apa perbedaan konselor psikolog dan psikiater

Pilih psikolog atau psikiater jika Anda atau orang-orang terdekat Anda merasa atau sedang mengalami masalah kesehatan mental? Apa perbedannya? Anda bukanlah satu-satunya orang yang merasa kebingungan di luar sana.

Memang ada kesamaan, tetapi ada perbedaan yang penting untuk diperhatikan. Inilah yang perlu di ketahui untuk memutuskan mana yang tepat untuk Anda.

Persamaan Psikiater dan Psikolog
Psikiater dan psikolog adalah praktisi kesehatan yang dilatih untuk membantu menangani masalah kesehatan mental. Keduanya ada untuk membicarakan masalah yang Anda miliki. Mereka bertujuan untuk memfasilitasi Anda mengelola masalah mental dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan Psikiater dan Psikolog

Pendidikan
Psikiater adalah dokter medis [MDs] yang lulus dari sekolah kedokteran, memiliki tahun magang medis, dan memiliki 3 tahun residensi dalam penilaian dan pengobatan gangguan kesehatan mental. Psikolog memiliki gelar doktor di bidang psikologi, studi tentang pikiran dan perilaku manusia. Mereka bukan dokter medis. Seorang psikolog dapat memiliki gelar PhD dalam bidang filsafat atau PsyD dalam psikologi klinis atau konseling. Biasanya, mereka melakukan 1-2 tahun magang. Sama seperti psikiater, psikolog juga terlatih dalam memberikan tes psikologi [seperti tes IQ atau tes kepribadian].

Baca juga: Sindrom kelelahan kronis: Sudah Tahu Belum?

Karena pelatihan medis mereka, psikiater dapat meresepkan obat. Ini adalah perbedaan yang paling utama diantara kedua profesi tersebut. Tetapi beberapa negara mengizinkan psikolog untuk meresepkan obat psikiatrik dalam jumlah terbatas jika mereka telah mengambil kursus dalam psikofarmakologi.

Pendekatan
Baik psikiater dan psikolog biasanya dilatih untuk berlatih psikoterapi – berbicara dengan pasien tentang masalah mereka. Tetapi perbedaan latar belakang dan pelatihan diterjemahkan ke dalam pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah kesehatan mental yang Anda rasakan.

Psikolog melihat dari dekat perilaku Anda. “Jika mengalami depresi dan tidak dapat bangun dari tempat tidur, ada aktivasi perilaku,” kata C. Vaile Wright, PhD, direktur di American Psychological Association. Psikolog akan melacak pola tidur, pola makan, dan pikiran negatif yang mungkin menyebabkan atau berkontribusi terhadap masalah tersebut.

“Psikiater memiliki insting biologi dan neurokimia yang lebih kuat,” kata Ranna Parekh, MD, seorang direktur di American Psychiatric Association. “Mereka menggunakan pendekatan diagnosis eksklusi. Misalnya, sebelum kita mendiagnosa seseorang mengalami depresi, kita akan memastikan mereka tidak memiliki kekurangan vitamin atau masalah tiroid. “Setelah mereka membuat diagnosis kesehatan mental, psikiater biasanya meresepkan obat untuk Anda.

Baca juga: Tak Hanya IQ, Banyak Jenis Kecerdasan Lain

Pilih Psikolog atau Psikiater?
Baik psikolog maupun psikiater pada umumnya ditanggung secara adil oleh program asuransi kesehatan. Satu keuntungan yang mungkin didapat dari menemui psikiater adalah bahwa, sebagai dokter medis, ia memiliki pengetahuan dan pelatihan untuk mengevaluasi masalah medis yang mendasari atau efek obat yang dapat menyebabkan gejala emosi atau perilaku. Psikiater juga dapat lebih mudah berkolaborasi dengan dokter perawatan primer atau spesialis lainnya. “Sebagai bagian dari residensi kami, kami dilatih dalam pengaturan yang berbeda, seperti pediatri, rawat jalan, dan ruang gawat darurat,” kata psikiater Gorrindo. “Kami berbicara bahasa bagian lain dari rumah sakit.”

Untuk jenis serius masalah kesehatan mental, seperti depresi berat, gangguan bipolar, atau skizofrenia, di mana gejala fisik mungkin parah dan mungkin sulit untuk merawat diri sendiri, psikiater umumnya memiliki lebih banyak pelatihan formal dan pilihan perawatan yang tersedia. Dalam menangani masalah kesehatan mental yang tidak terlalu parah, siapa yang Anda temui sering kali lebih merupakan masalah pilihan pribadi. “Banyak orang tidak menyukai gagasan pengobatan,” kata Wright. “Mereka takut akan kecanduan, atau takut dengan efek obat yang harus dikonsumsi.” Mereka lebih cenderung menemui psikolog terlebih dahulu.

Wright mengatakan pilihan harus dipandu oleh jenis masalah yang Anda hadapi. Seseorang yang mungkin mengalami depresi klinis dapat mengambil manfaat dari minum obat, sementara seseorang yang berhadapan dengan fobia mungkin menemukan terapi dengan psikolog pilihan yang paling efektif. Biasanya, jika seorang psikolog merawat seseorang yang mereka rasakan memiliki gejala parah [seperti pikiran bunuh diri atau sangat tidak rasional], mereka mungkin menyarankan konsultasi dengan psikiater untuk membantu memperjelas diagnosis dan mungkin meresepkan obat.

Dapatkan Bantuan Secepatnya
Jika masih bergumul untuk memilih antara psikologi atau psikiatri, Anda dapat meminta rekomendasi ke dokter umum terlebih dahulu. Mengapa? Karena pada akhirnya, baik psikologi maupun psikiatri yang nantinya cocok dengan Anda dibangun berdasarkan kepercayaan dan kerahasiaan.

Telah direview oleh dr. Edwin Halim

Source:

  • Psikolog atau Psikiater: Mana yang Tepat untuk Anda?

Artikel Terkait

1328672680299534010

[caption id="attachment_159887" align="aligncenter" width="377" caption="Ilustrasi from Google"][/caption]Mengapa sebagian dari masyarakat enggan mengunjungi psikiater dan Psikolog? Alasan yang paling umum adalah, masih tersisa stigma jika mengunjungi psikiater dsb. Seolah orang yang ke psikiater atau psikolog menderita gangguan jiwa berat. Dalam pengalaman sehari-hari sebagai terapis, masih banyak klien yang belum paham beda Psikolog, Psikiater dan Konselor. Sebagai konselor tak jarang klien memanggil saya dokter. Padahal saya bukan dokter, tapi Konselor. Orang mengira psikiater hanya memberi obat padahal bukan. Mereka juga punya kemampuan memberikan terapi atau konsultasi.

Secara umum ketiganya sama-sama memberikan konsultasi atau bimbingan untuk masalah tertentu. Namun ada perbedaan mendasar dari ketiganya yang perlu kita pahami. Artikel ini akan mengulas fungsi dan perbedaan tugas dari ketiganya. Psikiater Seorang psikiater adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. Contoh, dokter Andri SpKj yang juga kompasianer, dibelakang namanya ada SpKj. Singkatan: Spesialis Kedokteran Jiwa. Setelah lulus sarjana kedokteran [dokter Umum] seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater.

Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini [dihitung dari S1] selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih. Disamping itu psikiater berhak memberikan [resep] obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negri. Sayangnya jumlah Psikiater di Indonesia masih minim alias kurang memadai, yakni hanya sekitar 600 Orang. Banyak daerah kabupaten yang belum memiliki psikiater.

Psikolog

Psikolog adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog. Gelar mereka adalah Nama, M.Psi, Psikolog. Namun setelah tahun setelah tahun 1992, lulusan S1 yang studi selama 4-5 tahun [ Sarjana Psikologi] melanjutkan ke S2 Program profesi dan baru disebut dengan Psikolog. Lamanya sekitar 2 tahun. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development [HRD].

Sedangkan Psikolog pendidikan berkecimpung di dunia pendidikan, seperti konselor di sekolah Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes.

Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.

Konselor

Sekolah konselor ada dua. Di dunia pendidikan umum di kenal dengan jurusan BK, bimbingan Konseling. Sudah ada program sertifikasi BK dengan lembaga bernama ABKIN, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia. Umumnya mereka bekerja sebagai konselor di sekolah, TK hingga SMU. Banyak sekolah yang baik menyediakan guru BK bagi siswanya. Ada juga lulus sebagai konselor dari Sekolah Tinggi Teologi [STT] keagamaan [yang penulis tahu hanya di lingkungan Kristen]. Jurusan ini dikenal dengan Konseling Pastoral.

Di jurusan Master bidang konseling ini dipelajari teologi, psikologi dan ilmu konseling. Syarat mengambil jurusan tersebut harus sudah S1 umum atau S1 Teologi. Lamanya adalah sekitar 2-4tahun. Lulusan konselor pastoral ini biasa bekerja di lembaga keagamaan seperti gereja, konselor di sekolah atau yayasan konseling. Pendekatan konselingnya menggunakan pendekataan keagamaan. Psikolog atau psikiater biasanya lebih bersifat umum, meski ada juga yang memakai pendekatan integratif biopsikospiritual.

Di negara kita Sebagian orang masih belum merasa nyaman bertemu dengan psikiater atau Psikolog [karena stigma negatif tertentu]. Karena itu mereka merasa lebih nyaman bertemu konselor. Selain konsultasi, Kadang mereka butuh didoakan atau dibacakan kitab suci. Selain itu biaya konseling di lembaga sosial ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan psikolog atau ke dokter [psikiater].

Page 2

[caption id="attachment_159887" align="aligncenter" width="377" caption="Ilustrasi from Google"][/caption]Mengapa sebagian dari masyarakat enggan mengunjungi psikiater dan Psikolog? Alasan yang paling umum adalah, masih tersisa stigma jika mengunjungi psikiater dsb. Seolah orang yang ke psikiater atau psikolog menderita gangguan jiwa berat. Dalam pengalaman sehari-hari sebagai terapis, masih banyak klien yang belum paham beda Psikolog, Psikiater dan Konselor. Sebagai konselor tak jarang klien memanggil saya dokter. Padahal saya bukan dokter, tapi Konselor. Orang mengira psikiater hanya memberi obat padahal bukan. Mereka juga punya kemampuan memberikan terapi atau konsultasi.

Secara umum ketiganya sama-sama memberikan konsultasi atau bimbingan untuk masalah tertentu. Namun ada perbedaan mendasar dari ketiganya yang perlu kita pahami. Artikel ini akan mengulas fungsi dan perbedaan tugas dari ketiganya. Psikiater Seorang psikiater adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. Contoh, dokter Andri SpKj yang juga kompasianer, dibelakang namanya ada SpKj. Singkatan: Spesialis Kedokteran Jiwa. Setelah lulus sarjana kedokteran [dokter Umum] seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater.

Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini [dihitung dari S1] selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih. Disamping itu psikiater berhak memberikan [resep] obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negri. Sayangnya jumlah Psikiater di Indonesia masih minim alias kurang memadai, yakni hanya sekitar 600 Orang. Banyak daerah kabupaten yang belum memiliki psikiater.

Psikolog

Psikolog adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog. Gelar mereka adalah Nama, M.Psi, Psikolog. Namun setelah tahun setelah tahun 1992, lulusan S1 yang studi selama 4-5 tahun [ Sarjana Psikologi] melanjutkan ke S2 Program profesi dan baru disebut dengan Psikolog. Lamanya sekitar 2 tahun. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development [HRD].

Sedangkan Psikolog pendidikan berkecimpung di dunia pendidikan, seperti konselor di sekolah Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes.

Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.

Konselor

Sekolah konselor ada dua. Di dunia pendidikan umum di kenal dengan jurusan BK, bimbingan Konseling. Sudah ada program sertifikasi BK dengan lembaga bernama ABKIN, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia. Umumnya mereka bekerja sebagai konselor di sekolah, TK hingga SMU. Banyak sekolah yang baik menyediakan guru BK bagi siswanya. Ada juga lulus sebagai konselor dari Sekolah Tinggi Teologi [STT] keagamaan [yang penulis tahu hanya di lingkungan Kristen]. Jurusan ini dikenal dengan Konseling Pastoral.

Di jurusan Master bidang konseling ini dipelajari teologi, psikologi dan ilmu konseling. Syarat mengambil jurusan tersebut harus sudah S1 umum atau S1 Teologi. Lamanya adalah sekitar 2-4tahun. Lulusan konselor pastoral ini biasa bekerja di lembaga keagamaan seperti gereja, konselor di sekolah atau yayasan konseling. Pendekatan konselingnya menggunakan pendekataan keagamaan. Psikolog atau psikiater biasanya lebih bersifat umum, meski ada juga yang memakai pendekatan integratif biopsikospiritual.

Di negara kita Sebagian orang masih belum merasa nyaman bertemu dengan psikiater atau Psikolog [karena stigma negatif tertentu]. Karena itu mereka merasa lebih nyaman bertemu konselor. Selain konsultasi, Kadang mereka butuh didoakan atau dibacakan kitab suci. Selain itu biaya konseling di lembaga sosial ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan psikolog atau ke dokter [psikiater].


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 3

[caption id="attachment_159887" align="aligncenter" width="377" caption="Ilustrasi from Google"][/caption]Mengapa sebagian dari masyarakat enggan mengunjungi psikiater dan Psikolog? Alasan yang paling umum adalah, masih tersisa stigma jika mengunjungi psikiater dsb. Seolah orang yang ke psikiater atau psikolog menderita gangguan jiwa berat. Dalam pengalaman sehari-hari sebagai terapis, masih banyak klien yang belum paham beda Psikolog, Psikiater dan Konselor. Sebagai konselor tak jarang klien memanggil saya dokter. Padahal saya bukan dokter, tapi Konselor. Orang mengira psikiater hanya memberi obat padahal bukan. Mereka juga punya kemampuan memberikan terapi atau konsultasi.

Secara umum ketiganya sama-sama memberikan konsultasi atau bimbingan untuk masalah tertentu. Namun ada perbedaan mendasar dari ketiganya yang perlu kita pahami. Artikel ini akan mengulas fungsi dan perbedaan tugas dari ketiganya. Psikiater Seorang psikiater adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. Contoh, dokter Andri SpKj yang juga kompasianer, dibelakang namanya ada SpKj. Singkatan: Spesialis Kedokteran Jiwa. Setelah lulus sarjana kedokteran [dokter Umum] seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater.

Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini [dihitung dari S1] selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih. Disamping itu psikiater berhak memberikan [resep] obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negri. Sayangnya jumlah Psikiater di Indonesia masih minim alias kurang memadai, yakni hanya sekitar 600 Orang. Banyak daerah kabupaten yang belum memiliki psikiater.

Psikolog

Psikolog adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog. Gelar mereka adalah Nama, M.Psi, Psikolog. Namun setelah tahun setelah tahun 1992, lulusan S1 yang studi selama 4-5 tahun [ Sarjana Psikologi] melanjutkan ke S2 Program profesi dan baru disebut dengan Psikolog. Lamanya sekitar 2 tahun. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development [HRD].

Sedangkan Psikolog pendidikan berkecimpung di dunia pendidikan, seperti konselor di sekolah Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes.

Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.

Konselor

Sekolah konselor ada dua. Di dunia pendidikan umum di kenal dengan jurusan BK, bimbingan Konseling. Sudah ada program sertifikasi BK dengan lembaga bernama ABKIN, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia. Umumnya mereka bekerja sebagai konselor di sekolah, TK hingga SMU. Banyak sekolah yang baik menyediakan guru BK bagi siswanya. Ada juga lulus sebagai konselor dari Sekolah Tinggi Teologi [STT] keagamaan [yang penulis tahu hanya di lingkungan Kristen]. Jurusan ini dikenal dengan Konseling Pastoral.

Di jurusan Master bidang konseling ini dipelajari teologi, psikologi dan ilmu konseling. Syarat mengambil jurusan tersebut harus sudah S1 umum atau S1 Teologi. Lamanya adalah sekitar 2-4tahun. Lulusan konselor pastoral ini biasa bekerja di lembaga keagamaan seperti gereja, konselor di sekolah atau yayasan konseling. Pendekatan konselingnya menggunakan pendekataan keagamaan. Psikolog atau psikiater biasanya lebih bersifat umum, meski ada juga yang memakai pendekatan integratif biopsikospiritual.

Di negara kita Sebagian orang masih belum merasa nyaman bertemu dengan psikiater atau Psikolog [karena stigma negatif tertentu]. Karena itu mereka merasa lebih nyaman bertemu konselor. Selain konsultasi, Kadang mereka butuh didoakan atau dibacakan kitab suci. Selain itu biaya konseling di lembaga sosial ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan psikolog atau ke dokter [psikiater].


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 4

[caption id="attachment_159887" align="aligncenter" width="377" caption="Ilustrasi from Google"][/caption]Mengapa sebagian dari masyarakat enggan mengunjungi psikiater dan Psikolog? Alasan yang paling umum adalah, masih tersisa stigma jika mengunjungi psikiater dsb. Seolah orang yang ke psikiater atau psikolog menderita gangguan jiwa berat. Dalam pengalaman sehari-hari sebagai terapis, masih banyak klien yang belum paham beda Psikolog, Psikiater dan Konselor. Sebagai konselor tak jarang klien memanggil saya dokter. Padahal saya bukan dokter, tapi Konselor. Orang mengira psikiater hanya memberi obat padahal bukan. Mereka juga punya kemampuan memberikan terapi atau konsultasi.

Secara umum ketiganya sama-sama memberikan konsultasi atau bimbingan untuk masalah tertentu. Namun ada perbedaan mendasar dari ketiganya yang perlu kita pahami. Artikel ini akan mengulas fungsi dan perbedaan tugas dari ketiganya. Psikiater Seorang psikiater adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. Contoh, dokter Andri SpKj yang juga kompasianer, dibelakang namanya ada SpKj. Singkatan: Spesialis Kedokteran Jiwa. Setelah lulus sarjana kedokteran [dokter Umum] seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater.

Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini [dihitung dari S1] selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih. Disamping itu psikiater berhak memberikan [resep] obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negri. Sayangnya jumlah Psikiater di Indonesia masih minim alias kurang memadai, yakni hanya sekitar 600 Orang. Banyak daerah kabupaten yang belum memiliki psikiater.

Psikolog

Psikolog adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog. Gelar mereka adalah Nama, M.Psi, Psikolog. Namun setelah tahun setelah tahun 1992, lulusan S1 yang studi selama 4-5 tahun [ Sarjana Psikologi] melanjutkan ke S2 Program profesi dan baru disebut dengan Psikolog. Lamanya sekitar 2 tahun. Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development [HRD].

Sedangkan Psikolog pendidikan berkecimpung di dunia pendidikan, seperti konselor di sekolah Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes.

Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.

Konselor

Sekolah konselor ada dua. Di dunia pendidikan umum di kenal dengan jurusan BK, bimbingan Konseling. Sudah ada program sertifikasi BK dengan lembaga bernama ABKIN, Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia. Umumnya mereka bekerja sebagai konselor di sekolah, TK hingga SMU. Banyak sekolah yang baik menyediakan guru BK bagi siswanya. Ada juga lulus sebagai konselor dari Sekolah Tinggi Teologi [STT] keagamaan [yang penulis tahu hanya di lingkungan Kristen]. Jurusan ini dikenal dengan Konseling Pastoral.

Di jurusan Master bidang konseling ini dipelajari teologi, psikologi dan ilmu konseling. Syarat mengambil jurusan tersebut harus sudah S1 umum atau S1 Teologi. Lamanya adalah sekitar 2-4tahun. Lulusan konselor pastoral ini biasa bekerja di lembaga keagamaan seperti gereja, konselor di sekolah atau yayasan konseling. Pendekatan konselingnya menggunakan pendekataan keagamaan. Psikolog atau psikiater biasanya lebih bersifat umum, meski ada juga yang memakai pendekatan integratif biopsikospiritual.

Di negara kita Sebagian orang masih belum merasa nyaman bertemu dengan psikiater atau Psikolog [karena stigma negatif tertentu]. Karena itu mereka merasa lebih nyaman bertemu konselor. Selain konsultasi, Kadang mereka butuh didoakan atau dibacakan kitab suci. Selain itu biaya konseling di lembaga sosial ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan psikolog atau ke dokter [psikiater].


Lihat Humaniora Selengkapnya

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề