Apa yang anda ketahui tentang pt ateja

  • Komentar
  • Jaringan sosial
  • Foto dan video
  • Kirim e-mail

Desainer Interior di Jakarta Timur, Dekorasi di Jakarta Timur, Desainer di Jakarta Timur, Dekorasi Interior di Jakarta Timur

Bisnis ini terletak di Jakarta Timur. Lihat website kami untuk tahu lebih banyak tentang kami.

Kami tidak memiliki akun jejaring sosial perusahaan ini

  • Komentar
  • Jaringan sosial
  • Foto dan video
  • Kirim e-mail


Desainer Interior di Bandung Barat, Dekorasi di Bandung Barat, Produsen di Bandung Barat, Tekstil di Bandung Barat

Kami menawarkan ahli konstruksi terbaik di daerah. Apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang kami? Lihat website kami.

Kami tidak memiliki akun jejaring sosial perusahaan ini

Perusahaan ini tidak ada foto atau video

Selasa, 8 Desember 2015 08:54 WIB

DI usianya yang ke 41 tahun, PT Ateja Group semakin meningkatkan kualitas produknya dan terus berstrategi agar tetap solid. Dari satu pabrik hingga sampai saat ini berkembang menjadi tujuh pabrik. Benny Judihardjo [48] sebagai salah satu direktur PT Ateja, mengungkapkan bahwa perjuangan Ateja menjadi seperti yang sekarang ini tidaklah mudah. "Famili bisnis ini dimulai dari tahun 1974 sampai sekarang itu bukan perjalanan yang mudah. Para pendiri berjuang luar biasa, jatuh bangun membangun perusahaan ini," kata Benny di showroom PT Ateja, jalan Raya Batujajar, Kab Bandung Barat, Kamis [19/11] siang. Menurut Benny, banyak unsur-unsur untuk memajukan perusahaan. Salah satunya dengan cara membangun visi yang sama antara anggota keluarga. "Karena ini bisnis keluarga ya salah satu caranya dengan menyamakan visi antar sesama keluarga," kata Benny. "Selain itu kita tidak menganggap karyawan sebagai buruh tapi sebagai keluarga besar. Karena tanpa mereka kita bukan apa-apa," tutur Benny. Suami dari Ratna Kurniati Tjandra dan ayah dari Jason Judihardjo dan James Judihardjo ini menuturkan, dari sekitar 2.800 orang karyawan dan staf, perusahaannya sampai saat ini sudah memiliki omset sekitar  Rp 1 triliun per tahun. Ada pun beberapa produk Ateja di antaranya Home Furnishing, Transportation Interior, Office & Contract, Sunscreen, Outdoor, Curtain, Vitrage, Mattress dan Membrane. Kain produksi Ateja digunakan dalam berbagai produk sofa, partisi kantor, ballroom hotel dan bioskop, kain untuk springbed, payung pantai dll. Produk kain Ateja tidak gampang terbakar, antibakteri, antibau, dll. "Produk kain-kain kita digunakan untuk jok mobil, sofa, partisi kantor, springbed dan yang terbaru produk kita adalah Sunscreen dan Membrane ," ujar Benny. "Produk kita didukung oleh R & D yang kuat," katanya. Benny mengatakan produk kain Ateja miliknya sudah banyak diimpor ke luar negeri, seperti Asia, Eropa, China, dan Timur Tengah. Perusahaannya membuka overseas representative office di negara-negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, dan China, serta di Amerika Serikat. Selain meningkatkan kualitas SDM,  untuk meningkatkan produknya ayah dua anak ini juga mendatangkan mesin-mesin yang berkualitas. "Selain memberikan training di learning center bagi karyawan, kita juga mendatangkan mesin dari Eropa. Kebanyakan kita menggunakan mesin dari Jerman," kata Benny. Pria yang hobi travelling tersebut mengaku modal yang digunakan dalam bisnis yang sudah bertahun-tahun ini banyak dibantu dan kerja sama dengan bank. Benny mengatakan kerjasamanya bersama bank BCA sudah dilakukan sejak dulu. "Dari industri rumahan beralih ke industri tekstil modal dibantu dari BCA, sejak sekitar tahun 1970an" tutur Benny Menurutnya BCA merupakan bank yang solid dan memiliki sistem yang sangat baik. "Dengan BCA selalu sejalan. Proses mudah dan cepat," kata Benny. Pria yang hobi travelling ini juga mengaku menggunakan semua fasilitas Bank BCA.Benny merupakan nasabah prioritas Bank BCA. Menurut Benny, Ateja [Anugerah Tuhan Terus Jaya] didirikan oleh tiga bersaudara, yaitu Subianto Tjandra [mertua Bapak Benny] dan kedua adiknya, yaitu Agus Surjadi Tjandra serta Kurniadi Muljana Tjandra. Saat ini selain Benny, ada juga generasi kedua lainnya yaitu Arifin Tjandra. "Perusahaan ini didirikan oleh papa mertua saya dibantu dengan kedua adiknya," kata pria kelahiran Bandung itu.

Pabrik pertama dibangun mulai tahun 1974 di Padalarang dengan luas sekitar 10 hektare. Dalam mengembangkan perusahaan, Top Manajemen menerapkan pembagian perusahaan menjadi 7 plant, supaya menjadi lebih compact.

"Jangan seperti gajah yang besar sulit bergerak. Kita membuat perusahaan compact yang pergerakannya lincah," kata Benny. "Kita bukan perusahaan tekstil biasa tapi technical tekstil karena kita menggunakan peralatan yang canggih serta produksi melalui tim R & D yang handal," tutur Benny Ke depannya Benny mengaku masih akan melanjutkan visi keluarga terdahulu dan terus berinovasi serta terus mengembangkan produknya tersebut. Mengembangkan produk yang selangkah lebih maju dari yang lain dan menjadi pioneer.

"Kita mesti punya brand sendiri dan terus berinovasi menciptakan produk yang berkualitas dengan menggunakan teknologi baru yang hitech, ramah lingkungan, recycle, zero emission dan enggak ada limbah," kata Benny.

Dikatakan Benny saat ini banyak kompetitor dalam bisnis serupa, baik yang berasal dari lokal maupun internasional. Makanya penting sekali branding produk dan perkembangan produk. Saat ini Ateja akan berusaha mengembangkan bisnisnya ke bisnis trading dan property, yang berhubungan dengan produk Ateja "Untuk ke depannya kita akan mengembangkan bisnis trading dan properti. Rencananya kita akan membangun hotel, nanti hotel tersebut pastinya akan menggunakan produk Ateja," tutur Benny. PT Ateja juga aktif dalam berbagai kegiatan social [CSR]. Pihaknya sudah bekerjasama dengan pemerintah daerah, seperti bupati dan Kapolres setempat dalam membangun puskesmas, mesjid, dan sekolah. [aa]

BCA Senantiasa di Sisi Anda
[Berita BCA]
BCA Terdaftar dan Diawasi Oleh OJK

Jakarta -

Siapa sangka di balik kulit jok mobil berkualitas yang sering Anda duduki, ada hasil karya asli anak bangsa yang berperan di belakangnya. Dia adalah Ateja, perusahaan manufaktur technical textile ternama yang berpusat di kabupaten Bandung Barat. Selain untuk jok otomotif, Ateja juga memproduksi berbagai jenis tekstil industri dan rumah.

Total ada delapan kategori produk yang dihasilkan oleh Ateja yakni: home furnishing, outdoor fabric, sunscreen, curtain & vitrage, transportation interior, office & contract, mattress ticking dan membrane fabric. Hasil karya Ateja bisa dirasakan di bangku-bangku ruang tunggu bandara Changi Singapura, dinding kedap suara di bioskop-bioskop dan masih banyak lagi.

Produk-produk Ateja sudah diekspor ke 68 negara, termasuk ke Tiongkok yang merupakan kompetitor. Ini lantaran kualitasnya yang luar biasa tinggi dan branding Ateja yang sudah melekat kuat di benak para pemilik usaha. Produk Ateja seperti membrane fabric juga sangat laris khususnya di negara-negara Timur Tengah dan Australia.

Ateja pertama kali didirikan pada tahun 1974 oleh tiga bersaudara yaitu Subianto Tjandra, Agus Surjadi Tjandra dan Kurniadi Muljana Tjandra. Dari yang tadinya hanya mempekerjakan 50 karyawan, kini Ateja memiliki sekitar 2.800 karyawan. Luas pabriknya pun terus bertambah menjadi tujuh pabrik dengan total luas area558.500 m2.

Kini tampuk kepemimpinan Ateja berada di tangan generasi kedua – Benny Judihardjo yang memegang posisi sebagai salah satu Direktur PT Ateja Tritunggal, serta generasi kedua lainnya yaitu Arifin Tjandra.

Sang istri, Ratna Kurniati Tjandra merupakan putri sulung dari Subianto Tjandra. Menurut Benny, Ateja menerapkan sistem yang disebut family office dalam menjalankan operasionalnya.

"Kami ingin seperti perusahaan keluarga Eropa yang bisa bertahan hingga 100 tahun dan salah satu hal yang membuat Ateja bisa bertahan sedemikian lama adalah kekeluargaan. Bukan hanya terhadap anggota keluarga, tapi seluruh karyawan dan staf kami anggap sebagai keluarga," jelas ayah dua anak itu.

Dalam menjalankan bisnis keluarga, tentunya ada tantangan tersendiri bagi Benny sebagai generasi kedua. "Konflik pasti ada. Hanya bagaimana kita menyelesaikannya. Kita bisa jalan sedemikian lama karena adanya kesamaan visi yang membuat kita kompak. Generasi pertama selalu mengajarkan bersyukur, targetnya tidak hanya berorientasi ke uang saja," lanjut Benny.

Pria kelahiran Bandung, 6 Mei 1967 ini pun lebih lanjut mengungkapkan rahasia kesuksesan Ateja. "Perusahaan asli Indonesia umumnya tidak punya brand dan R&D [research & development] karena mahal. Tapi sejak awal Ateja sudah punya divisi R & D untuk menciptakan produk-produk yang berteknologi tinggi."

"Technical textile itu berbeda dengan tekstil biasa. Harus lebih kuat, canggih dan butuh spesifikasi khusus. Ada yang anti api, anti panas matahari, anti bau, anti jamur, anti debu. Itu semua bisa diciptakan dari mana? Semuanya dari R & D," papar Benny. Saat ini Ateja memiliki sekitar 100 anggota tim R&D dan mayoritas merupakan putra daerah.

Untuk selalu menghasilkan produk terbaik yang kompetitif di pasar global, Ateja selalu melakukan regenerasi mesin-mesin yang digunakannya. Sejauh ini Ateja masih menggunakan mesin-mesin dari Jerman. Tentunya biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan mesin-mesin baru itu tidak sedikit. Maka Ateja sangat mengandalkan bank untuk pembiayaannya.

Sejak awal merintis bisnis, Ateja memang sudah menjalin hubungan yang baik dengan PT Bank Central Asia Tbk. [BCA]. "Semua layanan BCA kita manfaatkan. Mulai dari LC sampai KKB. Bank yang paling solid sama kita ya BCA. Mau apa-apa, geraknya lebih cepat karena BCA sudah solid dan memiliki sistem yang sangat baik," puji nasabah Prioritas BCA itu seraya menutup perbincangan.

BCA Senantiasa di Sisi Anda

[adv/adv]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề