Apa yang anda ketahui tentang off the record dan embargo

Diperbarui 03 Agu 2021 - Dibaca 8 mnt

Bagi kamu yang bekerja di dunia public relations (PR), media relations, atau mungkin media massa, embargo berita pasti bukanlah hal baru.

Menurut Investopedia, embargo punya beberapa arti. Salah satu arti embargo dalam dunia media dan PR adalah larangan pernyiaran berita sebelum waktunya.

Hal tersebut, umumnya berlaku sebuah rilis yang dikeluarkan perusahaan. Mengapa, ya, rilis tersebut tidak segera disiarkan? Simak ulasannya berikut ini.

Apa Tujuan Melakukan Embargo Berita?

Apa yang anda ketahui tentang off the record dan embargo

© Pexels.com

Embargo berita adalah pelarangan penayangan suatu berita, press release, atau informasi lainnya sampai batas waktu yang telah ditentukan.

Dengan kata lain, informasi yang diterima oleh media dari pihak pertama tidak bisa segera ditayangkan, alias ditunda.

Ini tentunya berbeda dengan informasi yang sifatnya off the record atau yang memang tidak diizinkan untuk dipublikasikan. Embargo berita tidak demikian.

Mengutip laman University of Minnesota, ada dua tujuan utama melakukan embargo berita, yakni:

  1. Bagi reporter: embargo berita memberikan waktu bagi para jurnalis untuk mengumpulkan informasi dan memahaminya.
  2. Bagi pemberi berita (narasumber): memberikan kesempatan bagi narasumber untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan media sehingga mencegah kesalahan pemberitaan.

Selain kedua tujuan tersebut, embargo juga bisa memberikan keuntungan lain bagi perusahaan. Berita yang diembargo baru akan tayang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Nah, penayangan berita secara serempak itu secara tidak langsung menjadikan media sebagai buzzer atas informasi yang ditayangkan. Kemungkinan diketahui khalayak pun menjadi lebih besar.

Jika kamu berperan sebagai media relations perusahaan, embargo juga bisa menciptakan antara kamu dengan media. Hal ini tentu merupakan simbiosis mutualisme bagi perusahaan ataupun media.

Baca Juga: 7 Cara Membuat Konferensi Pers yang Datangkan Banyak Media

Kapan Sebuah Informasi Membutuhkan Embargo?

Apa yang anda ketahui tentang off the record dan embargo

© Pexels.com

Pada praktiknya, sangat sedikit informasi yang membutuhkan embargo. Rata-rata informasi yang disebar, melalui rilis misalnya, akan tertera ‘untuk segera ditayangkan’. 

Rethink Media menulis bahwa embargo adalah hal yang mungkin tak lagi terlalu relevan untuk industri PR saat ini. Sebab, kesepakatan yang dibuat antara media relation dengan jurnalis bisa saja membawa hasil yang serupa.

Akan tetapi, ada beberapa informasi yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk diembargo, seperti:

  • Informasi yang diberikan cukup rumit sehingga membutuhkan waktu, bahkan mungkin penjelasan khusus, agar dimengerti dan tidak disalahartikan.
  • Alasan komersial yang detailnya sangat sensitif, misalnya ancaman kompetitor.

Baca Juga: Kiat Menyampaikan Key Message secara Efektif

Tips Menjalankan Embargo Berita yang Efektif

Apa yang anda ketahui tentang off the record dan embargo

© Unsplash.com

Kunci utama dalam melakukan embargo berita adalah kepercayaan antara media dan narasumber.

Maka, merangkum Glean, agar embargo berita berjalan dengan baik, terdapat beberapa tips yang bisa kamu lakukan, antara lain:

1. Bedakan antara embargo dan eksklusif

Eksklusivitas berarti menyebarkan informasi ke beberapa media, dan mengizinkan (hanya) salah satunya untuk menayangkannya lebih dulu.

Sementara, embargo berarti informasi disebarkan secara serempak.

2. Pilih dengan hati-hati informasi yang hendak diembargo

Tidak semua informasi membutuhkan embargo. Launching produk atau laporan ilmiah yang panjang mungkin membutuhkannya.

Akan tetapi, jika kamu sebagai praktisi public relations cukup yakin informasi yang hendak diberitakan akan menarik banyak orang, strategi ini biasanya tidak dijalankan. 

3. Informasikan kepada media seminggu sebelumnya

Berikan waktu minimal satu minggu sebelum waktu penayangan berita kepada awak media. Dengan begitu, mereka jadi punya waktu untuk mencerna informasi yang hendak disampaikan.

Menginformasikan mepet dengan waktu penayangan bisa berisiko membuat media kehilangan minat. 

4. Buatlah kesepakatan tertulis

Mengingat ada unsur “rahasia” di embargo, langkah bijak yang sebaiknya kamu lakukan adalah membuat kesepakatan secara tertulis untuk setiap media.

Akan lebih baik, jika perusahaan juga bisa mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari editor atau redaktur media.

Meski demikian, memiliki kesepakatan tertulis tetap tak menjamin 100% kerahasiaan informasi terjaga.

5. Siapkan antisipasi

Kemungkinan media melanggar embargo bisa saja terjadi mengingat ketatnya persaingan antar media. Jika ini terjadi, kamu harus mengabarkan media lainnya bahwa embargo telah berakhir.

Beberapa PR mungkin akan memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan media yang melanggar embargo berita.

Akan tetapi, menurut Public Relations Sidney, kamu juga perlu menyiapkan penghargaan bagi media yang menaati embargo.

Salah satunya dengan memberikan akses eksklusif pada informasi lain di masa depan.

6. Pilih waktu penayangan embargo dengan saksama

Telaah lagi apakah pada waktu serupa akan ada informasi lain yang tayang? Jika kamu memilih waktu yang bersamaan, ini tentu akan membuat perhatian khalayak jadi terpecah.

Jika informasi akan disiarkan secara global, mempertimbangkan zona waktu di negara lain juga merupakan langkah bijak.

Siang hari di Indonesia bisa jadi dini hari di salah satu negara bagian Amerika.

7. Monitor media

Untuk memastikan embargo berjalan baik, hal yang juga perlu dilakukan adalah menghubungi media pada sehari sebelumnya (H-1).

Tujuannya, untuk memastikan mereka telah mendapatkan informasinya secara rinci. Ingatkan kembali akan waktu yang telah ditentukan.

Meski media telah menyetujui embargo berita, hal ini juga tidak menjamin mereka pasti menayangkannya. Ini juga perlu kamu jelaskan kepada perusahaan demi mengelola ekspektasi.

Itulah serba-serbi embargo berita yang harus kamu tahu.

Tak hanya menyebarkan rilis baik embargo ataupun tayang segera, masih banyak tips dan trik agar kita dapat membangun hubungan baik dengan media.

Caranya juga sangat mudah. Dengan ikut Glints ExpertClass kamu dapat langsung belajar dari pakarnya, khususnya para praktisi PR.

Menarik bukan? Yuk, klik di sini untuk cek kelas-kelas pilihan yang bisa membantumu upskilling. 

Apa yang anda ketahui tentang off the record dan embargo

So, “off-the-record” and “embargo” are phrases that have been used historically in dealing with the media. Both of them are sort of losing their place in the 24-hour news cycle. Steve Bannon recently got into big trouble because he thought that he was off the record but never mentioned that to a reporter he was talking to, and what he thought was a personal conversation ended up being the headline of a news cycle.

So, off the record is when you’re talking to a reporter and you don’t want to be quoted, you go, “I want to be off the record,” and theoretically they won’t quote you. Make sure you agree to that on the front end before you have the conversation, not on the back end. Because, if you do, the reporter is gonna be inclined to say, “you know what, you didn’t tell me that was off the record, so I’m going to run with it.”

Embargo is very difficult to deal with in this day and age, given the 24-hour news cycle. It was great in the days of newspapers where they printed at 6 o’clock in the morning, and you knew you can embargo something for that period of time. But, it’s harder and harder to tell a reporter that they can’t run with something until a certain time, because they’re always publishing. So, I would stay away, in this day and age, from asking for or saying something is embargoed. When you want to release the news, just release it. If you have a preferred reporter or news outlet through which you want to release it, then release it to them and then give it to everybody else afterwards. But, the days of embargoing and really sticking by embargoes are just passed by and are very difficult to deal with in the day of the 24-hour news cycle.