Apa saja yang dapat menjadi tanda tanda gerakan tanah?

Apa saja yang dapat menjadi tanda tanda gerakan tanah?

Jakarta, Petrominer – Bencana tanah longsor di Brebes, Jawa Tengah, telah merenggut belasan korban jiwa, hilang dan terluka. Bencana alam karena gerakan tanah tersebut dikhawatirkan bisa terjadi di daerah lainnya yang masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Pemerintah daerah dan masyarakat pun diminta untuk mewaspadi wilayahnya masing-masing.

Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar, minta kepada para aparat Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk memahami dan memantau gejala-gejala awal terjadinya gerakan tanah pada saat curah hujan tinggi seperti saat ini dan beberapa hari ke depan. Pemerintah Daerah juga diminta untuk memasang rambu peringatan rawan longsor/gerakan tanah sebagai bagian peringatan dini.

Gejala terjadinya tanah longsor/gerakan tanah yang patut dicermati dan diwaspadai sebelum kejadian longsor pada umumnya berupa: muncul retakan pada lereng, beberapa pohon atau tiang listrik sudah mulai miring, tiba-tiba muncul rembesan pada lereng, runtuhan batu kecil mulai terjadi, dan lereng tiba-tiba menggembung

“Jika mengenali tanda-tanda awal longsor tersebut, sebaiknya masyarakat mengungsi dulu atau menjauhi lereng,” ” ujar Rudy, Senin malam (26/2).

Sementara banjir bandang maupun aliran bahan rombakan bisa terjadi karena ada longsoran atau pohon-pohon yang membendung sungai di bagian hulu ataupun longsoran yang terjadi pada alur sungai, sehingga harus mewaspadai jika aliran sungai tiba-tiba terhenti atau jika aliran sungai mendadak menjadi berlumpur atau amat keruh.

“Jika terjadi kejadian seperti ini masyarakat yang tinggal di sempadan sungai atau di sekitar sungai sebaiknya segera melaporkan kepada pemerintah daerah setempat dan menyiapkan diri untuk mengungsi terlebih dulu atau menjauhi sungai,” ujarnya mengingatkan.

Apa saja yang dapat menjadi tanda tanda gerakan tanah?

Rudy menjelaskan, peta prakiraan potensi gerakan tanah terbitan Badan Geologi sangat penting diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat dengan mudah memperoleh peta-peta tersebut yang dapat diunduh melalui alamat website Badan Geologi www.vsi.esdm.go.id. Badan Geologi juga menyediakan pelayanan terkait kajian gerakan tanah dan rekomendasi teknisnya dengan menghubungi no.telp. 022-7271402 / 7272606, Fax: 022 7202761, email:

Dengan perkiraan tingginya intensitas curah hujan hingga akhir bulan Pebruari 2018, Pemerintah Daerah dan masyarakat agar mewaspadai wilayahnya masing-masing yang berpotensi tinggi terjadinya gerakan tanah (Zona Merah) dan menengah (Zona Kuning) yang dapat dikenali melalui Peta Prakiraan Potensi Terjadinya Gerakan Tanah dari Badan Geologi, yang telah dipublikasikan setiap awal bulan melalui website Badan Geologi.

Zona merah merupakan prioritas wilayah potensi tinggi terjadinya gerakan tanah. Zona ini umumnya berada pada jalur jalan dan pemukiman di daerah perbukitan, pegunungan dan sepanjang aliran sungai di seluruh wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara.

“Kewaspadaan tinggi khususnya wilayah Jawa, yang merupakan langganan kejadian longsor/gerakan tanah setiap tahunnya,” papar Rudy.

Kenapa Jawa? Karena pertumbuhan penduduk dan alih fungsi lahan cukup masif di wilayah ini dibandingkan wilayah lain di luar Jawa. Wilayah tersebut meliputi Banten bagian tengah dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan selatan (Kabupaten/Kota Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang bagian selatan, Majalengka, Kuningan, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Pangandaran, Bandung Barat dan Bandung), Jawa Tengah (utamanya Brebes, Tegal, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Semarang, Purworejo, Sragen, Magelang), D.I Yogyakarta, dan Jawa Timur (utamanya Pacitan, Trenggalek, Jember, Banyuwangi, Lumajang).



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Masyarakat harus waspada. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengeluarkan peringatan akan potensi terjadinya pergeseran tanah di Jakarta.  Peringatan tersebut dirilis lewat akun Instagram resminya @bpbddkijakarta yang berjudul Info Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di Wilayah DKI Jakarta Bulan April 2022.  "Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG," demikian pengumuman BPBD DKI Jakarta pada Minggu (3/4/2022). Dijelaskan pula, menurut informasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah, yaitu: 1. Jakarta Selatan, meliputi wilayah:  - Kecamatan Cilandak - Kecamatan Jagakarsa - Kecamatan Kebayoran Baru - Kecamatan Kebayoran Lama - Kecamatan Mampang Prapatan - Kecamatan Pancoran - Kecamatan Pasar Minggu - Kecamatan Pesanggrahan Baca Juga: Pergeseran Tanah Berpotensi Terjadi di Jaksel, Ini Tanggapan Camat Kebayoan Lama 2. Jakarta Timur, meliputi wilayah:   - Kecamatan Kramat Jati - Kecamatan Pasar Rebo Pada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.  Sementara pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali. "Untuk itu, kepada Lurah, Camat, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," tegas BPBD DKI Jakarta.

Kenali ciri-ciri pergeseran tanah

BPBD DKI Jakarta juga memberikan informasi mengenai ciri-ciri pergeseran tanah atau tanah longsor.  Gerakan tanah atau tanah longsor merupakan perpindahan bahan pembentuk lereng (berupa tanah, batuan, bahan timbunan atau campuran di antaranya) yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.  Adapun proses terjadinya pergerakan tanah adalah jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan lapuk. Alhasil tanah yang berada di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.  Pemicu tanah bergeser: 1. Curah hujan tinggi 2. Gempa bumi 3. Erosi 4. Aktivitas manusia Baca Juga: Cuaca Besok di Jabodetabek Hujan Masih Bisa Turun, Jangan Lupa Bawa Payung Ciri-ciri tanah bergeser antara lain: 1. Adanya lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar 2. Adanya retakan tanah yang membentuk tapal kuda 3. Adanya rembesan air pada lereng 4. Adanya pohon dengan batang yang terlihat melengkung 5. Perubahan kemiringan lahan yang sebelumnya landai menjadi curam                 Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Apa saja yang dapat menjadi tanda tanda gerakan tanah?

Bandung, Humas LIPI. Gerakan massa tanah (soil mass movement) adalah proses alamiah yang menjadi bagian dari perubahan dinamik suatu bentang alam. Gerakan massa tanah atau longsoran dikategorikan sebagai bencana apabila longsoran tersebut terjadi di daerah yang dihuni oleh manusia. Hampir semua kejadian gerakan tanah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Alam ini memberikan petunjuk untuk kita beradaptasi meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman, seperti fenomenal gerakan tanah yang sering terjadi di wilayah Indonesia, alam itu memberikan suatu informasi kepada kita apa perlu evakuasi atau tetap tinggal disuatu daerah.

Adrin Tohari, peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI menyampaikan dalam Podcast “Me vs Science” (24/2) bersama Host Podme, Ana Chusdarmawan, bahwa untuk meminimalisir risiko bencana yang paling efektif adalah menghindari daerah bahaya longsor. “Jadi sangat penting untuk mengenal karakteristik lingkungan sekitar tempat tinggal kita, apakah termasuk daerah rawan longsor atau tidak. Bila merupakan daerah rawan longsor dan berpotensi longsor maka sebaiknya relokasi rumah ke daerah yang aman dari ancaman longsor. Namun bila terlanjur menempati daerah rawan pergerakan tanahnya maka bila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi, maka harus bergegas melakukan evakuasi mandiri,” jelas Adrin.

Menurut Adrin, mengenali lingkungan tempat tinggal untuk mengetahui daerah-daerah yang berpotensi longsor adalah dengan mengetahui apakah gerakan tanah pernah terjadi di daerah kita. Peristiwa gerakan tanah cenderung terulang kembali di lereng perbukitan dimana gerakan tanah pernah terjadi. “Kita harus memperhatikan tanda-tanda akan adanya pergerakan tanah di lereng-lereng perbukitan di sekitar tempat tinggal kita selama musim hujan, seperti rekahan membesar, runtuhan batuan atau material tanah dari atas lereng, posisi batang-batang pohon atau tiang-tiang yang menjadi miring. Apabila hal-hal tersebut terjadi, maka kita perlu melaporkannya ke aparat pemerintah setempat,” tereang Adrin.

Selain itu Adrin menjelaskan, hujan dengan intensitas yang tinggi dan berlangsung selama beberapa hari cenderung berbahaya dan dapat memicu gerakan tanah. Menyimak suara-suara yang tidak lazim ketika hujan lebat sedang berlangsung seperti suara tumbangnya pohon atau gemuruh batu-batuan yang memberikan petunjuk awal terjadinya gerakan tanah di lereng. “Begitupun jika tinggal di dekat aliran sungai, kita perlu waspada terhadap penurunan ataupun peningkatan aliran air sungai yang tidak lazim. Penurunan aliran air sungai saat hujan lebat memberikan petunjuk adanya pembendungan sungai oleh material longsoran di hulu, yang suatu saat dapat jebol dan menyebabkan banjir bandang,” terangnya.

Adrin pun membagikan gejala alam yang perlu diketahui sebagai bentuk peringatan akan terjadinya longsor yaitu seperti peningkatan aliran air sungai yang disertai perubahan warna air menjadi keruh secara tiba-tiba merupakan petunjuk datangnya banjir bandang dari hulu sungai. Masyarakat perlu belajar untuk menghindari daerah lereng berpotensi longsor dengan mengungsi ketempat yang lebih aman dan jauh dari lereng ketika hujan lebat turun. “Lereng-lereng di sisi jalan cenderung mempunyai potensi longsor yang tinggi. Apabila dalam perjalanan dengan kendaraan, kita perlu waspada terhadap runtuhan batuan, tanah maupun material lainnya dari lereng di atas jalan karena memberi petunjuk akan segera terjadi gerakan tanah di lereng tersebut,” jelas Adrin.

Adrin berharap dengan mengetahui dan memahami daerah-daerah bahaya gerakan tanah dan apa yang perlu dilakukan menjelang hujan dan saat hujan lebat turun jika berada atau tinggal di daerah lereng perbukitan, maka kewaspadaan kita terhadap bahaya gerakan tanah akan meningkat sehingga bencana gerakan tanah dapat diminimalkan dan menghindari korban jiwa. (DS/NU)