Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

Diperbarui 19 Apr 2021 - Dibaca 10 mnt

Dari namanya saja, mungkin kamu sudah bisa menebak bahwa ethical hacking adalah kegiatan meretas sesuatu secara etis. 

Namun, apakah benar ada kegiatan hacking yang tidak ilegal ataupun membahayakan pihak lain?

Yuk, simak lebih lanjut untuk mengetahui jawabannya!

Apa Itu Ethical Hacking?

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

© Freepik.com

Jika selama ini kamu masih berpikir bahwa semua jenis hacker adalah kriminal, sekarang adalah saat yang tepat untuk membuang pikiran tersebut jauh-jauh. 

Pasalnya, terdapat tiga jenis hacker, yaitu black hat, white hat, dan juga grey hat.

Black hat adalah jenis hacker yang melakukan kegiatan ilegal, sedangkan grey hat memiliki motif baik walaupun praktiknya terkadang ilegal.

Untuk white hat, merekalah yang melakukan kegiatan ethical hacking. Mereka juga biasa disebut dengan istilah ethical hacker.

Dilansir dari Geeks for Geeks, ethical hacking adalah kegiatan peretasan yang dilakukan untuk mencari kelemahan atau ancaman di sebuah komputer dan jaringan.

Jadi, mereka mencari celah di sebuah jaringan, lalu melaporkannya ke pihak terkait seperti manajemen. 

Hal ini dilakukan guna mencegah ancaman dari hacker jahat yang berniat mencuri data pribadi, merusak jaringan sebuah website, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Kupas Tuntas Cybersecurity dan Seluk-beluknya

Peraturan untuk Seorang Ethical Hacker

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

© Freepik.com

Dilansir dari Grey Campus, tujuan utama ethical hacking adalah untuk meningkatkan keamanan sebuah jaringan atau sistem.

Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki kelemahan yang ditemukan dalam proses percobaan tersebut.

Untuk menjadi ethical hacker, kamu harus menggunakan mindset seorang hacker black hat.

Mengapa begitu? 

Hacker yang jahat merupakan ancaman besar bagi cybersecurity dan juga information security

Mereka akan melakukan berbagai macam cara untuk menembus firewall jaringanmu, lalu mencuri data penting atau bahkan menanamkan virus ke dalam sistem.

Nah, tugas seorang ethical hacker adalah mencari celah yang mungkin dimasuki oleh hacker tersebut untuk mencegahnya.

Meskipun begitu, kegiatan ethical hacking harus dilakukan berdasarkan beberapa peraturan. Peraturan tersebut adalah:

1. Mendapatkan izin

Ketika melakukan ethical hacking, peraturan paling mendasar adalah mendapatkan izin dari pemilik jaringan atau sistem yang ingin dites. 

Jika langsung mengecek jaringan dan mencari celah tanpa ada izin, kegiatan yang dilakukan justru menjadi ilegal.

2. Melaporkan semua penemuan

Nah, ketika sudah menemukan kelemahan jaringan ataupun celah yang bisa saja dimasuki oleh hacker jahat, kamu perlu melaporkannya ke pihak terkait.

Biasanya, laporan tersebut akan diberikan ke pihak manajemen dan juga tim IT di perusahaan tersebut.

3. Merahasiakan penemuan tersebut

Ketika melakukan ethical hacking, kamu mungkin menemukan celah yang terlewatkan oleh orang lain.

Jangan keceplosan menyebarkannya ke siapa-siapa, ya.

Kalau sampai ada orang selain pihak manajemen yang tahu, bisa jadi keamanan sistem dan jaringan terancam.

Biasanya, perusahaan akan meminta hacker tersebut untuk menandatangani non-disclosure agreement (NDA).

4. Menghapus jejak

Hal lain yang harus dilakukan ketika melakukan ethical hacking adalah menghapus jejakmu, terutama setelah selesai mengecek sistem jaringan. 

Mengapa begitu? 

Hal ini merupakan tindakan preventif, agar hacker black hat tidak bisa mengikuti jejak menuju celah yang ditemukan.

Baca Juga: Tertarik Jadi Database Administrator? Kenali Dulu Tugas dan Prospek Kerjanya

Skill yang Harus Dimiliki

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

© Freepik.com

Ingin langsung mencoba ethical hacking? Eits, tunggu dulu.

Ada banyak skill yang harus dimiliki untuk menjadi seorang ethical hacker.

Dilansir dari Simplilearn, secara umum, seorang ethical hacker harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai sistem, jaringan, program codes, dan juga keamanan.

Daftar skill yang harus dimiliki untuk melaksanakan ethical hacking antara lain adalah: 

1. Programming

Skill utama yang harus dimiliki tentu saja adalah programming

Kamu harus mengetahui bahasa pemrograman serta cara mengutak-atiknya.

2. Pengetahuan akan jaringan

Untuk menjalankan ethical hacking, kamu harus benar-benar memahami jaringan yang sedang dicek. 

Bagaimana satu perangkat tersambung ke yang lain, apakah jaringan tersebut bermasalah, dan lain-lain.

3. Paham database

Biasanya, ancaman yang ditemukan dalam ethical hacking menyerang database.

Jika kamu memahami database management system, proses pengecekan akan berjalan dengan mudah. 

4. Berbagai jenis platform dan hacking tools

Untuk menjadi ethical hacker yang baik dan berguna di mana saja, kamu harus memahami berbagai jenis platform.

Seperti Windows, Linux, Unix, dan masih banyak lagi.

Jika hanya tahu Windows saja, apa yang akan kamu lakukan jika klien membutuhkanmu untuk mengecek sistem jaringan di Unix? 

Selain itu, kamu juga harus bisa menggunakan berbagai macam hacking tools yang ada.

Baca Juga: Yuk, Ketahui Lebih Jauh 5 Jenis Error pada Programming di Sini

Itu dia penjelasan mengenai ethical hacking dan seluk-beluknya.

Setelah mengetahui bahwa ethical hacking adalah kegiatan yang bermanfaat dan tidak merugikan pihak mana pun, apakah kamu tertarik untuk menggelutinya? 

Di Glints, kamu bisa mencari peluang kerja sebagai hacker, lho.

Kamu juga bisa mencari ratusan lowongan kerja di bidang IT lainnya seperti software engineering, atau mungkin data science.

Tunggu apalagi? Yuk, segera sign up dan jangan sampai kelewatan kesempatan kerja yang diinginkan!

Permintaan akan tenaga ahli di bidang cybersecurity terus mengalami peningkatan, bahkan diprediksi menjadi salah satu profesi yang akan banyak dicari di tahun 2022 mendatang. Hal ini dikarenakan banyaknya ancaman kejahatan dunia digital yang mengintai.

Karier di bidang cybersecurity sendiri cukup beragam dan dapat ditemukan pada berbagai tipe industri. Akan tetapi untuk bisa terjun ke bidang profesional yang satu ini, pastikan kamu sudah memiliki beberapa skills yang dibutuhkan setiap ahli cybersecurity ini.

Hard skills

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

Seorang ahli cybersecurity harus paham akan ahasa pemrograman  - EKRUT

Sangat penting bagi ahli di bidang cybersecurity untuk membekali diri dengan kemampuan teknis dan pengetahuan akan penerapan teknologi terbaru. Berikut beberapa di antaranya: 

1. Programming

Pemahaman dasar terhadap bahasa pemrograman sangat penting dimiliki oleh setiap ahli cybersecurity untuk mengukur kemungkinan terjadinya serangan pada sistem dan merancang rencana antisipatif terkait hal tersebut di masa depan.

Bahasa pemrograman seperti C, C++, Perl, PHP, Java, dan Shell juga dapat membantu seorang ahli di bidang cybersecurity memahami backend suatu sistem.

Selain bahasa pemrograman, seorang ahli di bidang cybersecurity juga membutuhkan pengetahuan tentang system architecture, management of operating systems, virtualization software, administrasi, dan networking. 

Baca juga: 6 Tips belajar programming untuk kamu yang pemula

2. Analisis dan mitigasi risiko 

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

Analisis dan mitigasi risiko untuk mencegah adanya pelanggaran data keamanan - EKRUT

Seorang pakar cybersecurity dituntut untuk bisa mengidentifikasi ancaman yang ada. Itu sebabnya kemampuan di bidang analisis dan mitigasi risiko pun menjadi salah satu skill yang dicari oleh perusahaan pada setiap ahli cybersecurity.

Mitigasi risiko di dunia maya sendiri mengacu pada kebijakan dan proses yang dibuat perusahaan untuk mencegah insiden pelanggaran data dan keamanan, serta membatasi tingkat kerusakan ketika terjadi serangan pada sistem.

Ada tiga komponen dalam mitigasi ancaman pada keamanan dunia maya, yaitu:

  1. Threat remedy, strategi dan alat yang digunakan untuk mengurangi dampak dari ancaman keamanan aktif yang berhasil menyusup ke sistem jaringan pertahanan keamanan perusahaan 
  2. Threat prevention, tindakan untuk melindungi aplikasi dan data perusahaan dari ancaman serangan siber
  3. Threat identification, alat dan manajemen keamanan untuk mengidentifikasi ancaman keamanan yang aktif

3. Intrusion detection

Banyak perusahaan mulai menyadari bahwa setiap sistem rentan terhadap peretasan. Itu sebabnya seorang ahli di bidang cybersecurity pun diharapkan mampu mengurangi risiko terjadinya hal tersebut dengan kemampuannya dalam mendeteksi intrusi. 

Dengan keterampilan tersebut seorang ahli cybersecurity dapat mendeteksi aktifitas-aktifitas yang berpotensi membahayakan sistem sebelum pelanggaran atau serangan terjadi. 

Baca juga: Skill teknologi paling banyak dicari di 2022

4. Cloud security 

Skill yang satu ini juga menjadi keterampilan dasar yang belakangan banyak dicari pada ahli cybersecurity mengingat banyak perusahaan yang mulai menggunakan layanan berbasis cloud. 

Layanan berbasis cloud memang dikenal rentan terhadap beberapa risiko keamanan siber seperti pelanggaran data hingga peretasan akun. Itu sebabnya keterampilan ini dibutuhkan agar memastikan data yang disimpan pada layanan berbasis cloud tersebut aman.

5. Analisis Malware

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker
 
Ancaman malware menjadi masalah serius yang dihadapi oleh cybersecurity sehingga mereka harus bisa menganalisisnya-EKRUT

Ancaman malware adalah masalah serius yang dihadapi oleh ahli cybersecurity. Mereka diminta untuk proaktif dalam pendekatan keterampilan terkait manajemen ancaman digital.

Lantaran sangat penting bagi perusahaan membuat pemulihan secara cepat setelah adanyanya ancaman ke situs mereka.

Tak heran bila dalam suatu perusahaan pakar Cybersecurity ini sangat dibutuhkan keberadannya, terutama keahlian analisisnya terhadap malware.

Baca juga: Penting, ini 5 cara melindungi data digital milikmu

6. Enkripsi 

Permintaan akan keterampilan enkripsi di antara profesional cybersecurity semakin meningkat karena perusahaan menyadari serangan siber rentan terjadi dan bahkan menjadi lebih sulit untuk diidentifikasi dan dicegah. 

Keterampilan ini dibutuhkan salah satunya ketika perusahaan dihadapkan pada skenario terburuk seperti saat mengalami ancaman di mana peretas berupaya mengakses dan mencuri data pribadi bisnismu namun tim keamanan gagal mendeteksinya secara langsung. 

Pada skenario seperti ini, enkripsi dibutuhkan sebagai jalur terakhir untuk melindungi data yang ada karena data-data yang sudah dienkripsi tidak dapat diakses tanpa kunci enkripsi. 

Selain kemampuan teknis tadi, beberapa perusahaan juga mensyaratkan setiap ahli cybersecurity untuk memiliki sertifikasi sebagai bukti pengetahuan profesional di bidang tersebut. Beberapa sertifikasi yang umumnya dicari seperti :

  • OSCP (Offensive Security Certified Professional)
  • GCIH (GIAC Certified Incident Handler)
  • CEH (Certified Ethical Hacker) 
  • CISA (Certified Information Security Auditor)
  • CISSP (Certified Information Systems Security Professional)

Soft skills 

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

Memiliki hard skills dan kemampuan non teknis akan menunjang pekerjaan ahli cybersecurity - EKRUT

Selain kemampuan teknis, ada beberapa keterampilan non-teknis yang dibutuhkan para ahli di bidang cybersecurity, seperti: 

  1. Kemampuan memecahkan masalah
  2. Perhatian pada setiap detail 
  3. Kemampuan berkomunikasi 
  4. Keinginan untuk terus belajar
  5. Kemampuan analitis 

Baca juga: Menarik, ini 10 prediksi AI dalam meningkatkan cybersecurity 2022

Itulah beberapa skills dasar yang dibutuhkan setiap ahli di bidang cybersecurity. Jika kamu benar-benar ingin mengembangkan karier di bidang ini, maka mulailah dari sekarang untuk menggali serta membekali diri dengan deretan skills tadi ya! 

Apa saja kriteria agar seseorang disebut dengan ethical hacker

Sumber: 

  • techgenix.com
  • cio.com
  • eccouncil.org