Apa yang dimaksud dengan produksi dalam perspektif ekonomi Islam?

DOI: https://doi.org/10.34005/elarbah.v4i01.1055

Keywords: fungsi produksi, tujuan produksi faktor produksi, produksi, Khalifah

Manusia sebagai khalifah dimuka bumi, penciptaan manusia adalah penciptaan yang sempurna. Selain manusia diberikan akal dan daya, Allah memberikan fasilitas yang dibutuhkan manusia dan semuanya berada di bumi yang diciptakannya. Tujuan manusia dalam memakmurkan bumi adalah agar manusia dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkannnya selama di bumi, oleh karenanya manusia wajib bekerja dan berusaha.

Produksi adalah kegiatan awal dalam aktivitas ekonomi, produksi pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa atau menghasilkan dan menambah nilai guna barang dan jasa. Produksi bukan hanya sebagai aktivitas dalam memenuhi kebutuhan pribadi tapi juga untuk mendapatkan keuntungan.

Produksi tidak hanya bertujuan menciptakan yang tidak ada menjadi ada, melainkan juga menghasilkan kegiatan produksi yang berdaya guna. Produksi dilandasi nilai-nilai islam dengan prinsip maqasid al-syari’ah. Produksi tidak bisa lepas dari faktor sebagai alat produksi berupa faktor alam/tanah, faktor tenaga kerja, faktor modal dan faktor manajemen/organisasi


KOMPAS.com - Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan konsumen, guna memenuhi kebutuhannya.

Kegiatan produksi membutuhkan sejumlah faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan teknologi.

Produksi menurut Al Quran adalah mengadakan atau mewujudkan suatu barang dan jasa, bertujuan memberi manfaat bagi manusia. Dalam Islam, kerja produktif bukan hanya dianjurkan, tetapi dijadikan kewajiban.

Manfaat produksi dalam ekonomi Islam, yaitu tidak mengandung unsur mudharat (kerugian) bagi orang lain, dan melakukan ekonomi yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

Produksi diharamkan dalam Islam, apabila tidak memenuhi prinsip dalam ekonomi Islam.

Prinsip produksi dalam ekonomi Islam

Dikutip melalui jurnal Analisis Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Terhadap Produsen Genteng di Muktisari, Kebumen, Jawa Tengah) (2019) karya Niken Lestari, dkk, ada empat prinsip produksi dalam ekonomi Islam.

Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal. Mulai dari pemilihan bahan baku hingga jenis produk yang dihasilkan.

Baca juga: Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam

Dalam ekonomi Islam, produksi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan manfaat, atau menambahkannya dengan mengeksplorasi sumber ekonomi yang disediakan Allah SWT, sehingga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Muhammad Abdul Mannan mengemukakan bahwa prinsip fundamental yang harus selalu diperhatikan dalam proses produksi adalah kesejahteraan ekonomi.

Kesejahreraan yang dimaksud adalah bertambahnya pendapatan yang diakibatkan oleh peningkatan produksi dan pemanfaatan sumber daya manusia atau alam secara maksimal.

Menurut Muhammad al-Mubarrak, produksi dalam Islam memiliki beberapa prinsip, yaitu:

  1. Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang buruk atau tercela karena bertentangan dengan syariat
  2. Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kedzaliman
  3. Larangan melakukan ikhtikar (penimbunan barang).

Sehingga pada prinsipnya, produksi dalam ekonomi Islam harus memperhatikan kemashlahatan (manfaat), yakni:

  1. Kegiatan produksi harus dilandasi nilai-nilai Islam dan sesuai dengan kemashlahatannya. Tidak memproduksi barang atau jasa yang bertentangan dengan syariat.
  2. Prioritas produksi harus memperhatikan kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat.
  3. Mengelola sumber daya alam secara optimal, artinya tidak boros, berlebihan, atau merusak lingkungan.
  4. Distribusi dengan keuntungan yang adil antara pemilik dan pengelola.

Baca juga: Apa Maksud dari Produksi dan Produsen?

Faktor produksi dalam ekonomi Islam

Dilansir dari buku Ekonomi Islam (2017) karangan Rozalinda, faktor produksi adalah semua benda yang membantu kelancaran proses produksi.

Faktor produksi dibedakan menjadi empat golongan yaitu, tanah, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.

Berikut penjelasannya:

Modal

Terkait hal ini, ekonomi Islam memandang modal harus bebas dari bunga.

M.A. Mannan berpendapat bahwa modal adalah sarana produksi yang mampu menghasilkan, dan menjadi sarana bagi tenaga kerja. Semua benda yang bisa menghasilkan pendapatan, selain tanah, harus dianggap sebagai modal.

Modal adalah barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk proses produksi.

Berdasarkan pengertian ekonomi, modal adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalnya orang membuat jala untuk mencari ikan.

Dalam hal ini, jala merupakan barang modal. Karena merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan ikan.

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia, baik jasmani maupun rohani, yang dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang diakui dalam setiap sistem ekonomi, baik ekonomi Islam, kapitalis, maupun sosialis.

Sebagai salah satu faktor produksi dalam ekonomi Islam, tenaga kerja tidak terlepas dari unsur moral dan sosial. Contohnya hubungan buruh dan majikan yang didasarkan pada ketentuan syariat.

Tanah

Merupakan faktor produksi. Karena mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi.

Baca juga: Produksi: Pengertian, Tujuan, dan Faktornya

Ekonomi Islam mengakui tanah sebagai faktor yang bisa dimanfaatkan secara maksimal, demi mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat, dengan memperhatikan prinsip ekonomi Islam.

Al Quran dan sunah menekankan pada pemberdayaan tanah secara baik. Islam menekankan agar generasi hari ini dapat menyeimbangkan pemanfaatan tanah untuk generasi berikutnya.

Kewirausahaan

Adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengoordinasi sebuah produk.

Sumber daya pengusaha disebut juga kewirausahaan. Bertugas mengatur dan mengombinasikan berbagai faktor produsi, guna meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif.

Untuk melakukan hal tersebut, pengusaha harus mempunyai kemampuan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha.

Kewirausahaan sebagai faktor produksi dalam ekonomi Islam, mempunyai ciri yang didasarkan pada kekayaan. Artinya manajer cenderung mengelola perusahaan dengan prinsip bagi hasil dengan pemegang saham dan mitra usaha.

Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Kategori dan Contohnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sejauh ini kita telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang diametral antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari ekonomi islam. Keduanya tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin untuk dikompromoikan, karena masing-masing didasari atas pandangan-dunia yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu yang sekuler (berorientasi hanya pada kehidupan duniawi, kini dan disini) dan sama sekali tidak memasukkan tuhan serta tanggung jawab manusia kepada tuhan di Akhirat dalam bangun pemikirannya. Karena itu ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai. Sementara itu, ekonomi islami justru dibangun diatas prinsip-prinsip relijius (berorientasi pada kehidupan dunia, kini dan disini, dan sekaligus kehidupan akhirat, nanti dan disana). [1]

Ekonomi Islam saat ini merupakan bukan sebuah ilmu yang baru dimana telah timbul pemikiran atau sebuah karya manusia yang akan tetapi di muka bumi ini sudah timbul ilmu Ekonomi Islam itu sendiri. Dalam hal ini sudah diketahui adanya konsep serta teori mengenai ekonomi dalam perspektif Islam yang dimana sudah menjadi bagian penting dari ajaran serta pedoman Islam. Rasulullah SAW sebagai Risalah Islam juga telah mengajarkan dan mempraktekkan mengenai Ekonomi Islam itu sendiri, karena bagaimanapun Islam dan Ekonomi adalah sebuah bagian yang utuh yang tidak dapat dilepaskan. [2]

Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian sistem ekonomi. ketiganya akan saling mempengaruhi dan ketergantungan, akan tetapi kegiatan atau proses dari produksi sendiri adalah titik pangkal dari rangkaian tersebut. tidak akan ada distribusi dn konsumsi bila proses produksi tidak terjadi. [3]

kemudian Salah satu Ajaran islam dalam berekonomi adalah dengan mendorong umatnya untuk bekerja keras dan berperilaku produktif. Allah SWT Berfirman dalam (Qs. Al-Insyirah; 94:7)    

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Kerja yang dianjurkan dalam ajaran islam adalah kerja yang baik, yaitu dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keahliannya. Nilai kerja dan produktifitas akan menjadi karakteristik yang menonjol dalam segala kegiatan ekonomi islami. [4]

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksi merupakan proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.

Produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran suatu bangsa . Al-qur'an telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap produksi. Dalam Al-qur'an  dan sunnah Rasul SAW banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja keras dalam mencari penghidupannya dengan baik, seperti firman Allah SWT (Qs. Al-Qashash [28]: 73) : [5] 

Artinya: Dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

Dengan sangat pentingnya peran produksi bagi kehidupan manusia dan ia juga  merupakan salah satu tumpuan rotasi gerakan ekonomi, maka penulis bermaksud untuk membahas tentang teori Produksi dan industri dan bagaimana teori produksi dan industri dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-Hadist.

 Kata "produksi" dalam bahasa arab adalah al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil'atin (Mewujudkan atau mengadakan sesuatu).[6]Sedangkan definisi produksi dalam kamus ilmiah adalah hal membuat atau menghasilkan barang-barang.


Page 2

Sejauh ini kita telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang diametral antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari ekonomi islam. Keduanya tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin untuk dikompromoikan, karena masing-masing didasari atas pandangan-dunia yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu yang sekuler (berorientasi hanya pada kehidupan duniawi, kini dan disini) dan sama sekali tidak memasukkan tuhan serta tanggung jawab manusia kepada tuhan di Akhirat dalam bangun pemikirannya. Karena itu ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai. Sementara itu, ekonomi islami justru dibangun diatas prinsip-prinsip relijius (berorientasi pada kehidupan dunia, kini dan disini, dan sekaligus kehidupan akhirat, nanti dan disana). [1]

Ekonomi Islam saat ini merupakan bukan sebuah ilmu yang baru dimana telah timbul pemikiran atau sebuah karya manusia yang akan tetapi di muka bumi ini sudah timbul ilmu Ekonomi Islam itu sendiri. Dalam hal ini sudah diketahui adanya konsep serta teori mengenai ekonomi dalam perspektif Islam yang dimana sudah menjadi bagian penting dari ajaran serta pedoman Islam. Rasulullah SAW sebagai Risalah Islam juga telah mengajarkan dan mempraktekkan mengenai Ekonomi Islam itu sendiri, karena bagaimanapun Islam dan Ekonomi adalah sebuah bagian yang utuh yang tidak dapat dilepaskan. [2]

Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian sistem ekonomi. ketiganya akan saling mempengaruhi dan ketergantungan, akan tetapi kegiatan atau proses dari produksi sendiri adalah titik pangkal dari rangkaian tersebut. tidak akan ada distribusi dn konsumsi bila proses produksi tidak terjadi. [3]

kemudian Salah satu Ajaran islam dalam berekonomi adalah dengan mendorong umatnya untuk bekerja keras dan berperilaku produktif. Allah SWT Berfirman dalam (Qs. Al-Insyirah; 94:7)    

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Kerja yang dianjurkan dalam ajaran islam adalah kerja yang baik, yaitu dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keahliannya. Nilai kerja dan produktifitas akan menjadi karakteristik yang menonjol dalam segala kegiatan ekonomi islami. [4]

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksi merupakan proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.

Produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran suatu bangsa . Al-qur'an telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap produksi. Dalam Al-qur'an  dan sunnah Rasul SAW banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja keras dalam mencari penghidupannya dengan baik, seperti firman Allah SWT (Qs. Al-Qashash [28]: 73) : [5] 

Artinya: Dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

Dengan sangat pentingnya peran produksi bagi kehidupan manusia dan ia juga  merupakan salah satu tumpuan rotasi gerakan ekonomi, maka penulis bermaksud untuk membahas tentang teori Produksi dan industri dan bagaimana teori produksi dan industri dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-Hadist.

 Kata "produksi" dalam bahasa arab adalah al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil'atin (Mewujudkan atau mengadakan sesuatu).[6]Sedangkan definisi produksi dalam kamus ilmiah adalah hal membuat atau menghasilkan barang-barang.


Apa yang dimaksud dengan produksi dalam perspektif ekonomi Islam?

Lihat Money Selengkapnya


Page 3

Sejauh ini kita telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang diametral antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari ekonomi islam. Keduanya tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin untuk dikompromoikan, karena masing-masing didasari atas pandangan-dunia yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu yang sekuler (berorientasi hanya pada kehidupan duniawi, kini dan disini) dan sama sekali tidak memasukkan tuhan serta tanggung jawab manusia kepada tuhan di Akhirat dalam bangun pemikirannya. Karena itu ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai. Sementara itu, ekonomi islami justru dibangun diatas prinsip-prinsip relijius (berorientasi pada kehidupan dunia, kini dan disini, dan sekaligus kehidupan akhirat, nanti dan disana). [1]

Ekonomi Islam saat ini merupakan bukan sebuah ilmu yang baru dimana telah timbul pemikiran atau sebuah karya manusia yang akan tetapi di muka bumi ini sudah timbul ilmu Ekonomi Islam itu sendiri. Dalam hal ini sudah diketahui adanya konsep serta teori mengenai ekonomi dalam perspektif Islam yang dimana sudah menjadi bagian penting dari ajaran serta pedoman Islam. Rasulullah SAW sebagai Risalah Islam juga telah mengajarkan dan mempraktekkan mengenai Ekonomi Islam itu sendiri, karena bagaimanapun Islam dan Ekonomi adalah sebuah bagian yang utuh yang tidak dapat dilepaskan. [2]

Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian sistem ekonomi. ketiganya akan saling mempengaruhi dan ketergantungan, akan tetapi kegiatan atau proses dari produksi sendiri adalah titik pangkal dari rangkaian tersebut. tidak akan ada distribusi dn konsumsi bila proses produksi tidak terjadi. [3]

kemudian Salah satu Ajaran islam dalam berekonomi adalah dengan mendorong umatnya untuk bekerja keras dan berperilaku produktif. Allah SWT Berfirman dalam (Qs. Al-Insyirah; 94:7)    

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Kerja yang dianjurkan dalam ajaran islam adalah kerja yang baik, yaitu dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keahliannya. Nilai kerja dan produktifitas akan menjadi karakteristik yang menonjol dalam segala kegiatan ekonomi islami. [4]

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksi merupakan proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.

Produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran suatu bangsa . Al-qur'an telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap produksi. Dalam Al-qur'an  dan sunnah Rasul SAW banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja keras dalam mencari penghidupannya dengan baik, seperti firman Allah SWT (Qs. Al-Qashash [28]: 73) : [5] 

Artinya: Dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

Dengan sangat pentingnya peran produksi bagi kehidupan manusia dan ia juga  merupakan salah satu tumpuan rotasi gerakan ekonomi, maka penulis bermaksud untuk membahas tentang teori Produksi dan industri dan bagaimana teori produksi dan industri dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-Hadist.

 Kata "produksi" dalam bahasa arab adalah al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil'atin (Mewujudkan atau mengadakan sesuatu).[6]Sedangkan definisi produksi dalam kamus ilmiah adalah hal membuat atau menghasilkan barang-barang.


Apa yang dimaksud dengan produksi dalam perspektif ekonomi Islam?

Lihat Money Selengkapnya


Page 4

Sejauh ini kita telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang diametral antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari ekonomi islam. Keduanya tidak mungkin dan tidak akan pernah mungkin untuk dikompromoikan, karena masing-masing didasari atas pandangan-dunia yang berbeda. Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu yang sekuler (berorientasi hanya pada kehidupan duniawi, kini dan disini) dan sama sekali tidak memasukkan tuhan serta tanggung jawab manusia kepada tuhan di Akhirat dalam bangun pemikirannya. Karena itu ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai. Sementara itu, ekonomi islami justru dibangun diatas prinsip-prinsip relijius (berorientasi pada kehidupan dunia, kini dan disini, dan sekaligus kehidupan akhirat, nanti dan disana). [1]

Ekonomi Islam saat ini merupakan bukan sebuah ilmu yang baru dimana telah timbul pemikiran atau sebuah karya manusia yang akan tetapi di muka bumi ini sudah timbul ilmu Ekonomi Islam itu sendiri. Dalam hal ini sudah diketahui adanya konsep serta teori mengenai ekonomi dalam perspektif Islam yang dimana sudah menjadi bagian penting dari ajaran serta pedoman Islam. Rasulullah SAW sebagai Risalah Islam juga telah mengajarkan dan mempraktekkan mengenai Ekonomi Islam itu sendiri, karena bagaimanapun Islam dan Ekonomi adalah sebuah bagian yang utuh yang tidak dapat dilepaskan. [2]

Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian sistem ekonomi. ketiganya akan saling mempengaruhi dan ketergantungan, akan tetapi kegiatan atau proses dari produksi sendiri adalah titik pangkal dari rangkaian tersebut. tidak akan ada distribusi dn konsumsi bila proses produksi tidak terjadi. [3]

kemudian Salah satu Ajaran islam dalam berekonomi adalah dengan mendorong umatnya untuk bekerja keras dan berperilaku produktif. Allah SWT Berfirman dalam (Qs. Al-Insyirah; 94:7)    

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Kerja yang dianjurkan dalam ajaran islam adalah kerja yang baik, yaitu dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan keahliannya. Nilai kerja dan produktifitas akan menjadi karakteristik yang menonjol dalam segala kegiatan ekonomi islami. [4]

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksi merupakan proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.

Produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran suatu bangsa . Al-qur'an telah meletakkan landasan yang sangat kuat terhadap produksi. Dalam Al-qur'an  dan sunnah Rasul SAW banyak dicontohkan bagaimana umat islam diperintahkan untuk bekerja keras dalam mencari penghidupannya dengan baik, seperti firman Allah SWT (Qs. Al-Qashash [28]: 73) : [5] 

Artinya: Dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

Dengan sangat pentingnya peran produksi bagi kehidupan manusia dan ia juga  merupakan salah satu tumpuan rotasi gerakan ekonomi, maka penulis bermaksud untuk membahas tentang teori Produksi dan industri dan bagaimana teori produksi dan industri dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-Hadist.

 Kata "produksi" dalam bahasa arab adalah al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil'atin (Mewujudkan atau mengadakan sesuatu).[6]Sedangkan definisi produksi dalam kamus ilmiah adalah hal membuat atau menghasilkan barang-barang.


Apa yang dimaksud dengan produksi dalam perspektif ekonomi Islam?

Lihat Money Selengkapnya