Apa resiko nya bila bayi lahir lewat dr HPL?

"Sudah lewat HPL, tapi kok belum ada tanda-tanda mau melahirkan, ya?" Memang, normalnya bayi akan lahir pada usia...

Posted by Prenagen World on Wednesday, October 31, 2018

Nakita.id.- Di awal kehamilan, dokter menghitung hari perkiraan lahir (HPL) akan terjadi maksimal 40 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir Ibu. Meski begitu, Ibu tak perlu cemas bila sudah mendekati HPL, si buah hati tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan lahir. 

Baca juga: Mudah Untuk Dilakukan Begini Cara Mengenali Ciri Mulas Tanda Melahirkan

Berdasarkan riset, dari total kelahiran di dunia, jumlah bayi yang lahir sesuai dengan HPL ternyata hanya sekitar 5%. Separuh dari jumlah itu lahir saat usia kandungan Ibu memasuki bulan ke-10 atau lebih dari 40 minggu.

Kebanyakan bayi lahir saat usia kandungan Ibu antara 37 hingga 41 minggu, kecuali bayi kembar yang umumnya lahir lebih cepat dari jangka waktu ini.

Kecenderungan bayi lahir telat waktu akan semakin besar jika anak pertama. Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Allen Downey, profesor komputer dan teknologi di Franklin W. Olin College of Engineering di Nedham, Massachusetts, Amerika Serikat. 

Downey melakukan survei  pada 2.002 pusat pengendalian dan pencegahan penyakit terhadap 7.643 perempuan dan 9.148 kelahiran hidup.

Dari data tersebut terungkap, anak pertama lebih banyak mengalami telat waktu, yaitu ketika usia kehamilan mencapai 41 minggu atau lebih.

Baca juga: Usia Kehamilan 40 Minggu Belum Ada Tanda Melahirkan Normalkah

Dibandingkan anak kedua, ketiga dan seterusnya, kemungkinan anak pertama mengalami keterlambatan lahir sebesar 15%-16%.

Sedangkan pada bayi berikutnya, memiliki kemungkinan untuk lahir lebih bulan sebesar 9%- 10% persen saja.

Menariknya, studi tersebut juga menunjukkan, anak pertama memiliki pula kemungkinan mengalami kelahiran kurang bulan, yaitu di usia 37 minggu atau kurang. “Jadi secara umum, anak pertama jarang sekali mengalami kelahiran tepat waktu,” kata Downey.

Selain merupakan kelahiran pertama, menurut dr. Intan Nabila Al Mansyuri dari Poli AMS, RSIA Kemang Medical Care, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan bayi lahir lewat waktu (postterm/postmatur).

Penyebab itu antara lain riwayat persalinan sebelumnya yang lewat HPL, memiliki kerabat perempuan yang pernah melahirkan lewat dari HPL, atau bumil sendiri dilahirkan pada usia kehamilan di atas 40 minggu, berat badan Ibu yang overweight, dan kekeliruan estimasi perhitungan usia kehamilan.

RISIKO LEWAT WAKTU

Berdasarkan teori, kehamilan yang usianya lebih dari 42 minggu (lewat waktu) memiliki risiko komplikasi persalinan yang tinggi. Sebab, plasentanya sudah tua, fungsinya pun menurun, sehingga tidak bagus lagi untuk mentransfer makanan.

Akibatnya, bayi bisa kekurangan pasokan nutrisi (dan juga oksigen) sehingga berat badannya menyusut, gerakannya berkurang, kesejahteraan bayi berkurang. 

“Risiko terburuk dari kondisi ini, setelah lahir, bayi akan mengalami masalah gizi, sehingga perlu dilakukan pemantauan secara berkala,” jelas dr. Merry, SpOG dari Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan

Risiko lainnya adalah air ketuban keburu habis atau bisa juga cairan ketuban menjadi hijau sehingga berbahaya bagi janin, karena bisa menimbulkan keracunan.

Baca juga: Mudah Untuk Dilakukan Begini Cara Mengenali Ciri Mulas Tanda Melahirkan

Inilah yang bisa meningkatkan risiko bayi meninggal di dalam kandungan. Tak hanya itu, bayi yang lahir lewat waktu juga meningkatkan kemungkinan menelan dan menghirup mekonium (tinja pertama), yang dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi paru-parunya dan mengalami gejala kesulitan bernapas setelah lahir. 

Dampak lainnya, bila bayi lahir lebih dari 42 minggu, maka lapisan lemak yang melindungi kulitnya akan hilang, sehingga kulit bayi jadi mengering, pecah-pecah dan mengerut, serta mengelupas.

Selain pada bayi, Ibu juga akan mengalami risiko terinfeksi parah saat melahirkan, terutama bila ketubannya menjadi hijau.

Walau begitu, sebaiknya mamil menjaga diri agar tidak sampai stres. Kalau stres, kondisi hormon akan kacau dan membuat bumil tidak nyaman. Hal ini pasti akan berpengaruh ke bayi di kandungan. Nah, agar  tidak stres, dianjurkan untuk tetap aktif melakukan kegiatan sehari-hari sambil terus memantau gerakan bayi di dalam perut. (*)

Biasanya waktu perkiraan lahir terjadi saat usia janin 38-40 minggu. Pergeseran waktu persalinan dari HPL normalnya tidak lebih dari tujuh hari.

Suara.com - Persalinan tentu jadi momen yang paling ditunggu ibu untuk bertemu dengan anaknya. Sejak awal kehamilan, dokter maupun bidan sebenarnya bisa menghitung hari perkiraan lahir (HPL) berdasarkan usia janin. 

Tetapi, HPL tersebut sebenarnya tidak menjadi tanggal yang pasti. Terutama bila persalinan berlangsung secara normal, bayi bisa saja lahir lebih cepat atau lebih lambat beberapa hari dari HPL.

Biasanya waktu perkiraan lahir terjadi saat usia janin 38-40 minggu. Pergeseran waktu persalinan dari HPL normalnya tidak lebih dari tujuh hari. 

"Kalau mundur ini kita batasi enggak lebih sampai satu atau dua minggu dari HPL yang sudah ditentukan. Kalau misalkan lebih dari itu takutnya nanti ada masalah pada janin," kata dokter umum dr. Jeffry Kristiawan, dikutip dari kanal YouTube Tanyakan Dokter.

Baca Juga: Masih Berlumuran Darah, Warga Telukjambe Karawang Temukan Bayi di Rumah Kosong, Begini Kondisinya

Bila sudah mencapai usia 40 minggu belum ada tanda persalinan, biasanya ibu mulai dibantu berikan induksi untuk merangsang kontraksi. Atau bisa juga dokter menyarankan langsung persalinan sesar untuk mencegah bahaya terhadap janin.

Dokter Jeffry menyampaikan, ibu hamil perlu memahami faktor risiko yang menyebabkan bayi terlambat lahir dari HPL juga yang membuatnya harus lahir secara sesar.

"Kalau mau lahiran ada beberapa hal yang kita bisa jadi patokan. Misalnya, ini masih bisa kok ditunggu jadi induksi aja, ini harus dilahirin segera. Semua keputusan itu berdasarkan pemeriksaan," ujarnya.

Berikut sejumlah pemeriksaan yang dilakukan saat bayi lahir lewat dari HPL:

1. Kondisi Janin

Baca Juga: 5 Potret Ulang Tahun Zayn dan Zuney, Anak Kembar Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda

Dokter akan langsung periksa kondisi janin dalam kandungan, berupa berat badannya, detak jantung bayi, juga pertumbuhan dan perkembangannya. 

Sudah lewat HPL tapi belum kontraksi apa yang harus dilakukan?

Penanganan jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi Anda mungkin harus lebih sering melakukan kontrol kehamilan agar dokter kandungan dapat terus memantau kondisi Anda dan bayi. Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan sebanyak 1-2 kali seminggu.

Berapa hari maksimal lewat HPL?

"Waktu persalinan tidak harus sama dengan hari perkiraan lahir (HPL) yang diprediksi oleh dokter kandungan, karena HPL dihitung dengan patokan 40 minggu, sehingga persalinan yang terjadi 3 minggu lebih awal sampai 2 minggu lewat dari HPL masih termasuk kondisi yang normal.

Bahaya kah ibu hamil melewati HPL?

Risiko Bila Bayi Lahir Lewat dari HPL Healthline melansir, bayi yang lahir lewat dari HPL kemungkinan bisa mengalami makrosomia. Makrosomia diartikan sebagai kondisi bayi baru lahir dengan berat badan di atas rata-rata. Hal ini bisa menyulitkan proses persalinan normal dan berbahaya bagi ibu maupun janin.

Apa penyebab bayi lahir lewat dari HPL?

Penyebab paling umum bayi lahir melewati tanggal prediksi adalah kesalahan dalam menentukan hari pertama haid terakhir. Selain itu, beberapa hal lain juga bisa menyebabkan bayi lahir setelah tanggal prediksi persalinan, yaitu: Kelahiran pertama. Bayi berjenis kelamin laki-laki.