Apa perbedaan psikolog dan psikiater

Liputan6.com, Jakarta Apa perbedaan psikolog dan psikiater? Perbedaan psikolog dan psikiater ada pada pendidikan yang ditempuh, pengalaman di lapangan, wewenang, hingga pola perawatan yang diberikan kepada pasiennya.

Psikolog dan psikiater sama-sama memiliki fokus menangani masalah kesehatan mental, tetapi penanganan yang dilakukan keduanya berbeda. Melansir dari Pronghornpsych, pada Rabu (26/1/2022) dijelaskan seorang psikolog bisa disebut “Dr” tetapi tidak memiliki gelar itu, sementara psikiater memiliki keduanya.

  • 12 Macam-macam Penyakit Mental yang Umum Terjadi, Kenali Tanda-tandanya
  • Depresi adalah Gangguan Mental yang Harus Diwaspadai, Ketahui Pengobatannya
  • Psikologis adalah Bagian dari Psikologi, Kenali Macam Gangguannya

Seorang psikolog tidak memiliki wewenang memberikan resep obat kepada pasiennya. Sementara seorang psikiater memiliki wewenang memberikan resep obat kepada pasiennya. Psikolog fokus melakukan perawatan psikologis dan berbagai jenis terapi bicara saja.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang perbedaan psikolog dan psikiater, Rabu (26/1/2022).

Psikiater ungkap remaja sangat rentan alami gangguan kejiwaan. Sebab sedang mengalami proses pencarian identitas diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Gelar

Ilustrasi psikiater/Photo by rawpixel.com from Pexels

Perbedaan psikolog dan psikiater ada pada gelar yang dimilikinya. Dijelaskan, kebanyakan psikolog memiliki gelar doktor filsafat (Ph.D.) atau psikologi (PsyD) yang didapat 6 tahun di perguruan tinggi dan magang.

“Psikolog yang memiliki gelar Doktor (Ph.D.) dapat menyebut diri mereka "Dr," tetapi mereka tidak memiliki gelar dalam kedokteran,” dijelaskan.

Sementara psikiater adalah dokter medis yang setidaknya harus menyelesaikan pelatihan selama 11 tahun. Psikiater adalah memulai pendidikan dengan gelar kedokteran di perguruan tinggi, setidaknya menghabiskan 1 atau 2 tahun magang sebagai dokter umum.

“Tidak seperti psikolog, psikiater memiliki gelar doktor kedokteran (MD) dan diharuskan mempelajari semua sistem dan fungsi tubuh manusia, cara melakukan pemeriksaan fisik, dan perawatan khusus untuk setiap kondisi medis pasiennya,” dijelaskan.

2. Wewenang

Perbedaan psikolog dan psikiater ada pada wewenang memberikan resep obat kepada pasiennya. Meski sama-sama mengobati kondisi kesehatan mental, dijelaskan seorang psikolog adalah tidak meresepkan obat, hanya psikolog tertentu yang bisa meresepkan obat.

“Psikolog yang bekerja di militer, Layanan Kesehatan India, atau di Guam juga dapat meresepkan obat,” dijelaskan.

Sementara psikiater lebih sering dan berhak memberikan resep obat kepada pasiennya. Ini karena seorang psikiater memiliki gelar medis dan pernah melakukan praktik sebagai dokter umum. Dijelaskan, psikiater di negara bagian manapun memiliki wewenang memberikan resep obat kepada pasien.

Meski demikian, psikolog dan psikiater sama-sama memiliki keterampilan atau sudah terlatih dalam memberikan tes psikologi (seperti tes IQ atau tes kepribadian).

Apabila pasien ingin memaham tentang pikiran dan perilaku, disarankan untuk menemui psikolog daripada psikiater. Akan tetapi, bila pasien merasakan kondisi yang lebih dari itu atau kompleks dan memerlukan obat, disarankan menemui psikiater.

“Beberapa kondisi, seperti depresi dan kecemasan, dapat diobati dengan kombinasi terapi bicara dan pengobatan, yang memungkinkan pasien mengunjungi psikolog dan psikiater,” dijelaskan.

3. Perawatan

Ilustrasi resp obat. Photo by freestocks on Unsplash

Perbedaan psikolog dan psikiater ada pada perawatan yang diberikan kepada pasiennya. Seorang psikolog melakukan perawatan dengan fokus pada pola perilaku pasiennya.

Apabila berhubungan dengan masalah kecemasan, perawatan yang dilakukan psikolog adalah melacak pola tidur, frekuensi, tingkat keparahan serangan panik, dan pikiran negatif pasiennya.

Perawatan dari psikolog, dijelaskan akan dilakukan dengan metode penjelasan atau berbicara langsung pada pasien. Misalnya dengan mengubah gaya hidup dengan kebiasaan baru yang lebih sehat dan bisa dijadikan solusi bagi pasiennya.

“Melalui perawatan psikologis dan berbagai jenis terapi bicara,” dijelaskan.

Bagaimana dengan psikiater? Perbedaan psikolog dan psikiater dari pola perawatan cukup kentara. Psikiater memang sama-sama mengamati perilaku pasien, tetapi mereka lebih menganalisis ke dalam ilmu biologi dan neurokimia.

Perawatan yang dilakukan psikiater adalah apabila lebih mendalam dilakukan dengan perawatan psikologis, terapi situlasi otal, pengobatan, dan perawatan medis. Dijelaskan, perawatan medis dari psikiater adalah pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi efek dari obat yang diresepkan.

“Seorang psikiater akan memeriksa masalah tiroid atau kekurangan vitamin sebelum mendiagnosis pasien yang mengalami depresi,” dijelaskan.

4. Fokus

Perbedaan psikolog dan psikiater ada pada fokus yang diamati keduanya. Seorang psikolog adalah mengobati kondisi yang tidak memerlukan pengobatan. Kondisi yang menjadi fokus psikolog dijelaskan mencakup masalah perilaku, kesulitan belajar, kecemasan, dan kasus depresi ringan.

Sementara psikiater adalah memiliki fokus pada perawatan yang lebih kompleks. Fokus psikiater pada pasien yang memerlukan perawatan medis dan evaluasi psikologis. Apa saja yang termasuk fokus seorang psikiater? Dijelaskan fokus psikiater adalah skizofrenia, gangguan bipolar, hingga depresi berat.

Terlepas dari pada jenis spesialis yang diperlukan seorang pasien, perhatikan seperti apa sosok yang akan merawat kesehatan mental pasien. Dijelaskan, ahli yang direkomendasikan memberikan perawatan pada kesehatan mental adalah:

- Psikolog atau psikiater memiliki pengalaman merawat jenis kondisi mental yang sedang dialami.

- Psikolog atau psikiater melakukan pendekatan, kepribadian, dan cara yang membuat pasien merasa nyaman.

- Psikolog atau psikiater memberikan ketersediaan dan janji terbuka kepada pasiennya.

Pekerjaan Pokok Psikolog dan Psikiater

Kini mulai banyak remaja datang langsung ke psikolog untuk menceritakan masalah yang dialaminya. (Foto ilustrasi, Huffignton Post)

Apabila sudah memahami penjelasan di atas, simak pekerjaan pokok psikolog dan psikiater ini. Dijelaskan, seorang psikolog memiliki pekerjaan pokok berupa:

1. Menemukan pola yang membantu pasien memahami dan memprediksi perilaku.

2. Bekerja dengan individu, pasangan, dan keluarga untuk membuat perubahan hidup yang diinginkan.

3. Mengidentifikasi dan mendiagnosis gangguan mental, perilaku, dan emosional.

4. Mengembangkan dan melaksanakan rencana perawatan.

5. Berkolaborasi dengan dokter atau pekerja sosial jika diperlukan.

Sementara seorang psikiater memiliki pekerjaan pokok berupa:

1. Memberikan perawatan darurat untuk penyakit mental yang tiba-tiba.

2. Membantu pasien mengelola kondisi kesehatan mental jangka panjang.

3. Memberikan pendapat dan saran kedua kepada dokter dan profesional kesehatan lainnya.

4. Merujuk Anda ke profesional kesehatan lainnya.

5. Mengakui Anda ke rumah sakit bila perlu.

Apakah harus ke psikolog atau psikiater?

Tipe masalah yang Anda hadapi menentukan pilihan Anda, antara pergi ke psikiater atau ke psikolog. Contohnya jika Anda memiliki fobia, mungkin Anda bisa datang ke psikolog. Namun apabila Anda mempunyai gejala kecemasan berlebihan atau serangan panik misalnya, maka sebaiknya Anda pergi ke psikiater.

Psikolog mengobati apa saja?

Psikolog jenis ini memberikan bantuan pada pasien yang mengalami gangguan psikologis, masalah perilaku, kesulitan emosional dan terkait masalah depresi hingga stres. Biasanya, tindakan psikoterapi dilakukan untuk menangani masalah kesehatan mental seseorang.

Berapa biaya untuk konsultasi ke psikolog?

Biaya untuk melakukan konsultasi dengan psikolog bervariasi. Hal ini disesuaikan dengan rumah sakit, klinik, atau tempat psikolog melakukan praktik. Bagi Anda yang berkeinginan untuk berkonsultasi dengan psikolog, setidaknya perlu mempersiapkan biaya sekitar Rp. 150.000,- - Rp. 300.000,-.