Apa yang dimaksud dengan angka kematian bayi

Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi [Infant Mortality Rate/IMR] ~ Adalah banyaknya kematian bayi berumur di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.

Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan dasar dari segi preventif yang memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi. Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi [PD3I].

Selain itu perbaikan gizi merupakan syarat utama dalam perbaikan kesehatan ibu hamil, menurunkan angka kematian bayi dan balita. Bukti nya menurut kepala Dinas Kesehatan Cianjur bahwa sebesar 12.6% dari jumlah total 167.019 balita di Kabupaten Cianjur menderita gizi kurang dan 1.4% menderita gizi buruk. Kondisi ini diantaranya disebabkan karena faktor ekonomi.

Untuk dapat menurunkan angka kematian bayi akan lebih mudah tercapai apabila ditunjang dengan sumberdaya manusia yang berkualitas dan ketersediaan standar, pedoman, sistem pencatatan pelaporan serta logistik yang memadai dan bermutu.

Angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun [dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup].

Rumusan :

Kegunaan :

Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untyk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

Interpretasi :

Dari Susenas 2004 hasil perhitungan AKB adalah 52 per 1000 kelahiran dengan referensi waktu Mei tahun 2002. Artinya di Indonesia pada tahun 2002 diantara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal sebelum usia tepat 1 tahun.

Sumber : BPS

Angka kematian bayi [AKB] adalah jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun per 1.000 kelahiran. Kenali penyakit apa yang menyebabkan AKB tinggi dan apa saja program pemerintah untuk menanggulanginya.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Angka kematian bayi di Indonesia masih terbilang tinggi dari beberapa negara Asia lainnya

Fasilitas kesehatan di Indonesia memang belum memuaskan banyak pihak, tapi harus diakui bahwa pelayanan kesehatan di Tanah Air mengalami kemajuan yang berarti. Hal ini terlihat dari menurunnya angka kematian bayi di Indonesia dari tahun ke tahun.Angka kematian bayi [AKB] adalah jumlah meninggalnya bayi yang berusia di bawah 1 tahun per 1.000 kelahiran yang terjadi dalam kurun satu tahun. Angka ini kerap digunakan sebagai acuan untuk menilai baik-buruknya kondisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan di suatu negara.Lebih spesifik, angka kematian bayi menggambarkan level kesehatan di negara tersebut. Tak pelak, angka ini juga digunakan oleh pemerintah sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan di dunia kesehatan pada masa mendatang.

Situasi angka kematian bayi di Indonesia

Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB], angka kematian bayi di Indonesia pada 2019 lalu adalah 21,12. Angka ini menurun dari catatan pada 2018 ketika angka kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86 atau pada 2017 yang mencapai 22,62.Faktanya, grafik angka kematian bayi di Indonesia memang memperlihatkan penurunan setiap tahun. Sebagai gambaran, pada 1952 lalu angka kematian bayi di Indonesia mencapai 192,66 dan pada 1991 masih sekitar 61,94.Menurunnya angka kematian ini banyak dipengaruhi oleh meningkatnya penyediaan fasilitas kesehatan di berbagai daerah. Hal ini diikuti dengan menurunnya penyakit infeksi dan meluasnya cakupan imunisasi pada bayi.Meski terus mengalami peningkatan yang signifikan, angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Pada 2019, negara Asia Tenggara dengan angka kematian bayi paling rendah adalah Singapura [2,26], disusul Malaysia [6,65], Thailand [7,80], Brunei Darussalam [9,83], dan Vietnam [16,50].Pemerintah pun menyadari situasi ini dan berjanji untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan di Tanah Air. Beberapa langkah yang dilakukan, antara lain:
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan sanitas di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
  • Menyediakan air bersih
  • Memberantas penyakit menular
  • Meningkatkan cakupan imunisasi
  • Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu
  • Menanggulangi gizi buruk
  • Promosi pemberian ASI ekslusif
  • Pemantauan pertumbuhan bayi melalui fasilitas kesehatan.

Penyebab umum kematian bayi yang mempengaruhi AKB 

Di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, kematian bayi paling banyak terjadi pada periode neonatal alias usia bayi 0-28 hari. Banyak pula bayi yang meninggal dunia sebelum usia 1 tahun karena pneumonia, diare, hingga malaria.Secara umum, faktor yang memengaruhi AKB di suatu negara ialah:Cacat bawaan lahir adalah kelainan struktural pada bagian tertentu tubuh bayi yang langsung ada saat ia dilahirkan. Kondisi bayi yang mengalami kelainan ini akan sangat dipengaruhi oleh bagian tubuh mana yang terdapat kelainan dan seberapa parah kondisi itu.Bayi yang lahir dengan kondisi ini butuh penanganan khusus agar dapat hidup lebih lama. Bagi bayi yang dapat bertahan melewati usia 1 tahun, ia mungkin harus menjalani serangkaian terapi untuk menunjang tumbuh kembangnya.Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Namun, ada juga bayi yang lahir sangat prematur, yakni sebelum usia kandungan genap 32 minggu.Selain mengalami berat lahir rendah, bayi sangat prematur kemungkinan mengalami masalah pada pernapasan, pencernaan, tumbuh kembang, hingga fungsi alat inderanya.Komplikasi ini adalah masalah kesehatan yang terjadi selama kehamilan. Masalah kesehatan tersebut dapat memengaruhi ibu, bayi, atau keduanya.Sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS adalah kematian bayi di bawah 1 tahun karena penyebab yang tidak jelas. Untuk mencegah SIDS, salah satu langkah yang dapat dilakukan orangtua adalah menidurkan bayi dalam posisi punggung di bawah dan memastikan tidak ada objek di sekitar bayi yang dapat menutup jalan napasnya, termasuk bantal, guling, selimut, maupun mainan.Kecelakaan lain yang dimaksud di sini bisa sangat beragam, misalnya kecelakaan kendaraan, tenggelam, keracunan, dan lain-lain.

Penyebab kematian bayi yang sering terjadi berdasarkan pola usianya

Sedangkan penyebab kematian bayi dan balita berdasarkan usianya menurut Riset Kesehatan Dasar 2007 Kemenkes adalah terangkum sebagai berikut:
  • Postmatur
  • Malformasi kongenital
  • Gangguan kelainan pernafasan
  • Prematurita atau berat bayi lahir rendah
  • Sepsis
  • Hipotermi
  • Kelainan perdarahan dan kuning
  • Cedera lahir
  • Tetanus
  • Defisiensi nutrisi
  • Sindrom Kematian Bayi Mendadak [SIDS]
  • Sepsis
  • Malformasi kongenital
  • Pneumonia
  • Sindrom gawat pernafasan
  • Prematur atau berat bayi lahir rendah
  • Masalah neonatal
  • Meningitis
  • Kelahiran kongenital
  • Pneumonia
  • Diare
  • Tetanus
  • Kematian yang tidak diketahui penyebabnya
Angka kematian bisa ditekan dengan langkah pencegahan yang sederhana. Contoh pencegahan ini ialah melakukan skin to skin antara ibu dan bayi baru lahir, menyusui secara eksklusif selama 6 bulan, dan melakukan perawatan kanguru pada bayi dengan berat lahir kurang dari 2 kilogram.

Program pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, menurut Arah Kebijakan dan Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024, upaya terobosan yang akan dilakukan pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu [AKI] dan Angka Kematian Bayi [AKB] adalah sebagai berikut:Upaya ini mencangkup peningkatan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, bidan prakter swasta dan 120 RSUD Kab/Kota. Upaya ini dilakukan dalam penanganan kegawatdaruratan ibu dan bayi. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan adanya ketersediaan rumah tunggu kelahiran yang lebih memadai.Program ini termasuk dalam penempatan dokter spesialis [obgin, anak, penyakit dalam, anastesi dan bedah] sebanyak 700 orang per tahun. Selain itu ada juga upaya ketersediaan unit Transfusi Darah atau Bank Darah RS di Kab/Kota, penguatan antenatal, persalinan, dan postnatal yang sesuai standar. Akan ada juga pengampuan dan pembinaan dari RSUP.Upaya ini termasuk pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak, kelas ibu hamil dan ibu balita, posyandu, pemanfaatan dana desa, peran PKK perencanaan persalinan pencegahan komplikasi termasuk seperti ambulans, desa, dan donor darah.Program yang satu ini termasuk upaya promotif dan preventif di Puskesmas. Termasuk juga peningkatan  pelacakan, pencatatan dan pelaporan kematian ibu dan bayi. Akan diperkuat juga tata kelola yang mencangkup pemantauan impelementasi regulasi. Pengetahuan medis yang dimiliki para pembantu kelahiran [bidan, dokter, dan suster] juga krusial. Seperti sebaiknya menunda memandikan bayi hingga 24 jam setelah kelahiran dan memastikan tali pusar bayi dirawat dengan baik sehingga tidak menyebabkan infeksi. Jika bayi Anda mengalami sakit atau gangguan kesehatan, segera hubungi dokter untuk mencegah hal buruk yang tidak diinginkan.

sindrom kematian mendadak pada bayi

Kematian mendadak pada bayi kerap terjadi di tempat yang diasumsikan paling aman: kamar tidur. Faktanya, banyak kasus kematian mendadak yang terjadi karena luput memerhatikan hal-hal sepele.

10 Mei 2019|Azelia Trifiana

Mumifikasi adalah metode pembalseman untuk mengawetkan jenazah melalui proses tertentu, yang bertujuan mengeringkan segala bentuk cairan di dalam tubuh manusia.

Bayi baru lahir biasanya bernapas lebih cepat daripada orang dewasa. Saat tidur, kemungkinan napasnya pun melambat. Untuk mengetahui terjadi gangguan pernapasan atau tidak, orangtua wajib tahu frekuensi napas bayi yang normal per menit.

13 Jul 2020|Dina Rahmawati

Dijawab Oleh dr. Lidya Hapsari

Dijawab Oleh dr. Sri Wulantini

Dijawab Oleh dr. Lidya Hapsari

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề