Apa yang Allah perintahkan kepada kita supaya kita tidak menjadi orang yang merugi

Demi masa..Sesunngunya semua manusia itu benar benar dalam kerugian, kecuali orang orang yang beriman, dan mengerjakan amal sholeh, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran ( Terjemah QS. Al Asr ayat 1 - 3 ) wallohu A'lam ...

MasyaAlloh.. Kita adalah tergolong manusia, maka kita termasuk di dalam ayat tersebut yaitu kita akan menjadi kelompok orang yang merugi di dunia dan di akherat apabila kita tidak tergolong orang yang beriman kepada Alloh dan rosulNya, kepada para malaikatNya, kepada kitab-kitabNya, kepada hari akhir, dan kepada qodlo serta qodarNya,  kemudian diiringi dengan mengerjakan amal sholeh dan saling mengingatkan di dalam kebenaran (haq) dan di dalam hal kesabaran.

Beriman atau percaya adalah kata yang mudah diucapkan. AKU PERCAYA, AKU BERIMAN dengan kalimat itu kita sudah dianggap beriman, tetapi sejauh manakah manifestasi atau bukti dari ucapan kita tersebut apakah keimanan kita tebal atau tipis atau bahkan habis terkikis atau hanya sebuah pemberian harapan palsu (PHP) ?. Mari kita kupas diri kita sendiri.

Di dalam Al Quran Surat Al Anfal (8) ayat 2 disebutkan yang artinya kurang lenih Sesunnguhnya orang_orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat ayat_Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Dari terjemahan ayat tersebut dapat kita pergunakan untuk instropeksi diri kita, apakah kita sudah beriman dengan sesungguhnya, sejauh mana kekuatan dan ketebalan iman kita.

Ternyata kita masih jauh dari beriman yang sesungguhnya, karena dilihat dari ciri pertama kita tidak termasuk di dalamnya.Waktu disebut asma Alloh dan RosulNya sikap kita biasa bisa saja bahkan cenderung cuex, berbeda jika disebut nama pacar kita atau orang yang paling kita cintai, terasa ada magnit yang menggetarkan hati kita, hati terasa berdebar debar, wajah berseri seri bagaikan ketemu bidadari. demikian pula disaat kita berbuat kesalahan, kita lebih takut mendengar kata ada polisi daripada ada malaikat Rokib Atit.

Dilihat dari ciri kedua pun kita masih jauh dari katagori bermiman yang sesungguhnya, terbukti jika kita mendengan lantunan ayat ayat Alloh, mendengan adzan misalnya sikap kita pun masih biasa biasa saja, kita belum menyadari bahwa itu adalah panggilan Alloh. Berbeda sekali jika kita mendapat telepon dari Bapak Bupati misalnya, pasti apa pun kesibukan kita saat itu pasti kita tinggalkan demi memenuhi undangan Bapak Bupati walaupun hanya lewat SMS. Demikian pula ciri berikutnya.

Dari situ dapat kita nilai, begitu tipis dan lemahnya kekuatan beriman kita kepada Alloh dan rasulnya, lalu apakah kita tidak termasuk orang orang yang merugi. Alloh maha rahman rahim, Alloh maha bijaksana, untuk memperkuat iman dan islam kita ada solusi jitu yaitu dengan kita membaca dua kalimah syahadat setiap saat karena berdasarkan sebuah dalil Jaddidul Islamikum Bisysyahadatain, wahasinul imanikum bisysyahadatain yang artinya kurang lebih, perbaharuilah islam kalian dengan dua kalimah syahadat dan perbaikilah iman kalian dengan dua kalimah syahadat. Jadi di saat kita membaca dua kalimah syahadat, maka islam kita akan menjadi baru kembali, bagaikan komputer yang di refresh dan iman kita pada posisi yang baaik atau bagus atau cantik.

Setelah iman kita pada posisi yang baik dan stabil, jangan kita nodai dengan perbuatan maksiat, yaitu perbuatan yang menentang perintah Alloh dan RosulNya, karena pada dasrnya di saat kita berbuat maksiat posisi iman kita sedang low, bahkan pada posisi sedang rusak. Marilah kita iringi keimanan kita dengan beramal sholeh, berbuat baik, yaitu amal amal/ perbuatan  yang sesuai perintahkan Alloh dan RosulNya. Banyak sekali amal sholeh yang mudah kita lakukan, tinggal kita mau atau tidak. Misalnya taat pada kedua orang tua, tidak menyakiti hatinya walau dengan kata HUS atau sejenisnya, taat pada suami, menyayangi istri, menyenangkan hati anak anak, memulyakan tamu, menghargai tetangga, menjaga kebersihan, berkata kata yang baik atau lebih baik diam jika tidak bisa, senyum kepada setiap orang, bershodaqoh dan lain lain.Jjika semua itu kita lakukan karena Alloh semata, maka akan menjadi amal sholeh bagi diri kita, karena amal sholeh tidak bisa diwakilkan kepada orang lain.

 Berikutnya, setelah kita beramal sholeh, mari kita saling mengingatkan terhadap diri kita sendiri, keluarga dan saudara saudara kita, bahkan kepada orang lain sekali pun atas kebenaran atau barang HAQ, jika kita berpegang teguh kepada kebenaran (haq) walaupun pahitnya seperti obat pil kina, walaupun tidak mudah untuk menerima peringatan terhadap suatu kebenara, tetapi kebenaran tetaplah kebenaran, jika kita sudah dapat berpegang teguh kepada kebenaran maka kita akan menikmati manisnya di belakang hari yaitu selamat di dunia dan di akherat kelak.

Terakhir, mari kita juga saling mengingatkan di dalam hal kesabaran, Sabar bukan perbuatan mudah, kita sebagai orang awam sangat terbatas kesabarannya bahkan kadang hilang rasa kesabarannya, untuk itu kita mohon agar diberikan kesabaran seperti para wali para nabi dan rosul di dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan hidup dari Alloh swt, ujian dan cobaan kita belum seberapa dibandingkan ujian dan cobaan para alim, para pejuang, dan orang arang sebelum kita, tetapi karena pandai dan liciknya hawa nafsu kita, terkadang kita diajak dengan halus ke jurang yang amat dalam, yaitu kemusyrikan.

Semoga dengan selalu mengharap rahmat Alloh, syafaat Rosululloh, karomah dari para waliyulloh, kita melatih diri untuk menguatkan iman islam kita, beramal sholeh untuk diri kita dan keluarga, dan mau mengingatkan serta mau diingatkan di dalam hal kebenaran dan kesabaran, sehingga akhirnya kita digolongkan  orang orang yang beruntung bukan golongan orang orang yang merugi.. (Wallohu A'lam). (H.Ali Musyafak)

Dalam Q.S. al-`Ashr ayat 1-3 Allah swt befirman, diawal ayat ini Allah telah bersumpah, demi massa (وَالْعَصْرِ). ini menggambarkan kepada kita bahwa begitu pentingnya waktu untuk kita manfaatkan sebaik-baiknya. Setelah bersumpah, Allah swt juga mengatakan bahwa manusia itu dalam keadaan merugi. Jadi jelaslah bagi kita, dari segi waktu manusia itu merugi. Jadi, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi?

Menurut Allah dalam Surat al-`Ashr ini, agar kita tidak menjadi orang-orang yang merugi adalah:

1.       Beriman (امنوا), ini artinya bahwa rukun iman harus tertanam dalam hati kita.

2.      Beriman saja tidak cukup bagi kita untuk tidak merugi. Menurut Hasan al-Banna “tidak berarti apa-apa iman seseorang jika iman yang ada pada dalam hatinya tidak bisa membuatnya mengerjakan amal shaleh. Jadi yang kedua adalah mengerjakan amal shaleh (عملواالصلحت).

3.   Beriman dan beramal shaleh belum juga cukup untuk kita tidak merugi. Karena tuntutan kita sebagai umat muslim adalah memberi nasihat antara satu sama lain. Ini merupakan kewajiban masing-masing kita (fardhu `ain). Yang ketiga yang mesti kita lakukan adalah (تواصوابالحق) naihat menasihati dalam kebenaran.

4.     Beriman, beramal shaleh dan nasihat menasihati dalam kebenaran ternyata juga belum cukup agar kita tidak merugi.  Karena kita tau, untuk mengingatkan orang lain ataupun menyampaikan dakwah itu mempunyai tantangan yang besar. Maka Allah menuntut kita untuk تواصوبالصبر (naihat menasihati dalam kesabaran).

Ini lah yang mesti kita lakukan agar tidak menjadi orang-orang merugi. Mari kita saling mengingatkan antara satu sama lain. “Thanks”


Page 2

Dalam kitab suci Al Qur'an ada sebuah surat pendek (hanya 3 ayat) yang telah banyak dihafal oleh kaum muslimin, namun ironisnya, (menurut para ulama) hanya sedikit di antara kaum muslimin yang memahami dan melaksanakannya. 

Padahal surat ini memiliki kandungan makna yang sangat dalam, sampai-sampai Imam Asy Syafi'i Rahimahullah berkata: 

"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka". Surat itu adalah Al 'Ashr (berarti masa/waktu), dalam al-Qur'an merupakan surat yang ke-103.

Dalam surat Al 'Ashr, Allah ta'ala berfirman: 

(1) Demi masa. 

(2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. 

(3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al 'Ashr).

Dalam kajian terhadap kandungan surat Al-Ashr, terdapat 3 poin penting yang seharusnya kita cermati dan renungkan, yaitu: 

Pertama; Surat itu merupakan sebuah statemen Allah yang sangat serius karena diawali dengan kalimat penegasan (sumpah), yaitu "Demi masa". 

Kedua; Substansi surat itu adalah sebuah statemen dari Allah, bahwa "Manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali..."  

Dan ketiga: Manusia akan benar-benar merugi apabila ia tidak melakukan 3 hal, yaitu (1) beriman, (2) beramal shalih, dan (3) saling menasehati antar sesama manusia.


Apa yang Allah perintahkan kepada kita supaya kita tidak menjadi orang yang merugi

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 2

Dalam kitab suci Al Qur'an ada sebuah surat pendek (hanya 3 ayat) yang telah banyak dihafal oleh kaum muslimin, namun ironisnya, (menurut para ulama) hanya sedikit di antara kaum muslimin yang memahami dan melaksanakannya. 

Padahal surat ini memiliki kandungan makna yang sangat dalam, sampai-sampai Imam Asy Syafi'i Rahimahullah berkata: 

"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka". Surat itu adalah Al 'Ashr (berarti masa/waktu), dalam al-Qur'an merupakan surat yang ke-103.

Dalam surat Al 'Ashr, Allah ta'ala berfirman: 

(1) Demi masa. 

(2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. 

(3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al 'Ashr).

Dalam kajian terhadap kandungan surat Al-Ashr, terdapat 3 poin penting yang seharusnya kita cermati dan renungkan, yaitu: 

Pertama; Surat itu merupakan sebuah statemen Allah yang sangat serius karena diawali dengan kalimat penegasan (sumpah), yaitu "Demi masa". 

Kedua; Substansi surat itu adalah sebuah statemen dari Allah, bahwa "Manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali..."  

Dan ketiga: Manusia akan benar-benar merugi apabila ia tidak melakukan 3 hal, yaitu (1) beriman, (2) beramal shalih, dan (3) saling menasehati antar sesama manusia.


Apa yang Allah perintahkan kepada kita supaya kita tidak menjadi orang yang merugi

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 3

Dalam kitab suci Al Qur'an ada sebuah surat pendek (hanya 3 ayat) yang telah banyak dihafal oleh kaum muslimin, namun ironisnya, (menurut para ulama) hanya sedikit di antara kaum muslimin yang memahami dan melaksanakannya. 

Padahal surat ini memiliki kandungan makna yang sangat dalam, sampai-sampai Imam Asy Syafi'i Rahimahullah berkata: 

"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka". Surat itu adalah Al 'Ashr (berarti masa/waktu), dalam al-Qur'an merupakan surat yang ke-103.

Dalam surat Al 'Ashr, Allah ta'ala berfirman: 

(1) Demi masa. 

(2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. 

(3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al 'Ashr).

Dalam kajian terhadap kandungan surat Al-Ashr, terdapat 3 poin penting yang seharusnya kita cermati dan renungkan, yaitu: 

Pertama; Surat itu merupakan sebuah statemen Allah yang sangat serius karena diawali dengan kalimat penegasan (sumpah), yaitu "Demi masa". 

Kedua; Substansi surat itu adalah sebuah statemen dari Allah, bahwa "Manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali..."  

Dan ketiga: Manusia akan benar-benar merugi apabila ia tidak melakukan 3 hal, yaitu (1) beriman, (2) beramal shalih, dan (3) saling menasehati antar sesama manusia.


Apa yang Allah perintahkan kepada kita supaya kita tidak menjadi orang yang merugi

Lihat Edukasi Selengkapnya