Apa yang dimaksud dengan menyimak

Keterampilan berbahasa (art skills) mencakup empat bagian: keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak. Keterampilan membaca dan menyimak termasuk aspek pemahaman sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk aspek penggunaan.  Seseorang dapat memahami informasi yang diterimanya karena ia melakukan aktivitas membaca dan menyimak sedangkan untuk mengaplikasikan hasil membaca dan menyimaknya, dibutuhkan suatu keterampilan berbicara dan menulis.

Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial sebab merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa.  Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan.  Dengan demikian, dalam proses berbahasa, anak akan menjalani enam tahap secara simultan, bertahap, berjenjang, dan bergilir,  yaitu:  (1) mendengar dan menyimak, (2) mencocokkan, (3) menerima, (4) mengartikan, (5) memahami, dan (6) mempercayai.

Berdasarkan hal tersebut, maka muncul permasalahan:

1. Apa pengertian menyimak?

2.  Bagaimana tahapan menyimak?

3.  Apa sajakah tujuan menyimak?

4.  Bagaimana ragam menyimak?

5.  Apa sajakah kebiasaan jelek dalam menyimak?

Pembahasan

A.  Pengertian Menyimak:

Anderson dalam Tarigan mengemukakan bahwa menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.

Begitu pula Russell & Russell mengemukakan dalam Tarigan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.

Adapun Tarigan mengemukakan bahwa menyimak merupakan proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.            

B.  Tahapan Menyimak

Ada Lima Tahap Menyimak (Logan et all & Loban et all):

    1.   Tahap Mendengar (Hearing)

Seseorang baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh si   pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

    2.    Tahap Memahami (Understanding)

Seseorang mendengar kemudian timbul keinginan untuk memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara.

    3.    Tahap Menafsirkan (Interpreting)

Seseorang menafsirkan isi dan butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu.

    4.    Tahap Menilai (Evaluating)

Penyimak mulai menilai pendapat serta gagasan si pembicara dari segi keunggulan atau kelemahannya dan kebaikan atau kekurangannya.

    5.   Tahap Menanggapi (Responding)

Penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau  ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.

Adapun Hunt mengemukakan bahwa ada tujuh tahap menyimak:

    1.    Isolasi

Dalam tahap ini, penyimak melakukan:

    –   mencatat aspek-aspek individual kata lisan

    –   mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, dan stimulus-stimulus.

    2.   Identifikasi

Menangkap suatu makna terhadap stimulus tertentu yang telah dikenal

    3.    Integrasi      

Mengintegrasikan apa yang didengar dengan informasi lain yang telah tersimpan dan terekam dalam otak.

    4.    Inspeksi

Mengontraskan dan membandingkan informasi baru diterima dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya.

    5.Interpretasi

Mengevaluasi secara aktif apa yang didengar dan menelusuri datangnya informasi tersebut.

    6.   Interpolasi

Menyediakan dan memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan pengalaman sendiri untuk mengisi butir-butir pesan yang didengar.

    7.    Introspeksi

Merefleksikan dan menguji informasi baru.

C.  Tujuan menyimak:

Tujuan seseorang menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara lain:

    1.   Menyimak untuk belajar

Tujuan utama penyimak agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran si pembicara.

    2.   Menyimak untuk menikmati

Penyimak menikati sesuatu dari materi yang diujarkan, diperdengarkan, atau dipergelarkan (terutama bidang seni).

    3.   Menyimak untuk mengevaluasi

Penyimak bermaksud menilai apa-apa yang disimaknya (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).

    4.   Menyimak untuk mengapresiasi

Penyimak menikmati serta menghargai pa-apa yang disimaknya (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, dan lain-lain).

    5.   Menyimak untuk mengomunikasikan ide

Penyimak bermaksud dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain.

    6.   Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi

Penyimak bermasud membeda-bedakan bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).

    7.   Menyimak untuk memecahkan masalah

Penyimak bermaksud memecahkan masallah secr kreatif dan analisis sebab dari pembicara akan memperoleh banyak masukan berharga.

    8.   Menyimak untuk meyakinkan

Penyimak dengan tekun menyimak ujaran pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan, dengan perkataan lain menyimak persuatif.

D.  Ragam Menyimak

    a.   Intensif:

        1.  Menyimak Kritis (Critical Listening):

Kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan dari seorang pembicara.

        2.  Menyimak Konsentratif (Concentrative Listening):

Kegiatan menyimak yang meliputi:

–  mencari hubungan

–  mencari informasi

–  memperoleh pemahaman

–  menghayati ide-ide

–  memahami urutan ide-ide

–  mencatat fakta-fakta

–  mengikuti petunjuk

        3.   Menyimak Kreatif (Creative Listening):

Kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan  kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak.

        4.  Menyimak Eksploratif (Exploratory Listening):

Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.

        5.    Menyimak Interogatif  (Interrogative Listening):

Kegiatan menyimak yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi dari ujaran si pembicara.

        6.    Menyimak Selektif:

Ciri-ciri bahasa yang perlu disimak secara selektif

  • Nada suara
  • Bunyi-bunyi asing
  • Bunyi-bunyi yang bersamaan
  • Kata dan frase
  • Bentuk-bentuk ketatabahasaan

    b.  Ekstensif

        1.  Menyimak Sosial (Social Listening)

–   menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian.

–  menyimak dan memahami peran pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi.

        2.  Menyimak Sekunder (Secondary Listening)

Kegiatan menyimak secara kebetulan.

        3.  Menyimak Estetik (Aesthetic Listening)

Fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan.

        4.  Menyimak Pasif (Passive Listening)

Penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar.

E.  Kebiasaan Jelek dalam Menyimak

    1.  Menyimak lompat tiga

Seseorang mulai menyimak dengan tekun dan saksama kemudian pikiran beralih kepada sesuatu yang lain sejenak dan setelah itu kembali lagi kepada si pembicara.

    2.  Menyimak “saya dapat fakta”

Seseorang berusaha menangkap satu fakta, dua fakta, memutarbalikkan beberapa fakta, dan kehilanganseluruh fakta lainnyal.

    3.  Noda ketulian emosional

Dalam aktivitas menyimak, terdapat kata-kata yang mengganggu dan menimbulkan alergi bagi si penyimak. Akibatnya, si penyimak tidak mau menyimak ujaran dengan baik dan lengkap.

  • Menyimak  supersensitif

Dalam aktivitas menyimaknya, tanpa disadari penyimak merasa tersinggung dengan ucapan pembicara yang menusuk hati sehingga penyimak kehilangan ide-ide pokok dan penting yang dikemukakan pembicara.

  • Menolak suatu subjek secara gegabah

Penyimak berpikir bahwa “tidak ada yang menarik dari pembicaraan itu”, menutup diri, menjauhkan perhatian dari ujaaran tersebut, dan membiarkaan pikirannya berkelana menuju topik-topik yang lebih menyenangkan dan memesonakan.

  • Mengkritik cara dan gaya fisik pembicara

Penyimak tidak mau menunggu sampai orang lain selesai berbicara karena sudah terfokus dan mengkritik secara mental pakaian, nada-nada suara yang kurang baik, dan gaya bicara si pembicara.

  • Memberi perhatian semu

Penyimak yang berpura-pura menyimak sehingga perhatiannya tidak terarah kepada hal-hal yang dikemukakan pembicara.

  • Menyerah kepada gangguan

Penyimak yang menjauhkan perhatian terhadap apa yang dikatakan pembicara dan cenderung menyerah pada gangguan di sekitarnya.

  • Menyimak dengan kertas dan pensil di tangan

Aktivitas ini termasuk “setengah menyimak.  Aktivitas yang setengah-setengah tentu tidak akan memberi hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1994.  Menyimak, sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.  Bandung: Angkasa.

Parera, Jos Daniel. 1996.  Psikologi Keberbahasaan.  Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP.

Apakah yang dimaksud dengan menyimak?

Tarigan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Apa yang dimaksud dengan menyimak brainly?

Jawaban. menyimak adalah suatu sikap memperhatikan dan mendengar orang yang sedang menjelaskan suatu hal ...

Apa itu menyimak dan tujuannya?

Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Adapun tujuan menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan ide atau gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.

Apa yang dimaksud dengan menyimak atau mendengarkan?

Moeliono (1988:246) menjelaskan bahwa mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh. Berbeda halnya dengan menyimak. Menyimak berarti memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.