Apa tujuan diadakannya asean defense ministers meeting (admm)

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Diplomasi pertahanan merupakan alat penting dalam mendukung kebijakan pertahanan dan kemanan suatu negara. Konsep ini mengintegrasikan instrumen militer dan diplomatik, yang biasanya ditujukan untuk menjaga perdamaian (peacekeeping). Diplomasi dijalankan melalui instrumen militer tanpa menggunakan kekerasan, melainkan dijadikan sebagai instrumen persuasi. Secara umum, pelaksanaan diplomasi pertahanan berkaitan dengan kerjasama militer pada masa damai. Pertemuan-pertemuan dirancang untuk mendiskusikan masalah keamanan dalam rangka menciptakan penguatan kepercayaan serta pemahaman antar negara, juga mengurangi potensi terjadinya kekacauan dan konflik. Diplomasi pertahanan yang efektif mampu mewujudkan perimbangan antara kebutuhan keamanan dalam pencapaian kepentingan nasional, kemandirian pertahanan, dan stabilitas kawasan. Perkembangan isu keamanan membuat bentuk ancaman tak lagi sebatas ancaman yang berasal dari negara lain, namun ada pula yang berasal dari aktor non-negara dan bersifat transnasional. Sehingga keberhasilan diplomasi pertahanan tergantung pada upaya diplomatik yang dilakukan suatu negara di level bilateral, regional, dan global.

Negara-negara Asia Tenggara telah melakukan diplomasi pertahanan secara bilateral dan multilateral, melalui empat pola umum kerjasama yang biasa ditemui. Pertama, kerjasama keamanan negara ASEAN dengan aktor-aktor eksternal yang ditujukan untuk masalah keamanan tertentu. Kedua, pola mitra strategis dengan perjanjian kerjasama pertahanan-keamanan yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Ketiga adalah upaya kerjasama yang dipimpin China untuk mengikutsertakan ASEAN sebagai bagian dari struktur keamanan Asia Timur, dengan fokus utama pada isu keamanan non-tradisional. Pola terakhir adalah kerjasama keamanan multilateral yang berpusat pada ASEAN, kerjasama ini dijalin antar negara anggota serta melibatkan pula negara-negara mitra dialog ASEAN.

Dalam ASEAN, keamanan merupakan salah satu dari tiga prioritas utama organisasi regional ini. ASEAN Security Community (ASC) atau Komunitas Keamanan ASEAN, dibentuk sebagai komitmen untuk mempercepat kerjasama keamanan dalam rangka menjaga perdamaian di kawasan. Situasi kondusif dan terpeliharannya tatanan regional merupakan prioritas yang ingin dicapai ASC. Mekanisme yang ada dalam ASC bersifat terbuka, dan tidak dimaksudkan untuk membentuk suatu pakta pertahanan ataupun kebijakan luar negeri bersama. Rencana Aksi disusun dengan komponen-komponen yang memiliki tujuan untuk pembentukan persepsi kepentingan bersama dalam rangka pencegahan konflik, resolusi konflik, serta manajemen perdamaian pasca-konflik.

ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM) diadopsi pada KTT ke-10 sebagai Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN. ADMM merupakan wadah konsultasi dan kooperasi pertahanan-keamanan tertinggi di ASEAN. ADMM dibentuk sebagai sarana bagi negara anggotanya mengimplementasikan diplomasi pertahanan. Forum ADMM akan berperan dalam menopang sentralitas dan peran aktif ASEAN dalam tataran global. Tujuannya adalah untuk menghilangkan persepsi negatif antar negara serta mendukung stabilitas keamanan di kawasan. ADMM memiliki fokus untuk mempromosikan transparansi dan rasa saling percaya yang dibangun dari forum dialog dan kerjasama praktis. Kegiatan yang dilaksanakan ADMM meliputi aktivitas pertemuan para menteri pertahanan dan anggota militer maupun personil sipil terkait. Pertemuan ini membuka ruang pembicaraan dalam bentuk konferensi dan seminar dengan tujuan meningkatkan kesepahaman satu dengan yang lain. Selain sebagai sarana untuk menyampaikan respon negara terkait berbagai isu keamanan, dialog konstruktif melalui ADMM juga merupakan sarana untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi negara selama pelaksanaan kebijakan pertahanannya. Diplomasi pertahanan yang dilaksanakan melalui mekanisme ADMM akan mempererat hubungan negara-negara anggota di bidang pertahanan dan keamanan. Lebih dari itu, ADMM memainkan peran strategis sebagai stabilisator bagi kawasan Asia Tenggara di tengah dinamika lingkungan regional dan global yang semakin menantang.

ADMM juga memfasilitasi pengembangan kerjasama dengan negara-negara di luar kawasan melalui mekanisme ADMM Plus. ASEAN bekerjasama dengan delapan negara mitra dialog yang disebut 'Negara Plus'. Negara-Negara Plus tersebut adalah Australia, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Selandia Baru. Keanggotaan mitra dialog ditetapkan berdasarkan signifikansi hubungan mereka dengan negara-negara ASEAN dalam peningkatan kapasitas keamanan regional. ADMM Plus memiliki tujuh bidang utama kerjasama praktis, yaitu keamanan maritim, kontra-terorisme, bantuan kemanusiaan dan manajemen bencana, operasi penjaga perdamaian, kedokteran militer, aksi ranjau kemanusiaan, dan keamanan siber. ADMM Plus difasilitasi dengan keberadaan Asosiasi Kelompok Kerja atau Expert Working Group (EWG). EWG merupakan mekanisme yang berfokus untuk memaksimalkan pertukaran informasi strategis dan kapabilitas pertahanan pada isu non-tradisional. Rasa saling percaya sebagai hasil dari diplomasi pertahanan yang dilakukan melalui ADMM membuat negara-negara ASEAN memiliki keleluasaan dalam membuka peluang untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan sesama negara anggota maupun dengan mitra. Konsep diplomasi pertahanan yang dijalankan negara melalui mekanisme ADMM Plus secara umum ditujukan untuk tiga hal. Pertama sebagai instrumen negara dalam pengejaran kepentingan nasional, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral. Kedua, sebagai alat pelaksanaan kebijakan pertahanan tradisional di mana negara melakukan diplomasinya untuk mencari teman atau aliansi. Ketiga, untuk membina hubungan baik dengan negara lain dalam rangka mengurangi risiko ancaman yang timbul dari dinamika lingkungan internasional.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa ADMM merupakan instrumen negara-negara ASEAN dalam mengimplementasikan diplomasi pertahanannya. Diplomasi pertahanan yang dilakukan melalui ADMM akan mengarah pada pencapaian kesepahaman persepsi negara-negara di kawasan untuk menghadapi perkembangan ancaman keamanan. Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembangunan kerjasama di bidang pertahanan yang lebih komprehensif. Deteksi dini melalui pengumpulan dan analisis informasi strategis bersama, juga pelibatan forum-forum akademis dan think tank akan membuka ruang penyelesaian masalah yang ekstensif dan damai. Sehingga kemudian senantiasa menciptakan kondisi yang stabil di kawasan. Kondisi ini merupakan modal penting bagi negara untuk menunjang pencapaian kepentingan nasional serta proses pembangunan di berbagai bidang.

Daftar Pustaka:

Anwar, S. (2014). Peran Diplomasi Pertahanan dalam Mengatasi Tantangan di Bidang Pertahanan. Jurnal Pertahanan dan Bela Negara, 4(2).

Gilang, H. (2016). Peran ASEAN Ministers Meeting Plus (ADMM Plus) Sebagai Forum Diplomasi Pertahanan di Kawasan Asia. Jurnal Studi Diplomasi dan Keamanan, 8(2).

Rusfiana, Y. (2014). Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam ASEAN Ministral Meeting (ADMM). Jurnal Pertahanan dan Bela Negara, 4(2).

Simatupang, G. E. (t.thn.). Diplomasi Pertahanan ASEAN dalam Rangka Stabilitas Kawasan. Dipetik April 6, 2022, dari Forum Kajian Pertahanan Maritim: https://www.fkpmar.org/diplomasi-pertahanan-asean-dalam-rangka-stabilitas-kawasan/

Apa tujuan diadakannya asean defense ministers meeting (admm)

ASEAN Defense Ministers' Meeting (ADMM) merupakan pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN yang membahas penguatan kerja sama pertahanan di kawasan ASEAN. Tujuan dari dibentuknya ADMM adalah untuk meningkatkan Confidence Building Measures (CBM), meningkatkan transparansi, keterbukaan, dan rasa saling percaya di antara negara-negara anggota ASEAN, dan menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan melalui dialog dan kerja sama praktis. Dengan demikian, pertemuan ADMM merupakan bentuk kerjasama dalam bidang politik dan keamanan.

Maka, jawaban yang benar adalah B  

Rabu, 30 Mei 2012

Apa tujuan diadakannya asean defense ministers meeting (admm)
Phnom Penh, Kamboja – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro bersama dengan para Menteri Pertahanan se-ASEAN, Selasa (29/5) menghadiri ASEAN Defense Ministers’ Meeting (ADMM) di  Phnom Penh, Kamboja. ADMM merupakan pertemuan para menteri pertahanan se-ASEAN untuk membahas dan mengadopsi langkah-langkah dan mekanisme dalam meningkatkan kerjasama pertahanan dan keamanan diantara negara-negara ASEAN.

ADDM dilaksanakan setiap tahun dan merupakan mekanisme pertemuan pertahanan tingkat tinggi organisasi ASEAN dalam rangka mendukung program ASEAN Community 2015. Negara peserta ADMM antara lain : Brunai Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar,  Phiilipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Pertemuan ADMM di Kamboja ini yang merupakan pertemuan ke 6 tersebut berlangsung selama tiga hari dimulai tanggal 28 hingga 30 Mei 2012. Kamboja selaku tuan rumah mengambil tema untuk pertemuan ADMM ke 6 yaitu “Enhancing ASEAN Unity for a Harmonized and Secure Community,”. Pertemuan diketuai oleh Wakil Perdana Menteri  dan Menteri Pertahanan Kamboja Jenderal Tea Banh.

Menteri Pertahanan Nasional Kamboja Teh Banh mengatakan, pertemuan ini ditujukan untuk memperkuat dan membangun Komunitas Politik Keamanan ASEAN pada tahun 2015. “Sangat penting bagi kami untuk lebih meningkatkan kerjasama kami untuk menyelesaikan semua konflik regional, kapasitas kesenjangan, dan perbedaan dalam kerja sama,” katanya.

Menteri Pertahanan Nasional Kamboja juga menekankan bahwa kerja sama keamanan dan kalangan angkatan bersenjata negara anggota ASEAN sangat penting untuk menjamin perdamaian, stabilitas, dan pembangunan bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Dijelaskannya, pertemuan ini juga mengkaji kemajuan dalam kerja sama dalam keamanan maritim, kedokteran militer, bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, operasi pemeliharaan perdamaian dan kontra-terorisme. Pada akhir pertemuan, akan ada pernyataan bersama pada kesatuan ASEAN untuk meningkatkan masyarakat yang harmonis dan aman.

Kamboja menjadi tuan rumah pada pertemuan ADMM ke 6 setelah menerima Keketuaan ADMM 2012 dari Indonesia yang sebelumnya menjadi Ketua ADMM 2011. Sebagaimana diketahui, bahwa tahun lalu Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menjadi Ketua ADMM 2011 dan telah sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan ADMM ke 5.

Pertemuan ADMM, untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. ADMM ini bertujuan untuk mempromosikan rasa saling percaya dan kepercayaan diri melalui pemahaman yang lebih besar dari pertahanan dan tantangan keamanan serta peningkatan transparansi dan keterbukaan.

Tujuan ADMM yaitu mendiskusikan dan bertukar pandangan tentang isu-isu pertahanan dan keamanan maupun tantangan yang akan dihadapi oleh ASEAN. Lebih dari itu, ADMM juga memiliki maksud untuk membangun rasa saling percaya (mutual trust) dan keyakinan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap tantangan pertahanan dan keamanan di kawasan maupun untuk meningkatkan sifat keterbukaan dan transparansi.

Setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan se-ASEAN dilanjutkan pertemuan dengan Menteri Pertahanan China Liang Guanglie membahas peningkatan hubungan dan kerjasama pertahanan antara China dan ASEAN.

Sumber : DMC