paket-wisatabromo.com-Sebutkan Sembilan Unsur Pementasan Drama yang Kamu Ketahui! Jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut tersaji berikut ini.
Sembilan Unsur Pementasan Drama yang Kamu Ketahui!Berikut ini adalah unsur-unsur pementasan drama. setidaknya ada delapan unsur pementasan drama, yaitu naskah drama, pemain atau aktor/aktris, sutradara, tata rias, tata busana, tata pentas, tata lampu, tata suara, dan penonton.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing unsur pementasan drama tersebut.
1. Naskah DramaPementasan drama dilakukan berdasarkan naskah drama. Dalam naskah drama terdapat dialog dan teks samping yang akan menjadi panduan pementasan.
Naskah drama ini biasanya dibagi menjadi babak demi babak dan adegan demi adegan.
Dalam naskah drama termuat nama-nama tokoh dalam cerita, peran tokoh, dialog yang diucapkan, lakuan yang dilakukan para tokoh, alur cerita, dan penataan panggung.
2. Pemain [Aktor dan Aktris]Pemain merupakan orang yang memerankan cerita di atas pentas. Aktor adalah pemain laki-laki, sedangkan aktris adalah pemain perempuan.
Pemain ini akan menentukan jalan cerita drama. Karena itu, seorang pemain harus dapat memahami tokoh yang diperankan dan harus dapat memerankannya dengan penghayatan yang tepat.
Dengan alasan ini, peran pemain ini sangat penting dalam pementasan sehingga Waluyo [2003:35] menyatakan bahwa aktor dan aktris menjadi tulang punggung pementasan.
Dengan aktor dan aktris yang tepat dan berpengalaman, serta didukung naskah dan sutradara yang baik, sebuah pementasan akan menjadi bermutu.
3. SutradaraTugas sutradara adalah mengkoordinasi segala anasir pementasan, sejak latihan sampai dengan pementasan selesai.
Tugas sutradara meliputi mengurus acting para pemain, mengurus kebutuhan yang berhubungan dengan artistik dan teknis.
Bahkan, urusan musik, tata panggung, tata lampu, tata rias, kostum, dan sebagainya diatur atas persetujuan sutradara.
Dengan tugas- tugas ini, dapat dipahami bahwa tugas sutradara tidaklah ringan dan mudah.
Selain penguasaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pentas, seorang sutradara juga harus memiliki kemampuan manajemen dan komunikasi yang bagus.
Sebagai pemimpin pementasan, seorang sutradara mengkoordinir banyak sekali orang, mulai dari pemain, tim tata rias, tim kostum, tim teknis panggung, dan sebagainya.
Meskipun sebagai pemimpin pementasan, seorang sutradara tetap harus mengakomodasi usulan dari tim.
4. Tata RiasTata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk menciptakan wajah peran sesuai tuntutan lakon [Waluyo, 2003:131].
Karena itu, penata rias dalam pementasan drama harus memahami peran apa yang akan dimainkan oleh pemain yang diriasnya.
Terkait dengan watak dimensional, penata rias harus memahami dimensi fisiologis, psikologis, dan sosiologis tokoh.
Karena itu, tugas penata rias tidak sekadar membuat aktor menjadi ganteng dan aktris menjadi cantik, tetapi lebih dari itu adalah merias sesuai karakternya.
Penata rias memahami teknik membuat kumis atau jenggot buatan, teknik membuat pemain tampak galak, bahkan teknik membuat pemain menjadi menakutkan seperti hantu.
Secara lebih spesifik, seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias, seperti teknik shading hidung, meniruskan pipi, memajukan gigi, menebalkan mata, membuat keriput, membentuk alis dan teknik lainnya.
Selain itu, penata rias juga harus terampil dan cekatan mengingat pemain yang dirias bisa jadi banyak dengan teknik rias yang membutuhkan waktu yang lama.
Penata rias harus memiliki manajemen waktu yang baik sehingga pemainnya bisa siap sebelum pementasan dimulai.
5. Tata BusanaPenata busana dalam pementasan drama membantu aktor membawakan perannya sesuai tuntutan lakon [Waluyo, 2003:134].
Penata busana mengatur pakaian pemain, seperti bahan, model, dan cara mengenakannya.
Tata busana tidak bisa dipisahkan dengan tata rias. Karena itu, penata rias dan penata busana harus bekerja sama untuk saling menyesuaikan dan saling membantu untuk menciptakan tokoh yang hidup dalam pementasan.
Untuk pementasan dengan latar waktu dan latar sosial yang khas, penata busana harus melakukan riset untuk menentukan kostum yang tepat.
Sebagai contoh, pementasan drama dengan latar waktu sebelum kemerdekaan memerlukan busana-busana yang sesuai dengan masanya.
Begitupun untuk pementasan dengan latar sosial tipikal Suku Dayak. Penata busana harus detil memahami jenis kostum yang tepat.
6. Tata PentasTata pentas adalah segala hal yang terkait dengan penataan tempat pementasan. Istilah tata panggung biasanya digunakan untuk pementasan di panggung.
Namun, pementasan dapat juga dilakukan di arena, tanah lapang, ruangan, atau tampat yang lain. Penata pentas biasanya dilakukan secara tim.
Panggung atau tempat pentas lainnya mendeskripsikan tempat, waktu, dan suasana yang terjadi. Tata pentas ini berhubungan dengan tata lampu dan tata suara.
7. Tata LampuPenata lampu bertugas mengatur pencahayaan di panggung. Karena itu, bagian ini sangat terkait dengan tata panggung.
Tata lampu dalam pementasan tidka sekadar memberi penerangan selama pementasan. Lebih dari itu, lampu memiliki banyak fungsi.
Fungsi tata lampu menurut Waluyo [2003:137-138] di anataranya adalah memberi efek alamiah dari waktu [misalnya jam, musim, cuaca, dan suasana], membantu melukis bayangan, mengekspresikan mood dan atmosfer lakon, dan sebagainya.
8. Tata SuaraTata suara bisa terkait pengaturan pengeras suara [sound system], microphone, musik latar, musik dan suara-suara pengiring, dan sebagainya.
Menurut Waluyo [2003:148], musik dapat menjadi bagian lakon, tetapi yang terbanyak justru digunakan seabgai ilustrasi, baik sebagai pembuka seluruh lakon, pembuka adegan, memberi efek pada lakon, maupun sebagai penutup lakon.
Tata suara berfungsi memberikan efek suara yang diperlakukan lakon, seperti bunyi suara burung, suara tangis, suara kereta api, dan sebagainya.
Untuk memberikan efek tertentu, musik sering digabung dengan suara [sound effect].
Di dalam naskah, tata suara ini sering kali tidak tidak dijelaskan secara detil. Informasi dalam teks samping biasanya bersifat umum, seperti musik pelan, gaduh, sendu, atau sedih.
Musik pengiring sebaiknya berada di balik layar agar tidak mengganggu para pemain dengan volume yang tepat.
9. Penonton
Penonton menjadi unsur penting dalam pementasan drama. Kesuksesan sebuah pementasan drama dapat dilihat dari respon para penonton.
Penonton akan mengapresiasi pementasan sesuai dengan latar belakang pendidikan, ekonomi, ideologi, minat, dan sebagainya.
Baca:
Demikianlah jawaban yang tepat atas pertanyaan mengenai sebutkan sembilan unsur pementasan drama yang kamu ketahui! Semoga bermanfaat.
1. Unsur-Unsur Pementasan Drama
Pementasan drama merupakan kesenian yang sangat kompleks. Sebab,
seni drama bukan saja melibatkan banyak seniman, melainkan juga mengandung
banyak unsur.apa unsur-unsur pementasan draman itu?
a. Naskah Drama
Bila Anda akan mengadakan pertunjukan drama, yang dibutuhkan
pertama-tama adalah naskah drama. Naskah drama adalah karangan yang
berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut berisi nama-nama tokoh dalam
cerita, dialog yang diucapkan, keadaan panggung. Bahkan kadang-kadang
dilengkapi tentang tata busana, tata lampu dan tata suara[musik pengiring].
Naskah drama mengutamakan pembicaraan tokoh, penuturan ceritanya
melalui dialog. Permainan drama dibagi atas babak. Tiap babak berisi satu
peristiwa dengan waktu dan suasana tertentu.
Untuk memudahkan para pemain drama, naskah juga dilengkapi dengan
keterangan atau petunjuk. Petunjuk itu misalnya gerakan-gerakan yang
dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, benda-benda/peralatn yang
dibutuhkan setiap babak, dan sebagainya.
b. Pemain
Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Jumlah pemain akan
tergantung dari tokoh yang dipentaskan. Seorang pemain harus benar-benar
seperti tokoh yang dimainkan. Untuk itu, ia harus menguasai dan mampu
memerankan watak, tingkah dan busana lain yang mendukungnya.
c. Sutradara
Sutradara adalah pemimpin pementasan drama. Hal yang mula-mula
dilakukan seorang sutradara adalah memilih naskah [atau ditulis sendiri].
Naskah dibaca berulang-ulang untuk memahami cerita dan menafsirkan
bagaimana watak tokoh-tokohnya. Selanjutnya memilih pemain yang akan
memerankan tokoh dalam naskah. Pemain yang telah terpilih akan dibimbing
dan diarahkan oleh sutradara agar mampu memerankan tokoh dengan baik.
Selain itu, ia harus menunjuk penata rias, busana. lampu, dan suara. Pada
akhirnya ia harus bekerja sama dengan para petugas dan mengkoordinasikan
semua bagian.
d. Tata Rias
Tata rias adalah cara mendandani pemain. Orang yang mengerjakannya
disebut penata rias.
e . Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model,
maupun cara mengenakannya. Tata busana erat sekali dengan tata rias,
sehingga tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap dengan penata
rias.
f. Tata Panggung
Tata panggung adalah pentas atau arena untuk bermain drama.
Biasanya letaknya di depan tempat duduk penonton dan lebih tinggi dari kursi
penonton. Tujuannya agar penonton yang duduk di kursi paling belakan g
dapat melihat apa yang ada di panggung.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk
permainan drama. Panggung harus menggambarkan tempat, waktu dan
suasana terjadinya suatu peistiwa.
g. Tata Lampu
Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, lampu
erat sekali hubungannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di
panggung harus menggambarkan keadaan /peristiwa yang sedang terjadi di
atas panggung.
h. Tata Suara
Tata suara bukan hanya pengaturan pengeras suara, melainkan musik
pengiring juga. Musik pengiring diperlukan juga agar suasana yang
digambarkan terasa lebih meyakinkan dan mantap bagi para penonton. Alat
musik yang biasanya digunakan, misalnya seruling, biola, organ, dan
sebagainya.
i. Penonton
Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan drama. Siapakah
penonton? Penonton adalah orang-orang yang mau datang ke tempat
pertunjukan. Penonton pun dapat dikategorikan menjadi penonton iseng,
penonton peminat dan penonton penasaran.
2. Menentukan Tema, Judul, Kerangka Drama dan Menyusun
DialogNaskah
Bila tadi telah dibicarakan tentang bagaimana sebuah pementasan dan
unsur-unsur yang ada di dalamnya, lalu bagaimnakah cara menyusun dialog itu
sendiri? Seperti pada karya sastra lain, drama yang merupakan salah satu karya
sastra yang penyajiannya dengan dipentaskan memiliki tema yang merupakan
dasar cerita. Tema dapat diambil dari berbagai segi kehidupan manusia, baik itu
pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain.
Judul yang telah Anda tetapkan setelah mengamati kehidupan di luar Anda
atau dari dalam diri Anda, dirumuskan menjadi judul yang dapat mewakili isi dari
tema yang ingin disampaikan.
Setelah melakukan kegiatan tersebut buatlah kerangka cerita drama,
misalkan:
Babak 1: Kenangan masa indah,
Babak 2: Pertengkaran idealisme,
Babak 3: Saat-saat terakhir perpisahan, dan sebagainya.
Kegiatan terakhir adalah susunlah naskah drama berdasarkan kerangka
yang telah Anda susun tadi.
Perhatikan ilustrasi berikut berdasarkan kerangka drama di atas!
Page 2