Apa yang dimaksud dengan haccp

Pengertian HACCP :
HACCP ( Hazard Analysis & Critical Control Point ) adalah sebuah metode operasi terstruktur yang dikenal secara internasional yang bisa membantu organisasi dalam industri makanan dan minuman untuk mengidentifikasi risiko keamanan pangan, mencegah bahaya dalam keamanan pangan, dan menyampaikan kesesuaian hukum.

September 12, 2022 3 min read

HACCP adalah singkatan dari Hazard Analysis and Critical Control Point☑️ Penjelasan lengkap mengenai tujuan, manfaat & prosedur HACCP☑️

Makanan sebagai kebutuhan primer sudah pasti harus dipenuhi setiap hari. Seiring perkembangan waktu, jenis dan varian makanan pun kian beragam.

Belum lagi kini semakin banyak makanan siap saji yang banyak dipilih masyarakat karena instan dan lebih mudah dibuat ataupun didapat.

Sebagai penyeimbang, Anda harus memahami HACCP. HACCP adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengontrol makanan sesuai tolak ukur tertentu.

  • Apa Itu HACCP
  • Prinsip HACCP
  • Tujuan HACCP
  • Manfaat Penerapan HACCP

Apa Itu HACCP

Apa yang dimaksud dengan haccp

Sebelum mengenal lebih jauh tentang HACCP, Anda harus mengetahui apa HACCP ini. Lalu apa sebenarnya singkatan HACCP ?

Hazard Analysis and Critical Control Point atau disingkat HACCP adalah metode sistematis berbasis SAINS yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya potensi bahaya tertentu beserta pengendaliannya guna menjamin keamanan dari sebuah produk pangan.

Secara garis besar, HACCP adalah sistem yang merupakan rangkaian proses monitoring dan pengendalian guna meminimalisir potensi bahaya kesehatan dalam sebuah produk.

Sistem ini sebenarnya relevan untuk diterapkan dalam berbagai jenis industri. Namun yang paling umum adalah diterapkan pada industri pangan.

Apa itu HACCP?

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.

Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan.

Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif.

Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela dan banyak industri pangan yang telah menerapkannya. Disamping karena meningkatnya kesadaran masyarakat baik produsen dan konsumen dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di industri pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.

Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, agar penerapan HACCP ini sukses maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP).

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif , dan mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste .

Sejarah HACCP

Konsep HACCP pertama kali dikembangkan ketika perusahaan Pillsbury di Amerika Serikat bersama-sama dengan US Army Nautics Research and Development Laboratories, The National Aeronautics and Space Administration serta US Air Force Space Laboratory Project Group pada tahun 1959 diminta untuk mengembangkan makanan untuk dikonsumsi astronot pada gravitasi nol.

Untuk itu dikembangkan makanan berukuran kecil ( bite size ) yang dilapisi dengan pelapis edible yang menghindarkannya dari hancur dan kontaminasi udara. Misi terpenting dalam pembuatan produk tersebut adalah menjamin keamanan produk agar para astronot tidak jatuh sakit. Dengan demikian perlu dikembangkan pendekatan yang dapat memberi jaminan mendekati 100% aman.

Tim tersebut akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa, cara terbaik untuk mendapatkan jaminan tertinggi adalah dengan sistem pencegahan dan penyimpanan rekaman data yang baik. Konsep yang saat ini dikenal sebagai HACCP ini, jika diterapkan dengan tepat dapat mengendalikan titik-titik atau daerah-daerah yang mungkin menyebabkan bahaya.

Masalah bahaya ini didekati dengan cara mengamati satu per satu bahan baku proses dari sejak di lapangan sampai dengan pengolahannya. Bahaya yang dipertimbangkan adalah bahaya patogen, logam berat, toksin, bahaya fisik, dan kimia serta perlakuan yang mungkin dapat mengurangi cemaran tersebut. Disamping itu, dilakukan pula analisis terhadap proses, fasilitas dan pekerja yang terlibat pada produksi pangan tersebut.

Pada tahun 1971, untuk pertama kalinya sistem HACCP ini dipaparkan kepada masyarakat di negara Amerika Serikat di dalam suatu Konferensi Nasional Keamanan Pangan. Pada tahun berikutnya Pillsbury mendapat kontrak untuk memberikan pelatihan HACCP kepada badan Food and Drug Adminstration (FDA).

Dokumen lengkap HACCP pertama kali diterbitkan oleh Pillsbury pada tahun 1973 dan disambut baik oleh FDA dan secara sukses diterapkan pada makanan kaleng berasam rendah.

Pada tahun 1985, The National Academy of Scienses (NAS) merekomendasikan penerapan HACCP dalam publikasinya yang berjudul An Evaluation of The Role of Microbiological Criteria for Foods and Food Ingredients.

Komite yang dibentuk oleh NAS kemudian menyimpulkan bahwa sistem pencegahan seperti HACCP ini lebih dapat memberikan jaminan kemanan pangan jika dibandingkan dengan sistem pengawasan produk akhir.

Selain NAS, lembaga internasional seperti International Commission on Microbiological Spesification for Foods (ICMSF) juga menerima konsep HACCP dan memperkenalkannya ke luar Amerika Serikat.

Ketika NAS membentuk The National Advisory Commitee on Microbiological Criteria for Foods (NACMCF), maka konsep HACCP makin dikembangkan dengan disusunnya 7 prinsip HACCP yang dikenal sampai saat ini. Konsep HACCP kemudian diadopsi oleh berbagai badan internasional seperti Codex Alimentarius Commission (CAC) yang kemudian diadopsi oleh berbagai negara di dunia termasuk Indonesia .

Source : //itp.fateta.ipb.ac.id/

Apa yang dimaksud dengan haccp

IPQI Learning Center mengadakan
Training HACCP
pada tanggal 30-31 Maret 2022
(Fix Running)
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
ICA| cs.sby
@proxsisgroup.com |08111798353

Jelaskan apa yang dimaksud dengan HACCP?

Oleh karena itu, berkembanglah berbagai sistem yang dapat memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan sejak proses produksi hingga ke tangan konsumen serta ISO-9000, QMP (Quality Management Program), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dan lain- lain.

12 Langkah dan 7 prinsip HACCP?

12 Tahapan HACCP.
Menyusun Tim HACCP. ... .
Mendeskripsikan Produk. ... .
Mengidentifikasi Cara Penggunaan. ... .
Menyusun Diagram Alir. ... .
Verifikasi Diagram Alir di Tempat. ... .
6. Analisi Bahaya dan identifikasi Tindakan Pencegahan. ... .
7. Penetapan Titik Kendali Kritis. ... .
Penetapan Batas Kritis..

Apakah tujuan dari penerapan HACCP?

HACCP akan memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi mulai dari persiapan bahan, proses, sampai packing terakhir dinyatakan aman.

HACCP apa saja?

7 Prinsip HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point).
Menentukan Analisis Bahaya, Risiko, dan Pencegahan..
Menentukan Critical Control Points (CCPs).
Menentukan Critical Limit..
Menentukan Prosedur Pemantauan..
Menentukan Langkah Koreksi..
Menetapkan Prosedur Pencatatan dan Dokumentasi..
Menentukan Prosedur Verifikasi..