mangan dioksida. Elektrolit dalam baterai adalah kalium hidroksida. Berikut ini adalah dua setengah reaksi yang terjadi di elektroda.

Zn Zn[S] + 2OH- [aq] → ZnO[s] + H2HAI[l] + 2e

2MnO2 [s] + H2HAI[l] + 2e → Mn2HAI3 [s] + 2OH-[aq]

Tegangan biasa untuk baterai alkaline adalah 1,5 V, dan kita dapat meningkatkan voltase dengan memiliki serangkaian baterai. Ada berbagai ukuran baterai [AA-, AA, AAA, dll.], Dan arus yang dihasilkan oleh baterai tergantung pada ukurannya. Misalnya, baterai AA menghasilkan arus 700 mA.

Gambar 01: Baterai Alkaline Berbeda

Juga, sekarang ada baterai alkaline yang dapat diisi ulang juga. Namun, kita harus membuang baterai alkaline normal setelah periode penggunaan tertentu. Karena baterai alkaline tidak terlalu beracun, kita dapat membuangnya dengan limbah domestik, tetapi selalu baik untuk berhati-hati saat membuangnya. Ada sekitar 1 mV voltase yang tersisa di baterai ketika sudah terisi penuh. Selain itu, baterai alkaline mungkin memiliki peluang bocornya elektrolit kalium hidroksida di dalam yang menyebabkan iritasi kulit dan pernapasan. Karena itu, ketika ada kerusakan pada kulit luar baterai, kita tidak boleh menggunakan baterai itu.

Apa itu Baterai Lithium??

Dalam baterai Lithium, kami menggunakan senyawa lithium atau lithium sebagai anoda. Baterai lithium menghasilkan tegangan 1,5 V atau lebih tergantung pada desain. Kita harus membuangnya setelah digunakan karena kita tidak dapat mengisi ulang.

Gambar 02: Baterai Lithium

Baterai lithium berguna dalam perangkat kecil seperti jam tangan, kalkulator, remote mobil. Selain itu, kita dapat menggunakannya di perangkat besar yang kuat seperti kamera digital. Karena baterai lithium beracun, kita harus menangani dan membuangnya dengan hati-hati.

Apa Perbedaan Antara Baterai Alkaline dan Lithium?

Baterai alkaline adalah sel elektrokimia dengan anoda dan katoda yang menghasilkan listrik melalui reaksi kimia, sedangkan baterai Lithium adalah jenis baterai yang menggunakan senyawa lithium atau lithium sebagai anoda. Perbedaan utama antara baterai alkaline dan baterai lithium adalah bahwa masa pakai baterai lithium jauh lebih tinggi daripada baterai alkaline. Selain itu, baterai Lithium lebih ringan daripada baterai alkaline. Dengan demikian, ini membuat baterai lithium ideal untuk perangkat portabel.

Sebagai perbedaan lain antara baterai alkaline dan lithium, biasanya, baterai lithium memberikan 1,75 V atau lebih sedangkan baterai alkaline memberikan 1,5V. Dengan demikian, daya baterai lithium lebih tinggi. [Baterai Lithium memberi sinar lebih terang saat digunakan dalam obor]. Selain itu, perbedaan penting antara baterai alkaline dan lithium adalah bahwa baterai lithium beracun, dan baterai alkaline tidak demikian. Karena itu, baterai lithium harus dibuang dengan hati-hati.

Ilustrasi di bawah ini memberikan deskripsi rinci tentang perbedaan antara baterai alkaline dan baterai lithium.

Ringkasan - Baterai Alkaline vs Lithium

Baterai sangat penting dalam perangkat portabel. Baterai alkaline dan baterai lithium adalah dua jenis baterai utama yang kami gunakan pada perangkat ini. Perbedaan utama antara baterai alkaline dan baterai lithium adalah bahwa masa pakai baterai lithium jauh lebih tinggi daripada baterai alkaline.

Referensi:

1. Byrom, Jack. "Apa Saja Elemen dari Baterai Alkaline?" Sciencing.com, Sciencing, 6 Des 2018. Tersedia di sini  

Gambar milik:

1. "Baterai Alkali 5" Oleh Aney - Pekerjaan sendiri, [CC BY-SA 3.0] melalui Commons Wikimedia  
2. "Energizer lithium" Oleh Lukas A, CZE - Pekerjaan sendiri, [Domain Publik] melalui Commons Wikimedia 

Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya – Baterai [Battery] adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja [Single Use] dan Baterai yang dapat di isi ulang [Rechargeable].

Jenis-jenis Baterai

Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif[ Katoda] dan Terminal Negatif [Anoda] serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC [Direct Current]. Pada umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat sekali pakai [single use battery] dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang [rechargeable battery].

1. Baterai Primer [Baterai Sekali Pakai/Single Use]

Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA [sangat kecil], AA [kecil] dan C [medium] dan D [besar]. Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer [sekali pakai] yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.

Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer [sekali Pakai / Single use] diantaranya adalah :

a. Baterai Zinc-Carbon [Seng-Karbon]

Baterai Zinc-Carbon juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang sering kita jumpai di Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya. Sedangkan Terminal Positifnya adalah terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang [rod]. Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang relatif murah dibandingkan dengan jenis lainnya.

b. Baterai Alkaline [Alkali]

Baterai Alkaline ini memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal dibanding dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya adalah Potassium hydroxide yang merupakan Zat Alkali [Alkaline] sehingga namanya juga disebut dengan Baterai Alkaline. Saat ini, banyak Baterai yang menggunakan Alkalline sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan aktif lainnya sebagai Elektrodanya.

c. Baterai Lithium

Baterai Primer Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenis-jenis Baterai Primer [sekali pakai] lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat bekerja pada suhu yang sangat rendah. Karena keunggulannya tersebut, Baterai jenis Lithium ini sering digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat seperti bentuk Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin [Coin Battery]. Ada juga yang memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing.

d. Baterai Silver Oxide

Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam harganya. Hal ini dikarenakan tingginya harga Perak [Silver]. Baterai Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dibuat dalam dalam bentuk Baterai Koin [Coin Battery] / Baterai Kancing [Button Cell]. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.

2. Baterai Sekunder [Baterai Isi Ulang/Rechargeable]

Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat berbalik [Reversible]. Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai [discharge], Elektron akan mengalir dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar [Charger] dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi ulang [rechargeable Battery] yang sering kita temukan antara lain seperti Baterai Ni-cd [Nickel-Cadmium], Ni-MH [Nickel-Metal Hydride] dan Li-Ion [Lithium-Ion].

Jenis-jenis Baterai yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder [Baterai Isi Ulang] diantaranya adalah :

a. Baterai Ni-Cd [Nickel-Cadmium]

Baterai Ni-Cd [NIcket-Cadmium] adalah jenis baterai sekunder [isi ulang] yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi, Baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri [self discharge] sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan. Baterai Ni-Cd juga mengandung 15% Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic Cadmium yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini, Penggunaan dan penjualan Baterai Ni-Cd [Nickel-Cadmiun] dalam perangkat Portabel Konsumen telah dilarang oleh EU [European Union] berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan “Battery Directive”.

b. Baterai Ni-MH [Nickel-Metal Hydride]

Baterai Ni-MH [Nickel-Metal Hydride] memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd, tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan. Saat ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang [recycle] dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

c. Baterai Li-Ion [Lithium-Ion]

Baterai jenis Li-Ion [Lithium-Ion] merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH [Nickel- Metal Hydride], Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang [recycle] dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề