Apa sebutan untuk jokowi dalam bahasa jawa pangeran

Presiden Joko Widodo [kedua kiri] memberi ucapan selamat kepada GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang dikukuhkan sebagai KGPAA Mangkunagoro X saat menghadiri Jumenengan Mangkunagoro X di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 12 Maret 2022. Pura Mangkunegaran menggelar Jumenengan atau upacara kenaikan takhta GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunagoro X dan mengundang sejumlah tamu undangan diantaranya dari Keraton Kasunanan Solo, Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Pura Pakualaman Yogyakarta. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan ucapan selamat atas pengukuhan Gusti Pangeran Hario [GPH] Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo resmi menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario [KGPAA] Mangkunegara X. KGPAA Mangkunegara X akan menjadi penerus tahta di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah.

"Presiden Jokowi memberikan ucapan selamat secara langsung kepada GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo," demikian keterangan tertulis dari pihak Istana, Sabtu, 12 Maret 2022.

Jokowi datang langsung dalam acara pengukuhan yang dilakukan hari ini di Pura Mangkunegaran. Dia disambut oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dengan pengukuhan tersebut, KGPAA Mangkunegara X secara resmi melanjutkan kepemimpinan Mangkunagoro IX yang meninggal pada 13 Agustus 2021 lalu.

Pada Agustus 2021, penerus tahta kepemimpinan di Pura Mangkunegaran masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Pasalnya, terdapat dua nama besar yang santer dikabarkan akan menjadi penerus dari KGPAA Mangkunegara IX setelah beliau wafat.

Dua nama tersebut adalah GPH Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. Tapi akhirnya, tahta diteruskan ke GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.

Tak hanya Ganjar dan Jokowi, acara itu juga dihadiri oleh Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama istri, Wakil Gubernur DI Yogyakarta KGPAA Paku Alam X bersama istri, Bupati Karanganyar Juliyatmono, serta Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo [Jokowi] melakukan penanaman padi bersama petani di Buluagung, Trenggalek, Jawa Timur. Pada penanaman padi itu, Jokowi turut mendengarkan aspirasi dari petani soal alat produksi hingga harga pupuk.

Di sela-sela perbincangan, terdapat seorang petani yang menyampaikan pendapatnya dengan bahasa Jawa karena tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar.

"Nuwun sewu, Pak Jokowi, niki ngapunten sak durunge bosone campur-campur [Permisi bapak, sebelumnya minta maaf bahasa saya campur-campur]," ujar seorang petani kepada Jokowi, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis [2/12/2021].

Baca Juga: Ketahanan Pangan, Presiden Jokowi Resmikan 2 Bendungan di Jawa Timur

Jokowi menanggapi ucapan petani tersebut dengan santai. Dia malah menggoda Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang tidak akan mengerti karena bisa berbahasa Jawa.

"Mboten nopo-nopo, kulo ngertos kok. Sing mboten ngertos ki Pak Mentan [Tidak apa-apa, saya ngerti kok. Yang tidak mengerti itu Pak Mentan]," candanya sembari tertawa.

Baca Juga: Moment Presiden Jokowi Rayu Menteri Basuki: Beli Sepatunya Bagus Buat Main Drum

Candaan tersebut disambut tawa oleh Mentan dan beberapa orang lainnya. Kemudian, petani tersebut melanjutkan penyampaian aspirasinya kepada Presiden terkait pupuk bersubsidi yang dinilai masih mahal.

"Subsidinya ditambah, pupuknya kalau bisa harganya dikurangi juga. Soalnya begini Pak, petani memang dengan harga segitu memang sudah untung, tapi sedikit, tapi kan kebutuhan petani banyak. Anak-anak sekolah, apalagi sekarang zaman pandemi. Itu jika boleh, ya minta sama Bapak, harga pupuk diturunkan," ujar petani tersebut.

Yang lain juga meminta agar diberikan bantuan untuk berdagang di sela menunggu hasil panen. Ada juga yang meminta agar harga beras di tingkat petani bisa dinaikkan.

"Saya nggak janji tapi saya catat dulu. Karena hitung-hitungannya rumit. Tapi nggak apa-apa masukannya bagus," ujar Jokowi.

  • #Arahan Presiden
  • #tugas presiden jokowi
  • #Presiden Joko Widodo [Jokowi]

Oleh:

Laily Rachev. Presiden Joko Widodo [Jokowi] melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed Al Nahyan, di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, PEA, Rabu [3/11/2021] - BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA— Presiden RI Joko Widodo [Jokowi] menerima kunjungan delegasi Uni Emirat Arab [UEA] di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Senin, 7 Maret 2022.

Dikutip melalui laman Sekretariat Kabinet [Setkab], delegasi UEA yang hadir adalah Menteri Energi dan Infrastruktur Suhail Mohammed Al Mazroei, Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri, dan Chief Executive Officer of Group 42 Ltd Peng Xiao.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut menyatakan bahwa delegasi UEA hadir untuk menyampaikan undangan khusus dari Pangeran Mohammed bin Zayed [MBZ].

Undangan tersebut adalah untuk menyaksikan penandatanganan kesepakatan perdagangan antara Abu Dhabi dan Indonesia yang rencananya digelar pada akhir Maret mendatang.

"Presiden Joko Widodo hampir satu jam telah menerima Minister Suhail sebagai utusan khusus dari Crown Prince Mohammed bin Zayed, Abu Dhabi, untuk menyampaikan undangan kepada Presiden Joko Widodo untuk menyaksikan penandatanganan trade agreement antara Abu Dhabi dan Indonesia akhir bulan ini," kata Luhut, dikutip melalui laman Setkab, Senin [7/3/2022].

Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas tindak lanjut investasi antara Indonesia dan Abu Dhabi melalui Indonesian Investment Authority.

Menurut Luhut, Presiden telah menginstruksikan dirinya untuk menyelesaikan sejumlah hal terkait kerja sama kedua negara tersebut.

"Sekarang ini kita betul-betul identified satu-per satu, sehingga tadi Presiden perintahkan saya untuk merapatkan hari ini supaya mana-mana pending issue bisa kita selesaikan," ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan Ibu Kota Negara [IKN] Nusantara, delegasi UEA turut menyampaikan kesiapan untuk ikut serta berinvestasi dalam pembangunan IKN.

Luhut mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa guna mendiskusikan rencana tersebut.

"Kami akan bertemu dengan Menteri PUPR dan Menteri Bappenas untuk menyelesaikan tadi titik-titik yang diperlukan untuk mereka segera nanti bisa menginvestasikan di sana. Jadi saya pikir pertemuan itu sangat fruitful sekali dan sangat penting sekali dan kita saya kira sangat senang dengan progres ini," ungkapnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Fitri Sartina Dewi

Foto: detikX

Solo - Tudingan negatif kepada Presiden Joko Widodo muncul sejak lama. Nah, saat buku 'Jokowi Undercover' beredar, kondisinya tambah parah. Sebenarnya, seperti apakah kisah hidup Sang Presiden? RS Brayat Minulyo, yang terletak di Jalan Doktor Setiabudi, Solo, Jawa Tengah, menjadi tempat yang sangat bersejarah bagi Presiden RI Joko Widodo. Di tempat ini, Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, dilahirkan pada Rabu Pon, 21 Juni 1961.Berdiri pada 8 Desember 1949 di Jalan Kebalen Nomor 2, Solo, Brayat Minulyo sebelumnya merupakan balai pengobatan dan rumah bersalin dengan kapasitas hanya 6 tempat tidur. "Rumah bersalin ini dirintis dan dikelola oleh suster-suster Biarawati Karya Kesehatan," ujar Brigita Adventa Fajariani, juru bicara RS Brayat Minulyo, saat ditemui detikX, Kamis, 5 Januari lalu, di Solo.Karena mengalami perombakan besar-besaran, ruang tempat kelahiran Jokowi sekarang sudah dipugar dan menjadi ruang farmasi."Ini bangunan baru semua, sudah tidak kelihatan lagi. Terakhir renovasi tahun 2005 ketika Pak Jokowi jadi Wali Kota Solo. Yang meresmikan Pak Jokowi sendiri," ucap Fajariani.Semua catatan kelahiran dan riwayat medis kelahiran Jokowi sampai saat ini masih tersimpan rapi di ruang arsip rumah sakit tersebut. Berdasarkan fotokopi akta kelahiran yang dikeluarkan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta pada 3 November 1988, yang diperoleh detikX, Jokowi lahir dari pasangan Sujiatmi dan Notomiharjo.Akta kelahiran itu dilegalisir pada Maret 2005 saat Jokowi hendak maju menjadi calon Wali Kota Solo. Saat melahirkan Jokowi, Sujiatmi bersama suaminya, yang bernama lengkap Wijiatno Notomiharjo, tinggal di Srambatan, Solo.

Foto: detikX

Mereka baru memulai usaha jual-beli kayu di daerah itu sebelum akhirnya pindah ke Pasar Pring [Pasar Bambu] di Gilingan. "Orang tua Jokowi masih mengontrak di sana [Gilingan]," ujar Miyono Suryo Sarjono, kakak kandung Sujiatmi, kepada detikX di rumahnya.Miyono sendiri menjadi saksi saat Sujiatmi melahirkan Jokowi di Rumah Sakit Brayat Minulyo, 56 tahun yang lalu. Miyono masih ingat betul bagaimana dia dan istrinya harus bolak-balik ke rumah sakit menjelang kelahiran Jokowi. Maklum, Jokowi merupakan anak pertama Sujiatmi. Apalagi, saat melahirkan Jokowi, usia Sujiatmi baru 18 tahun."Ketika mengantarkan ke rumah sakit saat ibunya melahirkan [Jokowi], bapaknya itu bersama saya dan istri saya," ujar Miyono.Sementara itu, mengenai siapa ayah dan ibu Sujiatmi, menurut Miyono, mereka adalah Wirorejo dan Sani, yang berasal dari Dusun Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.Berdasarkan keterangan Mukiyem, pengasuh Jokowi semasa kecil, kakek dan nenek Jokowi sempat membawa cucunya itu ke Giriroto setelah dilahirkan. "Ibunya Jokowi saat itu masih muda, belum pengalaman mengurus bayi. Makanya Jokowi dibawa ke Giriroto selama 40 hari," ucap Mukiyem, yang sering dipanggil dengan sebutan Mbok Yem, saat berbincang dengan detikX di rumahnya, Dusun Demen, Kelurahan Jeron, Kecamatan Nogosari, Boyolali.Lepas 40 hari, ucap Mbok Yem, Jokowi dibawa kembali ke Solo. Nah, sejak itu pula Mbok Yem, yang masih ada hubungan kerabat dengan keluarga Wirorejo, diminta mengasuh Jokowi saat masih bayi."Saya mengasuh Jokowi sejak dia masih merangkak sampai sekolah TK," ujar Mbok Yem mengenang.

Ia juga mengatakan, saat masih bayi, Jokowi diberi nama Mulyono. Namun, karena sering sakit-sakitan, namanya kemudian diganti menjadi Joko Widodo hingga sekarang.Kata Mbok Yem, dalam bahasa Jawa, nama "widodo" berarti sejahtera dan sehat selalu. Makanya nama itulah yang disematkan pada Jokowi saat masih bayi.Informasi yang sama disampaikan Heru Purnomo, paman Jokowi dari garis ayah, yang tinggal di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah."Iya, dulu nama Jokowi itu Mulyono. Karena saat balita sering sakit-sakitan, namanya diganti jadi Joko Widodo," ujar Heru, yang merupakan adik bungsu Notomiharjo.

Tulisan lengkap mengenai kisah nama 'Mulyono Jadi Joko Widodo' ini bisa dibaca di detikX edisi Sabtu, 14 Januari 2017. [try/van]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề