Apa yang dimaksud penyakit stroke

Sahabat Betha..! Selamat Sore, Apa kabar hari ini ? mudah - mudahan semuanya dalam kondisi sehat ya, Seperti biasa, saatnya RS Betha Medika memberikan informasi seputar kesehatan,.. Kali ini Fisiotherapis RS Betha Medika,Fachrian Akbar,A.Md.Fis akan berbagi informasi seputar "Apa Yang Dimaksud Dengan Stroke ? " mudah-mudahan informasi ini dapat menambah luas wawasan kita tentang dunia kesehatan ya… Mendengar penyakit stroke tentu dalam benak kita yang terbayang adalah orang tua dengan wajah perot, mulut mengeluarkan liur dan badan yang lumpuh. Baik dalam bentuk kelumpuhan kaku ataupun lunglai tidak bisa digerakkan. Pengertian Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba [Depkes RI, 1996]. Stroke juga bisa diartikan sebagai gejala–gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh lainnya” [M. Adib, 2009]. WHO[World Health Organitations] mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Penyakit Stroke merupakan salah satu penyakit yang sungguh mengerikan dan menjadi penyebab kematian no 3 di Indonesia setelah penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kanker. Serangan stroke selalu datang mendadak tanpa tanda-tanda pasti. Stroke adalah penyakit serebrovaskuler [pembuluh darah otak] yang ditandai dengan kematian jaringan otak [infark serebral] yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Dengan kata lain, “menurut cara terjadinya, ada dua macam stroke, yakni stroke hemoragik dan stroke iskemik” [MisbachdalamM. Adib,2009]. Stroke iskemik meliputi kurang lebih 88% dari semua stroke. Stroke jenis ini terjadi ketika aliran darah keotak secara tiba–tiba terhambat. Hambatan mendadak inimengakibatkan sel-sel dan jaringan otak mati karena tidak lagi menerima oksigen dan bahkan makanan dari darah[MisbachdalamM. Adib,2009]. “Stroke hemoragik terjadiketika pembuluhdarah di otak pecah”. Pecahnya pembuluh darah mengakibatkan darah mengalir ke rongga sekitar jaringan otak. Karena tidak menerima oksigen dan bahan makanan dari darah, sel–sel dan jaringan otak pun akan mati. “Kematian jaringan otak akan terjadi dalam waktu 4 sampai 10 menit setelah penyediaan darah terhenti”[Prof. Dr. Jusuf MisbachSpS [K] dalamM. adib,2009]. Stroke adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor atau yang sering disebut multifaktor. Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi [non-modifiable risk factors] dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi [modifiable risk factors]. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti 1. usia, 2. ras, 3. gender, 4. genetic 5. riwayat keluarga yang menderita stroke. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi berupa 1. hipertensi, 2. merokok, 3. penyakit jantung, 4. diabetes melitus, 5. obesitas, 6. alkohol, 7. dislipidemia [Nastiti, 2012]. TIPS MUDAH MENGENALI GEJALA DAN TANDA – TANDA STROKE INGAT SLOGAN [ SEGERA KE RS ] 1. SEnyum tidak simetris [ Mencong ke satu sisi ] tersedak, sulit menelan air minum secara tiba – tiba. 2. GErak separuh anggota tubuh melemah tiba – tiba. 3. BicaRA pelo atau tiba – tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata kata dan bicara tidak nyambung. 4. KEbas atau baal, atau kesemutan seluruh tubuh. 5. Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi tiba – tiba 6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba – tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya,gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi. 5 Cara Mencegah Stroke Selain Berhenti Merokok 1. Jaga tekanan darah Tekanan darah tinggi adalah faktor besar dari stroke. Hal ini akan menggandakan atau bahkan melipatgandakan risiko stroke Anda jika tidak dikendalikan. "Tekanan darah tinggi merupakan penyumbang terbesar risiko stroke pada pria dan wanita," Dr Natalia Rost, profesor neurologi dari Harvard Medical School menjelaskan. Pertahankan tekanan darah kurang dari 135/85. Tapi bagi sebagian orang, angka 140/90 juga sudah cukup baik. Kurangi pemakaian garam tidak lebih dari setengah sendok teh per hari, hindari junk food, olahraga, serta berhenti merokok adalah cara terbaik untuk mendapatkannya. 2. Peroleh berat badan ideal Obesitas, serta komplikasi yang terkait dengannya termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes, menimbulkan kemungkinan terkena stroke. Jika Anda kelebihan berat badan, penuruna massa kecil pun bisa memberikan dampak pada risiko stroke. Cobalah untuk menyesuaikan jumlah kalori yang diasup dan dikeluarkan sesuai pada level aktivitas. Tingkatkan jumlah olahraga yang Anda lakukan dengan aktivitas seperti berjalan kaki, bermain golf, atau bermain tenis, sebagai rutinitas sehari-hari. 3. Berolahraga lebih banyak Olahraga berkontribusi untuk menurunkan berat badan dan menurunkan tekanan darah, namun secara langsung memang dapat menurunkan risiko terkena stroke. Berolahraga dengan intensitas sedang setidaknya lima hari dalam seminggu. Berjalan-jalanlah di sekitar lingkungan Anda setiap pagi setelah sarapan pagi, jika menyukai kegiatan bersama-sama pergi ke tempat kebugaran bersama dengan teman-teman juga bisa jadi pilihan. Jika Anda tidak memiliki 30 menit berturut-turut untuk berolahraga, bagi menjadi 10 sampai 15 menit beberapa kali setiap harinya 4. Batasi minuman beralkohol Minum sedikit alkohol bisa menurunkan risiko stroke. "Studi menunjukkan bahwa jika Anda hanya minum sekitar satu gelas per hari, risikonya mungkin lebih rendah," kata Dr Rost. "Begitu Anda mulai minum lebih dari dua gelas per hari, risikonya naik sangat tajam." Untuk itu, berhenti minum minuman beralkohol atau hanya minum secukupnya [tidak lebih dari satu gelas alkohol sehari]. Selain itu, perhatikan ukuran porsi Anda dengan takaran kurang lebih 5 ons untuk anggur, 12 ons untuk bir, atau 1,5 ons untuk liquor. 5. Mengobati fibrilasi atrium Fibrilasi atrium adalah bentuk detak jantung tidak teratur yang menyebabkan gumpalan terbentuk di jantung. Gumpalan itu kemudian bisa berjalan ke otak, menghasilkan stroke. "Fibrilasi atrial membawa hampir lima kali risiko stroke, dan harus ditangani dengan serius," jelas Dr Rost. Apabila Anda memiliki gejala seperti jantung berdebar-debar, irama jantung tidak teratur, atau sesak napas, temui dokter Anda untuk pemeriksaan lebih lanjut. Salam semakin sehat, dari kami keluarga Besar RS Betha Medika

  • Trombektomi, untuk mengeluarkan gumpalan darah dari pembuluh darah.
  • Angioplasti dan prosedur stenting, untuk membuka arteri yang tersumbat.

Pengobatan yang dapat dilakukan, termasuk:

1. Penggunaan obat

Obat untuk darah tinggi biasanya diberikan oleh dokter untuk membantu menurunkan tekanan darah dan regangan pada pembuluh darah yang terdapat di otak.

Anda juga akan disarankan untuk berhenti mengonsumsi obat antikoagulan atau obat pengencer darah yang berpotensi memicu perdarahan.

2. Prosedur medis

Ada pula beberapa prosedur medis yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stroke hemoragik, seperti:

  • Transfusi darah.
  • Aneurisma clipping, untuk mencegah aneurisma dari pembuluh darah di otak.
  • Embolisasi koil, untuk menyumbat aliran darah atau mencegah aneurisma.
  • Mengeringkan kelebihan cairan di dalam otak.
  • Operasi atau radiasi untuk memindahkan atau menyusutkan malformasi arteriovena.
  • Operasi untuk memindahkan darah yang berkumpul.
  • Operasi untuk mengangkat sebagian dari tengkorak untuk sementara jika pasien mengalami pembengkakan.

Sementara itu, pengobatan untuk stroke ringan biasanya hampir sama dengan pengobatan untuk stroke iskemik.

Pengobatan stroke di rumah

Apa saja ­perubahan gaya hidup atau obat stroke yang bisa dilakukan di rumah?

Berikut adalah gaya hidup dan perawatan di rumah yang dapat membantu Anda mengatasi penyakit ini:

  • Berhenti merokok.
  • Minumlah obat-obatan yang diberikan oleh dokter Anda.
  • Olahraga sesuai dengan petunjuk dokter Anda.
  • Makanlah makanan yang mengandung sedikit lemak dan kurangi meminum minuman beralkohol minimal satu kali sehari.
  • Kendalikan tekanan darah, tingkat kolesterol dan diabetes Anda.

Komplikasi stroke

Jika kondisi ini tidak segera diatasi, stroke dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan lainnya. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, berikut adalah beberapa komplikasi stroke yang mungkin terjadi:

1. Penggumpalan darah

Kesulitan untuk aktif bergerak seperti biasanya dalam jangka waktu yang lama meningkatkan potensi pasien untuk mengalami penggumpalan darah pada pembuluh vena di area kaki.

Bahkan, gumpalan darah ini bisa bergerak menuju ke organ tubuh lain, misalnya paru-paru. Meski begitu, kondisi ini bisa dicegah menggunakan obat atau alat bantu medis yang dapat memberikan tekanan pada betis untuk membantu darah di area tersebut tetap mengalir.

2. Kesulitan berbicara

Jika kondisi ini menyerang otot yang digunakan untuk berbicara, pasien mungkin akan mengalami kesulitan berbicara atau berkomunikasi seperti biasanya.

3. Kehilangan kontrol pada kandung kemih atau usus

Pada kasus tertentu, stroke dapat menyerang otot yang digunakan untuk buang air kecil dan mengatur pergerakan usus. Pasien mungkin harus menggunakan kateter hingga bisa buang air kencing secara mandiri seperti biasa.

Namun, pasien diharapkan untuk selalu waspada, karena penggunaan kateter juga dapat memicu terjadinya infeksi saluran kencing.

4. Osteoporosis

Kondisi ini juga dapat memicu terjadinya osteoporosis, meski hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh saja. Untuk mencegah terjadinya pengeroposan tulang, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani aktivitas fisik sebagai bagian dari rehabilitasi.

5. Kehilangan kemampuan melihat, mendengar, atau menyentuh

Kemampuan untuk merasakan rasa sakit atau suhu, baik dingin maupun panas, mungkin akan terdampak setelah mengalami stroke. Pasien mungkin juga akan mengalami gangguan penglihatan atau pendengeran sehingga tidak bisa melihat dan mendengar sebaik biasanya.

6. Kelemahan otot

Penyakit ini bisa menyebabkan kekakuan atau kelemahan pada otot. Kondisi ini tentu membuat pasien menjadi kesulitan untuk berdiri atau berjalan seperti biasa. Bahkan, pasien mungkin tidak akan mampu menjaga keseimbangan atau mengontrol otot-otot pada tubuh.

7. Kesulitan mengunyah dan pneumonia

Penyakit ini juga mungkin menyerang otot yang biasanya digunakan untuk mengunyah, sehingga pasien mungkin akan kesulitan saat sedang makan atau minum.

Bahkan, kondisi ini meningkatkan risiko pasien untuk memasukkan makanan atau minuman ke saluran pernapasan. Hal ini bisa memicu terjadinya pneumonia.

8. Masalah berkomunikasi dan berpikir

Kondisi ini mungkin akan mengganggu kemampuan pasien untuk fokus dalam melakukan aktivitas atau membuat keputusan. Penyakit ini juga meningkatkan risiko pasien mengalami demensia.

9. Kejang

Seringnya, kejang dialami oleh pasien dalam kurun waktu beberapa minggu setelah mengalami stroke. Namun, komplikasi ini kemungkinannya semakin kecil seiring berjalannya waktu.

10. Pembengkakan pada otak

Setelah serangan stroke, cairan akan menumpuk pada otak dan tengkorang menyebabkan pembengkakan.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề