Apa perbedaan zakat infak dan sedekah brainly?

Syariah - Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia

15 May 2019 12:27

Jakarta, CNBC Indonesia- Bersedekah merupakan hal yang harus dilakukan setiap orang. Dengan bersedekah, kita bisa meringankan beban untuk orang-orang yang kurang mampu. Dalam Islam, aturan mengenai sedekah telah diatur dengan jelas, mana yang menjadi kewajiban atau sunnah.Chief Marketing Officer Rumah Zakat Irvan Nugraha mengatakan dalam Islam, sedekah terbagi menjadi wajib dan sunah. Sedekah yang wajib dilakukan yakni zakat, dan yang bersifat tidak wajib atau sunah adalah infaq.Baik zakat maupun sunah, ada waktu-waktu pengeluaran terbaik dan sudah ada aturannya. Irvan mengatakan zakat wajib dilakukan seorang muslim yang memiliki harta, dan masuk dalam kategori batas minimal zakat.
Zakat sendiri terbagi menjadi beberapa jenis dan memiliki waktu tersendiri untuk memenuhinya. Pertama, zakat mal atau zakat harta. Zakat ini wajib dilakukan bagi orang yang memiliki harta tersimpan selama 1 tahun setara 85 gram emas. Besaran zakatnya adalah 2,5% dari harta tersimpan tersebut.Kemudian zakat penghasilan, zakat ini wajib dilakukan oleh orang yang memiliki pendapatan di atas batas nisab. Zakat penghasilan dapat dibayarkan per bulan, 2,5% dari pendapatan per bulan. Selain itu, zakat ini bisa dibayarkan per tahun, yakni 2,5% dari total pendapatan selama satu tahun."Jadi bisa per bulan, atau per tahun, keduanya sama-sama 2,5%. Bisa memilih antara keduanya," kata Irvan kepada CNBC Indonesia, Rabu [15/05/2019].Selain itu ada pula dan zakat jiwa [fitrah] yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam yang mampu. Zakat ini sebaiknya dilakukan sebelum sholat idul fitri. Irvan mengatakan karena beras menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia maka besaran zakat setara dengan 2,5 kilogram beras. Ada yang bilang zakat fitrah adalah zakat pemutus Ramadhan."Kalau dalam bentuk uang, bisa juga misalnya kita biasa membeli beras Rp 15.000 per kilo. Maka yang setara 2,5 kilogram yakni Rp 37.500 untuk zakat," jelasnya.Anda bisa langsung menyalurkan ke pihak yang berhak atau menitipkan ke lembaga-lembaga penyalur zakat. Irvan mengatakan untuk zakat fitrah dan zakat penghasilan, keduanya harus dilakukan oleh umat Islam.Sementara untuk sedekah dan infaq boleh dilakukan kapanpun, di luar zakat.Pasalnya infaq juga merupakan langkah untuk mengeluarkan harta dalam rangka kebaikan. Irvan mengatakan ada waktu yang lebih baik untuk melakukan infaq, yakni pada hari Jumat atau setiap subuh. Namun untuk infaq, besarannya tidak ditentukan seperti zakat."Ada hadis yang mengatakan, saat memberikan sedekah saat subuh doa datang ke seorang muslim, karena yang diberikan mendoakan supaya ditambahkan rezeki untuk hari itu," kata Irvan.

Saksikan Video Besarnya Potensi Dana Zakat Nasional

[Gambas:Video CNBC]


[dob]

TAG: zakat infaq sedekah pengertian zakat perbedaan

Terpopuler

Anda pasti sudah sering mendengar wakaf. Misalnya seperti masjid atau mushola yang dibangun di atas tanah wakaf. Banyaknya masjid atau mushola yang merupakan hasil wakaf kadang membuat beberapa orang berpikir, apakah wakaf memang harus berbentuk tanah atau sejenisnya? Atau wakaf harus berupa benda berharga yang bernilai besar? Nah, supaya tidak lagi salah konsep mengenai wakaf, berikut ini akan dijelaskan lebih dalam mengenai hal tersebut.

Wakaf berasal dari bahasa Arab yaituWaqafayang berarti menahan, berhenti, atau diam di tempat. Sementara itu, menurut hukum Islam wakaf berarti menyerahkan hak milik atas sesuatu yang tahan lama kepada penjaga wakaf atau nadzir. Penjaga wakaf boleh perorangan ataupun sebuah lembaga, dan akan menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola harta atau benda yang diwakafkan.

Dari penjelasan di atas, wakaf terlihat serupa dengan infak, yaitu menyumbangkan harta yang dimiliki untuk kepentingan orang lain. Namun, ada perbedaan mendasar antara keduanya, yang jangka waktu penggunaan dari hal yang disumbangkan. Infak memiliki jangka waktu singkat karena akan habis dalam satu kali pakai. Misalnya infak memberi makan orang kurang mampu dan sebagainya. Sementara pemanfaatan wakaf tahan lama atau bahkan bertahan selamanya. Selain itu, infak bisa disalurkan melalui apapun, misalnya melalui kotak amal di masjid.

Lalu bagaimana dengan zakat? Bukankah zakat juga sama-sama menyumbangkan sebagian harta kita untuk yang tidak mampu? Memang, tetapi zakat termasuk ke dalam rukun Islam dan memiliki hukum yang wajib. Selain itu, ada aturan khusus dalam menghitung zakat sesuai dengan jumlah harta yang Anda miliki. Pihak yang akan menerima zakat juga berbeda, disebut mustahiq dan biasanya adalah perorangan.

Wakaf memang tidak memiliki aturan perhitungan seperti zakat, tetapi ada beberapa syarat untuk melakukannya, yaitu:

  • Harus ada wakif atau orang yang mewakafkan harta bendanya.

  • Harus ada Nadzir atau orang yang akan menerima dan mengelola harta wakaf.

  • Harus ada harta benda wakaf, baik yang bergerak maupun tidak.

  • Harus ada ikrar wakaf di depan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf [PPAIW] dan dua orang saksi.

  • Harus ada peruntukkan harta benda wakaf.

  • Harus ada jangka waktu atas harta benda yang diwakafkan, yaitu kekal atau tahan lama.

Karena sifat wakaf yang kekal dan tahan lama, serta dapat bermanfaat untuk masyarakat umum, maka mewakafkan harta benda lebih utama dan lebih besar pahalanya jika dibandingkan dengan sedekah lainnya. Apalagi jika wakaf dilakukan pada saat Bulan Ramadhan, maka keutamaannya akan semakin besar. Tidak hanya wakaf saja, bentuk sedekah apapun yang dilakukan di bulan suci ini akan mendapaatkan rahmat yang berlipat dari Allah SWT.

Di dalam bermuamalah dan beramal seorang muslim sudah tak asing lagi dengan istilah zakat, infak, dan sedekah. Ketiganya ini banyak sekali ditemukan di lembaga-lembaga penyalur maupun di masjid-masjid yang menampungnya. Ketiganya mempunyai kesamaan yakni suatu kegiatan amal untuk memberikan bantuan berupa harta yang kita miliki kepada pihak-pihak yang sedang membutuhkan bantuan. 

Namun ternyata kebanyakan dari kita justru tidak begitu paham bahwa ada perbedaan zakat dan infak serta sedekah secara makna yang mendasar dari ketiga istilah tersebut. Perbedaan zakat dan infak serta sedekah yang mendasar terletak pada sifat hukumnya, yaitu zakat hukumnya wajib atau fardhu ‘ain, infak hukumnya fardhu khifayah, dan sedekah hukumnya sunnah.

Dari berbagai sumber hadis dijelaskan adanya perbedaan zakat dan infak serta sedekah yang begitu mendasar. Seperti zakat ditentukan nisabnya sedangkan infak dan sedekah tidak memilkiki batas nisab. Zakat juga merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan, serta ada ketentuan siapa saja yang berhak menerimanya dan siapa saja yang sudah mencapai nisabnya. Sementara infak dan sedekah tidak ada aturan tertentu untuk mengamalkannya. Untuk menegetahui secara jelasnya berikut penjelasan perbedaan zakat dan infak serta sedekah lebih lengkapnya.

Rincian Perbedaan Zakat dan Infak Serta Sedekah

Zakat menurut bahasa artinya adalah membersihkan atau menyucikan diri. Sementara secara istilah syariah, zakat berarti sebagian harta yang dimiliki, wajib diserahkan kepada orang-orang tertentu. Orang-orang tertentu tersebut sudah diatur dalam syariat, seperti fakir, miskin mualaf, orang yang terlilit hutang, orang yang sedang dalam perjalanan, amil zakat atau pengurus zakat, orang yang sedang berjuang di jalan Allah, dan memerdekakan budak. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hukum dari zakat adalah wajib atau fardhu ain, yaitu suatu kewajiban bagi setiap orang untuk melaksanakan perintah Allah SWT sesuai ketentuan syariat.

Perintah zakat di Al-Qur’an ada cukup banyak. Zakat disebutkan sebanyak 44 kali oleh Allah dalam Al-Qur’an. Berikut ini beberapa perintah zakat, merupakan ibadah wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu [menjadi] ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS. At-Taubah ayat 103].

“Apakah kamu takut akan [menjadi miskin] karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al Mujaadilah ayat 13].

“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu [Al-Qur’an], dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” [QS. An-Nisaa’ ayat 162].

Zakat sendiri ada dua macam jenisnya, yakni zakat fitrah dan zakat mal. Zakat Fitrah wajib dibayarkan oleh setiap muslim senilai 3,5 liter atau 2,5 kilogram bahan makanan pokok pada bulan suci Ramadan.

Kemudian ada zakat mal, yang berarti zakat harta. Zakat ini dikeluarkan oleh seorang muslim jika harta yang diperoleh dari profesi, atau usahanya yang telah mencapai nisab. Jika harta yang tersimpan dari hasil profesi atau usahanya selama 1 tahun telah mencapai harga setara 85 gram emas maka ia sudah wajib untuk membayar zakat mal. Besarannya adalah 2,5 persen. Hitungannya harga emas saat ini per gramnya adalah Rp 1 juta, dikalikan 85 gram menjadi Rp 85 juta. 

Contohnya, seseorang yang bergaji Rp 10 juta per bulan selama setahun maka nilainya mencapai Rp 120 juta. Angka ini sudah melebihi harga 85 gram emas yang sudah disebutkan sebelumnya. Maka, jumlah zakat yang harus dibayarkan adalah Rp 120 juta x 2,5 persen = Rp 3 juta.

Secara bahasa infak berasal dari kata anfaqa yang artinya mengeluarkan atau membelanjakan harta. Secara istilah syariah, infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau penghasilan untuk kepentingan yang diperintahkan Islam. Seperti misalnya membantu menyumbang kepada anak yatim piatu, fakir, miskin, menyumbang untuk operasional masjid atau menolong orang yang terkena musibah bencana. 

Hukum dari infak adalah wajib atau fardhu khifayah, yaitu suatu kewajiban bagi sekelompok orang untuk melaksanakan perintah Allah SWT sesuai ketentuan syariat. Namun bila sudah dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang maka kewajiban ini gugur.  

Misalnya mengisi uang ke kotak amal untuk operasional dan perawatan masjid adalah infak. Sebab bila tidak ada yang menyumbang maka kegiatan masjid tidak jalan, dan hal itu menjadi tanggung jawab masyarakat sekitar masjid, semuanya berdosa.

Jika zakat ada nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan waktu dan besaran harta yang dikeluarkannya sebagai cerminan kadar keimanan seseorang. Dalam Al-Qur’an perintah infak ditujukan kepada setiap orang yang bertakwa, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit. 

Di dalam beberapa hadis disebutkan, infak merupakan kunci rezeki dari Allah SWT. Jika seseorang memberikan infak maka Allah akan menggantinya dengan rezeki yang tidak pernah diduga-duga. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah RA. 

“Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti [dari apa yang ia infakkan]’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan [hartanya] kebinasaan [hartanya].”

Sedekah menurut bahasa berasal dari kata shidqoh yang berarti benar. Para ulama menyebutkan orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Jadi sedekah adalah cara seseorang mewujudkan dan mencerminkan keimanannya. 

Secara terminologi, sedekah berarti pemberian sukarela kepada orang lain [terutama kepada orang-orang yang lebih membutuhkan, yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya.  Sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. 

Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah. Hukum dari sedekah adalah sunnah, yaitu amalan yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan tidak dikerjakan tidak akan mendapatkan dosa. 

Ada beberapa hadis yang menganjurkan tentang sedekah, di antaranya:

Sedekah sebagai amal yang tak terputus meskis seseorang sudah meninggal dunia

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara [yaitu]: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang salih” [HR. Muslim No. 1631]

Tidak akan habis harta kita dengan bersedekah

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” [HR. Muslim, No. 2588]. 

Dari penjelasan di atas kini kamu sudah mengetahui bagaimana perbedaan zakat dan infak serta sedekah. Semuanya memberikan manfaat dan ikut membantu bagi orang banyak. Selain itu, dari beberapa sumber Al-Qur’an dan hadis yang disebutkan di atas, jumlah harta yang kita miliki tidak akan berkurang sedikit pun hanya karena ikut bersedekah, atau menginfakkan dan menunaikan zakatnya. 

Berinfak dan Bersedekah bersama ALAMI

#ALAMIKebaikanBersama

Selain membantu untuk mengembangkan keuanganmu, di bulan Ramadan ini ALAMI juga menyediakan kesempatan kamu untuk berinfak dan bersedekah. Melalui program #ALAMIKebaikanBersama, kamu punya kesempatan untuk turut berkontribusi memberikan 1000 Pax [@Rp25.000] Makanan Berbuka Puasa untuk Anak-anak Yatim Dhuafa Penghafal Quran. 

Caranya gampang banget, kamu tinggal klik bit.ly/ALAMIxKitabisa1, nanti kamu akan diarahkan ke halaman campaign ALAMI di kitabisa.com. Kemudian klik donasi sekarang, lalu masukkan jumlah donasimu. Ayo saatnya berbagi untuk wujudkan cita-cita mereka menjadi penghafal Al-Qur’an!  

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề